You Are My Soft Spot - Bab 66 Tinggallah (3)

Tiffany Song kepanasan sangat menyiksa, nasi dan sayurnya panas, supnya juga panas, dia begitu menyentuhnya langsung panas, baru selesai mandi sudah nyaman, saat ini kembali dibasahi oleh keringat, seluruh tubuhnya lengket-lengket sangat tidak nyaman. Dia hari ini disini, benar-benar mencari kesusahannya sendiri.

Taylor Shen duduk di sampingnya melihat wajah kecilnya panas sampai memerah, keringatnya mengikuti pipinya mengalir, dia masih keras kepala tidak mau melepaskan jasnya, dia mengigit gigi dengan marah berkata: “Tiffany Song, kamu kenapa begitu keras kepala?”

Sebenarnya perkataan ini tidak ada apa-apa, tapi ketika nada bicara Taylor Shen membawa rasa menyalahkan mengatakannya, tidak tahu mengapa langsung menghibernasi saraf Tiffany Song, dia “Plak” sesaat meletakkan sumpit, lalu berdiri dan sepasang matanya merah, dia berkata : “Aku memang keras kepala, yang kamu katakan benar, mana bagian tubuhku yang belum pernah kamu lihat, aku menutupinya begini seperti menipu diri sendiri saja terlihat sangat lucu, tapi aku masih ingin menutupinya, sekalipun kepanasannya menyiksa juga tidak mau melepaskan jas,karena aku tidak ingin menjadi seorang wanita yang murahan di hadapanmu. Terima kasih padamu, selalu muncul disaat kondisiku menyedihkan, aku pikir setelah hari ini kita tidak akan memiliki ikatan lagi, sampai jumpa.

Tiffany Song mendorong kursi berencana kembali ke kamar mandi memakai bajunya sendiri lalu pergi, pergelangan tangannya tiba-tiba digenggam oleh tangan besar yang panas, “Duduk makan, selesai makan aku antar kamu pulang.”

“Tidak perlu, aku sekarang langsung pergi.” Tiffany Song menggunakan tenaga ingin menarik keluar pergelangannya dari genggaman Taylor Shen, malah digenggam lebih erat olehnya.

“Perkataan yang sama aku tidak akan mengatakannya untuk ketiga kalinya, duduk makan!” kening Taylor Shen mengerut, nada bicara yang keras menujukkan kesabarannya memiliki batas. Melihat dia tidak lagi mencoba menarik kembali tangan, dia melepaskan pergelangan tangannya berdiri masuk ke ruang tamu, mengambil telepon rumah menelepon sebuah nomor.

Tiffany Song mendengar dia berpesan kepada Cristian untuk mengantarkan baju perempuan satu set kemari, termasuk bra dan celana dalam. Mendengar dia dengan tenang mengatakan ukurannya, telinga Tiffany Song seketika menjadi merah, dia kenapa bisa begitu jelas dengan ukurannya?

Taylor Shen selesai menelepon tidak melikat dia berbalik naik ke atas.

Dalam ruang makan di bawah menjadi tenang, Tiffany Song melihat sayur satu meja yang belum banyak dimakan dalam hatinya menjadi sedih. Dihitung-hitung, Taylor Shen adalah pria pertama yang membuatkan makanan untuknya, tapi hubungan mereka malah adalah yang paling tidak mungkin ada apa-apa.

Sekalipun ada satu hari dia dengan William Tang telah bercerai, Taylor Shen juga tidak akan menjadi kandidat dia untuk menikah kedua kalinya. Karena diantara mereka selamanya tidak memiliki kemungkinan, lalu untuk apa menambah kesedihan sendiri?

Tiffany Song mengambil sumpit, perlahan makan ——

Setelah setengah jam Cristian membawa satu set pakaian wanita dengan terbubru-buru datang, Taylor Shen tidak membiarkannya masuk, menerima kantong plastik menyuruhnya menunggu di dalam mobil, pria dengan pelit tidak rela orang lain melihat sekilas keanggunan Tiffany Song.

Tiffany Song selesai membersihkan piring lalu melihat Taylor Shen bersandar di atas dinding, pandangannya dalam menatap dia, kakinya seketika berhenti, melihat tangannya masih membawa kantong plastik wanita, dia berkata: “Sekretaris Yan sudah mengantarkan bajunya kemari?”

Taylor Shen “En” sesaat, lalu membirikan kantong plastik , “Pergi gantilah.”

Tiffany Song mengulurkan tangan mengambil kantong plastik, Taylor Shen tidak melepaskannya, dia sedikit menggunakan tenaga, dia masih tidak melepaskannya, dia mengangkat kepala melihatnya, di hadapan cahaya sedikit redup, punggung Tiffany Song mengena di dinding, di hadapannya adalah tubuh Taylor shen yang panas dan juga kekar, dagunya diletakkan di pundak kirinya, sebuah aroma rokok yang segar bercampur aroma aftershave yang segar datang, “Tiffany, malam ini tinggallah.”

Telinga Tiffany Song tiba-tiba berbunyi, dia membesarkan matanya tidak percaya dirinya telah mendengar apa. Permintaan seorang pria dewasa tidak membawa sedikitpun keinginan, tapi pada akhirnya sedikit memunculkan kegilaan. Jantung Tiffany Song berdetak tidak teratur, instingnya seharusnya menolak, “Tidak…….”

Taylor Shen tidak melepaskannya seperti sedang menenangkan diri, setelah cukup lama dia menegakkan badan, pandangan yang dalam jatuh ke wajahnya yang terkejut, dalam matanya terlintas sekilas senyuman, “Pergi ganti bajulah.”

Dia berbalik pergi, di tubuhnya sama sekali tidak ada kelemahan saat dia meminta dirinya untuk tinggal. Tiffany Song melihat bayangan punggungnya hilang dalam pintu tangga lantai dua, kedua kakinya sedikit mejadi lemas dibuat ketakutan.

Setelah lewat berapa lama, dia baru mencari kembali tenaga berjalan kearah kamar mandi.

Baju wanita yang bermerek di pakai di tubuhnya sangat cocok, Taylor Shen begitu mengetahui ukurannya. Dia teringat permintaanya tadi, tidak tahan jantungnya menjadi cepat. Dia lalu memasukkan baju kotor ke dalam kantong plastik, membuka pintu keluar.

Taylor Shen berdiri di dalam ruang tamu, dia kembali mengganti sebuah baju, kaos berwarna biru muda membuka tiga buah kancing, menunjukkan dada yang kekar. Lengan bajunya di angkat menunjukkan tangan kecil, pergelangannya memakai sebuah jam tangan yang indah, tubuh pria ini tidak ada satu tempat yang tidak menunjukkan keindahan, tidak ada satu tempat yang boleh Tiffany Song berhenti.

Dia mengalih pandangan mengangkat kantong berjalan kearahnya, “Taylor Shen, malam ini terima kasih”

Sepasang tangan Taylor Shen dengan begitu terserah dimasukkan ke dalam kantong celana, pandangannya melihat kearahnya sangat dalam, tapi sesaat saja dia menyimpan kembali pandangannya, berjalan kearah pintu, “Aku antar kamu pulang.”

“Tidak perlu lagi, sekretaris Yan mengantar aku pulang sudah boleh, telah menganggumu semalaman, kamu istirahat lebih cepat saja.”

Gerakan Taylor Shen memakai sepatu berhenti, lalu pura-pura tidak mendengar melanjutkan memakai sepatu. Yang dia pakai adalah sepatu kulit bertali, juga tidak tahu bagaimana, tali sepatunya telah diikat mati. Dia jongkok membuka ikatan, tapi semakin dibuka semakin erat, dia kesal menendang sepatu sampai kejauhan, hatinya menjadi kesal.

Tiffany Song berdiri di samping melihat dia melampiaskan amarah kepada sepatu dia menghela sesaat, lalu meletakkan kantong plastik ke atas rak, berjalan ke samping sepatu kulit, dia membungkukkan badan mengutipnya, dengan penuh kesabaran membukanya perlahan, lalu berjalan ke hadapannya meletakkan sepatu di samping kakinya, mengulurkan tangan menggenggam kakinya lalu memasukannya ke dalam sepatu, lalu dengen ligat mengikat bentuk pita, dia mengangkat kepala memandanginya, berkata: “Sepatu juga memiliki amarah, kamu dengan lembut memperlakukannya, dia juga tidak akan membuat hatimu kesal.”

Taylor Shen menundukkan mata menatapnya, dalam matanya dengan cepat muncul sesuatu, Tiffany Song masih belum melihat dengan jelas, dia tiba-tiba menurunkan badannya, sepasang tangannya menggenggam kedua tangan Tiffany Song menariknya bangun.

Di hadapan Tiffany Song seketika berputar, belakang punggungnya kembali menabrak dinding, pria di depannya tanpa sedikitpun keraguan menekannya, Tiffany Song menatapnya, Taylor Shen juga sedang menatapnya, pandangannya dalam lalu dia menundukkan kepala.

Tiffany Song menyadari dia ingin melakukan apa, dengan panik memiringkan wajahnya, bibirnya jatuh di atas pipi Tiffany Song, rasa yang hangat membuat hati Tiffany Song bertambah cepat. Bibirnya berhenti lalu diputar kembali, mencoba mencium bibir Tiffany Song.

Tiffany Song kembali membalikkan kepala menghindar, tangannya diatas dada Taylor Shen, detak jantung Taylor Shen tetap tenang sedangkan miliknya sudah menjadi kacau.

“Taylor Shen, kamu jangan begini.”

Taylor Shen berpura-pura tidak mendengar, tangannya menekan dagunya membuat wajahnya tetap di tempat, lalu tanpa keraguan menciumnya. Dalam udara rasa tidak jelas meningkat, dia mencium bibirnya seperti sedang menahan sesuatu.

Jantung Tiffany Song berdetak kencang seperti orang penyakit jantung yang sedang kumat, berdetak sampai dia hampir kehabisan nafas. Di atas bibir rasa yang lembut, tidak seperti biasanya yang begitu memaksa kasar merebut, malah lebih membuat hatinya khawatir.

Dia menggunakan tenaga mendorongnya, melihat dia masih ingin kembali mendekat, dia dengan kecil berkata, “Sudah cukup, Taylor Shen.”

Hatinya sudah tidak bisa menahan godaan, sudah perlahan terperangkap masuk ke dalam kelembutannya. Tapi akal sehat memberitahunya, berbuat seperti ini tidak benar, dia tidak seharusnya kembali membiarkan keadaan seperti ini terus berlanjut.

“Tolong padamu, aku sangat penakut, tidak sanggup.” Tiffany Song berbicara dengan kalang kabut, dia juga tidak tahu dirinya sedang berbicara apa, lebih tidak mengerti dirinya ingin menyampaikan apa, dia hanya mengerti dia ingin mendorong pergi dirinya, menggunakan segenap tenaga kalau tidak mereka akan hancur.

Taylor Shen dengan tidak berjaga di dorong pergi olehnya, dia menatapnya dengan datar, dalam matanya perasaan yang panas perlahan menjadi dingin, dia mengerti dia ingin mengatakan apa, dia yang kelihatannya ketakutan dan lemah, membuat perasaannya berubah menjadi monster yang tertidur, di kurung dalam kandang tidak ada tempat melepaskannya.

Tangan yang jatuh di samping tubuhnya perlahan digenggam erat menjadi satu, sekali kembali sekali melihat dia tapi rasa tidak berguna tidak bisa memeluknya dalam pelukannya, setiap saat menyiksa hatinya. Dia ingin mendapatkan seorang wanita, kenapa begitu sulit?

“Tiffany, kamu takut apa? Ada aku, tidak ada orang yang bisa mencelakaimu.”

Tiffany Song mengelengkan kepala, dengan nada kecil berkata: “Aku takut kegelapan, aku takut tenggelam di dalam neraka.”

Cahaya terakhir dalam mata Taylor Shen itu juga sudah hilang, dia dengan tenang memandanginya, harga diri pria membuat dia tidak bisa mengatakan kata-kata memohonnya. Setelah cukup lama, dia berbalik membuka pintu berjalan masuk ke dalam kegelapan.

Seluruh tubuh Tiffany Song tidak berdaya terduduk di atas lantai, setiap kali menolak Taylor Shen mendekat akan membuat dia menghabiskan banyak tenaga. Dia tidak tahu kembali datang beberapa kali seperti ini, dirinya bisa tidak rela tenggelam, sekalipun dicemooh oleh seluruh orang juga tidak apa-apa.

Saat menunggu Tiffany Song membereskan perasaannya keluar, mobil Bentley Continental putih di depan villa sudah dikemudikan pergi, Cristian berdiri di samping mobil membuka pintu berkata padanya: “Nona Song, CEO Shen menyuruhku mengantarmu pulang.”

“Terima kasih sekretaris Yan.” Tiffany Song terpaksa tersenyum padanya membungkukkan badan masuk ke dalam mobil.

Cristian menutup pintu, dengan cepat kembali ke dalam mobil, menghidupkan mobil keluar dari Sunshine City. Tiffany Song menolehkan kepala memandang jendela luar, dalam kegelapan villa yang lampunya terang dengan tenang berdiri di sana seperti kekasih yang lembut menunggu orang yang dicintai kembali pulang.

Dia menutupkan mata, di hadapannya yang muncul adalah pandangan Taylor Shen melihatnya saat pergi tadi, hatinya sedikit menjadi sakit. Nasib mempermainkan orang, kalau dia dan dirinya bukan bertemu dengan cara seperti ini mungkin masih bisa menjadi sesuatu hal yang baik.

Hanya saja……, tidak mungkin lagi, mereka selamanya tidak mungkin lagi.

Cristian mengangkat kepala memandang ke kaca spion, bayangan tubuh CEO Shen yang pergi tadi memiliki keterpurukan dan kesepian yang tidak bisa dikatakan, kelihatannya satu wajah Tiffany Song juga memiliki masalah yang berat, haiz, sepasang yang saling mencintai ini!

“Nona Song, kamu tahu kenapa Winner Group memiliki kesempatan bersaing dengan Shine Group untuk proyek di kota C itu kah?” Cristian merasa dirinya seharusnya memperbesar pengaruh sesaat kalau tidak suasana hati baik buruk bos tidak menentu, mereka sebagai karyawan cepat lambat akan disiksa hingga mati.

Tiffany Song dengan terkejut memandanginya, “Kenapa?”

“Karena kamu, nona Song.” Cristian mengatakan: “Nyonya Callista Dong adalah teman lama ibu CEO Shen, oleh karena itu proyek yang diinvestasi oleh Shen’s Corp asalkan bersangkutan dengan pembangunan semuanya diberikan kepada Shine Group, kali ini juga tidak terkecuali, tapi CEO Shen demi dirimu, bersedia memberikan Winner Group sebuah kesempatan bersaing dengan adil.”

Tiffany Song sedikit sudah menebak tapi tidak terpikirkan benar karena dirinya, proyek itu diinvestasi berapa ratus ribu triliun, bagian perbaikan rumah tidak boleh memiliki kesalahan sedikitpun. Asalkan pebisnis yang pandai, akan memilih perusahaan yang sudah sering berkerja sama dan juga dipercaya, memastikan pembangunannya tidak akan muncul masalah apapun. Tapi Taylor Shen malah demi dirinya memberikan Winner Group kesempatan masuk dalam persaingan.

Ini hanya kepercayaan yang semudah itukah? Kalau selanjutnya dia telah menggunakan Winner Group, menggunakan desain miliknya tapi malah tidak bisa membuat konsumen puas, dia akan menanggung kerugian yang bukan hanya di bidang keuntungan masih akan menanggung keraguan terhadap reputasi.

Uang dirugikan masih bisa didapatkan kembali, tapi kalau reputasi adalah jiwa sebuah perusahaan, reputasi mendapat kerusakan, itu selamanya tidak dapat ditolong kembali.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu