You Are My Soft Spot - Bab 192 Kamu Hidup Aku Juga Hidup (1)

Taylor Shen dari tempat parkir rumah sakit meninggalkan rumah sakit, tidak menarik perhatian para media, mobil melaju keluar dari rumah sakit, Cristian Yan melihat dari kaca depan mobil, dia melihat Taylor Shen terbengong melihat gelang di tangannya. Ragu sesaat, pria itu bertanya: “CEO Shen, kamu mau kembali ke perusahaan atau kediaman keluarga Shen?”

Cristian Yan menunggu cukup lama, tidak ada jawaban dari Taylor Shen, Wayne Shen yang duduk disebelah kursi supir, berbalik melihat kearah Taylor Shen, membantunya menjawab: “Kembali ke Sunshine City.”

“CEO Shen kecil” Cristian Yan memanggil namanya dengan ragu, Sunshine City memiliki kenangan paling indah nona Song dan CEO Shen, sekarang kembali ke Sunshine City, takutnya hanya bisa mengingatkan kenangan CEO Shen, pria itu khawatir Taylor Shen tidak mampu bertahan.

Taylor Shen tidak mengangkat kepalanya. Mengatakan: “Kembali ke Sunshine City.”

Cristian Yan tidak lagi mengatakan apapun, dipersimpangan jalan didepan dia berbelok kekanan keluar dari kota, menuju ke Sunshine City. Satu jam kemudian, mobil pun berhenti di Sunshine City, ditaman sebuah pintu busur ungu belum sempat terbuka, karpet merah terhampar dilantai, Taylor Shen berdiri dibawah pintu itu, seolah melihat bayangan dirinya menggandeng tangan wanita itu berjalan keluar dari villa.

Tidak satu malam, dunianya terbalik 180 derajat, kebahagiaan semalam tidak akan kembali lagi.

Memikirkan hal ini. Dia dengan sedih membungkukkan badannya, berjongkok dibawah pintu itu menangis tersedu sedu. Wayne Shen dan Cristian Yan berdiri tidak jauh dibelakangnya, melihat pria itu dengan dipenuhi kekhawatiran, ketika Cristian Yan baru ingin mendekati dan memapahnya, Wayne Shen segera menghalanginya, dengan suara kecil mengatakan: “Biarkan dia melepaskannya.”

Cristian Yan tidak pernah melihat Taylor Shen seperti ini, begitu tidak bersemangat, begitu sedih. Kehilangan nona Song, dia pun kehilangan separuh hidupnya. Sampai sekarang, dia tetap tidak percaya, nona Song pergi seperti ini.

“CEO Shen kecil, benarkah nyonya Shen sudah meninggal?”

Wayne Shen menggelengkan kepalanya, “Aku tidak tahu, aku hanya tahu meskipun dia sudah meninggal, wanita itu tetap akan hidup didalam hati kakak keempat.”

“CEO Shen benar-benar kasihan!” Cristian Yan mendesah, semalam pasangan sempurna itu dipersatukan. Berapa orang yang kagum dibuat mereka? Tapi tidak lebih puluhan jam, pesta pernikahan berubah menjadi pemakaman, bagaimana mungkin orang tidak kecewa dibuatnya?

Bibi Lan berjalan keluar dari villa, melihat Taylor Shen bersimpuh di pintu busur, hatinya terasa sangat berat, pagi hari dia melihat berita, kabarnya Tiffany Song telah ditahan atas tuduhan pembunuhan berencana terhadap Angelina Lian, malam itu terjadi ledakan dikantor polisi, Tiffany Song kurang beruntung dan tewas dalam ledakan tersebut.

Dia masih sulit mempercayainya, tapi sekarang dia melihat raut kesedihan Taylor Shen. Diapun akhirnya percaya, Tiffany Song benar-benar telah dicelakai. Dia dengan cepat berjalan ke hadapan Taylor Shen, air matanya tidak tertahankan, “Tuan, apakah yang diberitakan itu benar? Nyonya benar-benar sudah MENINGGAL?”

Taylor Shen diliputi rasa duka yang mendalam, disaat ini hal yang paling tidak ingin didengarnya adalah kata “MENINGGAL”, pria itu pun bangkit, dia mendorong wanita dihadapannya, tergopoh-gopoh dia berjalan masuk ke villa. “PENG”, pintu villa kemudian tertutup.

Pria itu merosot turun dan duduk diatas lantai, perlahan-lahan dia mengeluarkan kalung tulang dari dekapannya, kesedihan muncul dari benda itu, hatinya seperti berubah kosong, kekosongan itu menimbulkan rasa sakit. Tiffany Song, kamu sudah tiada, mengapa kamu tidak membawaku bersama denganmu?

Bibi Lan melihat pintu yang tertutup rapat, dia berbalik melihat kearah Cristian Yan dan Wayne Shen yang berada dibelakang, dia menghapus air matanya dan mengatakan: “Seketaris Yan, apa yang diberitakan itu benar? Nyonya tidak akan pernah kembali lagi?”

“Benar sekali.” Cristian Yan menjawab dengan sedih, dia dan Tiffany Song bekerja bersama selama beberapa bulan, Tiffany Song sangat menghormatinya, selalu memanggilnya dengan sebutan kakak Yan, nyonya bos sebaik ini meninggal dengan cara seperti ini, bahkan disaat mereka semua tidak siap menerimanya, mereka tidak percaya, dia meninggal dengan cara seperti itu, tapi wanita itu memang telah tiada.

“Mengapa bisa seperti itu? Nyonya sudah tiada, bagaimana tuan bisa melanjutkan hidupnya, mereka saling mencintai.” Bibi Lan mengatakannya dengan sedih.

Cristian Yan menghela nafas panjang, dia mengangkat wajahnya melihat kearah pintu yang tertutup rapat, sorot matanya dipenuhi kekahwatiran.

Stella Han perlahan-lahan tersadar, dia membuka matanya, lampu gantung yang tidak asing ini membuatnya menyadari dimana dia sekarang, baru saja dia ingin bangkit dan duduk, sepasang tangan kemudian menahannya, di telinganya terdangar suara lembut rendah pria, “Doketer berpesan agar kamu tidak lasak, berbaring dan istirahatlah.”

Stella Han mengedipkan matanya, air matanya keluar dari sudut matanya, dengan suara serak dia bertanya: “Aku tidak bisa tidur, teringat kematian mengenaskan Tiffany Song, aku tidak bisa tidur.”

Jordan Bo duduk disamping tempat tidur, melihat wajah sedih pucatnya, wajahnya yang tadi terlihat senang, kembali memperlihatkan kesedihan, kali ini suaranya lebih lembut, “Meskipun kamu tidak bisa tidur, kamu juga harus menutup matamu, sekarang kamu tidak sendiri lagi, ditubuhmu ada nyawa yang lain, kamu harus memperhatikan istirahatmu.”

Ketika dokter memberitahu bahwa Stella Han telah hamil satu bulan, dia senang bukan main. Akhir-akhir ini hubungan diantara mereka sangat tegang, ditambah lagi kecelakaan yang menimpa Tiffany Song, samar-samar dia merasakan bahwa dia dan Stella Han akan semakin menjauh. Tapi kedatangan anak ini, dapat mengubah segalanya, dapat membuat mereka kembali berhubungan dengan mesra.

Stella Han melotot, dengan tidak percaya melihat kearah Jordan Bo, “Apa kamu bilang?

“Stella Han, kamu sedang mengandung bayi kita, kamu sebentar lagi akan menjadi seorang ibu, oleh karena itu kamu harus kuat, ok?” Jordan Bo membungkuk, tangannya mengelus rambut-rambut di keningnya, kemudian mendaratkan ciuman dikeningnya.

Stella Han segera membelalakkan matanya, kemudian dia mengerjapkan matanya, wanita itu mengulurkan tangannya meraba perutnya, masih rata seperti biasa, tapi ternyata didalamnya sudah bersemayam nyawa kecil, anak ini datang diwaktu yang tidak tepat!

“Aku ingin sendiri, kamu keluarlah dulu.”

Raut wajah Jordan Bo berubah kaku, kedua tangannya kemudian diletakkan pada bahu wanita tersebut, matanya memandang wanita itu, jarak mereka sangat dekat, wanita itu bahkan dapat merasakan hawa panas yang keluar saat pria itu bernafas, hatinya sangat sedih, wanita itu kemudian memalingkan wajahnya menghindari tatapan pria tersebut.

Jordan Bo tidak terima saat wanita itu menghindarinya, tangan besarnya kemudian menahan dagu wanita tersebut, memaksa wajahnya berpaling kearahnya, pria itu kemudian melihat kedalam mata wanita dihadapannya, ekspresinya sedikit kacau, “Stella Han kuperingati kamu, tidak peduli apa pun yang sedang kamu pikirkan, hentikanlah segera.”

Banyak hal yang bisa berubah karena kepergian Tiffany Song, mereka berdua berhati-hati menjaga hati mereka, tidak berani mendekati satu sama lain, takut kembali tersakiti. Tapi meskipun hati mereka tidak tergetar, mereka tetap saja sedang dalam kesulitan.

Mengingat akan kehilangan dirinya, diapun tidak bisa menerimanya.

Waktu itu dia menikahi wanita itu, hanyalah karena wanita itu kebetulan sekali menarik perhatiaannya, kebetulan sekali dia telah bosan menyendiri, dan ingin membuat perubahan. Tapi sekarang, dia sudah terlanjur terjebak, tidak bisa lagi tanpanya.

Stella Han kemudian menutup matanya, matanya memerah, dia perlahan-lahan menarik nafas, yang terasa hanya hawa dingin yang menerjang indranya, “Bukannya kamu menyuruhku tidur? Aku ingin tidur, kamu keluarlah.”

Jordan Bo tidak bisa melakukan apapun pada Stella Han yang seperti ini, pria itu melihat wanita itu cukup lama, sebelum akhirnya bangkit dan meninggalkannya.

Dia pikir kepergian pria ini akan membuat hatinya terasa lebih enak, ternyata dia malah lebih kecewa. Langkah kaki dibelakangnya semakin menjauh, sampai pintu kamar tertutup, dia pun tidak sanggup lagi menahan diri.

Didepannya muncul reruntuhan puing-puing yang terbakar, banyak lumpur dipermukaan tanah, lumpur itu hitam, Tiffany Song meninggal dengan cara mengenaskan seperti ini, bahkan tidak ada sedikitpun yang tersisa darinya. Apa sebetulnya kesalahannya? Dia hanya ingin menikahi orang yang dicintainya, mengapa langit begitu kejam padanya?

Stella Han menangis sampai dia tidak sanggup lagi bernafas, pada akhirnya dia batuk, terdengar sangat menyedihkan.

Jordan Bo berdiri dibelakang pintu, mendengar suara tangis yang ditahan itu, hatinya sangat sedih. Pria itu pun berpikir, wanita itu akan segera pulih, tapi pria itu sama sekali tidak menyangka, wanita itu tidak kunjung sembuh.

James He memperoleh kabar meninggalnya Tiffany Song lebih lambat dari semuanya, pengacara pribadinya menghubunginya dan memberitahu dokumen keadaan mental Tiffany Song yang terganggu sudah dibuat, pagi hari sudah bisa keluar.

Waktu itu dia sedang melihat berita pagi, berita headline pagi itu adalah berita tentang Tiffany Song, melihat berita tentangnya, dia segera bangkit, berjalan keluar.

Dia terlalu tergesa-gesa, pembantu kebetulan sedang membawakan kopi untuknya, kopi pun tumpah dibuatnya, membasahi pergelangan bajunya, kopi yang panas membakar tangannya, tapi dia seolah-olah tidak merasakan apapun, langkah kakinya cepat.

Pembantunya terbengong berdiri disana, nyonya He turun dari lantai atas, melihat kopi yang tumpah dilantai, dia kemudian melihat ke James He yang sudah menjauh, bertanya: “Pagi-pagi begini ada apa dengan James He?”

“Aku juga tidak tahu, tadi melihat koran baik-baik, tiba-tiba beliau bangkit, kopi panas tumpah ditangannya, dia juga tidak merasa kesakitan, tidak tahu mengapa beliau tidak tenang.” Pembantu jongkok membereskan pecahan gelas, takut kalau perasaan nyonya He tidak bagus.

Nyonya He turun, berjalan menuju kesofa, mengambil koran, ketika dia melihat kabar meninggalnya Tiffany Song, dia merasa sangat bahagia, “Eh, ada pribahasa, bukannya tidak ada balasan, tapi waktunya belum tiba, rasakan dia ingin merusak rumah tangga, kematiannya benar-benar pantas.”

“Ibu, siapa yang telah meninggal?” Angela He kembali ke kediaman keluarga He, hatinya sudah tenang, tidak egois seperti sebelumnya.

Nyonya He melihatnya mengangkat kepalanya, tersenyum padanya dan mengatakan: “Siapa lagi? Tentu saja orang yang sudah menyebabkanmu keguguran, dikoran ada berita kalau ada ledakan dikantor polisi, dia ikut meledak, bahkan tulang belulangnya tidak dapat ditemukan, benar-benar menggembirakan.”

“Tiffany Song meninggal?” Angela He tertegun, orang yang tidak berhubungan dengannya mendengar kabar ini, juga merasa sangat terkejut, bagaimana dengan Taylor Shen?

“Siapa lagi kalau bukan dia?” hati nyonya He sangat senang, dia sama sekali tidak perlu turun tangan, orang lain telah menghilangkan sakit matanya, dengan senang dia mengatakan: “Aku akan mengajak beberapa temanku untuk bermain mahyong bersama, hari ini aku pasti sangat beruntung.”

“” Angela He berdiri di dekat tangga, dia mengingat perkataan Angelina Lian saat dia meninggalkan kediaman keluarga Shen, sekujur tubuhnya merinding, wanita itu benar-benar melakukannya, mengapa wanita ini bisa sesadis ini?

James He mengendarai mobilnya sampai kekantor polisi, diluar kantor polisi ada batas polisi, pengacara pribadinya juga tiba ditempat itu, keduanya berdiri diluar garis batas polisi, melihat puing-puing yang jauh disana, polisi sedang mencari sisa-sisanya.

Melihat ini James He merasa sangat sedih, pengacara pribadinya sudah mencari tahu, kabarnya ledakan semalam sangat besar, 37 tersangka yang berada ditempat itu tidak ada yang selamat, tulang-tulang mereka yang dekat dengan bom terbakar hingga tidak tersisa, menjadi abu, ketika petugas pemadam kebakaran datang, abu mereka pun tidak bisa lagi ditemukan.

Kemudian beberapa orang tercabik saat ledakan, hanya beberapa orang yang terpental karena dasyatnya ledakan, ada banyak mayat, tapi keadaan mereka sangat tragis. Dalam keadaan seperti ini, tidak diragukan lagi jika Tiffany Song sudah meninggal.

Mendengar penjelasan dari pengacara pribadinya, kaki James He lemas, pengacara pribadinya segera memapahnya, “Tuan He apakah anda baik-baik saja?”

James He kemudian berdiri tegak, mengibaskan tangannya, mengangkat wajahnya melihat jauh disana, sungguh tidak bisa percaya. Semalam dia masih menemui wanita itu, mengapa dia sudah meninggal? Dia menjawab: “Pengacara Min, tidakkah menurutmu ledakan ini terlalu tiba-tiba?”

Pengacara Min tertegun, tidak paham apa maksud James He, “Tuan He, dengar-dengar semalam pihak kepolisian menahan orang-orang yang sangat penting, mereka memiliki informasi yang sangat penting, bos mereka khawatir informasi mereka jatuh kepihak kepolisian, oleh karena itu dia pun membinasakan mereka.”

James He mengernyitkan keningnya, penjelasannya sangat masuk akal, tapi mengapa dia merasakan kalau ada yang tidak beres? Tapi dimana, dia juga tidak bisa mengatakannya.

Dia berdiri diluar garis batas kepolisian, tidak tahu angin mana yang menghembus bajunya, punggungnya terlihat begitu menyedihkan, Tiffany Song aku berjanji untuk mengeluarkanmu, tapi kamu mengingkari janjiku.

Ada sebuah janji, dimana dia selamanya tidak akan pernah bisa mewujudkannya.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu