You Are My Soft Spot - Bab 168 Taylor Shen Cemburu (3)

Taylor Shen sempat menelepon Christian. Bawahannya itu bilang Tiffany Song tadi pergi ke pengadilan, lalu langsung pulang. Ia sontak menebak wanitanya itu kelelahan, jadi ia membatalkan niatnya untuk mengajak dia ikut makan malam.

Taylor Shen baru duduk, Angelina Lian langsung menoleh padanya: “Kakak Keempat, barusan Kakak Ipar meneleponmu. Dia bilang kalau ada waktu tolong telepon balik.”

“Baik.” Taylor Shen mengambil ponselnya, berjalan keluar dari ruang privat, lalu menelepon Tiffany Song. Yang ditelepon sedang bersiap kembali ke meja makan. Menyadari ada telepon masuk dari Taylor Shen, ia buru-buru mengangkat, “Halo?”

“Tiffany Song, mengapa kamu tidak angkat-angkat teleponku?”

“Tadi teleponku error, teleponmu tidak muncul di notifikasi,” dusta Tiffany Song.

“Kamu sudah pulang?”

“Belum, masih ketemuan dengan teman. Nanti sesudah kelar aku langsung pulang. Kamu sendiri di rumah?” selidik Tiffany Song. Kalau ia di rumah, berarti Angelina Lian sudah balik lagi ke rumah mereka. Ia sekarang takut menghadapinya.

“Tidak. Malam ini kakek mengadakan makan malam penyambutan Angelina Lian, jadi kami semua makan di luar. Nanti kalau kamu sudah mau pulang telepon saja, biar aku jemput.”

“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri. Kamu tidak perlu ribet-ribet kemari. Ya sudahlah, udah dulu ya.” Tiffany Song mematikan telepon, menaruh ponselnya di tas, lalu kembali ke meja makan.

Entah apa yang Karry Lian dan Jelly Ji bicarakan, yang jelas ketika Tiffany Song kembali, mereka langsung hening. Pelayan menyajikan makanan dengan sangat cepat, suasana pun tidak begitu canggung. Jelly Ji banyak bercerita soal pengalaman-pengalamanya saat liburan. Ia sangat ekstrovert dan ceria.

Tiffany Song mendengarkan dengan tenang, hatinya mengembara entah ke mana. Sepanjang makan ia tidak fokus dengan makanannya.

Karry Lian membayar tagihan sesudah kelar makan, lalu ketiganya pun bergegas menunggu lift. Lift dengan cepat tiba. Ketiganya berjalan masuk. Karry Lian menekan tombol lantai satu dan lift pun turun. Namun, lift tiba-tiba berhenti ketika baru turun satu lantai. Pintu lift terbuka dan Tiffany Song bisa melihat dengan jelas siapa yang ada di luar.

Taylor Shen dan Angelina Lian berdiri di depan. Si wanita berbincang sambil bisik-bisik, sementara sip ria terus senyum-senyum. Di sebelah mereka ada Angela He dan Wayne Shen. Di belakang mereka ada anggota keluarga Shen yang lain-lain.

Baik yang ada di lift maupun yang tengah menunggu lift sama-sama kaget.

Setelah melihat dengan jelas siapa saja yang ada di lift bersama Tiffany Song, wajah Taylor Shen mengeras. Ia menatap Karry Lian, yang berdiri di sebelah wanitanya, dan bertanya dingin pada wanita itu: “Jadi kamu makan dengan dia?”

Tiffany Song jujur, “Iya.”

Kemarahan Taylor Shen langsung membuncah, “Kamu dan dia makan malam di restoran lantai paling atas?”

“Taylor Shen, aku punya hak untuk menjalin pertemanan. Masak makan bareng sekali saja tidak boleh?” Tiffany Song mengernyitkan alis. Ia sungguh tidak menyangka reaksi Taylor Shen akan berlebihan begini.

“Kami masih ingat ia pernah melakukan apa terhadap kamu? Tidak mau belajar dari pengalaman ya kamu?” Kemarahan Taylor Shen memuncak. Ia tidak peduli ini tempat umum.

Jadi Tiffany Song tidak mengangkat teleponnya satu kali pun karena sedang bersama Karry Lian? Mereka ngobrol seasyik apa coba sampai dering telepon saja tidak kedengaran?

“Taylor Shen, jangan memancing keributan di depan semua orang begini. Nanti saat di rumah kita diskusikan berdua saja, oke?” Tiffany Song tidak ingin ribut dengan Taylor Shen di sini, khususnya di hadapan Angelina Lian dan Angela He yang licik. Ia tidak ingin melihat mereka menyaksikan “komedi”.

Taylor Shen memandang Karry Lain marah. Baginya, pria di hadapannya ini sungguh mengganggu keindahan mata. Namun, ia tiba-tiba mengulurkan niat untuk meninjunya dan memilih menarik Tiffany Song keluar.

Karry Lian tersenyum dingin: “Aku sekarang akhirnya paham mengapa Tiffany Song tidak pernah merasa aman. Taylor Shen, kami bukan makan bareng berdua saja. Ini ada Jelly Ji yang makan dengan kami. Melihat kamu seprotektif ini, aku rasa Tiffany Song cepat atau lambat akan meninggalkanmu.”

“Karry Lian, sudah jangan bicara lagi.” Tiffany Song menggeleng. Ia tidak mau Taylor Shen jadi semakin murka.

Angelina Lian diam saja di tempat. Ia kemudian memberi kode kedipan mata ke Angela He, kalau tidak manfaatkan momen ini kapan lagi coba? Angela He pun menyindir: “Kelihatan sekali hubungan Nona Song dan Tuan Lian sangat dekat. Dia bilang jangan bicara lagi, Tuan Lian benar-benar langsung diam.”

Wayne Shen melipat dahi melihat istrinya ikut campur. Ia memperingatkan pelan, “Angela He, kamu jangan asal bicara. Kakak Ipar Keempat memang punya hak untuk memilih teman.”

“Kakak Ipar Keempat? Kakak Keempat saja belum resmi menikahi dia, kok kamu sudah buru-buru beri dia panggilan begitu? Sepertinya kepagian deh?” teriak Angela He keras-keras.

“Angela He!” Wayne Shen membentak. Jelas sekali ia sudah kehilangan kesabaran.

Wajah Taylor Shen memuram. Tanpa meladeni Karry Lian, ia menarik Tiffany Song ke depan satu lift lainnya. Lift kebetulan tiba juga di lantai itu. Mereka masuk dan Taylor Shen pun menekan tombol “tutup”.

Angelian Lian menatap lift itu sambil menggeretakkan gigi. Ia kemudian menoleh menatap Karry Lian. Si pria sepertinya tidak melihat dia. Pria itu menekan tombol “tutup” juga dengan harapan bisa mencegat Taylor Shen dan Tiffany Song di bawah.

Kakek Shen marah besar, “Sungguh memalukan! Aku dari awal sudah tahu Tiffany Song itu bukan wanita baik, si Taylor Shen malah terus membelanya. Sekarang terjadi kejadian begini malah merusak nama baik keluarga Shen kan.”

Wayne Shen menoleh ke Kakek Shen, lalu tersenyum dingin: “Kalau Tiffany Song kamu anggap bukan wanita baik, apa kabar dengan wanita-wanita yang kamu anggap baik dan berusaha dekatkan ke Kakak Keempat? Mereka semua wanita sampah, mereka sederajat dengan wanita tunasusila.”

Angela He merasa suaminya sedang menyindir dirinya sendiri. Ia langsung terpancing, “Wayne Shen, kamu sedang menyalahkan dan menyindir siapa?”

“Siapa yang menanggapi ya itulah yang sedang aku sindir. Kamu sudah tau ngapain nanya.” Wayne Shen senang melihat raut Angela He berubah drastis. Ia waktu itu seharusnya tidak mengasihani wanita ini dan menikahinya.

Wanita iblis ini selalu saja hanya mementingkan diri sendiri.

“Kamu!” bentak Angela He. Wayne Shen tidak memperlakukannya sebagai istri, bahkan sedikit pun rasa hormat tidak ada. Ia dulu sebenarnya kenapa sih sampai memaksakan diri menikah dengannya?

Wayne Shen malas menanggapi Angela He lagi. Ia berbalik badan dan pergi.

Kakek Shen jadi makin geram akibat ulah Wayne Shen. Ia menoleh menatap punggungnay dan bertanya: “Mau ke mana kamu? Sudah menikah kok malah sengaja merusak rumah tangga sendiri?”

Langkah Wayne Shen terhenti. Ia menoleh ke Kakek Shen dan menjawab dengan provokatif: “Jam dimulainya kehidupan malam sudah tiba. Aku mau ke mana, ya jelas mau cari wanita-wanita tunasusila lah.”

Kakek membentak sampai urat-urat lehernya menyembul jelas, “Anak durhaka! Kamu bicara begini di hadapan Angela He memang kamu sudah menimbang perasaannya?”

“Menimbang perasaannya? Dia masuk keluarga ini hanya biar dapat status terhormat dan bisa melakukan semua yang ia mau kok. Ia tidak peduli sama sekali dengan yang aku lakukan di luaran sana asal tidak mengganggu kepetingannya,” tutup Wayne Shen.

Kakek memegangi jidat karena tiba-tiba pusing. Nelson Shen buru-buru memapahnya: “Pa, Adik Kelima hanya bercanda denganmu. Jangan marah dan jangan tegang.”

“Kelihatannya aku sudah hidup terlalu lama sampai melihat hal-hal yang tidak seharusnya aku lihat.” Kakek Shen memukul-mukul tongkat jalannya ke lantai beberapa kali. Di antara semua anaknya, yang paling durhaka adalah Taylor Shen dan Wayne Shen. Dulu Wayne Shen masih baikan, tetapi sejak dia menikah dengan Angela He, ia suka saja berulah. Anak itu sepertinya ingin ia cepat-cepat mati karena sering marah.

“Papa, jangan bilang begitu. Tiara baru balik ke sisimu, Tiara masih mau menemanimu Papa.” Angelina Lian menghampiri Kakek Shen dan menggenggam tangannya.

Kakek Shen menepuk-nepuk bahu Angelina Lian, “Memang Tiara yang paling berbakti.”

Angela He masih larut dalam amarahnya. Semakin ia merasa tidak cocok dengan Wayne Shen, maka semakin benci pula ia dengan Tiffany Song. Kalau waktu itu yang naik ke ranjangnya adalah Taylor Shen, mana mungkin hidupnya sekarang menyedihkan gini?

……

Taylor Shen menarik Tiffany Song keluar dari Tower Howey. Petugas parkir sudah memindahkan mobil Taylor Shen dari parkiran ke depan pintu utama. Si pria membuka pintu penumpang depan, memaksa wanitanya masuk, lalu menutup pintu keras-keras.

Taylor Shen bisa merasakan kemarahan Taylor Shen yang sangat ekstrem. Ia mengamati pria itu memutari mobil dan masuk ke kursi supir. Suasanan di dalam mobil langsung jadi sangat tegang, bahkan untuk bernafas saja harus hati-hati.

Tiffany Song sadar sendiri untuk memakai sabun pengaman. Ia agak cemas Taylor Shen akan mengendarai mobil kencang-kencang karena lagi marah. Si pria mulai mengemudikan mobil. Di luar dugaan, Taylor Shen tidak menyetir dengan kencang. Kecepatan mobil sangat stabil dan berlawanan dengan emosi Taylor Shen yang tengah meledak.

Taylor Shen memegangi setir dengan kencang seolah itu adalah leher Tiffany Song. Ia lama-lama tidak sabaran juga karena wanita itu terus diam: “Tidak ada apa-apa yang ingin dikatakan padaku?”

“Kamu bukannya hanya percaya dengan penglihatanmu sendiri?” Tiffany Song mengamati pemanadangan luar. Lampu di luar memantul ke dalam mobil, tetapi rasanya suasana mobil tetap gelap dan tegang. Taylor Shen tidak bisa melihat dengan jelas raut Tiffany Song, tetapi dari nada bicaranya ia terdengar seperti sedang menertawai diri sendiri.

“Jadi kamu tidak berencana menjelaskannya padaku, gitu ya?” Taylor Shen berusaha keras menahan amarahnya agar tidak kembali meledak.

“Taylor Shen, tidak semua hal layak aku jelaskan panjang lebar padamu. Aku juga punya waktu ketika aku lelah, mengerti?” Tiffany Song menoleh dan menatap Taylor Shen lekat-lekat, “Setiap kali kamu melihatku bersama Karry Lian, kemarahanmu akan meledak dan kamu tidak akan mendengarkan penjelasan apa pun dariku. Kamu bilang kamu cinta aku, tapi apa kamu sungguh-sungguh percaya padaku? Percayakah kamu bahwa aku tidak akan mengkhianatimu?”

Taylor Shen menggeretakkan gigi dengan bibir datar.

Melihat Taylor Shen diam saja, Tiffany Song mengalihkan tatapannya ke depan. Ia berkata masam: Kamu tahu tidak, selama berhubungan denganmu, aku selalu merasa tegang seolah berubah jadi tentara wanita. Tidak peduli ke mana pun aku pergi, pasti ada rumor negatif tentangku. Orang-orang selalu menghina dan merendahkanku seenaknya. Aku tahu, saat aku memutuskan untuk menerima cintamu, aku harus siap menanggung semua ini. Tapi ya siapa sih yang bisa menerima ocehan-ocehan begitu dengan tenang? Apa sebenarnya salahku? Aku memang mencuri ayam atau bebek mereka? Mengapa mulut mereka setipis ini denganku padahal kenal dekat saja tidak?”

“Tiffany Song……” Taylor Shen tiba-tiba gelisah. Dari nada bicara Tiffany Song, ia bisa mendengar rasa lelah dan emosi negatif yang belum pernah ada sebelumnya. Ia berkata lagi, “Jangan pedulikan kata-kata orang padamu. Mereka sama sekali tidak paham kamu.”

“Aku sungguh lelah. Aku tidak tahu apakah suatu hari nanti aku akan kelelahan sampai menarik cintaku padamu.” Tiffany Song kembali menatap jendela dengan muram.

“Tidak boleh!” Taylor Shen menatap Tiffany Song. Nada bicaranya meninggi, “Tiffany Song, dengar tidak, kamu tidak boleh menarik cintamu padaku. Aku akui hari ini aku agak berlebihan, itu karena……”

“Tidak usah mencoba menjelaskan. Taylor Shen, kamu tahu siapa wanita yang berdiri di sebelah Karry Lian tadi?” Tiffany Song memotong penjelasan Taylor Shen. Ia menjawab sendiri pertanyaannya: “Ia psikiater paling terkenal di Kota Tong, namanya Jelly Ji. Kalau kamu tidak percaya coba saja selidiki. Aku tadi sore tidak angkat teleponmu karena sedang mengadakan sesi pengobatan dengannya, dan……”

Tiffany Song membuka tas dan mengeluarkan sebotol minyak aroma terapi. Ia berkata lagi: “Minyak aroma terapi ini dia yang berikan. Kalau kamu tidak percaya juga, sana suruh orang-orangmu lakukan pengecekan. Silahkan cek apakah aku berbohong padamu atau tidak.”

Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!

Bagi para pembaca yang ingin membaca buku berikutnya, silahkan di baca buku Labyrinth Love, ceritanya tak kalah menarik lo :))

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu