You Are My Soft Spot - Bab 104 Berangkat Dengan Berani Demi Cinta (1)

Di dalam pesawat, jari-jari tangan Taylor Shen menjepit alat perekam suara dan membolak balikkannya, sang kakek telah beumur tinggi, tapi masih saja berusaha sekeras itu, sungguh telah menyulitkannya. Satu tangannya lagi menopang dagunya. Wajah memasang ekspresi yang sulit untuk ditebak, apa yang ada di dalam rekaman suara?

Cristian mendorong pintu dan masuk, melihat Taylor Shen sedang mengerutkan kepalanya merenungkan sesuatu, dia batuk sejenak, dan menyerahkan sebuah dokumen kepadanya, "CEO Shen, ini adalah usulan yang diajukan dalam waktu singkat ini oleh departement krisis, mohon anda melihatnya sejenak."

Kepergian Taylor Shen ke Kota C kali ini, telah membawa serta seluruh anggota departement krisis, gosip buruk ini, bisa dibilang termasuk masalah besar, juga bisa dianggap sebagai masalah kecil. Pihak media sosial terus saja memberitakannya tanpa henti, kalaupun pemilik properti sangatlah percaya terhadapnya, namun kepercayaan ini pun pasti akan goyah.

Taylor Shen menegakkan tubuhnya, dengan ekspresi yang tak berubah memasukkan kembali alat perekam suara itu ke dalam kantong kemeja, menerima dokumen itu dan mulai melihat. Cristian berdiri di sampingnya. Melihat ekspresinya yang begitu fokus melihat dokumen, dia berkata dengan sedikit ragu: "CEO Shen, aku terus merasa ada siasat jahat di balik kejadian kali ini. Dalam 5 tahun terakhir ini, hubungan Shen's Corp. dengan pihak media sosial sangatlah baik, biasanya jika ada desiran berita apapun, pihak media sosial pasti akan duluan mengabarkannya pada kita, membuat kita bisa mempersiapkan cara untuk menghadapinya terlebih dahulu. Tapi kali ini malah terjadi dengan tanpa kabar apapun, setelah media sosial di Kota C memberitakan gosip buruk ini, baru kita mendengar kabarnya, bagaimana pun juga, aku merasa hal ini sangatlah aneh."

Taylor Shen menutup dokumennya, berkata: "Kamu curiga ada orang yang sengaja untuk melakukannya?"

"Benar, orang ini bisa merahasiakannya dengan begitu baik, kemampuan untuk mengamati hal dalam Kota Tong dengan baik seharusnya tidak dimiliki oleh begitu banyak orang." Cristian tidak berkata terlalu banyak, ada beberapa kata yang tidak boleh keluar dari mulutnya, apalagi, dirinya hanya sekedar curiga. Tidak memiliki bukti apapun.

Mata Taylor Shen sedikit sipit, Semua hal yang dikatakan oleh Cristian bukanlah tidak pernah dipikirkan oleh Taylor Shen, semalam Wayne Shen dan Jennifer Li membuat keributan besar dalam pesta, hari ini malah langsung muncul gosip ini, dia langsung curiga, mungkin ini merupakan peringatan yang diberikan oleh Keluarga Shen terhadap Shen's Corp.

"Cristian, utus orang untuk menyelidikinya diam-diam, cari tahu siapa yang mengabarkan hal ini terhadap pihak media sosial di Kota C, usahakan untuk melakukannya dengan sangat hati-hati, jangan sampai diketahui orang lain." Taylor Shen memerintahkan. Jika orang itu bisa mendapatkan kelemahan dari Shen's Corp, hal ini membuktikan bahwa proyek di Kota C memang benar-benar bermasalah, tapi dia ingin tahu siapa yang menyerang Shen's Corp., sampai melakukannya dengan begitu baik.

Jika memang merupakan peringatan dari Keluarga He, merekalah yang duluan bersalah, juga tidak bisa berkata apapun terhadap Keluarga He, anggap saja kerugian dalam hal materi kali ini untuk menebusnya. Kalau bukan, maka dia akan membalas dengan kejam, membuat pelakunya tahu, bahwa Shen's Corp. bukanlah sesuatu yang bisa terpengaruh oleh tindakannya.

"Baik, aku akan segera mengutus orang menyelidikinya." Cristian mengambil dokumennya, membalikkan badan dan keluar.

Taylor Shen mengangkat kaki dan menyilangkannya, sepasang tangannya saling mengait di lutut, memalingkan kepala memandang awan di langit biru di luar jendela, siapa sebenarnya dalang di baliknya? Dia telah pulang selama 5 tahun, selama ini tidak pernah ada satu orang pun yang berani berurusan dengan Shen's Corp., jarang-jarang ada orang yang datang membuat masalah sendiri, seluruh darah di sekujur tubuhnya mulai mendidih.

Semoga bukanlah Keluarga He, kalau memang seperti itu, semua ini sungguh terasa tak menarik.

Dua jam kemudian, pesawat telah tiba di Kota C, sebaris orang mulai keluar dari bandara, langsung ada segerombolan wartawan yang mengerumuni. pancaran cahaya terus bersinar tanpa henti, langkah kaki Taylor Shen tetap santai, tidak menjawab satupun pertanyaan dari pihak wartawan.

Cristian dan beberapa bodyguard melindunginya dari samping, menghalangi potretan dari para wartawan. Pihak departemen relasi Shen's Corp. menanggapi pertanyaan dari wartawan, menyatakan bahwa mereka pasti akan memberikan sebuah penjelasan kepada semua orang.

Taylor Shen diantar oleh para bodyguard hingga keluar pintu, tiba-tiba ada sekumpulan orang yang muncul dari samping, mulut penuh dengan ucapan memarahi, menggenggam telur busuk dan sawi jelek, lalu melemparkannya ke arah Taylor Shen. Taylor Shen tidak sempat menghindarinya, sebutir telur telah terlempar mengenai keningnya, cangkang telur menghasilkan bunyi pecah yang nyaring, cairan telur yang kental dan lengket mengalir di wajahnya, para wartawan mengerumuninya, dan memotret Taylor Shen dengan cepat.

"Penjahat, setelah tinggal dirumah yang kamu bangun, putriku menjadi mengidap penyakit leukimia, demi mengobati penyakit putriku, keluargaku saat ini telah menjadi miskin tanpa uang seperak pun, aku ingin membunuh penjahat sepertimu." Sekumpulan orang ini memakai baju yang kusam, ekspresi mereka sangatlah bergejolak.

Para wartawan sambil memotret dengan heboh terhadap kumpulan orang ini, juga memotret dengan heboh terhadap Taylor Shen, tubuh setiap wartawan penuh dengan luapan semangat terhadap gosip.

Cristian melindunginya di samping, telur busuk dan sawi jelek menghantam ke tubuhnya,seketika aroma tidak sedap memenuhi udara, dia berteriak marah: "Kenapa masih melamun, cepat hadang mereka, dan antar CEO Shen naik ke mobil."

Taylor Shen dalam seumur hidup ini tidak pernah begitu menyedihkan, dia didorong masuk ke mobil oleh Cristian, pungungnya tegak tanpa aura kharisma. Cristian telah menutup pintu, masuk dan duduk di tempat samping pengemudi, memerintahkan supir untuk jalan.

Kawanan orang itu melihat mobil telah pergi, langsung mendorong bodyguard, dan segera pergi mengejar, mengambil telur busuk untuk melempar ke mobil, "Penjahat, kembalikan putriku, penjahat, kembalikan kesehatanku!"

......

Tiffany Song duduk di depan televisi, saat melihat gambaran ini, seluruh tubuhnya terasa dingin, hatinya terasa nyeri. Pria yang begitu arogan seperti Taylor Shen, kapan pernah dilempari telur busuk oleh orang lain, dan kapan dia pernah kabur dari lemparan seperti ini dengan begitu menyedihkan?

Asalkan sang wanita mengingat ekspresinya tadi, hatinya langsung terasa tercabik-cabik. Para wartawan masih menggunakan suara yang sangat bersemangat menjelaskan kondisi di tempat kejadian, dia menutup televisi, bangun dan masuk ke dalam kamar, membuka koper, mengambil beberapa baju dan memasukkannya ke dalam, lalu memasukkan alat rias ke dalam koper, dia menutupnya dan menarik resleting dengan baik, lalu mencarikan sebuah baju dan menggantinya, dia ingin pergi ke Kota C untuk menemaninya, meskipun dirinya tidak bisa membantunya sama sekali, hanya bisa duduk manis di sampingnya, dia tetap ingin pergi ke sisinya.

Sang wanita pergi ke kamar mandi membasuh wajah, mengikat rambut, lalu menelpon untuk memesan sebuah tiket pesawat dengan jadwal penerbagnan tercepat menuju Kota C, kemudian berangkat dengan menarik sebuah koper berwarna pink.

Keluar dari komplek, dia berdiri di pinggir jalan menghentikan sebuah taxi, sebuah mobil Lincoln berwarna hitam langsung berhenti di hadapannya, jendela mobil mulai turun, memunculkan wajahnya Raka, "Nona Song, silahkan naik, kakek ingin berdiskusi denganmu."

Perhatian Tiffany Song saat ini telah terbang ke tempat Taylor Shen sepenuhnya, dia telah dilempari telur busuk oleh orang lain, suasana hatinya saat ini sudah tidak tahu telah sekacau apa, dirinya ingin pergi menemani sang pria, bahkan tidak sanggup menunggu satu detik pun lagi.

Dia berkata dengan datar: "Paman Raka, mohon katakan padanya, aku tidak bisa menghalangi apa yang ingin dia lakukan, tapi apa yang ingin kulakukan, dia juga tidak bisa menghalanginya. Jadi mohon agar dia bisa menyerah, dan melakukan hal lain yang ingin dikerjakan, aku juga akan berusaha melakukan apa yang seharusnya kulakukan."

Tiffany Song mengatakan serangkaian kalimat ini dengan begitu cepat, masuk ke dalam taxi.

Raka melihat mobil taxi telah melaju pergi, matanya memancarkan dukungan, dia memutar balikkan mobil, kembali untuk melaporkan tugasnya.

Raka kembali menyatakan seluruh ucapan Tiffany Song dengan sempurna terhadap Kakek Shen, Kakek Shen menjadi emosi dan langsung menghantamkan poci teh yang ada dihadapannya, keningnya berkerut, "Bahkan dia pun mulai berani menentang, pergi ke daerah Jiangning, dia kira aku tidak berani menyebarkan fotonya?"

Raka dengan pendiam memandang sang kakek, berkata: "Tuan Besar, anda harus merenungkannya berulang kali sebelum melakukannya, jika foto ini telah tersebar, mungkin saja malah akan membantu Tuan Muda Keempat. Dan malah membuat mereka bersatu tanpa harus mempedulikan apapun."

Alis sang kakek terangkat tinggi, melototinya, "Kamu sedang membela gadis itu?"

"Bukan, aku berpikir untuk anda, tujuan anda adalah ingin memisahkan mereka, tapi Nona Song saat ini sudah terlihat jelas tidak mempedulikan apapun lagi, jika dia berani mengambil langkah ini, itu berarti taktik anda ini tidaklah berguna baginya. Tuan Muda Keempat sedang kebingungan terhadap bagaimana caranya untuk memberitahukan kejadian dulu pada Nona Song, jika anda mengunggah foto ini, Tuan Muda pasti akan meminjam kesempatan ini untuk mengakuinya pada Nona Song. dan terakhir, mungkin saja keduanya tidak akan putus, malah akan menjadi lebih saling mencintai daripada sekarang." Raka menganalisiskannya.

Kakek Shen mengelus jenggotnya, merenungkannya dengan baik, dan merasa hal ini memang masuk akal, tapi jika dirinya hanya berdiam diri saja, melihat mereka berdua bersatu, hatinya merasa begitu tak terima. Tiffany Song adalah seorang janda, tidak peduli dari segi latar belakang keluarganya ataupun wataknya, semuanya tidak bisa diserasikan dengan Taylor Shen, kalau seperti ini, dia lebih bersedia menerima Audrey Feng sebagai menantunya, setidaknya jika mereka keluar bersama, tidak akan ditertawakan oleh orang lain dengan perkataan paman dan keponakan menikahi wanita yang sama.

"Maksudmu adalah menyuruhku untuk merestui mereka?" Kakek Shen berkata dengan tidak senang.

"Maksudku adalah amati perubahan yang terjadi dengan baik."

......

Saat Tiffany Song tiba di bandara, masih tersisa begitu banyak waktu sebelum waktu check in. Dia pergi ke sebuah caffee terdekat untuk duduk, mengeluarkan ponsel, tidak ada panggilan tak terjawab, tidak ada pesan yang belum terbaca. Dia menggenggam ponsel, merasa ragu apakah ingin menghubunginya atau tidak.

Tapi jika telponnya telah tersambung, apa yang harus dikatakan padanya? Dia adalah pria yang begitu arogan, harusnya dia tidak ingin membuatnya tahu, kejadian tentang dia dilempari telur busuk saat pergi ke Kota C. Tapi ketika mengingat ekspresinya tadi saat dilempari, sang wanita tidak mampu untuk tenang.

Dia membuka wechat, berpikir sejenak, menekan tombol pesan suara, berkata: "Bagaimana, aku langsung merindukanmu setelah kamu pergi, aku sungguh berharap aku bisa ilmu sihir, dengan meneriakkan berubah berubah berubah selama tiga kali, kamu akan langsung muncul di hadapanku."

Pesan suara telah terkirim, tapi malah begitu sunyi, tidak ada balasan apapun dalam waktu yang cukup lama. Sang wanita merebah di meja, membolak balikkan ponsel, lalu khawatir sinyalnya kurang bagus, mengangkat ponselnya dan menggoyangkannya. Beberapa saat kemudian, dia baru menyadari betapa bodohnya tingkah laku dia ini.

Sang pria saat ini pasti sedang sangat sibuk mengatasi kekacauan di Kota C, mana ada waktu melihat pesannya. Sang wanita meletakkan ponsel, terdengar ada orang yang memanggilnya, TIffany Song membalikkan badan, terlihat Stella Han, dia merasa sangat kaget dan langsung berdiri, "Stella, kenapa kamu bisa berada di sini?"

"Aku baru saja kembali dari dinas luar kota, apakah kamu datang untuk menjemputku?" Sebelum perkataan Stella Han terucap sepenuhnya, langsung terlihat tiket pesawat yang ada di meja, dia duduk di kursi, "Untuk apa kamu pergi ke Kota C?"

"Pergi mencari Taylor, telah muncul gosip adanya kelebihan kadar kandungan beracun terkait perusahaannya, aku ingin pergi menemaninya." Tiffany Song menjawab dengan terus terang.

"Aku telah melihat beritanya di koran dalam pesawat, tapi Tiffany, apakah kamu yakin ingin pergi ke sana? Taylor Shen saat ini sedang menjadi target dari para paparazzi, bagaimana jika mereka sempat memotretmu, dan Kakek Shen melihatnya, apa yang akan terjadi nantinya?" Stella Han menatapnya dengan khawatir, dia pergi menerobos lautan api demi cinta, apakah hal ini pantas dilakukan?

Tiffany Song menggigit bibirnya, berkata: "Tetap seperti perkataan yang kukatakan sebelum datang ke bandara, Kakek Shen bahkan mengutus pengurus rumahnya datang menjemputku, aku telah memikirkannya dengan baik, kebahagiaan kehidupan harus segera dinikmati, jangan sampai menyia-nyiakannya. Jadi, jika jodohku untuk bersama dengannya hanya ada sehari, aku juga ingin menghargainya."

Stella Han melihatnya dengan melongo, "Tiffany, aku merasa kamu telah berubah."

Tiffany Song meraba wajahnya, "Mananya yang berubah? aku tetaplah aku."

"Bukan, kamu telah berubah menjadi lebih berani, tidak lagi seperti Tiffany Song yang dulunya penakut. Kamu yang seperti ini, terlihat memukau, bagaikan seekor phoenix yang hendak membara. Eh, sungguh tidak di sangka Taylor ternyata begitu memikat, bahkan bisa membuatmu berubah, cinta sungguh mulia." Stella Han berkata dengan senang." mungkin ini adalah cinta yang ditakdirkan. Lima tahun lalu, jika Tiffany Song memiliki keberanian yang besar seperti ini, dia dan William pasti tidak akan berpisah.

Dasar, apa yang sedang dipikirkannya, pria bajingan seperti Willam itu, tidaklah pantas menerima pengorbanan dan usaha dari Tiffany Song yang penuh keberanian.

Tiffany Song menghela nafas: "Mana ada seheboh yang kamu katakan?"

"Aku tidak melebih-lebihkannya, sungguhan, kamu akan mengetahuinya setelah kamu pulang dan berkaca, penampilanmu saat ini sangatlah memikat dan indah, sepasang mata penuh dengan cinta, keelokan dalam sekali pandang memang cocok untuk menggambarkanmu." Stella Han bercanda dengannya.

"Sudah kuduga kamu akan menertawakanku." Tiffany Song merasa malu akibat ucapannya.

Tepat pada detik ini, pengumuman di bandara terdengar, memperingatkan para penumpang yang akan menuju Kota C sudah boleh mulai check in. Tiffany Song mengambilkan tiket pesawat dan berdiri, berkata terhadap Stella Han: "Stella, mari kita berbincang-bincang kembali setelah aku kembali, aku pergi check in dulu."

Stella Han mendekatkan diri memeluknya, berkata: "Tiffany, berangkatlah dengan berani demi cintamu."

Tiffany Song menganggukkan kepala, membalikkan badan dan keluar dari caffee. Mata Stella han mengantar kepergian punggungnya yang telah pergi menjauh menuju tempat check in, dia baru saja membalikkan tubuhnya, nyaris menabrak seseorang yang berada di belakangnya. Dia mundur selangkah, sambil meminta maaf sambil berjalan ke samping.

Tapi saat dia bergerah ke arah samping, orang itu juga bergerak ke arah sana, setelah situasi seperti ini berulang beberapa kali, Stella Han dengan tiba-tiba mengangkat kepalanya, "Kenapa kamu begitu......"

Kalimat yang belum selesai diucapkan tersangkut di tenggorokan, dia dengan melongo melihat pria menawan di hadapannya, kenapa dia bisa berada di sini?

Jordan Bo mengulurkan tangan mengambil kopernya, mengangkat sebelah alis menatapnya, "Sudah bodoh ya? Ataupun tidak mengenalku lagi? Apakah aku harus melakukan sesuatu untuk membuatmu mengingat siapa aku?"

Stella Han membuka mulutnya, berkata: "Melakukan apa?"

"Misalnya ciuman panas ataupun hal dengan tingkatan lebih tinggi." Jordan Bo mengatakan kalimat seperti ini dengan ekspresi yang dingin, betapa memikatnya penampilannya itu. Stella Han melihat ke sekitar sejenak, melihat tidak ada orang lain yang memperhatikan mereka, dia kembali merasa tenang.

"Jordan Bo, kamu tidak tahu malu." Stella Han bergumam, ditarik oleh Jordan Bo memasuki pelukannya, lalu dengan langkah cepat keluar dari bandara.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu