You Are My Soft Spot - Bab 230 Semakin Kesakitan Saat Mendekat (2)

Taylor Shen tidak peduli apakah dia sengaja atau tidak, saraf tegangnya melonjak, rasa panas terasa di dadanya. Dia menatapnya dengan suram, jari-jarinya menunjuk pintu lalu memarahi "Keluar, aku selalu marah saat melihatmu!"

Bibi Lan dengan cepat mengambil tisue untuk menyeka sup ayam yang membasahi dadanya lalu berkata, "Tuan, dia masih kecil, dia ingin berbakti kepada Anda, jangan salahkan dia."

"Jika dia berbakti, dia seharusnya melakukan yang terbaik. Keluar, aku tidak ingin melihatmu sekarang!" Taylor Shen telah berada dalam suasana hati yang buruk selama beberapa hari dan meluapkan semua emosinya terhadap Theo Shen. Dia tahu bahwa dia bukan ayah yang baik dan tidak sabar terhadap anak.

Theo Shen benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk ayahnya, tetapi dia tidak berharap dirinya akan begitu ceroboh. Setelah merasa ketakutan, matanya memerah. Seperti setiap anak di usia dini memiliki hati yang memberontak, dia lalu menangis sambil berkata, "Aku benci ayah!"

Kemudian dia dengan cepat berlari keluar dari bangsal, pintu dibanting dengan keras.

Bibi Lan ingin mengejarnya, tetapi Taylor Shen menahannya, "Jangan mengejarnya, dia berani pulang dari Prancis sendirian, tidak mungkin tersesat di rumah sakit."

Bibi Lan akan mengejar tetapi saat melihat Taylor Shen dalam keadaan menyedihkan, Pakaian dan selimut telah dibasahi sup ayam. Dia harus terlebih dahulu memanggil perawat untuk datang membantunya, sampai waktu itu Theo Shen sudah hilang.

Begitu Vero He keluar dari mobil, dia melihat satu sosok bergegas keluar dari rumah sakit. Di bawah sinar matahari, anak itu tampak sangat akrab. Dia tidak punya waktu memikirkannya dan mengejarnya. Di kebun rumah sakit, dia menyusul anak itu dan berkata” Theo jangan lari. "

Vero He sedikit terkejut saat memanggilnya, mengapa dia bisa mengingat nama anak itu dengan begitu baik?

Theo Shen dihentikan Vero He, matanya memerah dan air mata berlinangan di wajahnya yang kecil, seolah-olah dia sedang berusaha menahan air mata itu. Vero He merasa tertekan menatapnya seperti ini,dia sedikit membungkuk dan berjongkok di depannya, "Ada masalah apa? Siapa yang menggertakmu?"

Theo Shen menggigit bibirnya dan bersikeras tidak mengatakan apapun. Hal itu membuat Vero He merasa dirinya seperti pernah mengenalinya. Dia membelai rambutnya yang berantakan dan berkata "Tidak masalah jika kamu tidak ingin mengatakannya, kalau begitu mari kita ucapkan sesuatu yang lebih menyenangkan ya. "

Dia masih tidak berbicara. Sepasang mata memandangnya dengan cepat. Vero He tidak punya pengalaman membujuk anak, tetapi wanita secara alami dilahirkan dengan kemuliaan ibu. Dia membawanya untuk duduk di bangku dan menatapnya.

Dia benar-benar ditakdirkan untuk anak ini,dia bertemu dengannya setiap kali tidak ada orang tua di sekitarnya, orang tua seperti apa yang tidak bertanggung jawab dan berani membiarkan anaknya berkeliaran seperti ini? Memikirkan hal ini, dia bahkan lebih tertekan, "Mengapa kamu tidak mencari bibi untuk bermain?"

“Aku telah pergi ke sekolah,” kata Theo Shen dengan cemberut, sebenarnya dia tidak tahu kendaraan apa yang harus dinaiki untuk mencarinya.

"Bibi lupa kamu masih harus sekolah. Lalu mengapa kamu sendirian di rumah sakit, kamu sakit ya?"tanya Vero He.

“Aku tidak sakit, Ayahku sakit.” Berbicara tentang Ayah, Theo Shen mulai merasa sedih kembali, dia hanya ingin belajar adegan yang dia nonton di TV, karena setiap kali laki-laki menyuapi perempuan dengan sup ayam, hubungan di antara keduanya menjadi baik, dia menyuapi Ayah minum sup ayam, ayahnya pasti akan memuji dia anak baik.

Tapi dia bukan menyuapinya. Sebaliknya, dia menuangkan sup ayam yang begitu panas ke tubuh ayahnya, jari-jarinya memerah kepanasan, ayahnya pasti terluka, jadi dia meluapkan amarah padanya.

Vero He mengangguk. Ternyata ayahnya dirawat di rumah sakit, pantasan dia tidak bahagia. Dia benar-benar anak yang berbakti pada usianya yang begitu muda.

Keduanya duduk di bangku dan berbicara, Vero He sangat menyukai anak itu, dia selalu melihat bayangannya pada tubuh anak itu, perasaan kesepian,sedih dan bingung yang seharusnya tidak boleh dia rasakan pada usianya sekarang. Semua perasaan itu telah dia rasakan sejak dini, membuat orang merasa kasihan.

Setelah duduk sesaat, Vero He melihat seekor kelinci berjongkok di halaman taman seolah-olah telah terluka. Theo Shen juga menyadarinya, dia menatap mata anak kecil yang berlinangan air mata menatap kelinci kecil itu.

"Bibi, dia terluka. Dia perlu diperban."

Vero He memandangi sosok Theo Shen yang penuh kebaikan, hatinya menjadi lembut dan berkata, "Baik kamu duduk disini dulu, aku akan menggendongnya kemari." Vero He berdiri dan mendekati kelinci dengan hati-hati, ternyata seekor kelinci Belanda yang sedang menarik telinganya saat ini, menatapi orang yang mendekatinya.

Vero He memeluk kelinci itu dan kelinci kecil itu berjuang di lengannya, sepertinya setelah merasakan dirinya tidak akan mencelakainya,dia tiba-tiba menjadi santai. Vero He dengan lembut membantunya merapikan bulu di tubuhnya dan menemukan darah di kaki belakangnya yang mungkin terluka karena gigitan tikus. Dia berjalan kembali ke Theo Shen dan berkata, "Theo, mari kita bawa dia ke klinik untuk perban."

Theo Shen segera berdiri dan mengikutinya ke rumah sakit. Keduanya berjalan ke klinik, kebetulan melewati Bibi Lan yang sedang menuruni eskalator untuk mencari Theo.

Di klinik bedah, dokter pada awalnya tidak mau membantunya perban karena dia bukan dokter hewan, tetapi setelah melihat permohonan dari keduanya, dia merasakan simpati.

Pada akhirnya, dia melakukan operasi kecil pada kelinci dan membalut kakinya.

“Terima kasih, paman adalah orang yang baik!” Theo Shen memeluk kelinci dan berusaha memujinya, tetapi dokter itu malah merasa malu dan berkata “Cepat kembalilah bersama ibumu.”

Vero He terkejut, dia dengan cepat berkata, "Dokter telah salah paham, aku bukan ibunya."

Dokter menggaruk kepalanya dan setelah mereka pergi dia baru bergumam, "Mata mereka terlihat mirip, bagaimana mungkin dia bukan ibunya?"

Vero He dan Theo Shen berjalan keluar dari rumah sakit. Hari sudah gelap. Dia awalnya ingin datang kemari setelah pulang kerja, tetapi dia menundanya karena pergi ke klinik tadi. Dia menatap Theo Shen yang sedang memegang kelinci, kelinci itu beristirahat dengan tenang di lengannya.

Vero He berjongkok di depan dan menatapnya, "Theo,di mana bangsal ayahmu dirawat? Aku akan mengirimmu kembali."

Theo Shen awalnya sudah lupa kejadian yang terjadi hari ini, dia mengingatnya kemudian. Dia tampak sedih dan menggelengkan kepalanya kemudian berkata, "Pengemudi akan menjemputku sebentar lagi. Bibi masih punya urusan ya, kalau begitu bibi pulang dulu, aku baik-baik saja sendirian. "

“Benaran tidak masalah?” Vero He bertanya lagi karena merasa tidak yakin, dia tidak tenang membiarkannya sendirian disini, bagaimana jika dia diculik oleh pedagang yang menjual organ manusia? Orang tuanya sangat tenang membiarkannya sendirian.

Theo Shen mengangguk, "Aku bisa menunggu Nenek Lan datang untuk menjemputku di lobi. Tenanglah bibi, aku tidak akan berkeliaran."

"Kalau begitu aku akan menemanimu menunggunya."

"Tidak perlu, kelinci kecil ini bisa menemaniku untuk menunggu." kata Theo Shen bersikeras, sebenarnya dia masih merasa sedih, dia tidak ingin menangis di depan orang lain.

Vero He membelai kepalanya dan berkata, "Kalau begitu jangan berkeliaran ya, tunggu keluargamu untuk datang menjemputmu, kalau begitu bibi pergi dulu."

Theo Shen mengangguk, semakin bibi berkata semakin dia ingin menangis tetapi dia menahannya,jika bibi tidak pergi sesegera mungkin, dia akan menangis di hadapannya, dia sengaja berkata dengan tidak sabar, "Bibi sangat cerewet,cepat pergilah."

Vero He melihat dirinya ditolak oleh anak di hadapannya, dia berdiri tanpa daya dan berbalik ke departemen rawat inap. Dari kejauhan, dia melihatnya duduk sendirian di kursi lobi. Sosok kecil itu kesepian, dia menghela nafas dan memasuki lift.

Ketika Bibi Lan menemukan Theo Shen, dia hampir serangan jantung, dia tidak berani memarahinya, "Tuan muda, akhirnya aku sudah menemukanmu, jangan berkeliaran sendirian lagi lain kali."

Theo Shen menatap wajah Bibi Lan yang memerah. Dia dengan sopan meminta maaf, "Nenek Lan aku minta maaf, aku tidak akan berkeliaran sendirian lagi lain kali."

Bibi Lan melihat mata anak itu yang memerah dan air mata jernih yang membungkus matanya, hatinya melunak. "tuan kecil, ada sebuah pepatah yang mengatakan tidak marah bukan sayang, tidak pukul bukan cinta. Tuan memarahimu karena mencintaimu, jangan marah padanya, dia sedang terluka, dia kehilangan kesabaran karena merasa kesakitan,jangan memasukkan masalah tadi ke hati ya. "

Theo Shen tersenyum dan memikirkan bahwa semangkuk sup ayam yang panas disiramkan pada ayah membuat ayahnya semakin terluka, dia pasti kehilangan kesabaran karena itu. Setelah memikirkannya dia berkata” Aku akan memaafkan dia sekali. "

Bibi Lan membelainya dengan penuh kasih dan berkata, "Kalau begitu kita minta maaf kepada Tuan?"

"Tidak, kelinci ini telah terluka, aku ingin membawanya pulang." Theo Shen memaafkan Taylor Shen tetapi dia masih ingin menjaga harga dirinya, tidak mau naik.

Bibi Lan mengetahui pemikirannya, meskipun dia masih kecil,tetapi dia juga merupakan seorang anak yang menginginkan harga diri, dia mengangguk, "Baiklah ayo pulang, kita akan minta maaf kepada tuan besok."

"Baik."

Setelah Bibi Lan membawanya ke dalam mobil, ia menghubungi Taylor Shen dan mengatakan bahwa Theo Shen telah ditemukan dan telah membawanya kembali terlebih dahulu. Taylor Shen mengangguk.

Pada saat itu, Vero He kebetulan berada di bangsal, pakaian kotor yang telah dinodai sup ayam telah diganti, bahkan seprai telah diganti. Dia meletakkan telepon di samping bantal dan menatap wanita di depannya, "Apa yang baru saja kamu katakan?"

Vero He melirik ponsel yang ada di ranjang kemudian duduk di kursi dan berkata, "Bisakah kamu menarik keluhanmu dan menanganinya secara pribadi?"

Taylor Shen menyipitkan matanya dan mengetahui dia menemuinya kemari dengan maksud lain. Dia bertanya: "Mengapa kamu begitu baik kepada orang yang telah menyakitimu, tetapi begitu kejam padaku?"

Tangan Vero He yang bertumpu pada lututnya perlahan menjadi kaku, dia menatapnya dan menjawab "Lindsey Song dari kecil telah bermusuhan denganku dan aku tidak pernah mencintainya, aku sudah mati rasa pada perlakuannya, tetapi kamu berbeda. "

Hati Taylor Shen tampaknya ditarik oleh kekuatan yang tak terlihat, ada rasa sakit di hatinya lalu bertanya, "Mana yang berbeda?"

“Aku pernah mencintaimu dan menaruh kepercayaan di tanganmu, tapi aku menyesalinya sekarang, mungkin jika tidak ada harapan, aku tidak akan terluka.” Vero He berbicara dengan sangat samar, tetapi dengan jujur mengatakan perasaan dalam hatinya.

Hati Taylor Shen terasa seperti telah terlempar ke wajan penggorengan, Tiffany berkata dia menyesal, menyesal telah mencintainya, menyesal telah mempercayainya, dia menutup matanya dengan pahit, "Tiffany ..."

"Kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri, semua orang memiliki kewajiban mereka sendiri, sama seperti hari ini, dia telah menyakitimu, aku bisa membiarkannya duduk di penjara, tapi aku tidak bisa melindungimu, karena aku telah berhutang pada keluarga Song atas 20 tahun pengasuhan mereka padaku, aku juga punya saat dimana aku tidak bebas, jadi aku bisa mengerti apa yang kamu lakukan saat itu, dan tidak ada siapapun dari kita yang bisa melepaskan tanggung jawab kita masing- masing. "kata Vero He dengan ringan.

Taylor Shen memandangi ekspresi cueknya. Ketika dia berbicara kepadanya dengan nada yang begitu murah hati, dia tahu bahwa Tiffany masih marah, marah pada apa yang dia katakan hari itu, "Tiffany kamu jelas mengetahui alasan aku melakukan ini bukan untuk diriku sendiri, tetapi karena dia mencoba menyakitimu. "

"Terima kasih atas semua yang telah kamu lakukan untukku Taylor, aku akan selalu mengingatnya di hatiku. Jika bukan karena kamu hari itu, aku mungkin sudah mati sekarang. Tidak masalah jika kamu pikir aku tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk, Lindsey baru saja melahirkan, dia tidak bisa memasuki penjara sekarang. "

"Tiffany, jangan bicara padaku seperti ini." Taylor Shen benar-benar merasa kesal. Semakin dia berbicara sopan, semakin membuatnya takut, "Kamu jelas tahu bahwa aku tidak bisa menolak permintaanmu, mengapa kamu harus berkata seperti ini?"

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu