You Are My Soft Spot - Bab 255 Urusan Sex Biar Kamu Saja Yang Memutuskan (1)

Wajah Jennifer Li berupa panas, sebelumnya Wayne Shen tidak pernah mengatakan hal yang memalukan ini di hadapannya, dia menggigit bibirnya, wajahnya memerah dan dia tidak mengatakan apapun, hati Wayne Shen berubah tidak senang menanti jawaban wanita itu, apalagi saat melihat dia dan mantan suaminya di dalam paviliun, rasa cemburu muncul memenuhi seluruh isi hatinya.

Wayne Shen mengulurkan tangannya mengangkat wajah wanita itu. Menatap wanita dalam-dalam itu, “Aku sedang berbicara denganmu, apa kamu tidak mendengarnya?”

Jennifer Li tiba-tiba saja mendorong pria itu dengan sekuat tenaga, Wayne Shen tidak siap, dia kehilangan keseimbangannya, punggungnya lantas tertahan oleh dinding di belakangnya, ketika dia baru kembali memperoleh keseimbangannya, pria itu mengerutkan dahinya, dia melihat wanita kecil itu membuka pintu ruang tamu, dengan cepat masuk ke dalamnya.

Respon pria itu sangat cepat, belum sempat wanita itu menutup pintunya, tangan pria itu sudah diulurkan, menahan pintu itu tertutup, daun pintu yang menghantam tangannya membuat lengannya kesakitan, pria itu mengerang. Pintu tertutup di hadapannya, dia mengibas-ngibaskan lengannya, setelah rasa sakit itu pergi, dia menggedor pintu sekuat tenaga, "Jennifer Li, buka pintu, jika ada sesuatu yang harus dikatakan katakanlah, aku tidak akan mengizinkanmu bersembunyi dariku."

Jennifer Li malah mengunci pintu, akhirnya dia merasa aman, dia merasa sekujur tubuhnya sangat lemah, kakinya gemetar, kedua kakinya dengan lemas bergerak mendekati ranjang di kamarnya, dia duduk di bawah ranjangnya, mengangkat wajahnya melihat kearah pintu yang tertutup rapat, "Wayne Shen, pergilah. Sekarang aku sama sekali tidak ingin melihatmu."

"Tidak ingin melihatku, kamu ingin melihat siapa? Mantan suamimukah?" dari pintu terdengar suara menggeram pria itu, "Jennifer Li, aku hitung sampai 3, jika kamu tidak membuka pintu, aku akan mendobrak masuk."

Jennifer Li mengangkat kedua kakinya, wajahnya disembunyikan diantara kedua kakinya, dia seolah tidak mempedulikan ancaman dari pria itu. Dia tidak boleh tunduk pada nafsu serta ancaman pria itu, kalau tidak pria itu akan melahapnya, dia tidak boleh tidak berguna seperti ini.

"Satu......" pria di luar sana mulai berhitung, Jennifer Li sama sekali tidak bergerak.

“Dua......”

Jennifer Li masih juga tidak bergerak, baru saja terdengar angka 3, bunyi hantaman pintu yang sangat keras terdengar. Dinding di atas pintu mengeluarkan asap debu, diikuti dengan suara keras pintu yang didobrak, Adam Song tertawa terbahak-bahak, berpikir kalau mereka sedang bermain sembunyi-sembunyi.

Jennifer Li kaget dan berdiri, dia membelalakkan matanya melihat daun pintu yang hampir terlepas, saat itu dia baru sadar kalau tempat ini bukan rumahnya, ini juga bukan tempat dimana dia bisa bertindak sesuka hatinya. Wanita itu segera menyerbu ke samping pintu, “Wayne Shen, kamu gila ya, ini rumah orang.”

“Kamu buka pintu, aku tidak akan mendobraknya lagi.” Wayne Shen mengancam.

Jennifer Li sebenarnya bermaksud tidak menggubrisnya, tapi di sini adalah rumah orang, Stella Han sudah bersedia menampungnya. Dia tidak boleh membuat wanita itu kesulitan. Segera wanita itu membuka kunci, kemudian membuka pintu.

Wayne Shen masih mengangkat bangku kayu bundar, melihat wanita itu berdiri di samping dengan mata merah, dia pun meletakkan bangku itu, segera dia masuk ke dalamnya, mengulurkan tangannya, menarik wanita itu ke dalam pelukannya, semua sikap keras kepala yang ada tadi menghilang, "Jennifer Li, maaf, kalau kamu tidak rela, aku tidak akan memaksamu, tapi kamu jangan pergi tanpa mengatakan apapun, aku tidak sanggup.”

Dia memeluk wanita itu dengan sangat erat, membuat wanita itu hampir tidak bisa bernafas. Semalam melihat rumahnya yang kosong, pria itu hanya dapat memikirkan satu hal, asalkan wanita ini bersedia pulang dengannya, meskipun dia harus menjadi biksu seumur hidupnya, dia juga tidak akan memaksa wanita itu lagi.

Hati Jennifer Li sebenarnya sangat sedih, dia tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu, wajahnya memerah dan hatinya bergetar, dengan marah mengatakan: "Wayne Shen, apa hanya ini yang ada dalam pikiranmu?"

"Apa kamu bukan kabur dari rumah karena hal ini?" Wayne Shen kaget, perlahan-lahan dia melepaskan wanita itu, melihat wanita itu yang mencoba menghindari tatapannya, dia tahu kalau wanita itu sekarang sedang malu. Hatinya yakin wanita itu pergi meninggalkannya karena dia memaksakan diri untuk tidur dengannya, "Atau caraku membuatmu merasa tidak nyaman, tidak mungkin, meskipun pengalamanku sedikit, tapi kesadaranku sangat tinggi, aku sudah melihat banyak film......”

Melihat pria itu semakin tidak senonoh, Jennifer Li malu sekali yang kemudian memotong perkataan pria itu, "Wayne Shen, aku tidak mengizinkanmu melihat film-film seperti itu lagi."

"Baiklah!" Wayne Shen mengangguk seolah-olah sadar, "Tidak ada gunanya menonton, dipraktekkan lebih bermanfaat, betulkan?"

"......" Jennifer Li tidak mengatakan apapun, ternyata memang ada perbedaan antara pria dan wanita, ketika kamu berpikir untuk membahas tentang perasaan, yang dipikirkan olehnya hanya tidur denganmu. Wanita itu melepaskan diri dari pria itu, dia berjalan dan duduk di atas ranjang, dengan wajah serius dia mengatakan: "Jika kamu ingin aku pulang bersamamu, maka kamu harus berjanji padaku."

"Katakanlah, jika masuk akal aku akan menyetujuinya." Wayne Shen melihatnya itu sepertinya bukan marah, tapi malu, suasana hatinya menjadi lebih tenang. Meskipun dia tidak tahu malu, dia juga tidak akan memaksa wanita itu lagi.

Jennifer Li menggertakkan giginya, apa yang ingin dikatakannya, membuat wajahnya memerah, “Itu...... kamu tidak boleh mengusiliku lagi.”

Wayne Shen mendekatinya, duduk disebelah wanita itu, tidak peduli bagaimana berangnya dia barusan, sekarang dia sudah tenang, ketika menghadapi wanita itu, dia tetap merasa sedikit gugup. Kedua tangannya diletakkan di samping kasur, tangannya mengetuk-ngetuk, matanya melihat tangan wanita itu yang juga diletakkan di atas kasur, perlahan-lahan, dia mendekatinya, jari kelingkingnya diletakkan pada jari kelingking wanita itu, melihat wanita itu ingin menarik tangannya, dengan tidak tahu malu pria itu segera menahannya, tidak mengizinkannya.

Wajah Jennifer Li berubah menjadi lebih merah, dia berusaha melepaskan dirinya tapi dia tidak berhasil, lantas dia pun membiarkan pria itu.

Suasana berubah menjadi tegang, dia seolah dapat merasakan kalau nafas pria itu sudah berubah tidak beraturan. Seperti waktu mereka pacaran waktu itu, ketika mereka pertama kali bermalam di luar, melihat wajahnya saja sudah malu, pada akhirnya hanya diam dia melihatnya.

“Janji tidak?” untuk menutupi ketidaknyamanan di dalam hatinya, Jennifer Li bertanya dengan suara manja.

Wayne Shen melihat wajah merah wanita itu, jelas-jelas semalam dia baru bersumpah, dia rela menjadi biksu, sekarang wanita ini berada di sampingnya, dia malah berpikir untuk menindih tubuh wanita ini, memuaskan wanita ini menggunakan berbagai macam posisi. Jika tidak bisa membuatnya cepat-cepat jatuh cinta padanya, setidaknya pria itu ingin membuat wanita jatuh cinta dengan tidur dengannya.

“Untuk urusan besar kamu yang memutuskan, untuk masalah kecil biar aku saja.” Suara itu terdengar serak, ada nafsu di dalamnya.

"Apa?" Jennifer Li tidak berani melihatnya, ditatap seperti ini olehnya, Jennifer Li merasakan udara di dalam kamar ini berubah menjadi sangat panas, sekujur tubuhnya menjadi tidak tenang.

"Masalah ciuman aku yang memutuskan, masalah seks kamu yang membuat keputusan." Wayne Shen sudah sangat mengalah dalam hal ini, dia bisa gila jika dia tidak menyentuh wanita ini, oleh karena itu untuk urusan memulai dia yang memutuskan, sementara urusan untuk berhenti dia membiarkan wanita itu yang memutuskannya, meskipun jika dipikirkan hal itu juga benar-benar sangat menyiksa.

"……" Jennifer Li tahu, jika dibahas lagi, juga tidak akan ada hasil yang akan membuatnya merasa lebih puas, dia pun menerimanya dengan terpaksa. Meskipun sejak awal, hubungan mereka dari ciuman langsung melonjak ke urusan seks.

Keduanya berbicara dengan sangat bersemangat, Wayne Shen segera mengemasi kopernya dan Adam Song, sebelum meninggalkan tempat itu, Wayne Shen meninggalkan uang di atas tempat teh, sebagai biaya ganti rugi kerusakan pintu, kemudian dia membawa anak dan ibu dari anak itu pulang bersama.

……

Setelah Vero He makan siang, wanita itu pun pergi ke Shen's Corp., Surat Perjanjian Distribusi yang semalam, hari ini dia harus mendapatkannya, agar pria itu tidak berubah pikiran, menggunakan Surat Perjanjian Distribusi itu untuk menahannya.

Hari ini benar-benar dingin, meskipun matahari bersinar sangat terang, tapi angin yang berhembus, dinginnya benar-benar menusuk ke tulang.

Vero He memakai mantel bulu berwarna hijau tua, yang dipadukan dengan rok span, dia juga memakai jaket warna cokelat, mantelnya adalah keluaran terbaru dari sebuah merek ternama, seperti kupu-kupu yang bersiap untuk terbang, dia terlihat sangat modern dan modis.

Dia berjalan masuk ke arah lift, sadar kalau di dalam lift ternyata masih ada seseorang, melihat wajah yang terpantul di kaca berwarna emas itu, dia merasa kalau dunia ini benar-benar sempit.

Dia melepaskan kacamata hitamnya, mengernyitkan matanya melihat, tersenyum ringan dia mengatakan: "Nona Lian, cara yang anda gunakan benar-benar sangat manjur, anda berhasil bergabung dengan Shen's Corp."

"Meskipun caraku manjur, juga tidak semanjur cara nona He, anda tidak keberatan dengan apa yang terjadi sebelumnya, kembali tidur di ranjang Taylor Shen." Angelina Lian mengejek wanita itu dengan dingin, tiba-tiba dia ingat 2 malam yang lalu wanita itu datang menanyakan tentang Taylor Shen, hatinya benar-benar tidak senang.

Vero He menatapnya dengan tatapan murung, “Mengapa aku merasa ada kecemburuan yang sangat dalam perkataanmu, oh ya, benar juga, kamu sudah berusaha sangat keras untuk bisa berada di ranjang pria itu, pada akhirnya pria itu sama sekali tidak melihatmu, dia malah menganggapmu sebagai adik perempuannya, apakah kamu selalu merasa sangat kesepian setiap malam?"

Wajah Angelina Lian memerah karena marah, "Kamu tidak tahu malu!"

"Meskipun aku tidak tahu malu juga tidak bisa lebih tidak tahu malu darimu, nona Lian, aku sedang menunggu, menunggu melihatmu terpuruk sampai sejauh mana, kamu jangan membuat aku kecewa ya." Vero He memainkan kacamata hitamnya, sama sekali tidak menggubris kemarahan Angelina Lian.

Dia tidak akan lebih dahulu turun tangan mengusik wanita itu, dia malas memikirkan hal ini, karena dia yakin, Angelina Lian pasti tidak akan bisa selalu berhati-hati dan akhirnya memperlihatkan belangnya.

Angelina Lian menggertakkan giginya, membelalakkan matanya melihat wanita itu, wanita dihadapannya terlihat jauh lebih menarik dari 7 tahun sebelumnya, hal itu bukan merupakan sesuatu yang bisa dia kalahkan, oleh karena itu dia sangat membencinya.

“Kamu pikir aku bisa terpuruk sejauh apa? Tiffany Song, sekarang kamu mendekati Taylor Shen, tidur dengannya, kamu juga sama sekali tidak berpikir untuk benar-benar kembali ke dalam pelukan pria itu bukan? Jika tebakanku tidak salah, kamu sedang memanfaatkan perasaannya padamu, mencoba mendapatkan keinginanmu.”

“Benar yang kamu katakan, aku memang sedang memanfaatkannya, tapi apa mau kubilang, dia juga rela dimanfaatkan olehku, sedangkan kamu, dari awal sampai akhir hanyalah si jelek, tidak peduli bagaimana kamu berusaha, kamu hanya bisa membuatnya semakin membencimu.” Nada bicara Vero He sangat kejam, melihat wajah yang terlihat sangat marah, hati Vero He sangat senang.

“Kamu!” hati Angelina Lian dipenuhi api kebencian, wanita itu membuatnya kehilangan akal sehatnya, dia lantas mengambil dokumennya dan memukul wanita dihadapannya.

Vero He bisa saja menghindar, hanya saja pintu lift terbuka pada saat itu, mendengar suara Taylor Shen dan Cristian Yan, wanita itu lantas berhenti menghindar, ketika Angelina Lian melihat pria yang berada di depan pintu lift, dia sudah tidak sempat menghentikan yang dilakukannya.

Taylor Shen tidak menyangka ketika pintu lift terbuka, dia bisa melihat pemandangan ini, sangat kaget, dia langsung menyerbu ke dalamnya, tangannya kemudian menarik pergelangan tangan Vero He, menarik wanita itu ke samping, pada saat yang sama tubuhnya digunakan untuk menghalangi datangnya pukulan itu, dokumen mendarat di tubuh pria itu, Vero He yang berada di dalam dekapannya, tidak terluka sedikitpun.

Dokumen itu lantas jatuh ke lantai, hal pertama yang dilakukan Taylor Shen adalah memeriksa apakah Vero He terluka atau tidak, setelah itu dia dengan galak memperhatikan Angelina Lian yang terpaku di tempat itu, dengan dingin dia mengatakan, "Nona lian, mohon Anda jelaskan sebentar, ada apa ini sebenarnya?”

Angelina Lian terlihat kasihan menatap Taylor Shen, menunjuk Vero He, mengatakan: "Dia jelas-jelas bisa menghindar, melihatmu, dia tidak jadi menghindar, kakak keempat, tidak bisakah kakak tidak bersikap tidak adil seperti ini, berbicara memihaknya?"

"Dia bisa menghindar, tidak berarti kamu tidak memukul orang, Cristian Yan, hubungi departemen personalia, nona Lian melawan atasannya, pecat dia." Taylor Shen bersikap sangat tegas, dia juga mencari kesempatan, untuk memecat wanita itu dari departemen keuangan, departemen itu bisa dikatakan sebagai posisi yang sangat berbahaya, tidak boleh meninggalkan bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu di tempat itu, meskipun wanita itu tidak akan memiliki kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih dalam.

Angelina Lian marah bukan main, dia tidak percaya Taylor Shen memecatnya begitu saja, wanita itu menatap pria itu dengan tatapan penuh kebencian, "Kakak keempat, bukalah matamu lebar-lebar, lihatlah wanita yang ada di dalam pelukanmu, dia sama sekali bukan makhluk polos dan baik, cepat atau lambat kamu akan mati di tangannya.”

Mendengar hal itu, tiba-tiba saja Vero He teringat pada gambar gif di ponselnya dua malam yang lalu, wajahnya berubah sedikit pucat, kemudian melihat pria yang ada di hadapannya, hal pertama yang dilihat olehnya adalah lehernya yang jenjang, dagunya yang tegas, wanita itu sedang menunggu, menunggu bagaimana pria itu akan menjawab Angelina Lian.

Taylor Shen tidak melihatnya, tapi dia tahu kalau wanita itu sedang menatapnya, dia berkata: “Apakah dia makhluk baik yang polos atau bukan, tidak akan mempengaruhi keteguhan cintaku padanya, Cristian Yan, bereskan, antarkan nona Lian meninggalkan perusahaan."

Cristian Yan paham, alasan pemecatan Nona lian bukan hanya karena beliau memihak pada nyonya Shen, juga ada alasan dimana dia tidak bisa membiarkan wanita itu berada di departemen keuangan.

Menyelesaikan perkataannya, Taylor Shen tidak melihat Angelina Lian lagi, memapah Vero He berjalan keluar dari lift, samar-samar masih terdengar suara Taylor Shen yang bertanya pada Vero He, "Apa kamu terluka? Melihat orang akan memukulmu, apa kamu tidak bisa menghindar? Apa kamu sangat ingin dipukul?"

Jelas perkataan barusan seperti sedang menyalahkannya, tapi nadanya malah terdengar sangat memanjakan.

-----------------------

Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!

Bagi para pembaca yang ingin membaca buku berikutnya, silahkan di baca buku Signed The Contract & Get Married, ceritanya tak kalah menarik lo :))

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu