You Are My Soft Spot - Bab 379 Pria Juga Membutuhkan Mendengar Kata-Kata Cinta Yang Manis

Hati Stella berdebar seperti bukan miliknya lagi, dia sedikit mengangkat kepala, melihat pria tampan yang begitu dekat, ada seberapa banyak tengah malam, dia terbangun dari mimpi, melihat dia berbaring di sampingnya, perasaan yang ditekan dengan susah payah tidak ada tempat untuk melepaskannya, selain menatap wajahnya semalaman, dia tidak bisa melakukan apapun, perasaan itu ialah keputus-asaan.

Saat ini, dalam mata pria itu ada dirinya, perasaan hebat yang terpancar dalam matanya yang hitam , membuat hati Stella bergetarterpancar, apakah dia bisa berharap? Berharap Stella mengatakannya, maka dia pun akan merespon.

Jordan dengan hening menatapnya, Stella sedang bingung, alisnya berkerut hebat, dalam matanya terpancar rasa tidak tenang, Jordan mengerti, diantara mereka jika harus melangkah keluardari tahap ini sangatlah susah, dia tidak panik, bisa menunggu dengan tenang, meskipun hatinya tidak tenang, tidak stabil, takut perkataan yang keluar dari mulut Stella, bukanlah hal yang ingin di dengarnya.

Cukup lama, Stella barulah seperti sudah bertekad, keluarkan lah, orang malam itu ialah dia, Stella sangat bahagia, dia tidak menyerahkan dirinya kepada orang lain, memberitahu nya, bahwa dia mencintainya, dia ingin membuka mulut dan mengatakannya, malah dipotong oleh suara tiba-tiba.

“Itu.... Kakak Jordan.....” Suara terdengar dari belakang meja kerja, kedua orang yang terus memperhatikan sesama itu pun tiba-tiba membalikkan kepala, melihat Beatrice Li merangkak keluar dari bawah meja, ekspresi wajahnya sedikit sulit, matanya masih sedikit memerah, seperti mengalami penderitaan yang sangat besar.

Tadi melihat Stella merebut kalung permata kuning, menampar Jordan, dia mengira Jordan pasti akan marah, jika dengan begitu maka hubungan antara dia dan Stella pun akan hancur sepenuhnya. Dia pun menerobos masuk ke dalam kantor dan bersembunyi, tunggu setelah mereka selesai bertengkar , ia akan keluar dan menenangkan Kakak Jordan, dengan begitu, dia pasti akan mengakui kesetiaannya dalam kelembutannya.

Namun dia sudah menunggu cukup lama, tidak menunggu sampai ia masuk, Beatrice baru saja berencana pergi untuk melihat-lihat, dari sela pintu , melihat Jordan masuk sambil memeluk Stella, gaya itu membuat dia orang yang melihat ini pun malu, dalam hati yang panik,dia pun bersembunyi di bawah meja kerja.

Mendengar perbincangan mereka, ketika mendengar Jordan dengan penuh dengan kejutan bertanya pada Stella apakah ia mencintainya atau tidak, dia pun tercengang, dia menyangka keadaannya akan langsung berputar, sepenuhnya lari dari prediksinya sebelumnya, melampaui batas dirinya sendiri.

Jika Stella mengakui bahwa dia mencintai Jordan, maka dia sebanyak 10 orang pun tidak bisa menghalangi mereka untuk bersama. Dia tidak bisa membiarkan Stella mengatakannya dengan lancar, tidak boleh membiarkan mempunyai kesempatan untuk melupakan perbedaan mereka dulu, oleh karena itu lah ia merangkak keluar, memotong pembicaraan mereka.

Stella melihat Beatrice, seperti 1 baskom air dingin dituang di atas kepalanya, darah yang mengalir di tubuhnya langsung membeku, dia menyimpan kembali tatapannya, melihat pria yang sedang berekspresi suram, dia pun menjadi hening.

Jordan dengan dingin menatap Beatrice, sebenarnya dia muncul dari mana? Tatapannya suram dan ganas, tanpa sungkan langsung bertanya: “Siapa yang membiarkan masuk ke kantor ku?”

Beatrice berdiri disana, dicaci maki Jordan di hadapan Stella dia pun merasa tidak ada muka lagi , dengan marah menghentakkan kaki, melihat wajah Stella yang menjadi dingin, dia dengan sengaja berkata: “Aku membenci mu kak Jordan,ketika ingin aku datang kamu menyuruh ku datang, setelah ada istri pun melupakan aku.”

Selesai mengatakan hal itu, ia juga tidak bertarung dalam cinta, langsung menerobos, mengambil tas selempang Chanel, lalu menerobos keluar pintu.

Pintu terbanting “Piang”, gaya dia menerobos keluar pun terhenti, dia membalikkan kepala melihat pintu kantor yang tertutup rapat, dia ribut seperti ini, takut nya mereka juga tidak ada kesempatan untuk saling curhat lagi.

Dia selalu mengetahui, EQ kakak Jordan itu rendah, saat ini mereka hanya ribut saja bukan, paling baik ialah ribut sampai menggetarkan dunia, juga tidak akan berhubungan dengan baik lagi, Beatrice berpikir dengan licik, membalikkan badan berjalan ke arah lift.

Jordan menekan bibir tipisnya, membalikkan kepala melihat Stella yang sudah melihat dengan tatapan datar, dia mempunyai sebuah kepanikan yang sulit dibicarakan, dia berusaha membuat dirinya sendiri tenang, tidak menjelaskan kenapa Beatrice bisa berada di sini, semakin ia menjelaskan semakin membongkar apa yang ingin ia sembunyikan, dia menatap Stella, “Tadi mau mengatakan apa?”

Beatrice tiba-tiba muncul, menghibernasi urat Stella hingga sakit, dia melihat pria yang ada di hadapannya, berkata: “Aku sedikit lelah, aku mau pulang.”

Jordan mengerutkan alis, menjulurkan tangan menarik pergelangan tangannya, lalu menariknya dan duduk kembali, dia mengangkat kaki lalu menginjak sofa yang ada di samping badannya, menguncinya di tengah, dengan tidak senang berkata: “Stella, tadi aku berbicara begitu banyak, sebenarnya kamu mendengarkannya atau tidak?”

Stella tidak bisa bergerak , dia sangat kesal, tadi Jordan dengan keras kepala bertanya padanya, namun dia tidak berkata kata cinta apapun, dan masih menyuruh Beatrice datang, jelas-jelas dia tahu bahwa kakak beradik Lin’s Corp yang cantik ialah duri di hatinya, dia dengan tenaga mendorongnya, “Jordan, kamu mati saja!”

Jordan juga sudah marah, berbicara dengan baik-baik saja , Stella mempunyai kemampuan untuk membuatnya kesal, dia membungkukkan badan , memegang dagu Stella, dengan tatapan yang ganas menatapnya, “Stella, aku memberikan 1 kesempatan lagi pada mu, kamu mencintai ku atau tidak?”

Kelembutan yang tadi sudah tidak ada lagi, hanya tersisa amarah yang memenuhi dada, wanita ini kurang di beri pelajaran, berbicara pada nya dengan lembut dan sopan, dia pun tidak mengerti, harus dengan cara yang keras.

Stella juga marah, rasa sakit di dagunya membuatnya tidak sempat berpikir jernih, dia dengan suara keras berkata: “Tidak cinta tidak cinta tidak cinta, Jordan, kamu lepaskan aku!”

Pria itu menatapnya dengan dingin dan sedih, ujung bibirnya terpancar sebuah senyuman yang membuat orang ketakutan, 1 tangannya yang lain menjulur ke lekukan tubuh Stella, Stella terus bergetar di dalam telapak tangan Jordan, dia dengan jahat berkata: “Stella, jika tidak cinta untuk apa kamu gemetar? Tadi bukan kah mengatakan, mengira tidur dengan pria lain kamu akan sangat sedih, apakah hanya tidur dengan ku, kamu baru bisa mengatakan bahagia, ya?”

Wajah Stella langsung seperti terbakar, tidak disangka Jordan menggunakan perkataan yang tadi ia katakan untuk mempermalukannya, Stella dengan marah melihatnya, malah tidak bisa mengontrol respon dari tubuhnya, gemetar hingga begitu hebat, dia menjulurkan tangan menarik tangan Jordan, Jordan pun dengan sekuat tenaga menahan, dia kesakitan hingga menjerit dengan suara rendah, pipinya memerah, “Jordan, kamu ini....?”

“Aku apa?” Jordan sudah cukup dengan wanita ini , untuk selamanya mereka tidak berada di sebuah frekuensi yang sama, saling curhat dengan baik, pada akhirnya juga bisa berubah menjadi seperti ini, hati Jordan sangat lelah, tidak akan mencinta lagi.

“Brutal!” Stella dengan ganas menatapnya, kelembutan Jordan yang tadi semuanya itu ialah kepura-puraan, ialah untuk membohongi nya berkata 1 kata itu, untung saja ia tidak mengatakannya, jika tidak maka sekarang tidak tahu akan dipermalukan olehnya seperti apa.

Jordan tidak marah malahan tertawa, tubuhnya menekan, bibirnya menempel ke bibir merah Stella, tertawa dengan lembut dan menjengkelkan, suaranya malah terdengar amarah, “Stella, kamu wanita yang kurang ditiduri ini, aku tidak mau bermain petak umpet dengan mu lagi, kamu dengarkan aku dengan baik, perkataan ini aku hanya mengatakannya 1 kali.”

Stella melihat pria yang begitu dekat, wajah tampannya membesar di depan matanya, hawa panas yang terpancar dari tubuhya membuat sekujur tubuh Stella melemas, dia sadar apa yang mau dikatakan oleh Jordan, hatinya pun berdebar dengan sangat kencang.

Jordan menciumnya, dengan paksa menekan keinginan yang bergejolak dalam hati, dia dengan suara serak berkata: “Stella,ingatkah momen pertama kali kamu menerobos dan mencium ku, pada saat itu, aku pun sudah keras dengan mu, aku sangat menyukai mu, melihat mu, aku senantiasa ingin memeluk mu, mendapatkan mu, mencintai mu, aku mengira kamu mengetahui perasaan ku, namun kamu ini si bodoh, sudah 7 tahun namun tidak bisa menebak perasaan ku, tidak mengerti kenapa aku mempunyai kesukaan yang begitu spesial terhadap badan mu, si bodoh, itu karena aku menyukai mu.”

Pria yang sudah hampir berumur 40 tahun, mengatakan kata-kata yang berasal dari lubuk hatinya, wajahnya pun memerah. Meskipun ketika ia masih muda dan penuh gairah, juga tidak pernah mengatakan hal seperti ini pada wanita, saat ini merasa malu dalam hati, itu sudah pasti.

Stella seperti disambar petir, dengan tertegun melihatnya, di telinganya masih bergema perkataan Jordan tadi, itu karena kau menyukai mu, begitu pasrah dan juga penuh cinta, membuat hatinya juga merasa berdebar tanpa sebab, bahkan tidak berani percaya akan apa yang dikatakan olehnya tadi.

Jordan membuang wajahnya dan kehormatan seorang pria dengan mengatakan hal ini, tidak ingin bermain teka-teki dengan Stella, mengira Stella akan merasa tergugah olehnya, memeluknya dan mengatakan bahwa ia mencintainya, namun dia menunggu cukup lama, tetap saja tidak mendapatkan respon Stella, dia sedikit mengangkat kepala, dengan tatapan yang seperti elang menatapnya, orang bodoh ini masih membodoh, sama sekali tidak merespon.

Dia dengan marah, menjulurkan tangan menepuk dengan ringan wajahnya , dengan marah berkata: “Sudah terkejut, bicara!”

Saat ini barulah Stella merespon, rasa senang yang liar menghampiri, dia menatap pria tersebut, membuka mulurnya, dan mengatakan, “Tadi aku tidak mendengar dengan jelas, kamu katakan sekali lagi”

Jordan menatapnya dari atas kebawah, wajah tampannya semakin memerah, dia dengan marah berkata: “Stella, kamu dikasih hati minta jantung lagi, percaya atau tidak aku bercinta dengan mu?”

Hati Stella muncul gelembung-gelembung kebahagiaan, melihat gayaJordan yang kuat dan intensif, dia pun dengan manja berpura-pura marah berkata: “Aku benar-benar tidak mendengarnya dengan jelas, kamu katakan sekali lagi.”

Pria itu melihat wajah Stella yang manis dan cantik, hatinya pun melembut, dia menjulurkan tangan menarik telinganya, lalu berkata dengan suara rendah di samping telinganya: “Si bodoh, dengarkan dengan baik, aku menyukai mu, begitu ingin bercinta dengan mu.”

“..........” Wajah Stella memerah hingga tampir meneteskan darah, orang ini, bisa tidak jangan mengatakan sesuatu yang menghancurkan atmosfer ini? Namun hati Stella , malah dipenuhi dengan kebahagiaan dan tergugah, Jordan mengatakan bahwa ia menyukainya, dia pun begitu senang hingga sudah mau terbang, wnaita yang berusia 32 tahun, barulah ada pria yang mengungkapkan perasaan padanya, perasaan itu tidak bisa diutarakan.

Dia menjulurkan tangan merangkul leher Jordan, dengan sendirinya ia menghantarkan sendiri bibir merahnya, mencium bibir tipis Jordan. Senar ketat dalam tubuh Jordan berbunyi “Teng” dan langsung terputus, tatapannya yang membara menatap wanita yang menciumnya dengan begitu hangat itu, logika nya pun hilang dan langsung menekannya di atas sofa, dan memperdalam ciuman ini.

Ketika perlahan kehilangan kontrol, dia baru teringat dirinya mengabaikan 1 hal, dia pun melepaskan bibir masing-masing yang sedang menyatu itu, dengan tatapan yang mendalam melihatnya, hampir di tipu oleh Stella, jari tangannya meraba bibir Stella, dengan suara serak bertanya: “Lantas, apakah kamu mencintai ku?”

Stella mendengar ungkapanya, dalam hatinya merasa sangat senang, selain merespon dengan cara yang ia sukai, ia juga malu mengatakan hal itu keluar, pria tersebut pun terus bertanya dengan tanpa mau mendengar alasan apapun, terlebih membuatnya tertekan dan tidak tenang, dia merangkul tangan di leher Jordan lalu dan menariknya kebawah, bibir merahnya kembali mencium, begitu menyentuh.

Perlahan, Jordan melihat dengan jelas motif nya, Stella enggan menjawab, maka ia pun harus membuatnya mengatakannya, dia menurunkan kedua tangan Stella, lalu menekannya di atas kepalanya, bertanya lagi: “Stella, kamu mencintai ku atau tidak?”

Stella dikurung olehnya, sedikit menegakkan badan bagian atasnya, menutup mulut Jordan, pria tidak mau dicium olehnya, tidak membiarkan pemikiran kecilnya lolos begitu saja , “Katakan lah, mencintai ku atau tidak?”

Pria itu sudah tidak ada rasa malu yang tadi, merasa gaya dia yang sekarang menahan ini sangatlah menarik, semakin ia tertekan, maka Jordan semakin ingin ia mengatakanya. perlahan ,Stella tahu dirinya tidak bisa menghindar lagi, dia tersipu malu, pun dengan manja berpura-pura marah berkata: “Aku sudah begitu inisiatif, kamu masih tidak bisa melihatnya kah?”

Pria tua itu pun dengan serius berkata: :”Pria juga membutuhkan mendengar kata-kata cinta yang manis.”

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu