You Are My Soft Spot - Bab 148 Ini Pacar Baruku (2)

“Tiffany Song, sejujurnya aku pikir kamu boleh pertimbangkan Kakak Senior Karry. Ia orangnya cukup oke. Sudah tampan, kaya lagi.” Stella Han belum menyerah untuk mencoba menjodohkan Tiffany Song dengan Karry Lian.

“Dengan rekam jejakku yang seperti ini, mana layak aku bersanding dengannya?” Mana punya tenaga Tiffany Song untuk mengurusi beginian saat ini? Urusan-urusan yang ada di depan mata saja ia tidak sanggup hadapi.

“Kakak Senior Karry sangat perhatian denganmu. Waktu itu ia menemuiku untuk menanyain keadaan terbarumu. Waktu ia mengantarmu pulang, ia bilang Taylor Shen sempat menyadari keberadaanya dan ia pun khawatir kamu dan Taylor Shen ribut.”

“Kapan itu?”

“Sore pada hari ketika aku menerima sampel darimu. Aku sempat pergi ke kantornya dan duduk-duduk di sana sebentar. Ia nampaknya lumayan suka denganmu, terlihat dari rasa penasarannya yang tinggi soal kamu.”

Stella Han berjalan ke kulkas untuk menaruh sayuran dan daging yang ia bawa. Ketika membukany, ia baru sadar barang-barang yang ia belikan sebelumnya masih utuh semua. Ia mengernyitkan alis, “Tiffany Song, kamu belum habisi ini semua?”

“Kamu tiap hari membawakanku yang baru, mana sanggup aku habisi tiap hari? Lain kali kamu tidak perlu belikan lagi, kulkasku sudah hampir penuh.” Tiffany Song jadi agak terharu sendiri dengan perhatian Stella Han yang sangat besar padanya. Memang benar kata pepatah, pada masa-masa sulit kita baru bisa tahu siapa kawan yang benar-benar setia pada kita.

Stella Han membuang sayuran dan daging “bekas” dari kulkas, lalu mengisinya dengan yang baru beli. Setelah kelar dengan urusan dapur ini, ia menatap Tiffany Song lekat-lekat: “Semalam Jordan Bo bilang Taylor Shen sudah tahu soal hasil tes DNA?”

“Iya, sudah tahu.”

Sekelebat kekhawatiran terlintas dalam tatapan Stella Han. Ia mendekatkan dirinya dengan Tiffany Song dan memeluknya lembut, “Tiffany Song, sekarang bagaimana rencanamu?”

“Aku tidak tahu...... Ia, ia tidak mau melepaskanku. Aku ingin meninggalkan Kota Tong untuk sementara waktu. Setelah suasana di antara kami berdua mendingin aku baru akan kembali, atau mungkin selamanya tidak kembali.” Setiap kali teringat ancaman Taylor Shen yang dulu, Tiffany Song selalu ketakutan. Hubungan mereka ini, kalau diketahui orang luar, pasti akan mencoreng habis nama besar Taylor Shen.

“Tiffany Song, kalau kamu pergi begitu, kamu pikir ia akan berhenti mencarimu? Ia pasti akan tetap berusaha. Pada waktunya nanti, kamu harus bagaimana?”

“Aku tidak tahu. Pikiranku sangat kacau. Aku ingin pergi, tetapi tidak rela. Aku ingin tinggal, tetapi takut, takut aku tidak bisa menahan diri dari ajakannya untuk kembali. Stella Han, aku tidak bisa begini terus. Menurutmu aku harus bagaimana?” Tiffany Song sudah memikirkan ini cukup lama, tetapi tidak mendapat ide juga.

Stella Han berujar serius: “Tiffany Song, menurutku, solusi terbaik saat ini adalah mencari pria lain dan buru-buru menikahinya. Dengan begitu, cinta Taylor Shen padamu akan padam.”

Tiffany Song tercengang, “Yakin cara ini akan berhasil?”

“Iya. Kalau kenyataan bahwa kalian punya hubungan darah tidak bisa mematikan cintanya padamu, kamu menikah saja dengan pria lain. Ia otomatis tidak akan berani menganggumu lagi.” Stella Han tidak tahan melihat hidup Tiffany Song makin lama makin kehilangan arah begini.

Taylor Shen adalah kakak kandungnya. Kalau mereka bersama, Tiffany Song akan merasa sakit. Kalau mereka tidak bersama, Tiffany Song tidak hanya akan merasa sakit, tetapi sekaligus juga merasa bersalah. Kedua penderitaan ini cepat atau lambat akan membuatnya gila. Lebih baik ia menikah saja dengan orang lain. Kalau pun pada akhirnya Tiffany Song tidak bisa jatuh cinta pada suaminya, itu masih lebih baik daripada ia dibuat gila oleh Taylor Shen.

Tiffany Song mengangguk-angguk, namun kemudian kembali gundah, “Tetapi, Stella Han, pertanyaannya adalah dari mana aku bisa mendapatkan pria yang mau menikahiku sesegera mungkin?”

“Itu kamu tenang saja. Biar aku urus.” Stella Han menepuk-nepuk dadanya sendiri. Ia ingin Tiffany Song segera terbebas dari semua penderitaan ini. Meski saran yang ia utarakan ini bisa membuat Taylor Shen benci setengah mati padanya, ia tidak peduli sama sekali.

Baru berlalu satu hari, Stella Han langsung menyerahkan sebuah undangan pada Tiffany Song. Itu undangan pesta perjodohan yang dihelat sebuah biro jodoh. Semua pria yang datang biasanya tampan-tampan dan keren-keren. Kalau tertarik, si pria dan si wanita bisa saling berbagi nomor ponsel. Kalau tidak ada yang ditaksir ya anggap saja tambah teman baru.

Tiffany Song sangat kagum dengan keluwesan Stella Han, juga merasa antusias dengan acara ini. Pesta perjodohan akan dimulai pukul setengah tujuh malam. Ditambah dandanan minor, Tiffany Song terlihat anggun dan energetik sekali dengan pakaian musim gugur yang baru dibelinya. Atasannya baju putih yang dilapisi jaket penahan angin, sementara bawahannya rok panjang biru tua dengan motif bunga. Untuk sepatu, Tiffany Song memilih sepatu boots rendah warna krem.

Stella Han menjemput Tiffany Song. Begitu melihatnya berpenampilan secantik ini, Stella Han langsung memuji setinggi langit, “Tiffany Song, kamu hari ini pasti akan jadi yang paling cantik di sana.”

Tiffany Song menunduk dan tersenyum canggung, “Ayo jalan.”

“Baik. Silahkan masuk mobil, nona cantik.” Stella Han menampilkan gestur mempersilahkan. Tiffany Song masuk, dan sahabatnya itu pun langsung melajukan mobil ke Golden Imperial Hotel.

Tiffany Song duduk di kursi penumpang depan. Hatinya agak gundah. Ia mengiyakan tawaran Stella Han karena ini satu-satunya solusi yang bisa dijalankan saat ini. Sebenarnya, mau sesakit apa pun hatinya, ia tidak ingin meninggalkan Taylor Shen dan menikah dengan pria lain.

Tetapi bertahan tidak menjadi pilihannya saat ini. Ia harus memaksa dirinya sendiri untuk berusaha melepas Taylor Shen.

“Stella Han, aku rasa kita sebaiknya pulang saja deh.” Baru setengah jalan, Tiffany Song akhirnya mengutarakan kegundahannya.

Stella Han menoleh, “Tiffany Song, tetaplah datang. Anggap saja menambah teman, kalau tidak jadi pasangan ya tidak apa-apa. Yang paling penting kamu bisa menentramkan isi hatimu di sana dan berkenalan dengan orang-orang baru. Ini biar kamu tidak selamanya terperangkap dalam kemurungan.”

Tiffany Song pikir ada benarnya juga kata-kata Stella Han.

Setengah jam kemudian, mobil tiba di depan lobi Golden Imperial Hotel. Dari jendela mobil, Tiffany Song mengamati sekilas hal utama hotel yang sangat mewah. Keinginannya untuk mundur muncul lagi. Meski begitu, melihat tatapan tegas dan yakin Stella Han, ia mau tidak mau terpaksa turun dari mobil. Sebelum ia masuk hotel, Stella Han berpesan, “Tiffany Song, nanti kalau sudah selesai telepon aku. Aku jemput kamu.”

“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri.”

“Ya sudah kalau begitu. Nanti sesampainya di rumah kabari aku ya. Tiffany Song, ingat ya, nikmati waktumu di sini.” Stella Han mengepalkan tangan ke arahnya. Tiffany Song mengangguk patuh.

Begitu Tiffany Song sudah masuk lobi, Stella Han baru melajukan mobilnya pergi.

Stella Han menyerahkan kartu undangannya ke staf resepsionis hotel. Staf itu memberitahukannya bahwa pesta perjodohan dilangsungkan di hall lantai tiga. Ia pun melangkah ke lift untuk segera menuju tempat itu.

Ketika tengah menunggu lift, Tiffany Song mendengar suara langkah sepatu dari belakang tubuhnya. Ia refleks menepi tanpa memerhatikan siapa orang itu.

Taylor Shen tidak menyangka ia akan berjumpa Tiffany Song di sini. Wanita kesayangannya itu berdandan minor dan terlihat sangat memukau di bawah lampu hotel. Pakaiannya anggun, rambut pendek barunya pun terlihat segar.

Sudah berpasangan selama ini, Tiffany Song belum pernah berdandan untuknya. Jadi, untuk siapa kah dia berdandan kali ini?

Lift tiba. Tiffany Song langsung masuk lift, menekan tombol lantai tiga, dan berdiri hening. Ia tidak sadar pria yang ikut masuk lift dengannya adalah Taylor Shen.

Christian berdiri di belakang Taylor Shen. Melihat wajah Taylor Shen tiba-tiba muram begitu melihat sesosok wanita berambut pendek, ia mengalihkan pandangannya ke wanita itu. Ia baru sadar itu Tiffany Song. Ia sungguh terkejut dan langsung refleks berkata, “Nona……”

Belum selesai ia berbicara, Taylor Shen langsung menatapnya geram. Ia menelan habis sisa kata-katanya. Tiffany Song kini berambut pendek, pantas saja ia tidak mengenalinya.

Mau tidak mau terus melihat tatapan muram bosnya di tempat sesempit ini, ia sungguh ingin menghilang saja.

Ting! Lift tiba di lantai tiga. Pintu lift terbuka dan Tiffany Song pun langsung berjalan keluar. Ia masih belum sadar ia daritadi berada di dalam satu lift yang sama dengan Taylor Shen.

Taylor Shen geram melihat Tiffany Song tidak menyadari keberadaannya sama sekali. Ia berujar pada Christian, “Christian, ikuti dia dan cari tahu dia ke mana.”

“Baik, CEO Shen.” Christian buru-buru ikut keluar di lantai yang sama.

Taylor Shen datang ke Golden Imperial Hotel untuk menghelat sebuah jamuan makan. Untuk menyuksesan Proyek Kota Dalam Kota, ia masih harus melobi beberapa orang lagi. Ini tahap terakhir dari semua perjuangannya yang melelahkan selama ini.

Taylor Shen berjalan masuk ruang privat. Semua orang yang ada di dalam merupakan orang-orang yang ia ajak ketemuan, kecuali satu tamu tidak dikenal. Rio Xu segera menghampirinya dan bertegur sapa dengan ceria: “Selamat datang, CEO Shen. Silahkan duduk, silahkan duduk.”

Taylor Shen duduk dan menyalami Rio Xu dengan wajah datar. Pria itu kemudian memperkenalkan si tamu tidak dikenal, “CEO Shen, ini CEO Lian’s Corp, Karry Lian. Ia anak muda yang sangat hebat. Baru saja mengambil alih tongkat kepemimpinan sebentar, performa Lian’s Corp periode lalu langsung dibawanya terbang tinggi. Kelihaian Karry Lian sungguh tidak perlu diragukan,”

Taylor Shen berjabat tangan dengan Karry Lian. Dengan senyum sedikit dipaksa, ia berujar: “Halo, CEO Lian!”

Karry Lian menanggapi: “CEO Shen, maaf sudah hadir tanpa diminta. Mohon bimbinganmu kalau sewaktu-waktu aku butuh.”

“Ah, jangan sungkan begitu. Semua orang di sini adalah tamu terhormat. Aku tidak akan berani macam-macam dengan orang yang dibawa Rio Xu. Silahkan duduk!” Taylor Shen menekan volume suaranya serendah mungkin agar hanya mereka berdua yang bisa dengar.

Karry Lian menarik tangannya dan duduk.

Taylor Shen mengamatinya sekilas dan duduk di sebelah kanan Rio Xu. Ia belakangan memperoleh banyak informasi soal Karry Lian. Pria ini sangat licin. Saat terjadi skandal bangunan tidak layak uji lalu, yang benar-benar memperoleh keuntungan saja sebenarnya Lian’s Corp, bukan Joy de Vivre Group yang dielu-elukan orang.

Belakangan Lian’s Corp juga merebut beberapa proyek Shen’s Corp dalam diam. Taylor Shen hanya pernah berjumpa beberapa kali dengan Karry Lian, itu pun durasinya pendek-pendek, tetapi ia langsung merasa tidak sreg dengan sosoknya.

Pria di hadapannya ini jelas bukan sosok yang biasa-biasa.

Setelah tiga ronde minum, Rio Xu berujar: “CEO Shen, soal Proyek Kota Dalam Kota, para pejabat kota sudah membuat keputusan akhir untuk memberi seluruh hak buka lahan area kota baru pada Shen’s Corp. Meski begitu, Shen’s Corp wajib bekerjasama dengan Lian’s Corp dalam prosesnya. Performa perusahaan kalian berdua sebelum-sebelumnya sudah sangat baik, kali ini jangan kecewakan kami ya!”

Taylor Shen mengernyitkan alis menatap Karry Lian. Pria itu dengan tenang menyulangkan gelasnya ke gelas miliknya. Kerutan alis Taylor Shen makin lancip. Proyek Kota Dalam Kota ini risikonya sangat tinggi. Meski ia berhasil memperolehnya, tetapi kalau Shen’s Corp menyelesaikan semuanya sendirian akan sangat riskan dan melelahkan.

Rencana Taylor Shen selanjutnya sebenarnya mencari rekanan yang ia sudah kenal baik dan percayai. Tetapi, berhubung pihak pemerintah sekarang memintanya bekerjasama dengan Lian’s Corp, rencananya buyar. Ia sudah menghabiskan banyak energi untuk proyek ini. Kalau ia melepasnya karena tidak terima dengan permintaan pemerintah untuk bekerjasama dengan Lian’s Corp, ia kelewat bodoh.

Karry Lian…… Pria ini dalam sekejap bisa membawa Lian’s Corp jadi perusahaan properti kelas atas, juga merebut sebagian hak buka lahan area kota baru Shen’s Corp. Taylor Shen merasa sedikit menyesal sudah memandang rendah kompetensi Karry Lian sebelumnya.

Di tengah-tengah acara makan, Rio Xu menerima telepon. Ia pamit lebih awal. Kini yang tersisa di ruang privat hanya Taylor Shen dan Karry Lian berdua. Karry Lian mengajaknya bersulang, “CEO Shen, semoga kerjasama kita berjalan memuaskan dan menyenangkan!”

Taylor Shen menanggapi dingin, “CEO Lian hebat sekali, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba kebagian proyek.”

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu