You Are My Soft Spot - Bab 163 Tidak Usah Pakai Apa-Apa, Aku Lebih Suka (2)

Tiffany Song turun ke lantai bawah dan langsung membuka pintu utama untuk keluar. Tiba-tiba tangan Taylor Shen menahannya. Pria itu memegang pergelangan tangan Tiffany Song era-erat dan berujar dingin: “Tunggu sebentar, aku mau ambil berkas di atas.”

Tiffany Song diam tanpa melawan. Taylor Shen menganggapnya setuju. Pria itu segera bergegas ke lantai atas. Ketika berpapasan dengan Angelina Lian, ia melihat wanita itu tengah memegangi gaun pengantin Tiffany Song. Tanpa bicara apa-apa, ia meneruskan perjalanannya ke ruang buku.

Tidak lama kemudian Taylor Shen keluar dari ruang buku sambil membawa sebuah berkas. Agnelina Lian masih berdiri di tempat semula. Ketika Taylor Shen melewatinya, wanita itu memegang bahunya, “Kakak Keempat, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Taylor Shen menatap Angelina Lian dalam diam, namun aura intimidatifnya tetap terasa kuat.

Angelina Lian merasa was-was. Cinta Taylor Shen terhadap Tiffany Song jauh lebih dalam dari yang ia kira. Kalau ia terus menganggu Tiffany Song seperti ini dan bahkan ketahuan olehnya, Taylor Shen cepat atau lambat pasti akan kehilangan kesabaran. Ia jelas tidak mau ini terjadi.

Angelina Lian gigit-gigit bibir dan mulai berbicara: “Kakak Keempat, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menerima kenyataan bahwa Tiffany Song akan segera jadi kakak iparku. Meski begitu pendapatku masih tetap yang lama, ia tidak layak bersanding denganmu.”

“Ia layak atau tidak bersanding denganku, itu hanya aku sendiri yang berhak menentukan. Angelina Lian, Tiffany Song adalah diriku yang satu lagi. Selama aku hidup, aku tidak akan meninggalkan dia, sudah paham?” balas Taylor Shen sambil melepaskan tangannya dengan kencang.

Angelina Lian jadi sedikit kehilangan keseimbangan karena tenaga Taylor Shen yang tiba-tiba. Ia termenung memandangi pria itu keluar dari vila. Begitu pintu vila ditutup, semua kemarahannya meredup seolah ikut dibawa Taylor Shen ke luar. Ia terduduk di lantai dan memandangi pintu vila cukup lama.

……

Udara dingin langsung menyambut Tiffany Song begitu dia keluar dari vila. Ia sudah mengencangkan jaketnya sedemikian rupa, namun udara luar tetap saja menusuk-nusuk kulitnya. Ia berjalan ke jalan utama. Tiffany Song sendiri tidak tahu ia mau pergi ke mana, yang jelas ia tidak mau menunggui Taylor Shen.

Ia paham betul Angelina Lian bukan orang yang susah diajak berdamai. Ia juga tahu wanita itu akan selalu mengerahkan segala cara untuk menghancurkan hubungannya dengan Taylor Shen. Ada pepatah bilang, mempertahankan cinta jauh lebih susah daripada memulainya.

Tiffany Song merasa lelah sekali dengan semua ini.

Bila di dekatnya ada orang macam Angelina Lian yang terus membuatnya harus waspada begini, maka ia sudah gagal mencapai tujuan awalnya hidup dengan Taylor Shen. Ia sebenarnya harus apa agar Angelina Lian bisa menerima kenyataan bahwa ia adalah calon istri Taylor Shen?

Sebuah Bentley Continental merapat di dekat Tiffany Song. Kaca jendela dibuka dan Taylor Shen berteriak memberi perintah dari dalam: “Tiffany Song, naik!”

Tiffany Song menoleh ke arahnya dan menggeleng, “Tidak mau, aku mau jalan kaki saja.”

“Aku bilang naik!” balas Taylor Shen tidak senang. Ia pakai baju setipis ini mana mungkin jalan kaki sih? Kalau nanti flu bagaimana?

Tiffany Song tidak membalas lagi. Ia tahu ia tidak selayaknya menumpahkan kekesalannya pada Angelina Lian ke Taylor Shen, tetapi siapa suruh Taylor Shen lahir sebagai kakak kandung Angelina Lian? Ia sekarang tidak ingin meladeni Taylor Shen. Ia ingin memikirkan baik-baik masa depan mereka.

Diabaikan Tiffany Song, Taylor Shen jadi marah besar. Ia memarkir mobilnya di depan, lalu turun dan menunggu Tiffany Song berjalan mendekat. Ketika wanita itu sudah dekat, ia menarik tangannya dan memaksanya masuk mobil.

Dari luar mobil, Taylor Shen menatap Tiffany Song kesal: “Kemarin masih baik-baik saja, kok sekarang marah-marah begini?”

Tiffany Song sadar Taylor Shen sengaja bertanya begini untuk membuatnya bercerita apa yang telah terjadi antara dirinya dan Angelina Lian.

“Semalam kamu tidak puas? Ya sudah malam ini lanjut.” Taylor Shen mengelus-elus pipi Tiffany Song sambil sengaja meledek.

Tiffany Song kesal. Ia menyingkirkan tangan Taylor Shen dan bertanya “Taylor Shen, bisa tidak waras sedikit?”

“Sejak kapan aku mau menuruti permintaanmu?” tanya Taylor Shen dengan alis terangkat. Ia lega Tiffany Song mau menanggapinya. Kelihatannya ia harus segera mencari cara untuk mengusir Angelina Lian, kalau tidak stres juga tiap hari ada ribut-ribut begini.

Tiffany Song membuang muka ke arah yang berlawanan dengan Taylor Shen. Pria itu kemudian menutup pintunya dan kembali ke bangku supir. Taylor Shen kemudian mengembalikan kepala Tiffany Song ke arahnya lalu bertanya: “Beberapa hari lagi, aku berencana mengadakan pesta penyambutan kembalinya Angelina Lian ke keluarga Shen. Pada waktunya nanti, aku akan suruh dia pindah ke rumah kediaman keluarga Shen. Apa kamu senang dengan ide ini?”

Tiffany Song tidak menjawab. Ia malah mengajukan pertanyaan lain: “Taylor Shen, aku ini orang yang sangat tidak pandai dalam merebut hati orang lain ya? Ayahmu tidak suka aku, adikmu juga tidak suka aku.”

“Jangan karena penolakan orang lain kamu lantas meragukan pesonamu sendiri. Setiap orang punya aura yang berbeda-beda, bisa jadi aura mereka tidak cocok dengan auramu. Kamu lihat saja Kakek Shen, ia tidak suka aku padahal aku cucunya sendiri,” ujar Taylor Shen berusaha menenangkan.

“Mana imbang dibandingkan begini?” tanya Tiffany Song tidak puas.

“Tiffany Song, yang ingin aku katakan adalah kamu juga bisa tidak suka orang lain seperti halnya orang lain tidak suka denganmu. Aku malah berharap kamu hanya suka aku seorang diri,” balas Taylor Shen. Ia bercanda, namun sekaligus juga serius.

“Tetapi Angelina Lian bukan orang lain, ia adik kandungmu sendiri.” Inilah poin yang paling digundahkan Tiffany Song. Angelina Lian adalah adik Taylor Shen, juga orang yang membuat Taylor Shen merasa bersalah sejak kecil. Setiap kali Taylor Shen berpihak padanya, rasa bersalah Taylor Shen pada Angelina Lian pasti akan meningkat. Suatu hari nanti, Taylor Shen akan tidak tahan lagi dengan semua rasa bersalah ini. Tiffany Song tidak mau ini terjadi.

Taylor Shen memegang lembut dagu Tiffany Song. Raut wajahnya sudah terlihat jauh lebih rileks dari sebelumnya. Ia berkata: “Tiffany Song, aku ikut senang kalau kamu mempertimbangkan faktor itu juga. Ingatlah itu urusan yang harus aku hadapi sendiri. Kamu tidak perlu urusi itu, kamu hanya perlu menikmati hari-harimu denganku.”

Tiffany Song merasa tersentuh. Ia membenamkan kepalanya di dada pria itu, “Taylor Shen, aku tidak mau egois begitu. Kamu sudah berkorban banyak buat aku, jadi aku ingin mencoba mendekati Angelina Lian. Aku tidak ingin memberimu lebih banyak kesusahan lagi.”

“Dasar.” Taylor Shen menepuk-nepuk punggung Tiffany Song. Ia tahu wanita ini baik hati dan tidak ingin menyusahkannya. Ia sendiri juga ingin menjaganya dari berbagai ancaman.

Setelah beberapa saat, Tiffany Song membenarkan posisi duduk dan berkata: “Menyetirlah, kita sudah mau terlambat.”

“Baik.” Taylor Shen merapikan rambut Tiffany Song, lalu memasangkan sabuk pengaman untuknya. Ia kemudian memasang sabuk pengamannya sendiri dan mulai melajukan mobil.

Taylor Shen mengantar Tiffany Song ke kantor, baru kemudian pergi. Tiffany Song langsung naik ke ruang kerjanya untuk memulai hari yang sibuk ini.

Tiffany Song membaca banyak berkas sepanjang pagi. Ia sangat kelelahan. Begitu ia menengadahkan kepala dari balik jurnal, jam makan siang ternyata sudah tiba. Taylor Shen siang ini ada urusan jadi tidak bisa menemaninya makan. Ia agak bingung mau menyuruh asistennya memesankan makanan atau makan ke luar. Telepon sambungan internal tiba-tiba berdering, “CEO Song, Nona Tiffany Song datang kemari, apa kamu sekarang punya waktu bertemu dengannya?”

Ia sumringah, “Cepat persilahkan dia masuk.”

Tiffany Song mematikan telepon. Ketika ia baru sampai di meja kerjanya, Stella Han sudah berjalan masuk sambil membawa sebuket lili. Wanita itu tersenyum hangat: “Aku terpikir untuk kemari ketika melihat konferensi pers dua hari yang lain. Kamu sekarang lagi tidak sibuk kan? Kedatanganku kemari tidak menganggumu kan?”

Tiffany Song menghampirinya dan menerima bunga yang ia sodorkan, “Bagaimana mungkin mengganggu? Aku akan melayanimu kapan pun dan dimana pun.”

Stella Han melihat sekeliling ruang kerja, “Dekorasi ruangan ini cukup oke, tapi gayanya agak beda dengan gaya dekormu. Siapa yang dekor ini?”

“Aku juga kurang tahu, harusnya sih orang suruhan Taylor Shen. Kamu sudah makan siang belum? Yuk makan bareng,” ajak Tiffany Song sambil menaruh bunga di vas.

“Belum. Kebetulan sekali nih datang kemari saat jam makan siang, jadi bisa ditraktir deh,” ledek Stella Han.

Tiffany Song berjalan ke sisi meja kerja dan mengambil tas: “Yuk jalan.”

Tiffany Song mengajak Stella Han ke salah satu restoran terdekat. Ini jam makan siang, tidak ada ruang privat yang tersedia, jadi mereka pun memilih meja yang dekat jendela. Pengunjung restoran ini cukup banyak, rata-rata pekerja kantoran dari kantor-kantor sekitar.

Melihat raut wajah Tiffany Song yang agak muram, Stella Han bertanya perhatian, “Tiffany Song, kok aku entah mengapa merasa air mukamu tidak begitu baik? Sedang ada masalah ya?”

Tiffany Song langsung menceritakan semua perilaku Angelina Lian ke Stella Han. Dengan mata terbelalak, Stella Han menanggapi, “Ya Tuhan, Tiffany Song, kok bisa adik iparmu sejahat ini?”

“Entahlah, mau diapakan lagi habisnya? Taylor Shen merasa sangat bersalah padanya, jadi ia tidak berani menegurnya terlalu sering. Ia sendiri juga suka dengan Taylor Shen, jadi ia pasti tidak senang dengan keberadaanku. Stella Han, menurutmu aku harus bagaimana?” tanya Tiffany Song putus asa.

“Hah, Angelina Lian ternyata adik kandung Taylor Shen? Mereka sudah saling kenal cukup lama, Taylor Shen juga sudah bertahun-tahun cari adiknya, masa ia baru sadar sekarang adiknya selalu ada di sampingnya?” Stella Han ternganga dan bertanya balik.

“Normal-normal saja sih sebenarnya. Aku sendiri juga tumbuh besar di rumah kediaman keluarga Song tanpa sadar Benjamin Song bukan ayah kandungku,” kenang Tiffany Song sedih.

“Mendengar kata-katamu ini, aku jadi ingin pulang ke rumahku dan mengetes DNA kedua orangtuaku. Aku penasaran apakah aku benar-benar anak kandung mereka,” canda Stella Han.

“Stella Han, buat apa menciptakan masalah yang tidak perlu begitu coba? Papa Han dan Mama Han sangat baik padamu, mana mungkin kamu bukan anak kandung mereka? Ayolah, jangan bercanda.”

“Siapa tahu aku sebenarnya anak angkat?”

“Terserah lah, makin lama makin tidak jelas saja ih.” Tiffany Song tahu Stella Han tengah berusaha mengalihkan perhatiannya agar ia tidak murung. Ia sebenarnya sekarang tidak begitu sedih lagi dengan masa lalunya. Ia hanya ingin tahu siapa sebenarnya ayah dan ibu kandungnya serta alasan mereka membuangnya saat kecil. Itu saja, tidak lebih.

Stella Han khawatir pada Tiffany Song atas masalah yang bertubi-tubi menimpanya. Ia tiba-tiba berinisiatif menyampaikan firasatnya, “Tiffany Song, mengapa firasatku terus mengatakan ada sesuatu yang tidak beres?”

“Apa yang tidak beres?”

“Aku tidak bisa menjelaskannya, tetapi firasatku terus bilang begitu,” ujar Stella Han sembari menggeleng. Semua yang terjadi ini sepertinya serba lancar seperti halnya di drama-drama. Tetapi, kalau ditanya mana yang ia rasa tidak beres, ia tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata. Stella Han mengingatkan, “Pokoknya kamu harus was-was terus dengan Angelina Lian. Ia orang yang akan mengambil kesempatan untuk menjebakmu sekalinya kamu lengah. Kalian tinggal bersama gini aku jadi khawatir ia akan melakukan yang tidak-tidak padamu.”

“Ah, aku selamanya tidak akan pernah bisa lepas dari jeratannya, kecuali kalau aku tidak tinggal bersama dengan Taylor Shen. Aku sekarang sering sekali berdoa supaya Angelina Lian cepat-cepat dapat suami,” ujar Tiffany Song.

Mata Stella Han langsung berbinar-binar, “Tiffany Song, aku malah kepikiran sesuatu, kamu cari saja tuh pria-pria tampan buat dijodohkan dengan Angelina Lian. Kalau dia punya kekasih, ia pasti tidak akan menyusahkanmu lagi, bahkan bisa jadi mengalihkan konsentrasinya sepenuhnya dari kamu.”

“Yakin efektif cara ini?” tanya Tiffany Song ragu. Angelina Lina setiap melihat dirinya saja sudah kesal, apalagi kalau ia jodohkan dengan pria lain? Bangunlah Tiffany Song, jangan mimpi!

“Efektif tidak efektifnya harus coba dulu, toh pria dan wanita ketika dewasa memang harus menikah kan? Sebagai kakak ipar, kamu carikan adik iparmu kekasih, itu kan hal yang sangat wajar?” kata Stella Han.

“Ah, lupakan saja. Aku bersembunyi darinya saja selalu terlambat, apalagi kalau aku dekat-dekat dengannya untuk mengenalkan pria?” Tiffany Song menggeleng. Yang Angelina Lian sukai adalah Taylor Shen. Kalau pun ia harus menyembunyikan cintanya ini karena statusnya yang merupakan adik kandung Taylor Shen, ia juga tidak akan bersedia menerima pria yang dijodohkan oleh “musuh”-nya sendiri.

“Iya juga sih. Tiffany Song, aku sungugh iba denganmu. Selain Taylor Shen, semua anggota keluarga Shen adalah orang-orang yang menyebalkan. Kalau kamu menikah dengan Taylor Shen, kedepannya kamu pasti akan menghadapi lebih banyak cobaan lagi. Andai saja adik iparmu itu aku……” Stella Han membuang nafas pasrah.

Tiffany Song tertawa, “Tidak apa-apa. Kamu sahabatku, kamu dengarkan curhat-curhatku saja aku sudah senang kok.”

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu