You Are My Soft Spot - Bab 122 Mau Tidak Menjaga Jarak Dengannya (1)

Taylor Shen mengangkat Tiffany Song ke jalan besar, di samping jalan besar telah berhenti tiga buah mobil mewah, terutama mobil Bentley Continental putih miliknya sangat mencolok. Dia mengangkatnya dengan mudah seperti mengangkat sebuah karung.

Pundaknya yang kuat bersandar di perutnya membuatnya tidak nyaman. Perasaan diangkat orang di atas pundak seperti ini adalah kali pertamanya, angin musim gugur bertiup. Mengangkat roknya, demi menghindari semuanya terbuka, sepasang tangannya dengan kuat menahan rok. Satu jalan naik turun, makanan yang baru saja dia makan mengaduk di dalam lambung.

“Taylor Shen, kamu turunkan aku.” Tiffany Song dengan lemah berteriak.

Taylor Shen mengambil kunci mobil membuka kunci, dengan langkah besar berjalan ke hadapan mobil Bentley Continental putih, menarik tempat duduk penumpang depan dengan tidak ada rasa kasihan melemparnya masuk. Tiffany Song dilempar olehnya sampai pusing, beberapa saat baru tersadar. Saat mengulurkan tangan membuka pintu, Taylor Shen sudah masuk duduk di dalam mobil mengunci pintu.

Tiffany Song dengan penuh emosi memelototinya, “Taylor Shen, kamu buka pintu, aku ingin turun.”

“Membiarkan kamu turun pergi mengundang perhatian orang? Kamu matikan saja niat itu.” Taylor duduk di tempat pengemudi, dalam hatinya sangat emosi, tidak menyukai tampilannya yang begitu menolak bersama dengannya. Dia membuka rak, mengambil rokok keluar lalu menghidupkannya, di dalam asap yang berputar dia sedikit menyipitkan mata, ekspresi di atas wajahnya seperti rokok di jarinya, api kadang muncuk kadang redup tidak kelihatan jelas.

Tiffany Song mengigit bibir, “Sejak kapan aku mengundang perhatian orang, kamu jangan mengatakan perkataan begitu tidak enak di dengar.”

“Kalau begitu kamu coba katakan padaku, kamu dengan Karry Lian tidak jelas seperti itu memiliki maksud apa?” Taylor Shen menolehkan kepala memelototinya. Suaranya memaksa orang, rasa tidak senang membara. Tengah malam berciuman dengan Karry Lian di dalam mobil. Tengah malam kabur dari rumah dengan Karry Lian, lalu masih datang ke pedesaan yang terpencil untuk liburan, dia benar menganggapnya adalah mayat hidup, apapun tidak bisa melihatnya?

“Aku……” Tiffany Song terdiam, “Sejak kapan aku dan dia tidak jelas seperti itu, kamu jangan memikirkan sebuah pertemanan yang bersih menjadi begitu kotor.”

“Aku berpikir kotor? Dalam matanya hanya kurang tidak menuliskan aku ingin meniduri kamu empat kata, kamu benar bodoh atau tolol, tidak bisa melihat dia memiliki maksud lain denganmu?” perkataan Taylor Shen tajam menusuk, hampit ingin membuka kepalanya melihat dalamnya berisi apa?

Tiffany Song sangat emosi, jelas-jelas dia yang telah melakukan kesalahan, perkataannya satu kata dibanding satu kata semakin keterlaluan, dia emosi kehilangan akal sehat, berkata: “Taylor shen, kamu tidak menghina orang apa bisa mati? Karry Lian membantuku sangat banyak, sekalipun dia memiliki maksud padaku, pria wania belum menikah. Kamu tidak jelas seperti ini kenapa mengganggu mata kamu?”

“Kamu!” Taylor Shen seketika membalikkan kepala, pandangannya kejam memelototinya, “Kamu sudah mengakuinya benar tidak?”

Tiffany Song membalas memlototinya tidak terima, “Aku benar sudah mengakuinya lalu kenapa?”

Keduanya saling menatap satu sama lain, cukup lama Tiffany Song melihat Taylor Shen tertawa dengan dingin, dalam hatinya sangat ketakutan, tidak tahu dia akan melakukan apa padanya, dia meringkuk ke belakang lalu melihat dia membuang keluar puntung rokok, lalu dengan cepat datang.

Ruang mobil hanya sebesar itu, Tiffany Song sama sekali tidak memiliki tempat untuk menghindar, seketika lalu ditekan olehnya di tempat duduk penumpang tidak bisa bergerak, dia ini baru terkejut gemetar, memelototi pria di atas tubuhnya, “Taylor Shen, kamu jangan sembarangan!”

“Sembarangan? Bukan sangat kesepiankah? Ini aku akan memuaskanmu, daripada kamu setiap hari memikirkan untuk mencari pria liar lain!” Kesabaran Taylor Shen padanya sudah sampai batasan, temperamen buruk yang ditekan sampai batasannya akhirnya keluar.

Karena jarak yang dekat, Tiffany Song dengan jelas mendengar nafasnya berat seperti seekor singa yang sedang marah.

Sepasang mata hitam yang dalam seperti kolam renang yang dalam memantulkan wajah kecilnya yang pucat, satu wajah tampannya dipenuhi tidak berperasaan dan juga emosi, dibawah hidung yang mancung, bibir yang tipis ditutup rapat, kelihatan sudah sampai ke ujung emosi, tubuh dua orang yang saling menempel, sekalipun terlapis oleh pakaian, Tiffany Song juga dapat mendengar detak jantung satu sama lain.

Saat selanjutnya dia menundukkan kepala, bibir tipis yang menggunakan tenaga membawa kekuatan yang tidak bisa di tolak menahan bibirnya, tidak memberikan dia sedikitpun waktu untuk berpikir, kasar, memaksa menutup datang, sejak awal adalah merampas dengan sangat kejam.

Mata Tiffany Song perlahan membesar, wajah tampan yang sangat dekat, dalam matanya membawa sebuah hukuman yang membuat orang terkejut, seperti ingin menggunakan cara seperti ini, mengusir bayangan tubuh pria lain dalam otaknya.

“Shen……” Tiffany Song membuka mulut, aroma rokok yang baru itu menyebar masuk dalam bibir, dagunya ditahan dengan erat oleh tangan besarnya, tidak memberikan dia kesempatan untuk menghindar, suhu di ruang mobil perlahan naik, dia dibuat menangis oleh tindakannya yang kasar.

Gigi Taylor Shen sedang mengigit bibirnya, dia sedikipun juga tidak lembut, kesakitan yang sengaja diperbuat, membuat seluruh tubuhnya bergetar, dia menatap matanya dengan serius, api membara dalam matanya, “Katakan, mau tidak menjaga jarak dengannya?”

Tiffany Song melihat matanya yang menunjukkan kekejaman, dia mengigit giginya membalikkan kepala, satu kata juga tidak bersedia mengatakan. Detik selanjutnya, dagunya diputar kembali dengan paksa olehnya, auranya yang emosi menyembur ke bibir dan lehernya, dia menatapnya sesaat, “Aku suruh kamu bicara!”

“Taylor Shen, sebenarnya kamu sama sekali tidak mengerti cinta, sebelumnya kamu begitu lembut padaku semuanya palsu, saat ini baru tampilan kamu yang sebenarnyakan?” Tiffany Song emosi memandanginya, dia yang terpesona dengan tampilannya yang lembut, sebenarnya dia adalah seorang paranoia, hanya percaya dengan apa yang dia lihat.

Taylor Shen sangat emosi, “Jangan membicarakan yang lain, aku hanya ingin satu kata, mau tidak menjaga jarak dengannya?”

“Tidak mau tidak mau tidak mau!” Tiffany Song menggunakan tenaga mendorongnya, mungkin Taylor Shen tidak menduga dia akan tiba-tiba mendorongnya, punggung belakangnya menabrak di konsol, menimbulkan rasa sakit yang dingin, wajahnya dingin menatapnya, kedinginan dalam matanya seperti angin badai yang datang kearahnya, seperti telah habis kesabaran dia tiba-tiba menurunkan tubuh, membuka mulut mengigit lehenya, kekuatan yang sangat kejam seperti ingin memutuskan lehernya.

Tiffany Song sangat kesakitan, sepasang tangannya menggunakan tenaga mendorong dadanya berkata: “Taylor Shen, sakit, aku sangat kesakitan.”

Taylor Shen bersandar di bahunya terengah-engah, baru saja sesaat itu, dia sebenarnya lebih ingin masuk ke dalam tubuhnya, menggunakan kenyataan membuktikan dia hanya wanitanya seorang. Tapi dia tidak bisa, dia telah melakukan hal yang tidak bisa diampuni, kalau kembali memperkosanya, dia seumur hidup tidak akan memaafkannya.

Dia tidak ingin hanya karena kesenangan sesaat malah kehilangan dirinya selamanya.

Dia menundukkan mata melihat bercak gigi di atas lehernya sedikit mengeluarkan bercak darah, dia mengeluarkan lidah menjilat paln, merasa kulitnya seketika menjadi tegang, dalam hatinya sedih, “Tiffany, jangan kembali membuatku marah, akibatnya tidak dapat kamu tanggung.”

Seluruh tubuh Tiffany Song bergetar, tempat yang sudah di gigitnya dia menutup mata menbalikkan kepala tidak mengatakan apapun.

Cukup lama tubuhnya menjadi ringan, dia membuka mata melihat, terlihat dia kembali duduk di tempat pengemudi, dalam hatinya baru lega lalu terdengar suaranya berat datang, “Pasang sabuk pengaman.”

Tiffany Song melihat gunung hijau diluar jendela dia berkata: “Papa dan mama Stella sangat baik padaku, aku ingin pergi paling tidak harus pulang berpamitan.”

Taylor Shen kembali menyalakan satu puntung rokok, asap rokok mengepul dari ujung jarinya, dia tidak mengisap malah membiarkannya terbakar, dia menyindir berkata : “Pergi berpamitan dengan orang tua Stella Han atau ingin berpamitan dengan pacar barumu?”

“Kamu bicara bisa tidak jangan begitu tidak berperasaan?” Tiffany Song dengan kesal memelototinya, dia menyiksa di atas tubuhnya, mengigit dirinya dia tidak ingin mempermasalahkannya dengannya, dia atas dasar apa melampiaskan emosi padanya?

“Aku tidak berperasaan?” Taylor Shen membalikkan kepala, “Aku mencarimu di seluruh tempat di kota Tong, hasilnya kamu malah diam-diam dengan pria gigolo datang kesini liburan, kalau saja kamu ada sedkit memedulikan perasaanku, kamu lalu tidak akan seperti ini menginjak-injak perasaanku padamu.”

“Taylor Shen, aku tidak ingin bertengkar denganmu, bertengkar merusak pikiran, kamu senang bagaiman lalu bagaimana, kembali ke kota Tong kita berpisah saja.” Tiffany Song memijit keningnya, perasaan yang dengan susah payah menjadi tenang, karena pertengkaran ini kembali menjadi tegang.

Rokok di tangan tiba-tiba diputuskan dengan kuat olehnya, dia memutarkan kepala dengan kejam memelototinya, marah berkata: “Aku sudah mengatakannya, aku tidak setuju berpisah.”

Tiffany Song menutupkan mata, tidak mengatakan satu katapun, sikapnya yang menolak dibandingkan saat dia dengan gila dan ganas melawanya, lebih membuatnya tidak tenang. Dia kesal, mengeluarkan handphones, menelepon sebuah nomor, “Bos, kamu katakan sebentar kepada istrimu, aku telah membawa Tiffany pulang ke kota Tong.”

Selesai mengatakan dia juga tidak menunggu lawan bicara mengatakan sesuatu lalu mematikan telepon.

Tiffany Song menutup mata dia mendengar suara mobil bergerak, dalam hatinya menghela pelan, pada akhirnya masih akan kembali ke tempat itu, menghadapi orang-orang dan masalah yang tidak ingin dia hadapi.

……

Jordan Bo mematikan telepon, membalikkan kepala memandangi Stella Han yang melihatnya, suaranya dingin berkata: “Taylor telah membawa Tiffany Song pulang ke kota Tong, kamu pergi membereskan barang, sesaat lagi kita pulang.”

“Oh.” Stella Han melihat Tiffany Song tidak kunjung kembali lalu sudah memprediksi mereka telah pergi, dia membalikkan badan kembali ke kamar membereskan barang.

Setelah Jordan Bo melihat bayangan punggungnya hilang di pintu dai sedikit mengalihkan pandangan, melirik kearah Karry Lian yang berdiri di halaman, sepasang tangannya di masukkan ke dalam kantong, dengan perlahan berdiri di sampingnya, dia berkata: “Belakangan ini tuan Lian sering muncul di sisi Tiffany Song, sepertinya memiliki maksud lain?”

Karry Lian membalikkan kepala, mengangkat alis meliriknya dia berkata: “Sering dikatakan, perlakukan orang lain seperti memperlakukan diri sendiri, Tuan Bo adalah orang seperti apa baru bisa mengukur orang lain seperti apa, dan juga memikirkan orang sangat buruk.”

“Heh!” Jordan Bo tersenyum dingin sesaat, “Mungkin aku masih belum mengetahui maksudmu mendekati dirinya, tapi rubah pada akhirnya akan menunjukkan ekornya keluar, tolong setiap saat simpan baik-baik ekormu, jangan diketahui olehku.”

Karry Lian mengelengkan kepala tersenyum, “Saat tuan Bo di hadapanku merasa tidak adil kepada perempuan lain, ada tidak memikirkan perasaan Stella?”

“Tolong ingat statusmu, jangan berharap mendapatkan barang yang bukan milikmu, tidak peduli adalah karir atau wanita.” Jordan Bo selesai memperingatkan, kaki panjang melangkah berbalik masuk ke dalam ruang tamu.

Karry Lian memandangi punggungnya, dia dengan tidak takut mengangkat bahunya, bibirnya muncul sebuah senyuman dingin, karir ataupun wanitakah?Di jalan kembali ke kota, Tiffany Song tidak berbicara apapun, terus menutup mata menolaknya secara pasif. Dalam nafasnya dikelilingi aroma rokok dan juga aura pria yang jelas di tubuh pria, dewasa dan penuh dengan kekuatan yang besar, hampir membuatnya tidak dapat bernafas. Walaupun dirinya memejamkan mata tapi tidak tahu karena dua hari ini tidur terlalu banyak, dia sedikit rasa mengantuk juga tidak ada. Matanya ditutup, indera perasa lainnya menjadi lebih tajam.

Tidak tahu berapa kali, saat pandangan yang seperti ada seperti tidak melirik, dia tidak bisa menahan lagi berkata: “Kamu konsentrasi mengemudi mobil bisa tidak?”

“Kamu tidak melihatku, bagaimana mengetahui aku tidak konsentrasi mengemudi mobil?” Taylor Shen dengan dingin meliriknya sesaat, dengan biasa menjawab.

“……”Tiffany Song langsung tidak pura-pura tidur lagi, dia membuka mata mengulurkan tangan menurunkan jendela, angina bertiup masuk, menghilangkan aroma maskulin milik pria di dalam mobil, nafasnya seketika menjadi lancar.

Suara angin menerpa berbunyi di telinga, detik selanjutnya kaca mobil perlahan naik, membuat suara angina hilang, Tiffany Song membalikkan kepala memelototi Taylor Shen, “Aku ingin meniup angin.”

“Sudah masuk musim dingin, tiup angin mudah demam.” Taylor shen mengatakan dengan datar, pokoknya tidak membiarkannya sesuka hati.

“Dingin aku bisa menutupnya sendiri.” Tiffany Song melawan berkata, mengulurkan tangan membuka jendela, mata dan tangan Taylor Shen cepat langsung mengunci jendela, Tiffany Song tidak bisa membuka jendela, dengan kesal memelototinya, “Taylor Shen, kamu bisa tidak jangan mengatur terlalu lebar?”

“Aku mengatur lebar atau tidak kamu tidak mengetahuinya?” Taylor Shen melirik sinis dirinya sekilas, melihat dia tidak lagi tampilan seperti tadi tidak peduli, suasana hatinya juga menjadi semakin baik.

Tiffany Song berpikir cukup lama baru mengerti maksud dari perkataannya, wajahnya seketika memerah, dia dengan marah berkata: “Taylor Shen, kamu sehari saja tidak mengodaku kamu bisa mati?”

“Kamu yang berpikir terlalu banyak.” Bibir tipis Taylor Shen sedikit diangkat, dalam matanya muncul senyuman, dia berkata: “Temani aku bicara, seorang diri mengemudi mobil sangat bosan.”

Tiffany Song mengigit bibir, tidak sengaja menyentuh tempat yang digigit luka olehnya, dia kesakitan menarik nafas. Teringat kesadisannya tadi, amarahnya naik, “Kamu tidak bisa berbicara sendiri?”

“Ada benda hidup duduk di sebelah, kenapa aku harus bicara sendiri? Taylor Shen mengejek berkata, melihat tampilan dia memelototkan mata lebih hebat dari dia berpura-pura tidur tidak memedulikan tadi.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu