You Are My Soft Spot - Bab 152 Tidak Ada Orang yang Bisa Melepaskan Dirinya Sendiri (3)

Tiffany Song terkejut bukan kepalang. Pria di foto mirip tujuh hingga delapan puluh persen dengan Karry Lian. Ia bertanya, “Taylor Shen, tadi kamu bilang ayah Karry Lian mengadopsi Tiara. Jadi sekarang Tiara siapa?”

Taylor Shen memejamkan mata. Ia berujar lemas: “Angelina Lian.”

Tiffany Song seperti tersambar petir, “Hah!”

“Tiara adalah Angelina Lian,” ujar Taylor Shen menekankan sekali lagi. Ia menambahkan: “Ia selalu berada di dekatku, tetapi aku tidak mengenalinya sama sekali. Ia bahkan sudah berkorban banyak demi aku. Tiffany Song, aku bukan kakak yang baik. Seumur hidup ini, orang yang paling aku kecewakan adalah dia.”

Tiffany Song menatap wajah Taylor Shen yang bersedih. Ia teringat kata-kata yang pernah pria itu ucapkan padanya. Kalau Angelina Lian adalah Tiara yang terus ia cari-cari, ia pasti akan merasa sangat bersalah. Ia tidak tahan untuk tidak memeluknya, “Taylor Shen, jangan menyalahkan dirimu sendiri begini. Tiara pasti tidak akan menyalahkanmu kok.”

“Tetapi aku akan menyalahkan diriku sendiri.” Taylor Shen menaruh kepalanya di bahu Tiffany Song. Ia tidak ingin wanita itu melihatnya dalam kondisi lemah.

Tiffany Song mengencangkan pelukannya pada Taylor Shen. Mengapa nasib senang mempermainkan orang begini? Mengapa kisah Taylor Shen dan Angelina Lian setragis ini? Tiffany Song bahkan sempat mengira Angelina Lian sangat licik karena menggoda Taylor Shen.

Hidup Angelina Lian sungguh dipenuhi duka. Ia masuk panti asuhan karena dibuang penculiknya. Setelah diadopsi oleh Arvin Lian, entah mengapa ia dipaksa keluar dari keluarga Lian dan dikirim tinggal seorang diri di Amerika. Setelah bersusah payah menemukan kakaknya sendiri, ketika ia mau menolongnya, ia malah diperkosa orang. Ia sampai menderita penyakit halusinasi yang sangat parah karena pemerkosaan ini. Memikirkan semua duka ini saja Tiffany Song sebagai orang luar merasa sesak nafas, apalagi Taylor Shen sebagai kakak kandungnya sendiri.

“Taylor Shen, yang sudah berlalu biarlah berlalu. Yang terpenting sekarang adalah kamu harus merawat baik-baik Tiara. Jangan biarkan dia sendirian.”

“Benar. Tiffany Song, kamu mau merawat dia bareng-bareng denganku kan?” tanya Taylor Shen penuh harap.

Tiffany Song mengangguk sambil tersenyum: “Jelas mau. Apalagi sekarang yang bisa membuat kita berpisah?”

Melihat Tiffany Song mengiyakan pertanyaannya, hati Taylor Shen agak baikan sedikit. Ia tiba-tiba teringat sesuatu: “Tiffany Song, kedepannya jaga jarak sedikit dengan Karry Lian. Bencong ini sungguh tidak punya rasa kasihan sampai mempermainkan hal sepenting ini. Pasti ada yang salah dengan kepribadiannya.”

“……” Tiffany Song menatap Taylor Shen pasrah, bencong bukannya panggilan untuk orang yang berlagak tidak sesuai jenis kelaminnya ya? Karry Lian kan pria tulen. Ah, ini tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah ia dan Taylor Shen bukan kakak adik, jadi ia tidak perlu memusingkan norma sosial lagi dong.

Tiffany Song seperti burung yang dilepaskan dari sangkar ke udara bebas. Ia akhirnya bisa kembali tersenyum lega. Ia menoleh ke Taylor Shen, lalu mengecup bibirnya sekali. Ia kemudian bertanya, “Taylor Shen, pernahkah aku katakan padamu aku cinta kamu?”

“Belum pernah.” Taylor Shen terhenyak diberi kejutan seperti ini. Ia jarang mendapatkan perlakuan ini sebelumnya. Kalau pun Tiffany Song sebelumnya pernah bilang ia cinta dia, ia sekarang tetap sangat ingin wanita itu mengucapkannya sekali lagi. Ini akan menenangkan suasana hatinya yang sedang kacau.

“Taylor Shen, aku cinta kamu!” bisik Tiffany Song di samping telinga Taylor Shen. Hatinya kini sangat lega. Penyelesaian masalah yang berlarut-larut ini pasti akan menghemat air matanya secara signifikan.

Taylor Shen melipat dahi sambil tersenyum, “Aku tidak dengar, aku tidak dengar.”

“Taylor Shen, aku cinta kamu. Aku sungguh cinta kamu.” Tiffany Song meninggikan nada bicaranya.

“Katakan sekali lagi, aku barusan tidak dengar.”

Tiffany Song menaruh kedua tangannya di depan mulut seperti terompet. Ia berteriak kencang: “Taylor Shen, aku cinta kamu, aku cinta kamu!”

Taylor Shen tersenyum lebar. Ia meminta lebih: “Kurang, kurang banyak.”

“Taylor Shen, aku cinta kamu! Aku cinta kamu! Aku cinta kamu! Aku cinta kamu……” ujar Tiffanny Song tanpa henti. Ia sekarang sama sekali tidak merasa sungkan lagi mengatakan kalimat cinta. Ia sungguh ingin Taylor Shen tahu betapa ia sayang dia.

Taylor Shen memegang pinggang Tiffany Song, lalu menatapnya lekat-lekat. Luka di hatinya perlahan terlupakan oleh kalimat-kalimat cinta ini. Ia memegang dagu Tiffany Song dan mengecup bibirnya lalu meledek: “Dasar tidak tahu malu ih!”

Tiffany Song merangkul leher Taylor Shen dan balik mengecupnya.

Perlahan-lahan Tiffany Song merasakan “anu” Taylor Shen menegang. Wajahnya memerah. Ia jadi teringat tadi Taylor Shen mencumbuinya tanpa memberitahu terlebih dahulu kabar hasil tes DNA terbaru.

Tiffany Song tiba-tiba mendorong Taylor Shen. Ia bangkit dari pangkuannya dan protes: “Taylor Shen, kamu sungguh menyebalkan. Tadi kamu tidak cerita padaku soal ini, aku pikir kita akan……”

Taylor Shen memeluk lutut dengan kedua tangan, lalu meledek, “Akan apa?”

Tiffany Song tidak mau mengucapkan lanjutan kalimatnya. Ia gigit-gigit bibir, “Pokoknya kamu jahat banget deh. Huh!”

“Kalau aku tidak paksa kamu begitu, memang kamu akan bisa mengingatnya dalam jangka waktu yang lama?” tanya Taylor Shen tanpa merasa bersalah sama sekali.

Tiffany Song kesal sampai wajahnya kembali memerah. Kejadian barusan sungguh menjijikan, mengapa Taylor Shen sanggup begitu sih? Teringat sesuatu, ia tiba-tiba bertanya: “Taylor Shen. Kalau kita sungguh-sungguh kakak adik, kamu akan tetap memperlakukanku seperti sebelum-sebelumnya?”

Wajah Taylor Shen berubah serius. Pertanyaan ini pernah ia tanyakan pada dirinya sendiri. Jawabannya adalah: “Iya, tapi dalam waktu dekat tidak akan. Aku tidak mau membuatmu gila.”

Tiffany Song mendesah pelan. Ini pria yang ia sayang. Ia tidak peduli dengan semua norma-normal sosial lagi. Ia balik ke sisi Taylor Shen dan memeluknya erat-erat, “Taylor Shen, aku sangat bersyukur aku bukan adikmu, juga sangat bersyukur kamu tetap bertahan mencintaiku selama ini.”

“Gombal!” ledek Taylor Shen.

Tiffany Song menyenderkan kepalanya dalam pelukan Taylor Shen. Beberapa saat kemudina, ia tiba-tiba melontarkan pertanyaan: “Taylor Shen, kalau aku bukan adikmu dan bukan juga Nini, aku sebenarnya siapa?”

Taylor Shen mengangkat wajah Tiffany Song dan mengamatinya lekat-lekat. Ia menjawab perlahan namun yakin: “Tiffany Song, tidak usah pedulikan siapa kamu sebenarnya. Kamu sekarang sudah punya dua identitas. Satu, istri Taylor Shen. Dua, ibu anak-anak Taylor Shen. Aku akan selalu mendampingimu menghadapi masa depan. Kamu tidak boleh bingung dan tidak boleh tidak bahagia sebab kamulah duniaku.”

Janji manis Taylor Shen membuat Tiffany Sng terenyuh. Namun, di sisi lain, ia juga tahu Taylor Shen berujar begini hanya supaya ia tidak bersedih. Ia mengangguk kencang: “Iya.”

……

Angelina Lian belakangan sangat gembira. Karena Tiffany Song sudah pindah, ia bisa “menikmati” Taylor Shen sendirian. Meski Taylor Shen sangat jarang pulang, tetapi ia percaya cepat atau lampat Taylor Shen akan menyadari kelebihan-kelebihannya dan menerima cintanya.

Ketika mendapat telepon dari Taylor Shen, Angelina Lian senang sekali sampai hatinya terbang tinggi. Ia mengangkatnya sambil berusaha menahan antusiasme: “Taylor Shen, ada perlu apa?”

“Angelina Lian, ayo makan bersama nanti malam. Budi nanti sore akan kesana jemput kamu.” Taylor Shen berdiri di sisi jendela sambil memandangi awan. Suasana hatinya sama sekali tidak tenang.

“Sungguhan ini? Kita memang sudah tidak lama tidak makan bareng, tetapi kamu tiba-tiba mengajakku makan begini pasti ada sesuatu yang ingin dibicarakan kan?”

“Betul. Sampai ketemu nanti malam.”

“Oke. Sampai ketemu.” Setelah mematikan telepon, Angelina Lian lompat-lompat gembira. Ia mengepalkan tangannya sambil berteriak “Yes!” berulang-ulang. Akhirnya Taylor Shen memperhatikannya. Apa ya yang kira-kira akan dikatakan pria itu padanya? Mungkinkah Taylor Shen akan menyatakan cinta padanya?

Semakin dipikir, Angelina Lian jadi semakin gembira. Ia berlari ke ruang pakaian untuk memilih pakaian. Selain itu, ia juga harus berdandan secantik mungkin. Ini hitungannya kencan pertama mereka, jadi ia harus memberi impresi terbaik di hatinya.

Ketika Angelina Lian turun ke lantai bawah, para pembantu rumah tangga menyadari ada sesuatu yang berbeda dengannya hari ini. Bibi Lan bertanya sambil tersenyum meledek: “Nona Lian, mau pergi kencan ya?”

“Iya, Taylor Shen mengajakku makan bareng.” Angelina Lian tidak tahan menyembunyikan kegembiraannya. Ia kini bahkan sudah berdandan, bibirnya terlihat sangat mengkilap. Mungkinkah Taylor Shen akan menciumnya malam ini?

Terpikir soal ini, hati Angelina Lian makin menggebu-gebu.

Bibi Lan mengamatinya berjalan keluar vila. Ia menggeleng sambil membuang nafas panjang. Ketertarikan Nona Lian pada Tuan sangat eksplisit, sayang Tuan tidak menyadarinya dan malah membiarkan dia tinggal di dekatnya.

Nona Song kapan pula kembali? Ia tiba-tiba keluar dari rumah sambil meminta putus dari Tuan. Rumah ini jadi berubah suram dan sunyi. Bibi Lan lebih suka suasana rumah ketika ada Taylor Shen dan Tiffany Song setiap hari. Ribut-ribut terus tidak masalah, yang penting tidak sesunyi ini.

Sekeluarnya dari vila, ponsel Angelina Lian tiba-tiba berdering. Ia mengecek siapa peneleponnya, lalu mengangkat, “Halo?”

“Cepat pulang ke rumah kediaman keluarga Lian dan temui aku.” Orang di seberang berujar serius dan tanpa basa-basi. Sebelum Angelina Lian keburu menjawab, orang itu sudah terlebih dahulu mematikan teleponnya. Angelina Lian menggenggam ponselnya dengan geram. Kakek memang selalu begitu. Sejak Papa dan Mama meninggal, ia tidak pernah memperlakukannya dengan baik, bahkan tidak mengizinkan ia kembali ke Kota Tong.

Teringat kematian ayah ibunya karena kecelakaan, Angelina Lian langsung merasa terpukul. Waktu itu, kalau ia tidak ribut minta dibelikan puding nasi Delicious Bakery, mereka pasti tidak perlu secara khusus pergi ke sana untuk membelinya. Mereka tidak akan tertabrak truk dan meninggal di tempat kejadian.

Kakek langsung benci padanya dan mengirimnya ke Amerika untuk hidup sebatang kara. Ia awalnya benci dan tidak terima dengan keputusan Kakek ini, tetapi pada akhirnya ia bisa mengerti keputusan ini. Kakek dulu memimpikan punya cucu perempuan dan akhirnya ia diadopsi oleh keluarga Kakek, tetapi anak Kakek dan menantunya malah jadi mati di tangannya. Bagaimana Kakek tidak marah coba?

Taylor Shen dan Tiffany Song duduk di sofa dalam restoran Haley Tower. Tiffany Song menoleh menatap Taylor Shen. Ia terlihat sangat gugup. Ia daritadi diam dalam posisinya memegang rokok.

Tiffany Song menggengam tangan Taylor Shen, lalu berujar: “Taylor Shen, jangan gugup.”

“Aku terlihat sangat gugup ya?” tanya Taylor Shen.

Tiffany Song mengangguk. Taylor Shen biasanya tidak pernah gugup, tetapi Tiffany Song bisa memahami suasana hatinya sekarang karena ini akan jadi pertemuan pertamanya dengan Angelina Lian dalam status kakak-adik.

Taylor Shen mengibas-ibas abu rokoknya di asbak. Suasana hatinya perlahan lebih tenang. Ia menertawakan dirinya sendiri: “Mungkin karena aku sangat ingin bertemu dengannya tapi pada saat bersamaan cemas juga.”

Tiffany Song bisa memahami penjelasan ini. Ia menambahkan: “Ia sangat suka denganmu. Kalau ia tahu ia adik kandungmu, ia pasti akan sangat bahagia.”

Tiffany Song akhirnya paham mengapa Angelina Lian begitu ingin “menempel” pada Taylor Shen dan mengapa Taylor Shen begitu perhatian padanya. Mungkin ini sifat alamiah dari hubungan darah, hanya saja Angelina Lian menganggapnya sebagai rasa cinta.

Tiffany Song merasa iba membayangkan reaksi Angelina Lian nanti. Ia toh pernah mengalami peristiwa ini juga, peristiwa ketika ia mengetahui bahwa orang yang dicintainya ternyata kakaknya sendiri. Ini rasanya pedih dan sakit sekali. Sungguh tragis.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu