You Are My Soft Spot - Bab 239 Dia Sama Sekali Tidak Bisa Masuk, Oke (3)

Taylor Shen bukanlah pria kejam yang seperti Dia pikir, Taylor Shen bukan tidak punya perasaan kepadanya, tapi perasaannya terlalu dalam, semakin dekat dengannya, dunianya semakin seperti akan runtuh.

Dia tahu, kalau ingin melindungi diri dengan baik, maka sekarang juga Ia harus menghentikan langkahnya, namun apa yang tejadi di depan matanya terus mendorongnya, tidak membiarkan Ia berhenti ditengah jalan.

Dia menyadarkan diri, lalu menaruh tas di sofa, melihat Jacob Shen sudah menyalakan TV, sedang menonton Boonie Bear, Dia membuka mantelnya, menggulung lengan bajunya, masuk ke dapur. Di dalam kulkas sudah penuh dengan makanan, sepertinya makanan tersebut di siapkan asisten rumah sebelum Ia pergi.

Lalu Dia menanak nasi, lalu Ia mengeluarkan beberapa macam sayur, dan manaruhnya di bawah keran untuk dicuci.

Jacob Shen duduk bersila di atas sofa, mendengar suara melangkah, Dia menoleh dan melihat Taylor Shen turun dari lantai atas, Dia terkejut sampai melototi mata bulatnya, lalu hatinya pun langsung merasa kesal dan bertanya dengan suara yang kencang, : “Ayah, kamu bukannya dinas?”

Taylor Shen melihat Dia dengan sekilas, semalam dirinya terus berbaring sana disini di ranjang sepanjang malam, tidak bisa tertidur, dengan terpaksa Ia baru tertidur saat sudah menjelang pagi, dan tidur sampai sekarang, hpnya pun tidak berdering sama sekali, Dia baru teringat, kemarin Dia sudah memberitahu Cristian Yan, hari ini jangan menganggu Dia.

Tadi Ia mendengar suara mesin dari luar, Dia hampir melompat dari tempat tidur, dengan kecepatan tinggi langsung datang ke samping jendela, lalu Ia membuka sedikit gorden, melihat Tiffany turun dari mobil, Dia masih mengira kalau dirinya sedang bermimpi.

Melihat Tiffany dengan perlahan masuk ke dalam vila, jantungnya pun berdetak dengan kencang, mimpi yang sudah Dia harapkan dari dulu menjadi kenyataan, tiba-tiba Ia pun sulit percaya, kalau Tiffany Song benar-benar kemari.

“Memangnya kalau Dinas itu tidak boleh pulang?” Taylor Shen turun dari tangga, melirik ke gambar kekanak-kanakan yang ada di TV, lalu Ia langsung masuk ke dalam dapur.

Jacob Shen berdiri dan hendak mengikutinya, menerima tatapan peringatan dari Taylor Shen, Ia pun duduk lagi di sofa dengan kesal, sambil menatap punggungnya Taylor Shen, dunia milik berdua dirinya dengan Peanut menjadi hancur lagi.

Pintu di dapur tidak tertutup rapat, terdengar suara air dari dalam, Taylor Shen berdiri di luar pintu, sambil mendengarkan suara air tersebut, suasana hatinya pun menjadi tenang kembali, Ia mengulurkan tangan dan memegang gagang pintu, lalu mengeluarkan sedikit tenaga, membuka pintu dengan perlahan.

Vero He sedang menyuci sayur dengan fokus, tidak menyadari kalau Taylor Shen masuk ke dalam dapur, sampai terdengar suara yang rendah dan lembut dari Pria, Ia baru menoleh dengan spontan, belum melihat pria yang ada di depannya, Ia tertabrak dada yang kuat itu, hidungnya merasa ngilu dan sakit, dan mengeluarkan air mata.

“Tiffany, sakit kah? Coba aku lihat.” Pria tidak menyangka kalau dirinya akan menakuti Dia, lalu Taylor Shen pun buru-buru mengulurkan tangan, belum tersentuh, Dia sudah melangkah mundur, menghindari area yang diselimuti oleh hawa Taylor Shen.

Vero He menahan-nahan, menunggu rasa ngilu dan sakit itu hilang, Dia berkata: “Bukannya kamu sedang dinas?”

Maksud dari ucapan tersebut adalah, bagaimana Dia bisa ada di rumah?

Satu besar satu kecil begitu menghina akan keberadaan Dia, wajah Taylor Shen terlihat terluka, melihat matanya berair, Dia otomatis mengabaikan pertanyaannya, “Coba awaskan tanganmu biar aku lihat, apakah ada melukai tulangmu?”

Vero He menggelengkan kepala, hidungnya juga bukan hidung operasi, bagaimana mungkin akan terluka dengan mudah? Taylor Shen ada di rumah, membuat hatinya merasa sangat tidak leluasa, melihat air yang sudah di keranjang sayur, Dia mengulurkan tangan dan menutup keran, dan dapur pun tiba-tiba menjadi sunyi.

Vero He mengangkat tangan dan merapikan rambutnya yang terurai di depan ke belakang telinga, melihat penanak nasi yang mengepul, Ia berkata: “Kamu ingin makan di rumahkah? Aku hanya membuat porsi dua orang.”

Maksudnya adalah, aku tidak membuat nasi kamu, kamu datang darimana ya kembali ke sana.

“Masak lagi saja satu lauk saja.” Taylor Shen berkata dengan tidak segan, Dia tidak akan mudah diusir oleh Tiffany Song.

Vero He membalikkan badan dengan perlahan, Dia telah meremehkan muka temboknya Taylor Shen, maksud dari ucapannya sudah begitu jelas, Taylor Shen masih ingin tinggal di rumah, lalu Vero He berpikir kalau ini adalah rumahnya, Dia juga tidak mungkin mengusir Taylor Shen, Dia pun hanya bisa berjalan ke depan kulkas, mengulurkan tangan dan hendak membuka kulkas, satu tangan besar yang hangat tiba-tiba menutupi tangannya.

Vero He pun menjadi kaku, seperti orang tersengat listrik, cepat-cepat Ia menarik kembali tangannya, Taylor Shen melihat ke Dia, lalu membuka kulkas, mengeluar dua buah macam sayur dari kulkas dan berkata: “Kamu yang masak, biar aku yang cuci saja.”

Vero He menggigit bibirnya, adanya Taylor Shen, dapur menjadi sangat padat, terlihat jelas, Dia sama sekali tidak bermaksud ingin keluar, malah langsung membagikan pekerjaan, Vero He melihat ke Taylor Shen, melihat Dia mengenakan baju rumahan dengan motif kotak berwarna abu-abu, baru terbangun dari ranjang, rambutnya masih berantakan, berbeda dengan dirinya yang seperti orang terpandang di depan orang-orang, malah terlihat lebih ramah.

Vero He berusaha keras mengontrol jantungnya yang berdetak dengan kencang, lalu Ia mengambil pisau untuk memotong sayur.

Setelah setengah jam kemudian, berdua sudah selesai menyiapkan 4 sayur dan 1 sup, Vero He menyajikan hidangaan di atas meja, menyuruh Jacob Shen untuk menyuci tangan, siap-siap untuk makan. Taylor Shen membawa 3 mangkuk nasi dan keluar, Jacob Shen pun sudah selesai mencuci tangan.

Bertiga duduk di meja makan, Taylor Shen duduk di kursi utama, Jacob Shen dan Vero He masing-masing terduduk di tempat duduk yang ada di samping tangan kanan dan kirinya, Jacob Shen melihat Ia sendiri duduk berhadapan dengan Vero He, hendak ingin memindahkan mangkuknya dan duduk bersama Vero He, namun dilototi oleh Taylor Shen, Ia pun langsung duduk dengan patuh.

Suasana di meja makan sangat membosankan, Jacob Shen melihat yang ini, lalu melihat yang itu, semuanya menundukkan kepala dan makan.

Taylor Shen memberikan sepotong iga babi asam manis, pura-pura bertanya dengan santai: “Siang nanti kalian ada acara tidak?”

Vero He hendak berkata kalau dirinya ingin pergi ke kantor, Jacob Shen langsung berkata duluan,: “Ayah, Peanut sudah berjanji padaku kalau siang nanti Ia akan menemani aku ke supermarket untuk membeli tepung, malam nanti kami akan membuat pangsit.”

“Oh ya?” Taylor Shen melihat ke Vero He, Vero He tidak ingin mengecewakan Jacob Shen, hanya bisa menganggukkan kepala dengan terpaksa.

Taylor Shen tidak berkata apa-apa, setelah makan Ia langsung naik ke lantai atas, Vero He melihat Ia seperti ini, sepertinya tidak ingin pergi bersama mereka, Ia pun menghelakan nafas dengan tenang. Sebelumnya jelas-jelas mereka sudah menjelaskan semuanya, sekarang Vero He sendiri yang datang ke rumahnya, apakah Taylor Shen akan mengira kalau Dia sengaja tarik ulur?

Setelah Ia selesai menyuci mangkuk, membereskan meja makan, hendak membawa Jacob Shen pergi, langsung melihat Taylor Shen menggantikan baju, kemeja abu-abu, jas hitam, dasi merah anggur, dan membawa mantel berwarna khaki dipergelangan tangannya.

Dia turun sampai tangga yang terakhir, berkata kepada satu besar dan satu kecil yang ada di ruang TV, : “Ayo pergi, aku akan mengantarkan kalian pergi.”

“Tidak perlu, kami ada mobil, tidak menunda kamu bekerja.” Vero He menolaknya, mengambil tas kecilnya yang ada di sofa, sambil membawa Jacob Shen dan keluar dari pintu. Taylor Shen juga tidak memaksa, menukar sandal di pintu masuk, dan keluar dari vila.

Vero He membawa mobilnya keluar dari Sunshines City, dari kaca belakang, Ia melihat Rolls Roycenya Taylor Shen mengikuti mereka dengan tidak tergesa-gesa, Vero He merasa gelisah, beberapa kali Ia ingin memberitahu Jacob Shen, Dia masih ada urusan di kantor, namun mendengar Jacob Shen terus-terusan mengungkit malam nanti ingin membuat pangsit, Ia pun tidak sanggup mengatakan apa yang ingin Dia katakan.

Belok kiri di persimpangan depan adalah jalan menuju kantor, Vero He sadar kalau Taylor Shen tidak belok kiri, terus mengikuti mereka, sepertinya Taylor Shen tidak berniat untuk pergi bekerja hari ini.

Ketika mobil melaju ke tempat parkir bawah tanah di supermarket, Vero He memarkirkan mobil dan melihat Taylor Shen berdiri di sana sambil mengenakan mantel berwarna khaki, seperti gula cokelat yang tidak bisa dilepaskan. Dia mengerutkan kening, di depan Jacob Shen, Dia juga tidak enak untuk mengusir Taylor Shen, akhirnya Ia hanya bisa berjalan masuk ke dalam supermarket.

Akhir pekan, Supermarket memang sudah sangat ramai, ditambah dengan ada acara di dalam supermarket, supermarket pun semakin ramai.

Jacob Shen mengambil sebuah troli, lalu langsung melompat ke dalam troli tersebut. Taylor Shen melihatnya, merentangkan tangan melalui ketiaknya dan memasukkannya ke troli. Jacob Shen mengangkat kepala dan menatap Taylor Shen, ini adalah pertama kalinya Dia datang ke supermarket bersama Ayah, merasa sedih.

Orang terlalu ramai, Taylor Shen tidak menyukai lingkungan yang berisik seperti ini, sambil mengerutkan alis, melihat Vero He sambil mendorong troli, Dia pun ditabrak sana sini oleh orang-orang, lalu Taylor Shen maju selangkah, sambil memegang troli dengan kedua tangan dan sambil melindungi Vero He ke dalam pelukkannya.

Vero He terkejut, Dia menoleh, keningnya terkena bibirnya Taylor Shen, meninggalkan sentuhan yang lembut, tiba-tiba Vero He pun merasa malu, lalu menoleh lagi, tidak tahu apa karena suhu di supermarket terlalu tinggi, badan Dia pun merasa panas.

Dia berhati-hati agar tidak kena dadanya Taylor Shen, namun jarak mereka berdua begitu dekat, ditambah dengan kerumunan orang di sekitar, tidak ada cara untuk menghindarinya. Suhu di wajahnya pun semakin meningkat, telinganya pun menjadi merah.

Taylor Shen sama sekali tidak memiliki pikiran yang lain, Ia hanya ingin melindunginya dalam pelukkan agar tidak tertabrak oleh orang lain, namun saat Ia menoleh, keningnya terkena bibirnya Taylor Shen, hatinya pun tidak terkontrol, apalagi saat tercium wangi badan Vero He yang tersamar-samar, Dia pun sambil menelan luda, dada yang kekar itu pun mendekati punggungnya Vero He.

Mereka sangat sulit bergerak disini, orang-orang di dalam supermarket ini semua datang untuk mengejar pembelian barang untuk tahun baru, mereka sangat susah bergerak, apalagi Vero He, Dia sangat menyesal untuk datang ke Supermarket, menempatkan diri di dalam dilemma seperti ini.

Nafas panas pria itu menyembur ke telinganya, ujung matanya pun menjadi panas, tubuhnya seperti hampir terbakar, akhirnya Dia berjalan ke area tepung, punggungnya sudah menjadi basah karena keringat, Dia pun tidak bisa membedakan kalau itu karena kepanasan atau canggung.

Tepung pun terbagi bermacam-macam, gluten tinggi gluten rendah dan biasa, Vero He dengan hati-hati membaca instruksinya, dan akhirnya memilih tepung gluten rendah yang paling cocok untuk membuat kulit pangsit.

Area ini tidak terlalu ramai, dan Taylor Shen juga sudah melepaskannya, melihat Vero He memilih tepung dengan serius, Dia pun sangat bersabar, tidak mendesaknya, setelah selesai memilih Vero he, Jacob Shen pergi ke area makanan ringan dan membawa sebungkus makanan ringan dan melemparkannya ke dalam troli, dan pergi area daging segar untuk memilih daging babi.

Setelah mereka selesai membeli barang yang mereka butuhkan, ditambah dengan mengantre di kasir, menggunakan waktu hampir 2 jam, di perjalanan pulang, mereka tetap menggunakan mobil masing-masing.

Dua buah mobil mewah masuk ke dalam Sunshines City, Taylor Shen sambil membawa kantong belanja yang berat dan berjalan masuk ke dalam vila, Vero He berdiri disamping mobil, ragu-ragu sebentar, lalu Ia di tarik Jacob Shen masuk ke dalam vila.

Di ruang tamu, kantong belanja diletakkan di atas meja, Taylor Shen sudah tidak tau kemana, Vero He menghelakan nafas, melihat waktu sudah tidak pagi lagi, buru-buru Ia membawa kantong belanja ke dalam dapur, dan mulai menyiapkan pangsit.

Dia ingin cepat-cepat menyiapkan pangsit-pangsit ini, dan Ia pun bisa pulang dengan cepat, tidak perlu terus deg-deg an untuk menghadapi Taylor Shen.

Jacob Shen sambil memegamg sekantong snack, berdiri di depan pintu dapur, melihat Vero He sedang menyiapkan tepung, Dia pun cepat-cepat menaruh snacknya, berkata ingin membantu, Vero He menyuruh Dia untuk cuci tangan terlebih dahulu, baru boleh membiarkan Dia membantu.

Akhirnya Dia bukan menaruh air kebanyakan, kalau tidak tepung kebanyakan, membuat sampai setengah, Dia pun lari, Vero He mendengar suara flim kartun yang ruang tamu, Ia melihat lagi ke dapur yang berantakan, lalu menggelengkan kepala dengan tidak berdaya.

Taylor Shen kembali ke ruang buku untuk menyelesaikan pekerjaannya, lalu Ia turun kebawah, melihat Vero He dan Jacob Shen yang sedang terduduk di meja makan sambil membuat pangsit, Dia sambil mengulungkan lengannya dan berjalan kemari, lalu dengan inisiatif Ia berkata: “Aku bantu kalian.”

Vero He mengangkat kepalanya, melihat Taylor Shen sudah menganti baju jasnya, menjadi sebuah sweater hitam, dengan celana linen, terlihat sangat santai, namun menunjukkan rasa kedewasaan dan kebijakkan yang hanya ada pada umur Dia sekarang.

Dia pun tidak menahan diri untuk melihat-lihat ke Taylor Shen, setelah Ia saling bertatapan dengan tatapan Taylor Shen yang jail, Ia pun buru-buru menarik kembali tatapannya.

Taylor Shen berjalan dan duduk di sebelah Vero He, hawa maskulin yang segera mengelilinginya, wajahnya pun memerah, melihat Taylor Shen mengulurkan tangan untuk mengambil kulit pangsit, Dia pun dengan cemas, langsung menepuk tangannya, dan berkata: “Cuci tanganmu.”

Taylor Shen tertegun, menatapnya dengan lurus, Tadi Vero He menepuknya, seperti suami istri yang sudah bertahun-tahun, bibir tipisnya pun terangkat, menunjukkan senyum, lalu berdiri dan menyuci tangan di dapur.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu