You Are My Soft Spot - Bab 245 Dia Membawanya Pulang (2)

Vero He melihat cahaya di dalam matanya, tiba-tiba teringat pagi hari ini, situasi Dia berinisiatif menggodanya, wajahnya merah sampai akan meneteskan darah, mengalihkan pandangan, bersikeras menjawab: “Baru tidak.”

“Kelihatannya aku pagi tadi tidak cukup bekerja keras, belum memuaskanmu, jadi kamu baru telah turun dari ranjang lalu tidak mengakuinya lagi.” Bibir tipis Taylor Shen sedikit dinaikkan, Dia ada sedikit kemunafikan, Dia lalu bekerjasama dengannya.

Tidak peduli Dia ada maksud apa, Dia juga akan meninggalkannya disisinya, memakannya sampai kering.

Perkataan Arthur itu, diletakkan di tubuhnya juga sudah sangat cocok.

Vero He malu sampai ujung rambutnya sudah akan membakar, terutama saat Dia mengatakan perkataan ini, masih segera mendekat ke telinganya, belum selesai, masih menjilat telinganya, sebuah aliran listrik datang membelah, Dia terkejut, seluruh tubuhya seperti disengat listrik saja, bergetar.

Pria dengan kejam tersenyum, “Masih belum menyentuhmu, sudah gemetar sampai seperti ini, pagi tadi benar saja tidak bisa memuaskanmu.”

“Kamu sembarangan bicara!” Vero He kesal, wajahnya merah tidak jelas, selalu dipermainkan oleh pria ini sampai malu. Jelas-jelas pengendalian seorang wanita, membuatnya tidak bisa mengatakan perkataan yang kelewatan untuk melawan.

Melihat tampilannya yang emosi, pria tersenyum seperti seekor serigala besar, Dia berkata: “Tiffany, mengakui memiliki penantian pada sex, bukan hal yang memalukan.”

Mendengarnya semakin mengatakan semakin kelewatan, Dia langsung mengulurkan tangan menutup bibirnya, dengan keras berkata: “Kamu saat ini jangan berbicara.”

Taylor Shen tersenyum, dadanya bergetar, Vero He merasakannya, sangat berharap menggali sebuah lubang masuk ke dalam, terlalu jahat, terlalu jahat.

Berjalan sampai ke samping mobil, Dia menarik pintu tempat duduk penumpang depan, memasukkannya ke dalam, lalu berbalik pergi mengutip sandalnya memakaikannya. Saat Dia bangkit, satu tangan menahan di tempat pegangan, satu tangan menahan di punggung kursi, melihat wajahnya masih memerah, Dia tiba-tiba teringat sesuatu, malah tidak pergi, “Tiffany, kita masih belum pernah melakukannya di mobilkan?”

“……” Vero He seketika mengangkat kepala memelototinya, hasilnya Dia mendekat terlalu dekat, bibirnya menyentuh jakunnya yang seksi, sekeliling seketika menjadi tenang, Dia bahkan bisa mendengar suara pria dengan sulit menelan air liur. Dia dengan kaku duduk di atas kursi, pandangannya melihat sekeliling, tidak berani melihat dirinya.

Nafas pria menekan dan cepat, cahaya dalam mata phoenixnya menyinari langit, menganggap ketidaksengajaannya menjadi permintaan inisiatif, Dia menjilat bibir tipis yang kering, suaranya berat pelan, “Sudah mengerti, kita kapan mencobanya.”

Selesai mengatakan, Dia pergi dari tempat duduk penumpang depan, sampai suara pintu ditutup berbunyi, Vero He baru meresponnya, mengangkat kepala memelototi pria yang melewati kepala mobil, Dia telah mengetahui apa? Lalu ingin mencoba apa? Dia tiba-tiba sedikit merasa ingin menangis tanpa air mata, Dia sepertinya telah memberikan isyarat yang salah padanya.

Tubuh mobil menurun, Taylor Shen masuk dalam mobil, menarik pintu melihatnya termengun duduk disana, Dia memajukan tubuh, tiba-tiba mendekat, Vero He terkejut, dengan refleks menempel ke belakang punggung kursi, mewaspadai menatapnya, “Kamu ingin melakukan apa, disini adalah kantor polisi.”

Mengerti Dia telah berpikir lain, Dia tidak menjelaskan, hanya dengan konyol berkata: “Begitu tidak tahan? Ingin langsung disiarkan dilokasi?”

“……” Vero He awalnya diikuti persiapan hati tidak akan mengikutinya sampai mati, mendengar Dia berkata sepeti ini, Dia mengerti dirinya sudah salah paham, kembali diganggu olehnya, Dia sangat kesal. Di masalah pria dan wanita, kulit wajahnya tipis, selalu saja yang dibully itu.

Dia mengulurkan tangan membuka pintu, Taylor Shen melihatnya, menekan mengunci pintu, dengan tidak berdaya menghela: “Kenapa masih seperti ini tidak tahan diganggu?”

Selesai mengatakan, Dia mengangkat tangan menarik sabuk pengaman, dengan cepat mengikatkannya, lalu kembali ke tempatnya, mengikat sabuk pengaman, mengemudikan mobil keluar dari kantor polisi. Di dalam mobil telah dibuka penghangat, suhunya lebih tinggi dari luar, saat mereka keluar dari kantor polisi, hari sudah sangat gelap, saat ini lampu mewah hidup, cahaya lampu menyinar masuk, terang dan gelap.

Vero He demi menutupi rasa canggungnya, terus tengkurap di samping jendela, menulis di atas kaca, Taylor Shen menolehhkan kepala, melihat di atas kaca bertuliskan kata James He.

Seketika itu, mengatakan tidak cemburu itu palsu, Dia seperti biasa menyimpan kembali pandangannya, tiba-tiba menanyakan: “Tiffany, aku lebih tampan atau James He lebih tampan?”

Dari dalam mulut pria menanyakan pertanyaan seperti ini, juga ada sedikit aneh, Vero He menghentikan gerakan menulisnya, membalikkan kepala melihatnya, melihat wajah tampan pria ada raut tidak senang yang jelas, Dia seketika tersenyum, pria umur 37 tahun menanyakan pertanyaan yang seperti sedang cemburu seperti ini, sampai akhir terlihat sulit diduga.

Taylor Shen menanyakannya lalu menyesal, hanya wanita baru bisa menanyakan pertanyaan aku lebih cantik atau Dia lebih cantik, Dia sejak kapan sudah sama dengan wanita, melihat Vero He tersenyum memandanginya, dalam hatinya sangat tidak nyaman, dengan sombong berkata: “Tidak mengatakan aku juga tahu, pasti aku lebih tampan.”

“Taylor Shen, kamu lihat, ada sapi terbang di langit.” Vero He tiba-tiba menunjuk jendela berkata.

Taylor Shen dengan merendahkan memelototinya, “Kamu pikir kepintaranku berada satu garis denganmu, trik seperti ini lalu bisa mengalihkan perhatianku.”

“……” Vero He tidak bisa berkata-kata lagi, Dia ada betapa percaya diri, masih ada, Dia kenapa harus membandingkan dengan kakak? Menyadari sesuatu, Dia membalikkan kepala melihat kaca, jejak tulisan di atas perlahan kabur, Dia seketika merespon pertanyaan yang tanpa sebab ini, datang dari mana, Dia melihatnya menanyakan: “Taylor Shen, kamu sudah cemburukan?”

Taylor Shen melihat wajah kecilnya yang bangga itu, ingin mengelak, akhirnya masih menganggukkan kepala, “En, cemburu kalian berpelukkan begitu erat.”

“……”

Mobil mengemudi setengah jalan, handphone Taylor Shen berbunyi, Dia menerima, di telepon oleh Cristian Yan, mengatakan para direksi masih menungggu, menanyakan rapat masih dilanjutkan atau dibubarkan. Taylor Shen melihat sekilas Vero He, berkata: “Dua puluh menit kemudian, aku tiba di kantor, selain itu utus orang pergi membeli pakaian wanita.”

Pandangan Taylor Shen melirik ke depan dada Vero He, lalu melaporkan ukuran, baru mematikan telepon.

Wajah Vero He seketika menjadi panas, Dia kenapa bisa dengan tidak berekspresi melaporkan ukurannya? Dia berpura-pura tenang melihat keluar jendela, “Kamu ingin kembali ke kantorkah? Kalau begitu aku menelepon Erin datang menjemputku.”

“Tidak perlu, sebelum James He keluar dari kantor polisi, aku ingin dengan dekat menjagamu.” Suara Taylor Shen lembut, barusan melihat Dia jongkok di depan kantor polisi, detak jantungnya sudah akan berhenti, demi menghindari kejadian seperti ini kembali terjadi, Dia lebih baik menjaganya sendiri baru tenang.

Vero He seketika membalikkan kepala memelototinya, “Tidak mau, aku ingin pulang ke kediaman He.”

“Tiffany, kamu ingin aku mengikutimu ke kediaman He?”

“……” Vero He tentunya tidak ingin Dia pergi ke kediaman He, tapi Dia juga tidak ingin ikut dengannya kembali ke Sunshine City, itu adalah tempat yang penuh dengan memory, Dia takut dirinya tinggal disana, akan menjadi lemah.

“Atau kamu takut aku memakanmu?” Taylor Shen kembali menanyakan.

Vero He mengigit bibir, diam tidak bersuara.

Mobil mengemudi masuk ke garasi Shen’s Corp, Taylor Shen menariknya masuk ke lift, teleponnya kembali berbunyi, dari sana datang suara panik Erin, “CEO Shen, kamu hari ini ada bertemu dengan nona Vero tidak?”

Taylor Shen dengan tidak tersadar memandang kearah Vero, suara handphone tidak begitu besar, hanya takut saat menjawab telepon mengeluarkan suara, di dengar oleh orang informasi yang sedikit rahasia, jadi Vero He tidak dapat mendengar dari sana sedang mengatakan apa.

“Ada apa?”

“Nona Vero telah hilang, kami mencarinya kemana-mana tidak menemukannya, kondisi kejiwaannya sangat buruk, aku khawatir terjadi sesuatu padanya.” Erin sangat panik, saat makan malam, Dia naik melihat Vero He telah bangun belum, masuk ke dalam kamar baru menyadari, kasur sudah tidak ada orang.

Mereka terus berada di bawah, tidak mungkin seorang orang dewasa pergi, mereka semua tidak melihatnya.

Taylor Shen menyipitkan mata, bibir tipis menunjukkan radian yang mencibir, “Kalian telah kehilangan orang, malah datang menanyakan aku orangnya?”

“Aku bukan bermaksud seperti ini, CEO Shen, nona Vero saat ini tidak bisa diserang, tuan muda ditangkap, dokter psikolognya dibunuh, saat ini tidak ada orang yang bisa membantunya, kalau dunia psikologinya kembali runtuh, akibatnya sulit dibayangkan. Kalau kamu benar peduli padanya, tolong kamu harus menemukannya.” Erin sangat panik seperti semut di atas panci panas, ini ada kali kedua, Dia begitu saja melihat Vero He lenyap dari hadapannya.

Rasa sedih di dalam hatinya tidak diungkit, hanya saja khawatir kembali membuatnya jatuh dalam tangan orang jahat.

Vero He mendengar perkataan Taylor Shen itu, sudah menebak siapa orang yang menelepon, Dia menanyakan berkata: “Erinkah?”

Erin mendengar suara Vero He, Dia hampir menangis karena bahagia, “CEO Shen, nona Vero bersama denganmu benar tidak?”

Taylor Shen juga tidak ingin mempersulitnya, menganggukkan kepala, “Dia bersama denganku, untuk sementara waktu tinggal di Sunshine City, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya, harus melakukan apa lakukanlah, aku akan menjaganya.”

“Terima kasih Tuhan, aku bisa bicara dengan nona Vero tidak?” Erin benar-benar merasa lega, Dia sampai saat ini juga masih tidak mengerti, Vero He pergi darimana, di dalam villa begitu banyak orang, pengawalnya tinggal di kediaman He menunggu perintah, Dia seorang diri bagaimana keluar?

Taylor Shen melihat Vero He sekilas, memberikan handphone padanya, “Dia ingin berbicara denganmu.”

Vero He segera menerimanya, Taylor Shen bersandar di dinding emas, mendengar Dia dengan pelan meminta maaf pada Erin, suara kedengaran sangat normal. Dunia psikologi hancur? Sebelum bertemu dengan James He, Dia kelihatannya benar sangat tidak normal.

Ditubuhnya sebenarnya telah terjadi apa, teka-teki ini lalu akan membawa akibat seperti apa? Dia malah semakin lama semakin tidak berani menyentuh.

Vero He mematikan telepon, mengembalikan handphone padanya, Taylor Shen mengulurkan tangan, malah menggenggam pergelangan tangannya, sedikit menggunakan tenaga, Dia lalu terjatuh dalam pelukannya, Dia menundukkan badan, bibir tipis menahan miliknya, perlahan mendalam.

Bibir dan gigi dua orang saling menyentuh,, nafas saling mengikat, sepasang tangan Vero He tidak tahu bagaimana menarik bajunya, baju yang rapi dibawah tangannya menjadi kusut, siapa juga tidak memerhatikan, Dia malah hanya merasa, jiwanya sudah akan ditelan oleh keramahannya.

Dia ini kenapa, kenapa tiba-tiba begitu ramah menciumnya?

Lift sudah sampai di atas, sepasang pintu dengan pelan terbuka, staff yang berdiri di luar lift melihat tampilan yang begitu panas, tiba-tiba tercengang, wanita memakai baju tidur dan sandal, diluar memakai jaket CEO Shen, Dia seperti tidak hati-hati mengganggu apa, seketika tidak tahu harus bagaimana.

Ujung mata Taylor Shen meliriknya, Dia dengan pelan melepaskannya, Vero He dengan terengah-engah bersandar di dalam pelukannya, tubuhnya lemas tidak bisa berdiri. Dia sama sekali tidak berani melihat tatapan para staff yang berdiri diluar lift, bersembunyi di dalam pelukannya menjadi burung kasuari.

Tenggorokan Taylor Shen dilewati sebuah tawaan, mengulurkan tangan merangkulnya, dengan langkah besar masuk ke dalam lift. Mengantarnya kembali ke ruangannya, seluruh tampilan adalah kaca, setelah Dia masuk, mengambil remote, menutup gorden.

Melihat Vero He dengan canggung berdiri di tengah ruang kerja, Dia mengangkat langkah berjalan kesana, mengulurkan tangan menyentuh pipinya yang indah, dalam matanya bercahaya, itu adalah cahaya jatuh cinta, “Dengan patuh menungguku disini, aku pergi rapat, kamu jangan sembarangan lari, kalau tidak membiarkan aku menangkap kembali, aku lalu akan mengikatmu di atas kasur seumur hidup.”

Suaranya kejam, membawa keseriusan yang harus dilaksanakan.

Vero He bergetar, dengan patuh menganggukkan kepala, “En, aku tidak sembarangan pergi.”

Taylor Shen tersenyum, seperti sangat puas dengan kepatuhannya, Dia menundukkan kepala, melihat handphone hitam di tangannya, Dia berkata: “Kalau bosan lalu main handphone, juga bole main komputer, tapi di dalam handphone ada beberapa permainan yang lumayan, menambah kepintaran, merekomendasikanmu untuk memainkannya.”

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu