You Are My Soft Spot - Bab 84 Cinta Sehidup Semati Antara Dua Orang (3)

Sally Yun mendongak menatap Tiffany Song. Ia langsung melontarkan banyak pertanyaan sekaligus: “Eh Nona Song, sudah masuk kantor lagi ya. Dengar-dengar kamu masih rumah sakit? Sekarang tubuhmu sudah baikan? Kok tidak istirahat lebih lama sedikit, kan CEO Li memberimu libur panjang?”

Tiffany Song mengernyitkan alis, “CEO Li memberiku libur panjang? Sejak kapan?”

“Kemarin, sepulang dari kompetisi terbuka di Shen’s Corp, ia bilang ke kami bahwa tubuhmu tidak fit jadi ia memutuskan memberikanmu libur panjang. Memang tidak ada orang yang memberimu kabar ini?”

“Oh begitu, oke. Omong-omong, kopi yang kamu buatkan untukku kemarin ada obat pencaharnya, kamu tahu tidak?” Tiffany Song tidak mau berbasa-basi lebih lanjut dengannya.

Wajah Sally Yun sontak berubah, “Nona Song, kamu sedang bercanda? Kok bisa ada obat pencahar dalam kopi?”

“Makanya ini aku bertanya padamu. Selain kamu, adakah orang lain yang bersentuhan dengan kopi itu?” tanya Tiffany Song sambil menatap Sally Yun lekat-lekat. Ia bisa membaca seberkas kepanikan pada raut wajah wanita itu.

Sally Yun sangat panik, ia agak takut menatap langsung Tiffany Song, “Nona, Nona Song, aku tidak menahu sama sekali soal ini. Saat membuatkanmu kopi kemarin, di botol kopi hanya tersisa sedikit bubuk kopi. Kamu bilang kamu mau menyegarkan dirimu, jadi aku memasukkan semua bubuk itu ke gelasmu. Penyakitmu ini sungguh tidak berkaitan sama sekali denganku.”

Tiffany Song sudah bisa memastikan yang memberinya obat pencahar adalah Sally Yun. Hatinya sungguh tidak senang. Ia sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri, ternyata dia malah berkhianat. Ia mengonfrontasi, “Sally Yun, mengapa kamu seperti itu? Di antara kita tidak pernah ada dendam, mengapa kamu tega memperlakukanku seperti itu?”

Wajah Sally Yun memerah. Ia pura-pura bodoh: “Nona Song, aku tidak paham kamu sedang bicara apa. Aku sungguh tidak melakukan apa-apa. Bisa jadi yang bermasalah bukan kopimu, melainkan makanan yang kamu makan pagi harinya, jadi kamu tidak bisa menyalahkanku dong.”

“Makanan yang aku makan pagi harinya aku buat sendiri, tidak mungkin aku jadi diare karena itu.” Kondisi Taylor Shen yang baik-baik saja sudah cukup untuk menjelaskan bahwa sarapan buatannya kemarin pagi sehat-sehat saja.

“Yang jelas bukan aku pelakunya. Nona Song, kamu tidak bisa memfitnahku seperti ini. Aku tahu kemarin baca di koran kamu melakukan plagiarisme. Aku curiga, kamu kemarin memang tidak mau pergi ke ruang rapat karena tahu kamu melakukan plagiarisme, jadi kamu sengaja minum obat pencahar sendiri. Sekarang masa iya aku yang disalahkan? Nona Song, aku sudah bekerja denganmu selama dua tahun. Selama ini semua yang kamu minta padaku selalu aku kerjakan dengan cepat dan sepenuh hati, jadi tolong jangan bawa-bawa namaku seperti ini,” jawab Sally Yun sambil gigit-gigit bibir karena ketakutan.

Obat pencahar dalam kopi memang Sally Yun yang tuangkan. Ia tidak senang melihat karir Tiffany Song naik dengan cepat. Mereka berdua dulu sama-sama anak bawang, tetapi setelah satu tahun, posisi Tiffany Song malah jadi lebih tinggi dirinya. Ia hanya jadi asisten Tiffany Song.

Ia sungguh tidak senang, atas dasar apa Tiffany Song bisa lebih maju seperti ini? Wanita itu sudah menikah dengan William Tang dan menjalani hidup yang bahagia, kok masih bersikeras memperebutkan proyek ini dengan dirinya sih? Kalau Tiffany Song benar-benar bisa mendapat proyek Shen’s Corp, wanita itu pasti akan menjadi kepala pengawas divisi kreatif. Ini tidak boleh dibiarkan!

Untung saja langit membantunya. Kemarin Tiffany Song tidak hadir rapat tanpa kabar apa pun. CEO Li marah besar dan menyuruhnya memberitahukan ke dia bahwa ia diliburkan panjang. Sally Yun sengaja tidak memberitahukannya supaya ketika ia datang ke kantor ia dinyiyiri para pekerja lain.

Bukan hanya itu, koran pagi ini ada memuat berita yang menyebut Tiffany Song melakukan plagiarisme terhadap draf rancangan Shine Group. Sekarang, kalau CEO Li memecatnya, seluruh kota Dong pasti tidak akan ada yang berani mempekerjakannya lagi.

Memikirkan ini semua membuat Sally Yun bahagia. Ia akhirnya bisa menyingkirkan lawan yang satu ini!

Tiffany Song menatap Sally Yun lekat-lekat. Ia dulu tidak tahu bagaimana rasanya dikhianati rekan kerja sendiri. Kini, ia bisa merasakan kepedihannya. Ia dan Sally Yun masuk ke Winner Group pada waktu yang bersamaan. Mereka sama-sama dibentak desainer atasan, juga sama-sama mengerjakan pekerjaan remeh-temeh. Ia pikir di antara mereka akan terjalin persahabatan yang abadi dan tidak pernah akan ada pengkhianatan. Ia sekarang baru paham, pemikirannya itu sungguh kelewat polos.

“Ya sudahlah kalau kamu tidak mau mengaku. Langit tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan aku percaya suatu hari nanti kebenaran pasti akan terungkap.” Tiffany Song malas berdebat lagi dengan Sally Yun. Yang dikatakan Taylor Shen benar, tidak harus ada konflik kepentingan dulu baru seseorang bisa menyakiti orang lain. Ia memang terlalu polos.

Tiffany Song berjalan kea rah ruang kerja. Hatinya sangat muram. Selama ini nasibnya memang tidak baik sampai tidak disayang oleh ayah ibu dan dikhianati rekan kerja sendiri, atau ia yang kurang pandai menampilkan diri sehingga tidak bisa mendapat simpati orang lain?

Ia berjalan lemas ke meja kerja. Ia melihat koran yang ada di atas meja, dan pada halaman pertama koran itu tertulis sebuah judul yang memekakkan matanya: “Persaingan Tidak Sehat Industri Desain: Desainer Winner Group Tiffany Song Menjiplak Rancangan Shine Group.”

Seperti tiba-tiba disiram air dingin, sekujur tubuh Tiffany Song langsung merinding. Ia mengambil koran itu dan buru-buru membacanya. Apa ini? Mengapa ia dituduh melakukan plagiarisme? Ia saja belum mempresentasikan hasil rancangannya, kok sudah dituduk plagiat?

Tiffany Song memegang koran itu dengan tangan bergetar. Bagian mana yang sebenarnya ia jiplak? Desain rancangannya ia pikirkan berhari-hari dan perbaiki tidak kurang dari lima puluh kali, masa tiba-tiba ia dituduh menjiplak milik orang lain?

Tiffany Song tidak menyangka para wartawan bisa menulis omong kosong seperti ini. Mereka tidak punya bukti sama sekali, ini pencemaran nama baik!

Telepon kantor di ruang kerjanya tiba-tiba berbunyi. Tiffany Song baru mengangkatnya beberapa lama kemudian. Yang menelepon ternyata CEO Li. Setelah menutup telepon, dengan langkah super berat ia berjalan menuju ruang kerja CEO.

Ketika tiba di ruang kerja CEO tadi, begitu melihat cover depan koran, CEO Li langsung murka hingga menyapu semua barang yang ada di atas mejanya. Pintu ruangannya tiba-tiba diketuk, dan CEO Li berseru marah: “Masuk!”

Tiffany Song membuka pintu dan masuk. Melihat berkas-berkas dan pecahan hiasan-hiasan tergeletak di lantai, ia berjalan ke meja kerja CEO Li dengan sangat hati-hati. CEO Li mencengkeram koran yang ia pegang erat-erat dan menunjukkannya pada Tiffany Song: “Bisa kamu jelaskan apa ini?”

Mata Tiffany Song sekilas terkena gesekan kertas koran yang ditunjukkan CEO Li. Rasanya pedih sekali. Mendengar permintaan CEO Li, ia mengepalkan tangan erat-erat dan membela diri: “Aku tidak melakukan plagiarisme, draf rancanganku sepenuhnya kubuat sendiri.”

CEO Li menarik kerah bajunya sendiri dengan penuh amarah, “Kalau memang kamu buat sendiri, berarti kamu membocorkannya pada Shine Group dengan tujuan menjebak Winner Group? Pantas saja kamu kemarin sebelum rapat beralasan tidak enak badan agar tidak ikut rapat. Untuk aku sempat melihat drafmu sebelumnya, kalau tidak Winner Group pasti akan menyandang status sebagai plagiator!”

“Aku tidak melakukannya sama sekali, CEO Li. Tidak peduli kamu percaya atau tidak, aku sama sekali tidak membocorkan draf rancanganku pada Shine Group.” Tiffany Song dalam hati berpikir, ia tidak akan mau menyerah dan mengiyakan tuduhan telah melakukan plagiarisme atau pun membocorkan draf rancangannya ke Shine Group. Masa iya ia harus mengiyakan sesuatu yang tidak pernah ia lakukan?

CEO Li tertawa sinis, “Kalau kamu memang tidak membocorkan draf rancanganmu pada Shine Group, ya coba kamu jelaskan mengapa draf rancangan kalian bisa sangat mirip. Masa inspirasi yang kalian peroleh sama persis?”

“Aku curiga ada pengkhianat di dalam Winner Group.” Tiffany Song hanya bisa meminta, “CEO Li, mohon investigasi hal ini.”

“Pengkhianat? Menurutku kamu lah sang pengkhianatnya. Tiffany Song, aku telah memberimu semua kesempatan. Aku juga tidak menyalahkanmu sama sekali ketika Dea Meng kamu keluarkan. Inikah balasan yang kamu berikan untukku?” maki CEO Li.

Tiffany Song membuka mulut, tapi tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya. Draf rancangannya pasti dibocorkan oleh orang lain. Namun, selain dirinya sendiri, yang melihat draf rancangan itu kan hanya CEO Li? Apa mungkin ada orang ketiga yang melihat secara diam-diam lalu membocorkannya?

“CEO Li, tidak peduli kamu percaya atau tidak, aku bersumpah aku tidak pernah melakukan satu pun hal yang merugikan Winner Group.” Tiffany Song tidak punya bukti atas dua hal. Satu, bukti bahwa Sally Yun memasukkan obat pencahar ke kopinya. Dua, bukti bahwa Sally Yun lah yang membocorkan draf rancangannya.

“Sudahlah, jangan bicarakan ini lagi. Proyek Shen’s Corp tidak perlu kamu ikuti lagi. Kamu lebih baik cepat-cepat pulang, lalu tulis dan kirim kemari surat pengunduran dirimu. Perusahaanku tidak berani memperkerjakan pekerja yang merugikan pekerja lain.” CEO Li mengibas-ngibaskan tangan tanda mengusir Tiffany Song. Ia kemudian tidak menatap Tiffany Song lagi.

Tiffany Song gigit-gigit bibir. Kalau ia penuhi permintaan CEO Li untuk menulis surat pengunduran diri, berarti ia secara tidak langsung mengaku ia telah mencontek desain orang atau pun membocorkan desainnya. Ia menolak, “CEO Li, aku tidak mau mengundurkan diri. Aku ingin bertahan di sini dan mencari siapa penjebakku sampai ketemu.”

“Tiffany Song, jangan uji kesabaranku padamu lagi. Keluar dengan tenang, dan aku tetap akan menghargaimu sebagai mantan rekan kerja serta tidak akan menyusahkanmu. Kalau kamu terus berwajah tebal ingin tinggal di sini, jangan salahkan aku kalau aku tega memanggil satpam. Kalau itu terjadi, yang tercoreng ya wajahmu sendiri,” ujar CEO Li sambil menggebrak meja dan menatapnya marah.

“Setelah menemukan penjebakku, tanpa kamu harus panggil satpam, aku akan keluar sendiri.” Tiffany Song berbalik badan dan keluar. Rancangan desain kali ini sepenuhnya ia selesaikan sendiri, bahkan para anggota grupnya juga tidak melihatnya sama sekali. Sebenarnya tahapan mana yang bermasalah? Mengapa Shine Group bisa tahu persis desainnya?

Ia harus mencari jawabannya. Ia tidak boleh menerima begitu saja jebakan ini.

Tiffany Song kembali ke ruang kerjanya. Ia terus berpikir keras, saat ia mengerjakan draf rancangannya, adakah orang yang masuk ke ruang kerjanya? Adakah orang yang melihat draf rancangan itu? Namun, semakin dipikir, pikiran Tiffany Song semakin kacau.

Setengah jam kemudian, pintu ruang kerjanya tiba-tiba dibuka orang. Tiffany Song meluruskan pandangan, dan ternyata yang membuka pintu itu adalah dua orang satpam! Kecemasan langsung memenuhi rongga dadanya. Salah seorang satpam berkata: “Nona Song, mohon segera keluar dari sini.”

Tiffany Song mengernyitkan dahi, “Aku akan pergi, tetapi tolong beritahu CEO Li sekarang bahwa aku akan mencari siapa penjebakku itu. Ketika orang itu ditemukan nanti, tanpa perlu kalian mohon aku akan keluar sendiri.”

“Nona Song, mohon jangan menyulitkan kami, kami hanya menjalankan perintah.” Kedua satpam mendekatinya dan masing-masing memegangi tangannya di kanan dan di kiri. Tiffany Song tahu mereka benar-benar ingin menyuruhnya pergi. Ia melepaskan tangannya dari mereka, lalu meminta: “Jangan pegangi aku, aku bisa jalan sendiri.”

Tiffany Song memasukan laptopnya ke dalam tas laptop. Ketika ingin menggendong tas itu keluar, dari pintu terdengar suara wanita yang sangat familiar baginya, “Laptopmu itu terhitung sebagai pinjaman perusahaan padamu. Itu properti perusahaan, kamu tidak bisa membawanya.”

Tiffany Song meluruskan pandangannya. Ia melihat Sally Yun tengah mengangkat kardus ke dalam ruang kerjanya. Wanita itu tertawa-tawa lalu berkata: “Nona Song, maaf sekali, mulai hari ini ruang kerja ini dan laptop itu adalah milikku.”

Tiffany Song menggertakan gigi. Tidak perlu bukti lagi, ia sudah tahu siapa yang menjebaknya. Ia tersenyum dingin, “Benar kan kamu yang menjebakku! Cepat katakan kapan kamu mengambil draf rancanganku!”

“Nona Song, aku sama sekali tidak paham draf rancangan apa yang kamu katakan. Tolong jangan fitnah aku.” Dengan wajah tidak bersalah, Sally Yun menaruh kardus bawaannya itu di atas meja. Ia lalu memberi perintah pada kedua satpam: “Cepat bawa dia keluar, jangan sampai ia secara tidak sengaja melihat rahasia kantor lainnya dan menyebarkannya ke luar lagi.”

Kedua satpam kembali menahan tangan Tiffany Song. Wanita itu melepaskan tangannya sekali lagi sambil menatap Sally Yun dingin: “Aku bisa jalan sendiri. Sally Yun, aku ternyata sudah salah menilaimu. Kejadian hari ini tidak akan kulupakan seumur hidup. Jangan sampai aku melihat batang hidungmu lagi, kalau tidak aku akan membuat perhitungan padamu atas apa yang terjadi hari ini.”

Setelah mengucapkan ini, Tiffany Song berjalan ke arah pintu sambil menenteng tasnya. Baru berjalan beberapa langkah, di luar pintu tiba-tiba terdengar suara pria yang sangat dingin, “Tunggu, tunggu, bukankah akan jadi terlalu mudah bagi orang-orang rendahan yang tidak punya malu itu kalau kamu pergi seperti ini?”

Tiffany Song mendongak, dan yang dilihatnya adalah Taylor Shen yang tengah berjalan masuk sambil dikelilingi banyak orang. Ia seperti dewa yang baru turun dari langit, sekujur tubuhnya terlihat seperti bersinar-sinar. Begitu melihatnya, rasa sakit hati dan kesedihan yang Tiffany Song pendam dari tadi langsung membuncah naik. Air matanya perlahan menetes membasahi lantai.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu