You Are My Soft Spot - Babak 79 Pesona-Nya (1)

Tiba-tiba atmosfer di ruang tamu menjadi sunyi, Tiffany Song ingin melihatnya, tetapi ditahan olehnya, "Jangan bergerak, biarkan aku memelukmu sebentar."

Tiffany Song takut untuk bergerak, dengan patuh bersandar di pelukkannya, mendengar detak jantungnya, dagunya menempel di dahinya, dan kumis di wajahnya, membuatnya gatal, tapi tidak terlalu tidak nyaman.

Napas dan tubuhnya penuh dengan aroma segar tembakau, memberi kesan dewasa dan mantap. Dia menutup mata, dalam hati membayangkan mereka berpelukan, dan perlahan-lahan merasakan suatu kebahagiaan.

Pada saat ini Tiffany Song tidak ingin memikirkan semua hal atau status sosial diantara mereka yang memalukan, pada saat ini Tiffany Song hanya ingin memilikinya dan dia menjadi milik Taylor Shen.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, tiba-tiba terdengar suara "Kruyukk" dan suaranya menjadi lebih keras dan tidak bisa diabaikan. Tiffany Song mendengar suara itu, dia mengira itu adalah suara guntur, bertanya: "Apa ada guntur? Kamu cepatlah pulang, tidak aman mengemudi di saat hujan."

Wajah Taylor Shen menjadi gelap, merasa sedikit malu, mengulurkan tangan dan mendorongnya menjauh, wajah Tiffany Song memerah seperti ceri karena panas di dadanya, dia terlihat sangat lucu, membuat orang ingin menciumnya.

Taylor Shen menepuk pipinya dan berkata, "Aku lapar, masak sesuatu untukku."

Tiffany Song berangsur-angsur tersadar, mendengar suara yang semakin keras, dia pun mencibir. Taylor Shen tiba-tiba menjadi malu dan mengerutkan kening, "Tertawa lagi, aku akan memakanmu sebagai hidangan pembuka."

Tiffany Song langsung menutup mulutnya dan menunduk, “Kamu tunggu sebentar, aku akan segera memasak.” Tiffany Song berdiri hendak pergi, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh telapak tangan Taylor yang besar, dia menariknya dan mencium sudut bibirnya. Wajah Tiffany Song semakin memerah seketika dan berlari ke dapur.

Saat ini, memasak mie adalah yang tercepat, Tiffany Song memutuskan untuk membuat mie daging untuknya, ada beberapa pangsit yang tersisa di rumah, dia mengeluarkan tepung, merebus air mie. Air mendidih dan membuat adonan.

Tiffany Song menempatkan mie di wajan, melihat ada sisa adonan, dia mengambil steamer, memotong kentang yang sudah dikupas menjadi beberapa bagian, memasukkannya ke dalam steamer, dan membuat pancake kentang susu.

Mie di wajan sudah mendidih dengan cepat, dia mengambil mangkuk, menaruh pangsit di atas mie, kemudian merebus beberapa irisan sayuran dan mengeluarkan nampan. Tiffany Song melihat Taylor Shen menelepon dan berdiri di depan jendela memandang langit-langit.

Tiffany Song tidak ingin mengganggunya, dia berbalik badan pergi menunggu sampai dia selesai menelepon, Tiffany Song kembali dan berkata, "Mie sudah siap, silahkan makan."

Taylor Shen berjalan ke ruang makan, tercium aroma mie, dia menarik kursi, duduk dan mengambil sumpit, lalu makan. Tiffany Song memegang tangannya di atas meja makan dan menatapnya sambil tersenyum, "Bagaimana?"

“Mau coba?” Taylor Shen memiringkan kepala menatapnya.

Tiffany Song menggelengkan kepala, "Kamu makan, aku sudah kenyang."

Taylor Shen teringat dengan siapa dia makan malam, wajahnya menunduk, memasukkan mie ke dalam mulutnya, dan tiba-tiba mengulurkan tangan memeluk leher Tiffany Song, menariknya maju dan mencium bibir tipisnya, mie di dalam mulut Taylor Shen berpindah ke dalam mulut Tiffany Song, dia melepaskannya dan berkata, “Enak rasanya!"

Tidak tahu rasa mie atau bibirnya yang terasa enak.

Tiffany Song tidak mengunyah atau meludah, pipinya memerah, dan mengerutkan kening, "Kamu kotor?"

Taylor Shen mengerutkan kening menatapnya dengan tidak senang, "Apa kamu pikir kotor? Apa air liurku tidak cukup? Aku harus beberapa kali agar kamu terbiasa." Saat melihat Tiffany akan memuntahkan mie dari dalam mulutnya, Taylor Song memberi perintah "Jangan muntah!"

Tiffany Song mengunyah dan menelan dengan wajah cemberut. Pria ini terlalu mendominasi!

Taylor Shen merasa puas melihat Tiffany Song menelannya, kemudian dia menundukkan kepala dan melanjutkan makan. Semakin dimakan, semakin enak rasanya, kemampuan memasaknya cukup baik.

Tiffany Song teringat dia masih mengukus kentang, segera berdiri, berbalik ke dapur dan membuat pancake kentang. Setelah pancake kentang siap, dia keluar memegang piring, tetapi tidak melihat Taylor Shen di ruang tamu.

Tiffany Song merasa kecewa, mengira dia sudah pergi, tetapi dia melihat sepatu kulitnya masih ada di pintu masuk. Dia meletakkan piring di ruang makan, berbalik dan berjalan menuju kamar tidur. Setelah melewati kamar mandi, tiba-tiba pintu terbuka dari dalam. Dia terkejut dan berbalik badan, Taylor Shen juga keluar dengan terkejut.

Tiffany Song menepuk-nepuk dadanya, berkata "Kupikir kamu sudah pergi, mengapa kamu tidak bersuara dan mengejutkanku."

Taylor Shen menatapnya dengan tenang, tidak berbicara, takut Tiffany akan mengusirnya sekarang, Taylor melangkah keluar dari kamar mandi, dan suaranya yang serak berkata. "Kamu tidak mau aku pergi?"

"Bukan, aku hanya membuat kue kentang..." Tiffany Song tiba-tiba berhenti berbicara, tercegang melihat rambutnya yang basah, air yang meneteskan di tubuh bagian atasnya yang telanjang, dan tubuh bagian bawahnya hanya ditutup dengan satu handuk, yaitu handuk stroberinya.

Dia merasa malam ini Taylor Shen akan menginap di rumahnya?

"Taylor Shen apa yang kamu lakukan?"

Taylor Shen menyeka rambutnya dengan handuk, dan berkata, "Mandi, apa kamu tidak bisa melihatnya?"

Dia tentu melihatnya, tapi... "Malam ini kamu tidak boleh menginap dirumahku, tidakbaik jika ada yang melihat, bagaimana kalau Stella Han tiba-tiba pulang..."

"Apa kamu pikir kakak akan membiarkannya pulang selarut ini?" Taylor Shen menyela kalimatnya dan langsung pergi ke ruang tamu, tercium aroma kue kentang, dia berjalan ke ruang makan dan mengambil kue kentang, lalu berjalan ke ruang tamu sambil makan, terlihat sangat nyaman daripada di rumah sendiri.

Tiffany Song dengan cepat mengikutinya, melihat jam di dinding sudah menunjuk jam sebelas, dia mencoba menjelaskan kepadanya: "Kamu pulang dan tidur di rumah?”

Taylor Shen menyalakan TV dengan santai mengganti saluran, berkata, "Aku sudah melepaskan celana, apa kamu masih memintaku pulang?"

"..." Tiffany Song merasa apa orang ini tidak tahu malu? "Kamu bisa memakainya, bajumu juga sudah kering."

Taylor Shen memiringkan kepala memandangnya dengan tegas, tidak lagi menjawab, menunjukkan bahwa keputusannya untuk tetap tidur di sini. Tiffany Song juga tidak menyerah, dia berjalan maju, berjongkok di samping kakinya, menatapnya dan membujuknya dengan sedih: "Kakak keempat, tolong pulang dan pergi tidur, ya?"

Tiffany Song tidak ingin menggunakan kekerasan yang dapat membuat Tylor Shen marah lagi.

Setelah selesai makan kue kentang, Tylor Shen mengulurkan tangannya, Tiffany Song dengan cepat memberikan handuk kertas ke tangannya, Taylor tidak bergerak dan menatap matanya. Tiffany Song segera mengambil handuk kertas dan membantunya membersihkan noda minyak di jari-jarinya.

Setelah menyeka tangannya, Tiffany menatapnya dan berkata, "Tolong, ku mohon!"

Tylor Shen memandangnya dengan dingin, berdiri dan masuk ke kamar tidur. Tiffany Song sangat senang, berpikir bahwa dia telah berhasil, dia duduk di sofa menunggu beberapa menit, tetapi tidak melihat Tylor Shen keluar, dia menunggu lagi sepuluh menit kemudian, Tylor Shen masih belum keluar.

Akhirnya dia tidak bisa duduk diam, berdiri dan berjalan ke kamar tidur. Hanya dua langkah, dia hampir tersandung jatuh, dia melihat di lantai ada tas yang baru saja dia berikan kepada Taylor Shen. Dia membungkuk mengambil tas dan melihat pakaiannya masih ada di dalam tas.

Apa dia tidak berniat untuk pergi?

Dia bergegas ke kamar tidur dengan marah, lalu melihat di bawah lampu kuning tubuh bagian atas Taylor Shen berbaring di tempat tidur dengan mata tertutup, dan handuk stroberi di gantung di kursinya. Adegan ini mirip dengan situasi di pagi itu.

Dia berdiri di samping tempat tidur, perlahan amarahnya menghilang, dia menghela nafas, meletakkan pakaiannya di kursi, lalu menyesuaikan suhu AC dan berbalik badan keluar dari kamar tidur—

Keesokan harinya saat Tiffany Song terbangun, dirinya tidak tidur di sofa. Dia terkejut dan segera duduk melihat ke sisi lain tidak ada apa-apa, dia melihat ke arah kursi masih tergantung handuk stroberi, tetapi tidak ada pakaian di atas kursi.

Dia bangun dari tempat tidur, berjalan keluar dari kamar tidur, membuka pintu toilet tidak ada orang di dalamnya, dia pergi ke ruang tamu tidak ada orang, dia pergi ke teras dan melihat tidak ada sepatu kulit pria itu.

Dia berjalan kembali ke ruang tamu, merasa kehilangan untuk sementara waktu. Jika tidak mengingat semalam, dia akan berpikir itu hanya mimpi. Dia berdiri sebentar, lalu berjalan ke ruang makan melihat kue kentang di piring kosong, dan ada kertas catatan di bawah piring, dia mengambil kertas catatan dan membaca pesan yang ditulisnya. .

"Melihatmu tertidur pulas, aku tidak membangunkanmu, ada bubur di dalam panci, ingat untuk sarapan."

Kalimat yang sangat sederhana, seperti pesan dari sepasangan suami istri, Tiffany Song bolak balik membacanya lebih dari sepuluh kali, terasa manis. Ternyata terkadang berani untuk melangkah maju, hasilnya pun tidak seburuk yang dipikirkan.

Dia mengambil kertas catatan dan berbalik ke dapur, bubur di dalam panci sangat harum, dan hatinya semanis madu, Tylor Shen adalah pria yang baik, berwajah tampan, bertubuh tinggi, dan pandai memasak. Dia adalah tipe pria metropolitan zaman sekarang.

Setelah sarapan, Tiffany Song berganti pakaian dan keluar.

Melangkah masuk ke dalam perusahaan, Sally Yu merasakan suasana hatinya sangat baik, "Saudari Song, hari ini kamu sangat cantik, sudah lama aku tidak melihatmu tersenyum seperti ini. Mengapa begitu bahagia?"

Tiffany Song mengusap wajahnya, "Apa iya?"

"Iya, Shen’s Corp menelepon kemari, memintamu untuk pergi ke sana pada jam 2 siang, akan ada rancangan proyek kedua dengan persyaratan baru," kata Sally Yu .

Ketika menyebutkan keluarga Shen, Tiffany Song teringat dengan Tylor Shen, dia mengangguk, "Saya tahu."

"Saudari Song, ada satu hal lagi, seseorang baru saja mengirim bunga untukmu, ada banyak bunga mawar, aku menghitungnya ada 99." Sally Yu memujinya.

Tiffany Song mengangguk, menunjukkan bahwa dia tahu, dia berbalik masuk ke kantor, dan melihat seikat besar mawar merah di atas meja, dengan kartu dimasukkan di atasnya. Dia sudah menebak siapa yang mengirim bunga. Dia meletakkan tasnya dan berjalan untuk mengambil kartunya.

Membuka kartu dan tertulis: "Istriku, aku bersalah, maafkanlah aku sekali ini! Aku mencintaimu, berikanlah aku kesempatan lagi?"

Tiffany Song merasa sakit kepala, tidak tahu permainan apa yang diinginkan oleh William Tang saat ini. Dia membuang kartu itu ke tempat sampah, kemudian keluar memegang bunga, berjalan ke meja asistennya, dan menyerahkan bunga itu, " Sally Yu , aku alergi mawar, aku akan memberikan kepadamu."

Sally Yu menerimanya dengan gembira, "Terima kasih, Saudari Song, aku sangat senang."

Tiffany Song tersenyum, kembali ke kantor memulai hari kerja yang sibuk. Mungkin karena suasana hati yang baik sehingga dia dapat bekerja dengan sangat efisiensi. Tiffany Song menghabiskan sepanjang pagi menggambar satu desain untuk diperlombakan.

Saat jam makan siang, telepon ponselnya berdering, dia tidak melihat layar ponsel dan terhubung langsung dengan suara lelaki tua dari sisi lain telepon. "Aku di bawah perusahaanmu, kamu segera turun."

Tiffany Song mengerutkan kening, bahkan dengan enggan, dia hanya bisa mengambil tas dan turun keluar dari perusahaan dia melihat sebuah mobil ekstensi Lincoln diparkir di gerbang. Dia berjalan mendekat dengan ragu-ragu.

Tiffany Song berdiri di dekat pintu mobil dan menatap kakek Shen yang sedang duduk di dalam mobil. Karena pelajaran terakhir, dia takut untuk masuk ke dalam mobil.

"Kakek, apa kamu baik-baik saja?"

Kakek Shen mendengus dingin, "Masuk ke dalam mobil, apa kamu tidak takut ada yang tahu bahwa kamu menikah dengan keluarga Shen?"

"..." Tiffany Song merasa kakek Shen sedikit tidak masuk akal dia datang sendiri kemari dan sekarang berkata seperti itu, "Jika kakek sangat khawatir, seharusnya tidak datang kemari."

"Kamu berani membantah?" Kakek Shen mengerutkan kening, "Apa perlu aku memanggil putra keempat agar kamu masuk ke dalam mobil?"

Tiffany Song sangat kaget, lusa kemarin Taylor Shen membuat keributan di rumah keluarga He, apa mungkin kakek melihat sesuatu, dengan bimbang dia masuk ke dalam mobil.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu