You Are My Soft Spot - Bab 292 Aku Peduli Akan Segala Hal Tentangmu (3)

"Bukankah dia terlihat mirip denganku?" Vero He hanya bertemu sekali dengan Luna Bai, tapi dalam pertemuan yang hanya sekedar sekali saja ini, berdasarkan insting seorang wanita, dia mampu merasakan adanya aura permusuhan terhadapnya dari Luna Bai. dia tidak tahu dari mana asal aura permusuhan ini, tapi di dalam Sunshine City, hanya ada dia seorang yang merupakan pria yang begitu unggul.

Taylor Shen menatapnya, mengangkat tangan mengayunkannya di hidung, dia berkata: "Begitu pekatnya aroma asam, ada orang yang telah terjauh dalam kendi cuka (mengatai Vero He telah merasa cemburu)."

Vero He mendorongnya, "Menyebalkan, aku sedang serius denganmu, kamu malah menertawakanku."

"Tiffany, perkataanku tetap sama, produk aslinya telah berada dalam pelukanku, jadi mana mungkin aku bisa tertarik terhadap produk palsu?" Ekspresi wajah Taylor Shen sangat serius, jika bisa begitu mudah beralih, dia tidak akan terus melajang selama ini.

Dia tidak memiliki alasan untuk melakukan hal yang bisa menyakitinya saat dia kembali nantinya.

Saat Vero He mendengarnya, dia menjadi tidak ingin mencurigainya lagi. Masalah ini biarkanlah berlalu, lagipula Luna Bai sudah tidak bisa tinggal di Sunshine City lagi, tidak akan bisa mengancamnya lagi.

Dia menegakkan tubuh, naskah yang ada di meja terlihat olehnya, berkata: "Naskah apa ini? Kamu berencana untuk masuk ke bidang perfilman?"

"Memang memiliki rencana ini, belakangan ini bisnis properti sudah sulit dijalankan. Di bawah serangan Joy de Vivre Group dan Song's Corp, meskipun Shen's Corp. masih ada pemasukan, tapi tidak ada banyak ruang untuk berkembang di masa depan, aku berniat untuk beralih bidang bisnis, dan duluan mencoba berinvestasi dalam perfilman, tapi bukanlah terhadap naskah ini." Taylor Shen berkata dengan datar, dia selalu hendak beralih ke bisnis lain, proyek perumahan telah mencapai kepadatan yang memuncak, setelah kebijakan dari pemimpin keluar tahun depan, pasti tidak akan begitu mudah lagi mendapatkan keuntungan yang lebih baik.

"Aku boleh lihat-lihat tidak?"

"Tentu saja." Taylor Shen menganggukkan kepala, mengulurkan tangan mengambil naskah dan memberikannya pada tangannya. Vero He melihat bagian terdepan naskah, hatinya tertegun, "Ini naskahnya Kembalinya Hantu the Phantom of the Opera?"

"Benar, belakangan ini semua orang dibuat penasaran oleh opera ini, aku semalam pergi mencari Ned meminta naskahnya, ingin melihat apa isinya." Taylor Shen mengatakan.

Vero He membalikkan beberapa halaman, ceritanya beralur pasang surut, meskipun ini merupakan drama percintaan yang gantung, tapi tidaklah sehoror seperti di iklan, dia berkata: "Cerita naskah ini tidak seberapa kok."

"Hmm, sekarang sudah tidak takut bukan?"

Wajah Vero He memerah, mengingat dirinya jatuh pingsan karena ketakutan, dia merasa sangat malu. Tapi video iklan itu benar-benar sangat menakutkan, apalagi terdapat perkataan 'Aku telah kembali', ucapan ini selalu membuatnya merasa trauma, tak bisa dilupakannya.

"Aku sungguh semakin lama semakin payah, dulu tidaklah begitu bernyali kecil seperti ini, sekarang malah semakin ketakutan." Vero he merasa malu.

Taylor Shen mengambil naskahnya, melemparkannya ke meja, "Karena drama ini tidak begitu mengerikan, bagaimana kalau kita pergi menontonnya nanti saat mulai ditayangkan?"

"Baik." Vero He menganggukkan kepala.

Mereka berdua duduk dan saling berbincang-bincang sejenak, kemudian perutnya Vero He berbunyi keroncongan, Taylor Shen memandangnya dengan kaget, "Sudah lapar?"

"Mungkin, siang hari hanya memakan semangkuk bubur." Terdapat banyak kesedihan di balik ucapannya, Taylor Shen tersenyum sambil menggelengkan kepala, menggendongnya turun untuk berdiri, berkata: "Ayo turun, aku akan membuatkan makanan untukmu."

"Ingin memakan cemilan yang kamu buatkan." Vero He masih mengingat pudding caramel yang dibuatkan olehnya, rasa manis di tengah masa yang sulit dulu, pernah membuat hatinya merasa manis saat mengingatnya.

"Baik, makan cemilan setelah makan nasi."

Keduanya berjalan keluar dari ruang kerja, langkah kaki semakin lama semakin jauh, angin bertiup sejenak, membuat pintu ruang kerja tertutup, juga telah meniupkan naskah yang ada di meja, di halaman naskah yang terbuka itu, kebetulan merupakan cerita yang belum sempat dilihat oleh Vero He, dan juga merupakan bagian yang paling penting.

......

Bibi Lan turun dari lantai atas, semakin memikirkannya, hatinya merasa semakin tidak tenang, dia harus pergi ke rumah sakit sekali, mengabari Luna Bai, bahwa Taylor Shen telah mengutus orang pergi menyelidiki masalah tentangnya. Saat dia tiba di rumah sakit, Luna Bai sedang bersandar di ujung ranjang melihat koran.

Melihat Bibi Lan datang dengan bercucuran keringat, ekspresinya juga kelihatan panik, hatinya tertegun sejenak, spontan hatinya merasa resah, "Bibi Lan, kenapa kamu datang?"

Bibi Lan menutup pintu, dengan cepat berjalan ke samping ranjang, berkata dengan panik: "Luna, Tuan sudah tahu kamu bukanlah keponakanku. Dia menyuruhku mengabarimu, setelah keluar dari rumah sakit, langsung bereskan kopermu dan pergi dari Sunshine City."

Wajah Luna Bai memucat, koran di tangan tergelincir jatuh ke lantai, dia dengan begitu putus asa memegang tangannya Bibi Lan, bangun dan berlutut di atas ranjang, memohonnya: "Bibi Lan, kamu harus membantuku, aku tidak boleh pergi dari Sunshine City, aku tidak boleh kehilangan Jacob."

Bibi Lan melihat penampilannya yang seperti ini, hatinya juga merasa gundah, dia berkata: "Luna, kamu sendiri juga tahu aku hanya sekedar seorang pembantu di sana, tidak memiliki hak untuk membuatmu tetap tinggal, maaf."

"Bibi Lan, bantulah aku, selain Jacob, aku sudah tak memiliki apapun lagi, dia adalah nyawaku, jika membuatku meninggalkannya, bagaimana caranya aku bisa tetap hidup?" Luna Bai berkata sambil menangis tersedu-sedu, kelihatannya sangat kasihan.

Bibi Lan adalah wanita yang berhati baik, saat melihat adegan perpisahaan antara ibu dan anak dalam sinetron televisi, dia pasti tak kuasa menahan tangisan, apalagi ini merupakan kisah nyata, tapi dia benar-benar tak berdaya, peringatan dari Taylor Shen masih terngiang jelas di telinga, kalau bukan karena dia telah bekerja sebagai pembantu di Sunshine City selama 14 tahun, takutnya Taylor Shen dari awal pasti akan marah besar dan langsung mengusirnya.

Saat Taylor Shen masih tidak tahu identitas Luna Bai, masih bisa membohonginya sesaat dan menampungnya, tapi sekarang dia sudah sama sekali tidak berani, "Luna, kamu tidak akan bisa kembali lagi ke Sunshine City, aku, Tuan sendiri yang mengatakannya, aku juga tak berdaya. Tapi jika kamu ingin bertemu dengan Tuan Muda Kecil, bukankah kamu bisa menemuinya dengan pergi ke sekolahnya. Ataupun kamu langsung membuka kartu andalanmu terhadap Tuan, katakan bahwa kamu adalah ibu kandungnya Tuan Muda Kecil, mungkin masih akan ada cara."

"Bibi Lan, kalau aku mengatakan aku adalah mamanya Jacob sekarang, Taylor Shen hanya akan memberikan uang untuk mengusirku, menyuruhku pergi sejauh mungkin, dia tidak akan membiarkanku memiliki kesempatan bertemu dengan Jacob, lalu bagaimana? Bagaimana ini?" Luna Bai menangis terisak-isak, wajah penuh ekspresi panik melihatnya, seolah-olah akan segera kehilangan seluruh dunia, berkata dengan resah.

Bibi Lan sungguh kasihan terhadapnya, "Luna, kalau tahu akan datangnya hari ini, kenapa dulu melakukannya?"

"Dulu aku masih kecil, tidak mampu membesarkan seorang anak, aku tidak mampu memberikannya sebuah masa depan yang indah, terpaksa meletakkannya di depan pintu orang kaya, berharap ada orang yang bisa mengadopsinya, kalau saat itu aku mengetahui ini akan menjadi sebuah hambatan bagiku untuk kembali mendapatkan anakku, aku pasti tidak akan menelantarkannya, aku memang pantas dihukum, kenapa aku tidak mati saja?" Luna Bai sangat sakit hati, mengepalkan tangan dan terus menghajar dadanya, begitu kesakitan.

Bibi Lan merasa hatinya sangat sesak setelah mendengarnya, melihat wajahnya yang mirip dengan Tiffany itu, dia tak tertahankan untuk berkata: "Hahh, kalau saja kamu muncul 1 atau 2 tahun lebih awal, mungkin saja dengan mengandalkan wajahmu ini, Tuan akan......"

Saat berkata sampai sini, dia tiba-tiba sadar tidak boleh berkata seperti ini, raut wajahnya berubah, bergegas membungkam bibirnya.

Luna Bai melihat BIbi Lan dengan kaget, "Bibi Lan, kamu tadi ingin bilang apa?"

"Tidak ada apa-apa, tidak ada apa-apa." Bibi Lan bergegas menggelengkan kepala, ucapannya tadi hampir saja terlontarkan, mungkin saja ini nantinya akan membawakan masalah terhadap Tuan dan Nyonya, dan jangan harap dirinya masih bisa menetap di Sunshine City nantinya. Semakin lama dipikirkannya semakin resah hatinya, membuatnya tidak berani berbicara lagi.

Luna Bai menatap Bibi Lan sambil mengalirkan air mata dengan deras, mengulurkan tangan dan terus berulang kali mengusap air matanya, "Bibi Lan, bagaimana caraku untuk tetap bertahan hidup, huhuhu......"

Bibi Lan melihatnya, tidak berani menanggapinya, melihat penampilannya yang menyedihkan ini, hatinya tetap tak tega, "Luna, rawatlah kesehatanmu dengan baik, tunggu setelah lukamu telah pulih, masalah tentang Tuan Muda Kecil akan kita bahas lagi nanti. Tuan bukanlah seseorang yang keterlaluan, kalau dia tahu kamu adalah ibunya Tuan Muda Kecil, mungkin saja akan mengasihanimu yang dulunya bertemu dengan pria bajingan, lalu mengembalikan Tuan Muda Kecil kepadamu. Masalah utama saat ini adalah, Tuan Muda Kecil masih belum bersedia pergi bersamamu, kamu harus berjuang menaklukkan Tuan Muda Kecil."

Mendengar petunjuk dari Bibi Lan, Luna Bai terus mengusap air mata tanpa henti, dia yang saat ini, merupakan seorang ibu yang berada dalam keadaan lemah, setiap menit dan detik terus memancing rasa iba Bibi Lan terhadapnya.

Tapi dia tahu, karena Taylor Shen telah mengetahui kenyataan dia bukanlah keponakannya, maka dia mustahil bisa tetap tinggal di Sunshine City.

Bibi Lan telah menasihatinya, menyuruhnya merencanakannya dengan baik, lalu berdiri dan pergi.

Kamar pasien sekarang hanya tersisa Luna Bai seorang, dia tidak lagi berakting, menggunakan tangan yang tak terluka menghajar ranjang, tadinya masih terlihat begitu menyedihkan, tapi saat ini malah hanya tersisa kesuraman.

Saat berada di Sunshine City, dia selalu berhati-hati, tidak menarik perhatian Taylor Shen secara berlebihan, juga tidak mendekatinya secara sengaja. Dia mengira alasan kenapa semua pergerakannya bisa memancing kecurigaan Taylor Shen pasti merupakan ulah Vero He.

Dia tidak seharusnya muncul di hadapan Vero He, sehingga membuatnya bersikap waspada terhadapnya dari awal sekali. Kalau tidak, Taylor Shen juga tidak akan menyuruh Cristian Yan mencarikan pekerjaan untuknya, juga tidak akan menjatuhkan diri berguling dari tangga demi tidak perlu pindah dari Sunshine City.

Sekarang kelihatannya, luka yang dialaminya ini sama sekali tidak pantas, dia awalnya mengira bisa memanfaatkan kondisinya yang terluka untuk menetap di Sunshine City, sekarang malah tidak bisa lagi. Karena tidak bisa tinggal di sana lagi, tujuannya untuk kembali mendekati Taylor Shen akan lebih sulit dibandingkan memanjat langit.

Semakin dipikirkan semakin merasa marah, dia telah berbuat begitu banyak, sekarang semuanya telah sia-sia, tuak terbeli tunjang hilang. Saat berpikir seperti ini, keningnya merasa sakit, lengan juga sakit. Dia tidak akan menyerah begitu saja, pasti masih ada cara yang lain, dan cara ini, tidak bisa digunakannya sebelum tiba waktu yang tepat.

Sekarang hanya perlu menunggu, menunggu kesempatannya datang.

Luna Bai mengingat di tangannya masih terdapat kartu As, dia perlahan-lahan kembali tenang, kartu As ini harus dimainkan dengan sangat baik. Saat berpikir seperti ini, sudut bibirnya melekuk ke atas, membentuk lekukan senyuman yang sinis.

......

Vero He duduk di samping meja makan, tiba-tiba merasa merinding, dia menyentuh dada, kening sedikit berkerut, setelah berlalu sesaat, baru rasa ketidaknyamanan itu telah menghilang. Taylor Shen memasak spaghetti dengan saus tomat daging cincang, dia menghidangkannya keluar, melihat keningnya berkerut, dan wajahnya terlihat sedikit pucat, sang pria segera meletakkan piring ke meja, dan bertanya: "Ada apa? Di mananya yang tidak nyaman?"

"Tidak tahu, hati tiba-tiba terasa tidak nyaman, sekarang sudah tidak masalah." Vero He menggelengkan kepala, dia merasa dirinya bagaikan Lin Daiyu (seorang tokoh dalam novel Impian Paviliun Merah yang diceritakan memiliki kesehatan lemah), merasa sakit di mana-mana, bagaikan orang berpenyakitan.

Taylor Shen memeriksanya dengan teliti sejenak, "Tiffany, bagaimana kalau kita pergi ke rumah sakit melakukan pemeriksaan, melihatmu merasa sakit, aku langsung merasa sangat panik."

Vero He mengangkat kepala memandangnya, melihat wajah tampannya penuh dengan kekhawatiran, dia mengulurkan tangan mengelus pipi sang pria, tunggul jenggot menusuk telapak tangannya, terasa menggelitik, berkata: "Aku lagi-lagi membuatmu khawatir, kenapa aku selalu membuatmu cemas?"

"Karena aku mencintaimu, aku peduli terhadap segala hal tentangmu, saat kamu mengerutkan kening sedikit pun, aku akan merasa resah apakah kamu telah menemui sebuah masalah, aku ingin meletakkan benda terbaik di dunia ini ke hadapanmu, demi membuatmu tersenyum." Taylor Shen berkata dengan manis.

Vero He berkata sambil tertawa: "Bukankah itu berarti kamu telah menjadi Raja You (seorang tiran dan penguasa yang mementingkan wanita dari Dinasti Zhou)?"

"Demi kamu, mendapat gelar raja tiran pun pantas kualami." Taylor Shen tersenyum manis.

Wajah Vero He penuh dengan senyuman, Taylor Shen terus melihatnya, pandangan mata menjadi semakin gelap, dia mendekatkan diri, mengecup bibirnya sejenak, dan mengecupnya lagi, berkata tanpa merasa puas: "Segeralah pulihkan kesehatanmu, setiap kali menyentuhmu, kamu selalu jatuh sakit, ini sangat menusuk harga diriku."

"Itu artinya kamu begitu perkasa tak terkalahkan!" Vero He berkata dengan jahil, setelah melontarkannya, langsung sadar terhadap apa yang telah dikatakannya tadi, seketika wajah dan telinganya memerah.

Taylor Shen mencubit hidungnya sejenak , senyuman di wajah semakin mendalam, berkata: "Tidak tahu malu, tapi aku senang mendengarmu memujiku."

"......"

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu