You Are My Soft Spot - Bab 366 Dia Jatuh Cinta Kepadanya (2)

Stella Han hidup sampai sebesar ini, bukannya gak pernah cuci muka di salon kecantikan, tapi tidak pernah sekali pun cuci muka yang membuat dirinya merasa begitu mendebarkan. Harus diketahui, Jordan Bo ini siapa, Dia adalah tokoh yang hanya mengoyangkan kakinya saja sudah mampu membuat seluruh Kota Tong tergoyah, dan Dia malah membantunya menyikat gigi dan mencuci muka, apakah masih ada hal yang lebih mengejutkan daripada hal ini?

Jordan Bo, katakanlah, kamu masih ada cara apalagi untuk menghadapi aku, tidak perlu memberi sebuah tamparan dulu lalu baru memberikan sebuah permen, aku sangat tidak terbiasa dengan kamu seperti ini.” Stella Han membiarkan Jordan Bo mengelus wajahnya, walaupun tidak berani melawan dengan gerakan, namun ucapannya tidak ketinggalan untuk melawannya secara tidak langsung.

Gerakan Jordan Bo tertegun sebentar, lalu Ia berkata dengan spontn: “Membalas kebaikan kamu sudah mengelap badanku kemarin, dan sudah lelah melayani aku semalaman, sekarang suasana hati aku sangat bagus, kamu ngomong apapun aku tidak akan marah kepadamu.”

Maksud dari ucapan tersebut adalah, kalau suasana hatinya tidak bagus, mungkin saja Dia akan menahan Stella Han di atas ranjang dan memaksanya lagi.

Stella Han ketakutan sampai menyusutkan lehernya, Dia merasa dirinya di depan Jordan Bo adalah seorang penakut, Ia sudah dihukum sampai satu tatapan dari Jordan Bo saja, dirinya sudah ketakutan sampai hendak mencium kakinya.

Suasana hati Jordan Bo memang sedang bagus, melihat wajahnya yang berseri saja sudah tahu. Jordan Bo sambil melihat wajah kecil ini, terlihat jelas wajah Stella Han masih terlihat takut kepadanya, sebenarnya apa yang harus Dia lakukan baru bisa membuat Stella Han jatuh cinta kepadanya?

Stella Han membuka matanya, melihat Jordan Bo sedang menatapnya dengan tatapan yang mendalam, tidak tahu sedang memikirkan apa. Akhir-akhir ini Jordan Bo seperti cuaca di bulan Juni, terus berubah-ubah, Dia dengan sedikit takut-takut sambil mengingatkannya, “Sabun cuci mukanya masuk ke dalam mata.”

Jordan Bo menyadarkan diri, lalu menyuruhnya untuk menundukkan kepala, Dia mengambil air dan membasahi wajahnya, Ini tidak semudah menyikat giginya. Air mengalir dari leher Stella Han ke dalam pakaiannya, tapi Dia pun tidak berani mengatakan apa-apa.

Piyamanya berwarna terang, langsung menempel di badannya setelah basah, hampir menjadi pakaian yang tembus pandang. Jordan Bo mengambil handuk dan mengusap ke wajahnya, ujung matanya melihat pakaiannya yang basah itu, bahkan bisa melihat pemandangan di depan dadanya, tenggorokkannya pun menjadi tegang, tidak menahan diri dan menelan ludah, lalu Ia melihat ke arah lain, menarik nafas yang dalam, dengan suara yang rendah Ia berkata: “Ke ruang ganti untuk menggantik baju."

Bagaimana mungkin Stella Han tidak menyadari perubahan eksrepsi wajahnya, Dia tidak berani bertele-tele, langsung membuka pintu dan keluar.

Stella Han menggantikan baju dan membalikkan badannya, langsung melihat Jordan Bo berdiri di samping pintu, tidak tahu Ia berdiri di sana sudah berapa lama, apakah Dia sudah melihat seluruh proses Ia mengganti baju. Wajahnya pun menjadi sedikit hangat, seluruh badannya merasa kurang leluasa.

Jodan Bo sudah berjalan ke arahnya, mengulurkan tangan dan merangkul pinggangnya, dengan suara yang lembut: “Ayo kita turun ke bawah untuk sarapan.”

Pinggang Stella Han dirangkul olehnya, seluruh badannya pun merasa semakin tidak leluasa, Dia menyampingkan kepala melihat Jordan Bo, hari ini Dia benar-benar sangat aneh, setiap gerakannya membuat Dia merasa deg-deg an, tidak paham sebenarnya apa yang dilakukan oleh Jordan Bo ini?

Mereka berdua berjalan ke dalam ruang makan dengan mesra, Bibi Liu melihat mereka berdua seperti itu pun sudah terbiasa. Tadi pagi Dia pulang setelah membeli sayur, Dia sudah melihat Tuan sedang duduk di ruang tamu sambil membawa koran sambil tersenyum, diam-diam Dia meliriknya, koran yang dibaca olehnya adalah kabar berita sosial, sepertinya ada sebuah perusahaan konstruksi mengalami kecelakaan dalam pengerjaan, sedang diselidiki.

Jelas-jelas bukan hal yang baik, mana ada hal yang pantas bersenang-senang, tapi Dia malah tersenyum bahagia, wajahnya juga terlihat berseri.

Sekarang melihat mereka berdua turun dari atas, Dia tiba-tiba paham, tadi pagi Tuan terus tersenyum itu sepertinya karena Nyonya. Pasangan kecil sekarang suka bertengkar tapi tidak lama kemudian langsung membaik seperti menjadi satu orang, benar-benar membuat Dia merasa khawatir.

Bibi Liu menyiapkan sarapan dan mengeluarkannya, Stella Han baru mengambil sumpit, langsung direbut oleh Jordan Bo, dengan inisiatif Ia berkata: “Aku yang suapi kamu saja, kamu ingin makan apa beritahu kepadaku.”

Kulit kepala Stella Han pun merasa kencang, melihat gaya Jordan Bo yang antusias ini, hatinya merasa sangat tidak leluasa, sebenarnya apa yang salah dengan Jordan Bo hari ini, pagi-pagi sudah membantunya menyikat gigi dan mencuci muka, sekarang malah menyuapinya, Dia merasa dirinya sudah hampir menjadi orang yang tidak berguna.

“Itu…….aku sendiri saja.” Stella Han mengulurkan tangan ingin mengambil sumpit, Jordan Bo menggeser ke samping, Dia pun tidak berhasil mengambil sumpit tersebut, lalu Jordan Bo menatapnya dan berkata: “Bukannya semalam kamu bilang sudah tidak bertenaga lagi sudah tidak bertenaga lagi, katakanlah, biar aku yang suapi kamu!”

Wajah Stella Han pun langsung menjadi hangat, Dia melihat ke kiri kanan dengan tidak sadar, untung saja Bibi Liu tidak ada di sini, kalau tidak Dia harus menggali celah di tanah dan menguburkan diri. Dengan kesal Ia melototi Jordan Bo, “Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? Katakanlah, jangan memikirkan cara aneh-aneh, kalau ingin aku mati pun, katakan langsung saja!”

Jordan Bo melihatnya dengan sambil tersenyum, “Mana mungkin aku rela kamu mati, mau makan pangsit udang?”

Stella Han sambil melihat pangsit udang yang ada di depannya, Ia merasa frustasi. Dia selalu tahu, kalau Jordan Bo ini sangat keras kepala hampir mendekati ekstrim, jika Dia sudah yakin terhadap sesuatu, Dia pasti tidak akan berubah dengan mudah.

Stella Han selain mengikuti kemauannya, tidak membuat Dia marah, sama sekali tidak tahu ada cara apa lagi untuk menghadapinya.

“Pinter, buka mulut!” Jordan Bo memberikan pangsit udang tersebut sampai ke samping bibirnya, Stella Han pun membuka mulutnya dengan tidak berdaya, Dia sambil mengunyah pangsit udang tersebut, sambil memikirkan sebenarnya Jordan Bo ini sedang merencanakan apalagi, Dia pun berpikir sampai sakit kepala, tidak mengetahuinya juga.

Mereka berdua menyelesaikan sarapan dengan mesra, Jordan Bo naik ke lantai atas untuk mengambil barang, berjalan sampai setengah, Ia membalikkan badan dan berkata kepada Stella Han, “Kamu hari ini tidak ada kasus gugatan lagi kan, kalau begitu temani aku berangkat kerja.”

Stella Han belum sempat menolak, Jordan Bo sudah membalikkan badan dan naik ke atas. Dia melototi bayangan punggungnya, ingin menangis namun tidak punya air mata lagi, Dia sudah menyiksanya sepanjang pagi, Dia masih ingin membawa Dia ke kantor untuk terus menyiksanya kah?

Dia sekarang tidak ingin berada di tempat yang sama dengan Jordan Bo, Dia lebih mengharapkan Jordan Bo memperlakukan Dia seperti dahulu, Ia juga tidak ingin merasakan kelembutan yang diberikan Jordan Bo.

Tapi Jordan Bo ini bukan orang yang plin plan, Ia berkata akan membawa Stella Han ke kantor, maka tidak ada ruang untuk berkata tidak. Sampai Dirinya tiba di dalam ruangan kantor Jordan Bo, mendengar Dia bertelepon dengan mitra, sekali lagi Ia membenci dirinya yang penakut ini.

Kenapa tidak berani menolaknya?

Paling nanti digantikan dengan hukuman fisik lagi, tetap lebih baik daripada menderita di sini.

Jordan Bo merasakan tatapannya, tiba-tiba Ia menoleh, menutupi teleponnya dan berkata: “Stella Han, sini!”

Stella Han ragu-ragu sebentar, namun tetap berdiri dan berjalan kepadanya, baru sampai di sisinya, Dia langsung menarik lengannya dan menariknya duduk di atas kakinya, tangan besarnya merangkul pinggang Stella Han, dengan serius sambil berkata kepada mitranya, “Proyek ini merupakan waktu terbaik untuk transformasi perusahaan kami, Kamu pertahankan dengan baik, hanya boleh berhasil tidak boleh gagal!”

Seluruh badan Stella Han berduduk dengan tegak di kakinya, Ia ingin berdiri, namun di tahan oleh Jordan Bo tidak bisa bergerak. Stella Han pun tidak berani bergerak lagi, kalau ini terjadi di dahulu, Dia mana mungkin akan bersikap ketakutan seperti ini. tapi sekarang, seluruh tubuhnya sudah dihabisi oleh Jordan Bo, Ia pun tidak berani melawan Jordan Bo lagi.

Tidak lama kemudian, Jordan Bo menutup telepon, jarinya mengelus daun telinga Stella Han, wajahnya pun langsung menjadi merah, hati Jordan Bo pun langsung berseri, nada bicaranya pun menjadi lembut, bertanya: “Apakah kamu merasa bosan?”

Stella Han mana berani berkata bosan, Dia buru-buru menggelengkan kepala, agar bisa menghindari tanganya, “Tidak!”

“Baguslah kalau tidak.” Jordan Bo menganggukkan kepala, “Akhir-akhir ini kantor banyak urusan, setelah ini tunggu agak santai, aku bawa kamu pergi jalan-jalan, kita nikah bukannya belum mengundang teman dan kerabatkan, tunggu sampai nanti kamu mengundang semua keluarga dan saudara kamu, setelah resepsi, kita ke menghabiskan honeymoon kita di pulau, menurut kamu bagaimana?”

Stella Han melihatnya dengan terkejut, mereka sudah menikah berapa bulan, awal-awal Tuan besar Bo pernah mengatakan kalau ingin mengatakan resepsi pernikahan, tapi saat itu Jordan Bo tidak mengatakan apa-apa, hal ini pun lewat begitu saja. Sekarang Dia tiba-tiba mengungkitnya lagi, maksudnya apa?

“Jordan Bo, kita…” Dia sambil mengigit bibirnya, sambil memikirkan perceraian, Jordan Bo memikirkan untuk mengadakan resepsi pernikahan, apakah Tuhan ingin mempermainkan dirinya seperti ini? Jordan Bo bukannya masih mencintai Bretta Lin, ini termasuk urusan apa lagi?

“Oke atau tidak, tidak boleh berkata kata-kata lain.” Jordan Bo memotong ucapannya, Ia takut ucapan yang keluar dari mulut Stella Han akan menghilangkan rasa bahagianya.

“Tidak!” Stella Han berkata.

Tatapan Jordan Bo mengedip sejenak, lalu menatapnya, “Asalan!”

Stella Han sambil melihat Dia , hatinya merasa sedikit takut, lalu Ia memanglingkan kepalanya, sengaja berkata dengan penuh tekad: “Lebih baik kita bercerai!”

“….” Jordan Bo menyipitkan matanya, sambil melihat wajah sampingnya, hatinya merasa sangat tidak senang, namun Ia tetap berusaha menahan emosinya, berkata: “Taylor tidak lama lagi akan menikah dengan teman baik kamu, kita tidak ikut meramaikan mereka, tunggu setelah tahun baru, saat musim semi, kita baru mengadakan resepsi. Tadi pagi aku sudah nemu beberapa studio foto, nanti Sekretaris Xu akan membawa album-album kemari, kamu coba milih yang mana kamu suka, kita pergi foto prewedding.”

Stella Han melihat bahwa Jordan Bo mengabaikan maksudnya, Dia menoleh dan mengerutkan kening: "Jordan Bo, kamu sebenarnya paham tidak dengan maksud aku, aku tidak menginginkan resepsi pernikahan, aku tidak mau foto prewedding, aku ingin bercerai denganmu!”

“Stella Han!” Jordan Bo menyebutkan namanya dengan geram, kepalanya tiba-tiba berdenyut, “Kamu harusnya tahu, aku suka kamu yang nurut itu.”

“Kenapa harus karena kamu suka, jadi aku harus menjadi nurut, aku bukan domba juga.” Stella Han berkata dengan kesal, Dia tidak sanggup duduk lagi, lalu Ia berdiri.

Selanjutnya, Dia langsung ditarik oleh Jordan Bo, Dia berusaha menahan emosinya yang akan meledak itu, betapa sulitnya Stella Han ini, Jordan Bo sudah pernah melihatnya, “Baiklah, kalau kamu tidak ingin mengadakan resepsi, kalau begitu sementara kita tidak mengadakannya dulu.”

Stella Han melihatnya dengan terkejut, Ia tidak menyangka kalau Dia akan berkompromi, dan hatinya juga merasakan kecewa, Jordan Bo berkompromi dengan begitu mudah, sebenarnya Dia juga tidak ingin mengadakan resepsi pernikahan dengan dirinya kan?

Dia benar-benar ingin menampar dirinya, benar-benar tidak pernah bertemu dengan wanita yang lebih munafik daripada dirinya sendiri.

“Duduk di sofa sana.” Jordan Bo mengulurkan tangan menempuk pinggulnya, sambil berkata dengan suara yang lembut. Dia tidak ingin bertengkar dengannya, setiap kali bertengkar dengannya selalu menghabiskan banyak tenaga dan sedih, kalau Stella Han tidak mau mengadakan resepsi pernikahan, yasudah tidak mengadakan resepsi, tidak suka foto prewedding, yasudah tidak perlu foto kalau begitu, asalkan Dia berada disisinya, apapun Jordan Bo bisa mengalah.

Stella Han merasa dirinya seperti mainan, jika Jordan Bo meninginkannya maka dirinya harus datang, jika Jordan Bo sudah tidak menginginkannya lagi maka dirinya akan dibuang, Jordan Bo merasa senang maka akan memintanya kemari, dan Dia pun harus kemari, jika Jordan Bo merasa tidak senang, melambaikan tangan menyuruhnya pergi, maka Dia pun harus langsung pergi.

Dengan diam-diam Dia berjalan ke samping sofa dan duduk, pintu ruangan kantor pun diketuk dari luar, Vincent Xu membawa setumpuk album masuk ke dalam, Jordan Bo melihat album-album yang ada di dalam tangannya dan berkata: “Bawa pergi saja, sekarang sudah tidak butuh lagi.”

Vincent Xu mencari hampir seluruh Kota Tong, baru meminjamkan album foto promosi dari studio-studio fotografi terkenal ini, akhirnya Nyonya Bo belum melihatnya, CEO Bo malah langsung melambaikan tangannya dan berkata tidak butuh lagi, Dia pun melihat Stella Han dengan tatapan pahit.

Stella Han mengigit bibirnya, sebenarnya sebelum Ia menandatangani kontrak pernikahan dengan Jordan Bo, Dia masih sangat menantikan resepsi pernikahan, mungkin karena wanita, walaupun wanita tomboy pun, pasti akan membayangkan dirinya mengenakan gaun pernikahan, dan menikah dengan pria yang Ia cintai.

Tapi sekarang, Dia hanya ingin bercerai.

Jordan Bo melihat sikapnya yang acuh tak acuh itu, langsung merasa kesal, “Aku suruh kamu bawanya pergi, kamu tidak mendengarnya?”

Vincent Xu ketakutan langsung membawa album-album tersebut dan keluar, saat Ia keluar bertemu dengan asisten, asisten melihatnya sambil membawa album prewedding, bertanya dengan suara pelan: “CEO Bo sudah selesai melihatnya?”

“Jangan diungkit lagi, emosi CEO Bo akhir-akhir ini, seperti bom yang mudah meledak, tidak tahu kapan saja bisa meledak.” Vincent Xu berkata dengan suara pelan.

Asisten merasa takut di dalam hati, “Pagi tadi saat Ia kemari, aku lihat CEO Bo masih terlihat berseri, kenapa sekarang langsung berubah?”

Vincent Xu berpikir-pikir, “Mungkin ada hubungannya dengan Nyonya Bo, haduh!”

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu