You Are My Soft Spot - Bab 97 Akhirnya Kamu Datang, Untung Aku Bertahan (3)

Ia pikir Taylor Shen akan menikahinya setelah mereka berhubungan seksual, syukur-syukur ia sekalian hamil. Ia tidak menyangka pria yang menimpanya adalah Wayne Shen.

Hati Jennifer Li semakin pedih mendengar kata-kata Angela He ini. Ia tidak ingin semakin tersakiti, jadi ia berbalik badan dan langsung berlari ke kamar. Ia membanting pintu kencang-kencang dan langsung menguncinya.

Wayne Shen mengejarnya, namun pintu terlanjur dikunci. Pria itu mengetuk-ngetuknya sekuat tenaga, “Jennifer Li, percayalah, aku tidak sengaja melakukannya. Tolong bukakan pintu ini, kasih aku masuk.”

Sambil terbatuk-batuk karena menangis, Jennifer Li berganti baju, memasukkan piyamanya ke dalam tas, lalu membereskan barang-barangnya. Ia kemudian membuka pintu kamar. Wayne Shen masih berdiri di depan pintu, dan melihat wanita itu keluar, ia menahan tangannya: “Jennifer Li, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memaafkanku?”

Jennifer Li mengusap air matanya, lalu menjawab tegas: “Selamanya tidak akan memaafkanmu! Minggir!”

Jennifer Li tidak bisa menerima permintaan maaf pria yang telah menyakitinya. Sekalinya teringat momen Wayne Shen dan Angela He bercinta, kepedihan di hatinya langsung mengemuka lagi.

Wayne He lama-lama jadi kesal sendiri. Ia dalam hati mengomel, mengapa tidak mau memaafkan juga sih? Ia tadi jelas-jelas dengar Kakak bilang kamar Jennifer Li ada di seberang kamarnya, mengapa kamar itu ternyata malah ditempati Angela He? Mengapa Jennifer Li malah tidur di kamar sebelah kamar?

“Jennifer Li, kepercayaanmu padaku jadi hanya serendah ini?” tanya Wayne Shen.

Jennifer Li menatapnya lekat-lekat. Ia tidak menyangka Wayne Shen masih bisa membela diri seperti ini. Sambil menangis dan tersenyum kecewa, ia berkata: “Kalau malah ini gantian aku yang tidur dengan kakak laki-lakimu, apakah kamu masih akan menanyakan pertanyaan bodoh ini? Wayne Shen, aku menangkap basah kamu di atas ranjang. Bagaimana aku harus percaya padamu?”

“Aku tidak akan mengizinkanmu melakukan itu!” Wayne Shen langsung mau mengamuk membayangkan adegan tersebut.

“Apa yang sedang kalian ributkan tengah malam begini?” Tiba-tiba terdengar protes Kakek Shen dari lorong jalan. Kakek Shen belum terlelap, dan mendengar rintihan dan desahan di lantai atas, ia pikir itu suara dari Angela He dan Taylor Shen. Ia dalam hati merasa lega rencananya berjalan lancar. Ia kini ingin menangkap basah mereka.

Kakek Shen tidak menyangka yang ia temui malah Wayne Shen dan Jennifer Li yang tengah bertengkar. Ia mengernyitkan alis dengan tidak senang.

Jennifer Li melepaskan tangan Wayne Shen, lalu berkata pada Kakek Shen: “Kakek Shen, aku mohon pamit.”

Kakek Shen menatap mereka keduanya. Mendengar tangisan Angela He dan luka cakaran di lengan dan wajah Wayne Shen, ia bertanya lagi: “Sebenarnya apa yang terjadi sampai ribut seheboh ini tengah malam?”

“Kakek Shen, kamu lebih baik tanya saja putramu itu.” Jennifer Li langsung berjalan ke arah tangga. Begitu sampai di ujung tangga, ia berpapasan dengan Nelson Shen dan Jocelyn Yan yang tengah naik dengan panik, “Ada apa, Jennifer Li? Malam-malam begini mau ke mana kamu?”

Bagaimana pun juga Jennifer Li berasal dari keluarga terpandang. Tidak peduli seberapa sakit hatinya, ia tetap harus bersikap sopan pada orang-orang yang tidak tahu apa-apa. Ia berkata: “Kakak, aku pamit duluan.”

Jocelyn Yan menatap bayangan tubuh Jennifer Li sambil tersenyum dingin. Nelson Shen, sebaliknya, sama sekali tidak tahu apa yang istrinya lakukan. Ia mengernyitkan alis: “Apa yang terjadi sampai dia pergi seperti ini?”

“Kamu mengkhawatirkan apa? Ada supir yang akan mengantarnya pergi. Kita lihat ke atas yuk ada apa,” ujar Jocelyn Yan berusaha mengalihkan perhatian Nelson Shen.

……

Tiffany Song terbangun oleh dering ponselnya. Dengan masih setengah sadar, ia membaca nomor peneleponnya, lalu mengangkat: “Halo, siapa ini?”

“Kakak Song, bisakah kamu ke sini sebentar jemput aku?” Dari seberang sana terdengar suara sembab Jennifer Li. Tiffany Song seketika kaget melihat ada satu tangan Taylor Shen di pinggangnya. Sekujur tubuhnya terasa pegal seperti habis dilindas kereta api.

Kali ini mereka benar-benar melakukan “itu.” Dari sejak awal merasa takut hingga akhirnya merasa nyaman, sosok Taylor Shen perlahan-lahan berhasil menggantikan bayangan pria yang lima tahun lalu memperkosanya di tengah kegelapan.

Hati Tiffany Song kini dipenuhi kebahagiaan. Teringat kegilaan yang dilakukan mereka berdua barusan, pipinya memerah. Ia kemudian melepaskan tangan Taylor Shen darinya dengan hati-hati. Tangan pria yang masih terlelap nyenyak itu langsung bergerak-gerak seperti menyadari ada sesuatu yang hilang. Tiffany Song pun langsung memberikan gulingnya untuk dipeluk Taylor Shen.

Tiffany Song bangkit berdiri. Dengan kedua kaki yang masih lemas, ia berjalan ke sisi jendela dan bertanya pelan: “Jennifer Li, kamu di mana? Aku kebetulan sudah balik ke Kota Tong, jadi aku bisa jemput.”

“Aku di jalan besar depan rumah kediaman keluarga Shen. Kamu ke sini sebentar jemput aku, oke?” Di Kota Tong, Jennifer Li hanya kenal Wayne Shen dan Tiffany Song. Selain menelepon Tiffany Song saat ini, ia tidak tahu harus menelepon siapa lagi.

Tiffany Song mendongak menatap jam dingin. Sekarang pukul setengah tiga pagi, pasti terjadi sesuatu pada Jennifer Li sampai ia ingin keluar dari rumah kediaman keluarga Shen saat ini juga. Tiffany Song buru-buru mengiyakan: “Jennifer Li, kamu tunggu di sana dan jangan bergerak sedikit pun ya. Aku segera ke sana, kamu jangan naik mobil siapa pun, oke?”

“Baik, aku tunggu kamu di sini.”

Tiffany Song mematikan telepon. Ia buru-buru ganti pakaian. Sebelum keluar dari kamar, ia berhenti sejenak, berbalik badan, dan berjalan ke sisi ranjang. Ia menatap wajah tampan Taylor Shen yang tengah terbaring pulas lalu mengecupnya, “Taylor Shen, tunggu aku pulang ya.”

Ini pertama kalinya Tiffany Song mengebut, kecepatannya mencapai seratus lima puluh kilometer per jam. Untung jalanan sepi subuh-subuh begini. Dalam setengah jam, ia langsung tiba di jalan raya depan rumah kediaman keluarga Shen. Ia melihat Jennifer Li berdiri di sisi jalan dengan didampingi Wayne Shen di sebelahnya. Mereka tidak saling berbicara satu sama lain, suasana di antara mereka terasa tegang.

Tiffany Song menghentikan mobilnya persis di depan mereka. Ia mematikan mesinnya, mengunci mobil, lalu menghampiri Jennifer Li: “Jennifer Li, ada apa?”

Seperti menemukan keluarganya sendiri, Jennifer Li langsung memeluk Tiffany Song dan menangis sejadi-jadinya. Tangisannya terdengar sangat menyedihkan, siapa pun yang mendengarnya pasti akan merasa iba. Tiffany Song menepuk-nepuk pelan bahunya, “Jangan menangis, berhentilah……”

Wayne Shen merasa iba melihat Jennifer Li menangis, namun ia tidak bisa melakukan apa-apa. Barusan ia mengejarnya keluar, dan bagaimana pun ia mencoba membujuknya, Jennifer Li tetap saja tidak mau kembali ke rumah bersamanya. Wayne Shen tahu, Jennifer Li tidak akan memaafkannya begitu saja.

Tiffany Song menatap Wayne Shen. Pria di hadapannya ini terlihat sangat familiar baginya karena sedikit banyak mirip dengan Taylor Shen. Ia bertanya: “Apa yang terjadi? Kalian bertengkar?”

Wayne Shen membuka mulut, tetapi tidak tahu bagaimana ia harus menjelaskan. Ia menjawab: “Jennifer Li tidak mau pulang denganku. Mohon kamu temani dan rawat dia baik-baik ya. Kalau ada apa-apa hubungi aku, aku akan langsung datang ke tempatmu.”

Tiffany Song memberikan nomor teleponnya sendiri ke Wayne Shen. Ia kemudian memapah Jennifer Li masuk ke mobil. Setelah menutup pintu mobil, ia menghampiri pria itu dan berpesan: “Jangan khawatir, aku akan merawatnya baik-baik. Aku bisa paham, pertengkaran memang sulit terhindarkan dalam hubungan asmara. Setelah emosinya menurun nanti, dia pasti akan memaafkanmu.”

Wayne Shen tersenyum kecut, “Dia tidak akan memaafkanku.”

Tiffany Song mengernyitkan dahi. Ia tidak berkata apa-apa lagi dan langsung menuju ke pintu kemudi mobil. Setelah mobil melaju beberapa saat, ia melirik Wayne Shen dari kaca spion. Pria itu masih berdiri di sisi jalan tanpa bergerak sama sekali. Tiffany Song kemudian menoleh ke Jennifer Li, yang bersandar di punggung kursi sambil menangis, lalu berkata: “Jennifer Li, Wayne Shen sayang sekali denganmu.”

Dengan kaca spion belakang, Jennifer Li melihat bayangan Wayne Shen yang semakin lama semakin jauh. Sampai pria itu tidak terlihat lagi, Jennifer Li baru buka suara: “Kakak Song, kamu tahu tidak? Aku sudah kenal ia sembilan tahu, tetapi mulai sekarang kami tidak punya kemungkinan untuk bersama lagi.”

Tiffany Song tidak tahu ada masalah apa, jadi ia otomatis tidak paham bagaimana harus menenangkan Jennifer Li. Ia hanya bisa berkata: “Jennifer Li, kita terkadang memang merasa tersakiti saking cintanya kita dengan pasangan. Selagi tidak melanggar hal-hal yang sifatnya fundamental, jangan dengan mudah mengucapkan kata berpisah, kalau tidak suatu hari nanti ketika kamu mengingat-ingat hari ini kamu akan menyesal seumur hidup.”

Jennifer Li gigit-gigit bibir, tangisannya pun semakin kencang.

……

Wayne Shen terus menatap Bentley Continental putih yang dikendarai Tiffany Song hingga tidak kelihatan lagi. Ia menonjok-nonjok tiang listrik di sebelahnya sampai tangannya berdarah-darah. Sebenarnya apa yang salah? Mengapa orang yang ada di kamar bukan Jennifer Li? Mengapa ia sampai diberi obat oleh orang?

Wayne Shen berbalik badan dan berlari balik ke rumah kediaman keluarga Shen dengan marah. Ia harus menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Ia sungguh tidak terima dijebak seperti ini.

Lampu di rumah kediaman keluarga Shen menyala terang. Angela He masih terduduk di sofa sambil menangis hingga matanya bengkak. Jocelyn Yan tanpa henti mengusapkan air matanya dengan tisu, “Angela He, jangan menangis lagi. Ceritakan pada papamu apa yang terjadi, nanti biar ia bantu kamu carikan solusinya.”

Angela Hen merasa sangat sedih. Orang yang ia suka adalah Taylor Shen, bagaimana ia harus bertemu Taylor Shen setelah ia disetubuhi oleh Wayne Shen begini? Memikirkan ini semua membuat tangisan Angela He semakin keras.

Melihat bekas ciuman di leher Angela He, Kakek Shen langsung tahu apa yang terjadi. Ia menyipitkan mata, tidak paham mana yang salah sampai yang masuk kamar Angela He adalah Wayne Shen, bukan Taylor Shen.

Ia barusan sempat bertanya pada Raka. Raka bilang ia yakin sup yang dicampur obat adalah sup yang diberikan ke Taylor Shen. Kakek Shen juga melihat sendiri Taylor Shen meminum habis sup itu, bagaimana bisa efek obatnya menular ke Wayne Shen?

Kakek Shen memijit-mijit jidatnya sendiri saking pusingnya. Pertama, ia sebenarnya sangat mendukung hubungan Wayne Shen dengan Nona Li. Kedua, melihat Angela He dilecehkan begini, keluarga He pasti tidak akan diam saja.

Semakin dipikirkan, kepalanya semakin penik. Melihat Wayne Shen kembali seorang diri, ia bertanya: “Jennifer Li mana? Kok tidak balik bareng kamu?”

“Ia dijemput temannya.” Wayne Shen tidak ingin berbicara lagi. Ia masuk ke ruang tamu, dan melihat Angela He yang masih menangis, ia berkata pada Kakek Shen: “Pa, aku diberi obat oleh orang.”

Kakek Shen menatapnya marah, “Wayne Shen, pria itu harus berani mengakui kesalahan. Kamu harus mengaku apa yang telah kamu lakukan pada Angela He, jangan malah omong kosong untuk menghindari tanggung jawab seperti ini!”

“Aku tidak menghindari tanggung jawab. Aku sungguh-sungguh diberi obat oleh orang. Mengenai siapa orang itu, aku rasa orang itu punya dendam denganku.” Taylor Shen menatap lekat-lekat semua yang ada di ruang tamu. Ia sungguh dendam dan marah.

Jocelyn Yan panik melihat tatapan Taylor Shen. Ia terus menyembunyikan ketakutannya dengan berpura-pura sibuk membasuh air mata Angela He.

“Manusia tidak berguna!” Kakek Shen memukul meja dengan kesal. Ia menunjuk-nunjuk Taylor Shen dengan murka: “Kamu semalam makan makanan yang sama dengan kami, kami tidak termakan obat, mengapa kamu bisa termakan?’

Sambil terus menangis, Angela He mendongak menatap Wayne Shen. Ia sendiri juga ingin tahu bagaimana pria itu akan menjelaskan hal ini. Melihat tatapan Wayne Shen yang dalam, jantungnya entah mengapa berdegup kencang.

Sepanjang jalan balik tadi, Wayne Shen memang memikirkan hal ini. Ia berspekulasi: “Ada yang salah dengan sup obat kemarin.”

Jocelyn Yan tidak tahan terus duduk. Ia berdiri dan tersenyum dingin: “Wayne Shen, apa maksudmu? Sup obat itu sebenarnya disajikan untuk William Tang, kemudian kamu merebutnya. Sekarang kamu bilang supnya ada masalah, berarti kamu ingin bilang aku memberikan obat pada anakku sendiri?”

Wayne Shen menatap Jocelyn Yan lekat-lekat, “Iya atau tidaknya hati Kakak lah yang paling paham.”

Jocelyn Yan sangat risih, “Coba tunjukkan buktimu kalau memang yakin aku yang menaruh obat! Aku ini tidak punya musuh, menurutmu buat apa aku kasih William Tang obat? Kamu jangan menghindari tanggung jawabmu atas kesalahan yang kamu buat sendiri. Ini bukan tindakan yang laki!”

“Selain tambah semangkuk sup itu, makananku sama persis dengan kalian. Kalau sup itu memang tidak bermasalah, mengapa aku jadi seperti ini?” Nada bicara Wayne Shen sangat dingin. Melihat Jocelyn Yan bersiap mendebat, ia buru-buru mendahului: “Kakak jangan buru-buru mendebat, masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan. Di meja makan semalam, semua orang mendengar bahwa kamu akan menempatkan Jennifer Li di kamar seberang kamarku, dan Nona He di kamar pertama lantai lima. Mengapa kamu tiba-tiba menukarnya? Mengapa Nona He jadi tidur di seberang kamarku dan Jennifer Li di kamar pertama lantai lima? Ini semua kamu rencanakan dengan sengaja bukan?”

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu