You Are My Soft Spot - Bab 72 Di Hatiku Kamu Sangat Penting (1)

Di ruang rapat, para pekerja Winner Group dan Shine Group menunggu pengumuman hasil akhir dengan tegang. Callista Dong malah sangat tenang, sebab tidak peduli bagaimana hasil akhirnya, rencananya tidak akan terpengaruh.

CEO Li tegang hingga berkeringat dingin. Ini pertama kalinya ia mengutus orang baru untuk memperebutkan proyek sebesar ini, dan lawannya Shine Group pula. Ia merasa sangat terbebani.

Suasana ruang rapat makin tegang detik demi detik. Tiffany Song duduk sambil berulang kali menengok ke pintu ruangan.

Christian masuk ruang CEO sambil membawa kertas hasil pemungutan suara. Mendengar pintu ruang kerjanya dibuka, Taylor Shen, yang tengah berdiri menatap jendela, langsung menoleh. Yang dilihatnya adalah Christian yang tengah tersenyum lebar. Ia mengernyitkan alis, “Bagaimana hasilnya?”

“Desain rancangan Nona Song dapat semua suara, nampaknya para pemilik bisnis sangat suka dengannya.” Presentasi di ruang rapat barusan ditonton para pemilik bisnis dari jarak jauh. Setelah presentasi berakhir, mereka mengikuti pemungutan suara.

Taylor Shen menerima kertas hasil pemungutan suara. Hasilnya sudah ia tebak. Barusan di ruang rapat, ketika Tiffany Song mengatakan “rumah adalah tempat yang teduh dan bisa melindungi kita dari angin dan hujan”, ia dari tatapan wanita itu bisa melihat luka mendalam di hatinya.

“Srettt!” Taylor Shen merobek kertas itu jadi dua bagian. Christian sangat terkejut, “CEO Shen, ini……”

Taylor Shen merobek lagi dua bagian itu jadi potongan-potongan kecil. Ia kemudian membuangnya ke tong sampah. Ia berkata: “Beritahu mereka, desain rancangan Shine Group unggul 3-2 dan memenangkan persaingan terbuka kali ini.”

Mata Christian membelalak kaget, “CEO Shen, ini melanggar aturan. Kita kan sudah memberi hak memberikan suara pada para pemilik bisnis, kalau kita ubah tiba-tiba hasilnya, mereka pasti akan murka.”

“Urusan ini akan aku bicarakan sendiri dengan para pemilik bisnis. Kamu tugasnya hanya beritahu mereka saja.” Taylor Shen mengernyitkan alis. Kesabaran Callista Dong pada para pekerjanya sangat rendah. Kalau Winner Group ia beli, bakat desain Tiffany Song cepat atau lambat akan dimanfaatkan olehhnya untuk kepentingan pribadinya. Ia tidak mau melihat Tiffany Song pada akhirnya hanya jadi alat orang lain.

“Tetapi……” Christian masih ragu. Ia dalam hati bertanya, “Bos, memang seperti ini tidak akan mendatangkan masalah?”

“Apa pun yang aku suruh kamu harus lakukan! Sana lakukan, jangan banyak omong!” bentak Taylor Shen pada Christian. Christian tidak berani mendebat lagi. Ia berbalik badan dan keluar dari ruang kerja CEO. Taylor Shen kembali menatap ke luar jendela, tepatnya menatap Tower Howey. Beberapa lama kemudian, ia baru kembali ke meja kerjanya, mengambil kunci mobil, lalu keluar dari ruang kerja.

Di ruang rapat, begitu hasil pemungutan suara diumumkan, semua orang terkejut, termasuk Callista Dong. Ia menoleh menatap Tiffany Song yang sama terkejutnya. Desain anak muda ini sudah menggugah hati semua orang, termasuk hatinya, dalam-dalam, mengapa yang menang malah Shine Group?

CEO Li menatap Tiffany Song yang terlihat sangat kecewa. Ia berusaha menenangkan: “Tiffany Song, kalah 3-2 bukan masalah besar. Meski kita kalah, kita punya dua poin. Lanjutkan kerja kerasmu.”

Tiffany Song terdiam menatap CEO Li. Ia paham betul desain rancangannya belum selevel dengan para desainer top dunia milik Shine Group, dan dua poin ini sudah jauh lebih baik daripada yang ia duga. Ia awalnya mengira ia akan kalah telak. Meski paham betul hal ini, mengapa hatinya masih tetap sangat kecewa ya?

Ia menggeleng, “CEO Li, maafkan aku karena sudah mengecewakan harapanmu.”

“Tidak apa-apa. Bisa punya kesempatan untuk bersaing dengan Shine Group sudah merupakan sebuah kehormatan besar bagi Winner Group. Tiffany Song, jangan pandang ini sebagai beban, kita masih punya sekali kompetisi terbuka lagi. Nanti sore kamu tidak perlu kembali ke kantor, kamu jalan-jalan, makan, atau karaoke dengan teman saja, nanti semua pengeluaranmu akan kantor ganti.” Meski mereka gagal menang kali ini, CEO Li sudah melihat potensi Tiffany Song yang sangat besar. Ia ingin melatihnya lebih jauh lagi.

Tiffany Song mengangguk. Setelah kembali ditenangkan CEO Li, ia berbalik badan dan berjalan ke arah Callista Dong untuk memberi selamat padanya. CEO Li sungguh pria yang baik, ia pria yang berhati besar.

Dari sudut matanya Callista Dong melihat Tiffany Song mengambil tas dan bersiap pergi. Sebelum pergi, wanita itu berpamitan: “CEO Li, aku pulang dulu.”

Tiffany Song berdiri menunggu lift dengan wajah tertunduk. Ia menatap ujung sepatunya. Di sepatu itu ada hiasan mahkota, dan kristal-kristal di dalam mahkota itu mengkilap terang di bawah sinar lampu hingga membuatnya silau.

Tiffany Song sebenarnya tidak terlalu suka hiasan mahkota. Ia bukan ratu, juga bukan putri raja, jadi ia tidak pernah membeli barang yang ada hiasan seperti itu. Sepatu ini sendiri pembelian dari Taylor Shen.

Di belakangnya tiba-tiba terdengar suara orang berjalan cepat dengan sepatu hak tinggi. Lift sampai, dan ketika ia bersiap masuk lift, seseorang menahannya bahunnya, “Nona Song, bisakah kita bicara sebentar?”

Tiffany Song menoleh, dan yang dilihatnya adalah Callista Dong. Meski barusan jalan buru-buru, wajah wanita itu tetap terlihat tenang dan elegan. Tiffany Song menjawab: “CEO Dong, kita sedang berkompetisi, nampaknya tidak etis kalau kita berbincang.”

Callista Dong mengenakan jas merah terang dan rambutnya tidak diikat sama sekali. Ia terlihat anggun bagaikan ratu. Ia berujar ramah: “Desain rancangan Nona Song sungguh inovatif dan menarik. Shine Group punya banyak desainer senior yang berpengalaman. Kalau kamu bisa memberi masukan pada mereka, masa depanmu pasti akan jauh lebih cemerlang dibanding bila kamu bekerja di Winner Group. Bagaimana kalau Nona Song pertimbangkan sejenak untuk gabung ke Shine Group?”

Tiffany Song tidak menyangka Callista Dong ingin merekutnya. Ia teringat kejadian waktu pesta malam itu. Raut wajahnya mengeras. Ia yakin Callista Dong adalah wanita yang memanfaatkan pria untuk merebut kedudukan yang lebih tinggi, tetapi sekarang wanita itu malah ingin menjatuhkan orang lain, dalam hal ini dirinya. Ia menyindir, “CEO Dong, apa Anda setiap kali baru bertemu seseorang langsung se-tidak sopan ini?”

Ekspresi ramah hilang dari wajah Callista Dong, “Apa maksudmu, Nona Song?”

“CEO Dong kelihatannya masih muda, kok bisa lupa dengan tindakanmu sendiri? Aku masih ingat kata-katamu waktu menasehati dan menegurku di pesta waktu itu. Kamu sekarang ingin mengajak orang yang di matamu punya masalah kepribadian untuk masuk ke perusahaanmu, bukankah itu sama saja menjilat ludah sendiri?” Tiffany Song menggertakan gigi saking kesalnya. Ia tidak akan pernah lupa, waktu itu ia tersungkur kesakitan di lantai, dan Callista Dong menatapnya dengan raut merendahkan.

Callista Dong baru ingat. Jadi Tiffany Song wanita yang berdiri di sebelah Taylor Shen waktu itu ya? Ia tidak marah disindir begitu, ia malah tersenyum ramah kembali: “Kalau sesensitif ini, Nona Song kedepannya akan kehilangan banyak peluang.”

“Maaf, ada banyak peluang yang aku pada dasarnya memang tidak tertarik untuk ambil. Kalau CEO Dong tidak punya urusan lagi denganku, aku mohon pamit.” Setelah mengucapkan ini, Tiffany Song masuk lift. Ia mengulurkan tangan memencet tombol lantai. Pintu lift perlahan tertutup, dan sosok Callista Dong, yang berdiri di depan pintu lift, pun hilang pelan-pelan.

Begitu lift jalan, ketegangan yang dirasakan Tiffany Song baru hilang. Ia tidak menyangka Callista Dong akan menawarinya bergabung. Itu impian terbesarnya dulu, tapi kini ia sudah tidak tertarik lagi.

---------------

Taylor Shen melangkah keluar dari ruang kerja. Begitu ia sampai di lift, pintu lift berbunyi “ding”, dan keluarlah Kakek Shen beserta pembantu pribadinya. Melihat Taylor Shen begitu terburu-buru, ia mengernyitkan alis tanda tidak senang: “Ini masih jam kerja, kamu mau ke mana?”

Taylor Shen menatapnya tanpa ekspresi. Lima tahun sejak ia berhasil merebut Shen’s Corp, ini pertama kalinya Kakek Shen menginjakkan kaki di Shen’s Corp lagi. Ia menjawab sinis: “Ini perusahaanku, bebas dong aku mau datang dan pergi jam berapa. Yang seharusnya ditanya malah sebenarnya kamu. Aku masih ingat kata-katamu lima tahun lalu saat keluar dari Shen’s Corp. Kamu bilang kamu seumur hidup tidak akan menginjakkan kaki lagi di sini, kok sekarang kamu malah mengingkari ucapanmu sendiri?”

Wajah Kakek Shen memerah, “Kamu tidak kuizinkan kembali ke rumah kediaman keluarga Shen lagi. Shen’s Corp aku yang dirikan, aku ke sini hanya ingin lihat-lihat, kamu tidak usah banyak bicara.”

“Oke, kalau kamu hari ini datang untuk lihat-lihat, kamu punya nasehat atau masukan apa untukku?” tanya Taylor Shen sambil memainkan kunci mobil dengan jarinya.

Kakek Shen kesal sekali diperlakukan begini. Ia keluar lift lalu langsung berjalan menuju ruang kerja. Orang yang bekerja di ruang sekretaris kini bukan oranynya lagi, melainkan orang Taylor Shen.

Beberapa tahun ini, Kakek Shen sebenarnya ada sempat memasukkan orang-orangnya ke perusahaaan, namun tidak sampai sebulan mereka langsung dipecat Taylor Shen karena berbagai alasan. Setelah beberapa kali hal ini terjadi, Kakek Shen memilih tidak melakukannya lagi.

Melihat Taylor Shen ikut Kakek Shen datang ke ruang sekretaris, para pekerja di ruangan itu langsung berdiri menyambut mereka. Mereka sebenarnya hanya kenal Taylor Shen saja. Sesampainya di ruang kerja CEO, hati Kakek Shen sungguh kesal, tapi ia memilih untuk tidak mengekspresikannya.

Taylor Shen menyuruh asistennya membuatkan teh untuk Kakek Shen, lalu ikut pria itu masuk ke ruang CEO.

Kakek Shen berdiri di tengah-tengah ruang CEO. Ia melihat setiap sudut ruangan yang desainnya sangat anggun itu. Taylor Shen beridiri di belakangnya. Melihat ekspresi kecewa Kakek Shen, Taylor Shen menyindir: “Kamu ini sedang bernostalgia masa lalu ya?”

Kakek Shen marah hingga mengayunkan tongkat jalannya. Taylor Shen dari awal sudah mengantisipasi kemarahannya dan berdiri agak jauh, jadi ia terhindar dari tongkat itu. Melihat nafas Kakek Shen terengah-engah saking kesalnya, Raka, yang berdiri di sampingnya, tidak tahan untuk diam. Ia membela Kakek Shen, “Tuan Muda Keempat, tubuh Kakek belakangan sangat tidak fit. Dokter beberapa hari lalu baru……”

“Raka, kamu keluar dan tunggu di depan.” Kakek Shen tiba-tiba memotong pembelaan Raka. Ia tahu Taylor Shen benci setengah mati dengan Raka, dan kalau Raka dibiarkan terus membelanya, bisa jadi pembantu pribadinya itu akan dihabisi Taylor Shen saat itu juga.

Raka mengangguk patuh, lalu langsung keluar.

Asisten Taylor Shen masuk sebentar untuk mengantar teh, lalu langsung keluar juga.

Di ruang kerja CEO kini hanya tersisa Kakek Shen dan Taylor Shen. Taylor Shen duduk di sofa lalu menatap kosong gelas teh yang diletakkan di meja oleh asistennya barusan.

Kakek Shen duduk di sofa seberang. Ia memulai percakapan, “Aku dengar kamu mau bercerai dengan Lindsey Song. Mengapa mau bercerai?”

“Kamu tidak tahu mengapa aku mau bercerai?” tanya Taylor Shen sinis. Kakek Shen sekarang memang terlihat acuh tak acuh pada segala hal, tapi sebenarnya ia tahu semua yang terjadi di dalam dan di luar rumah kediaman keluarga Shen, kalau tidak mana mungkin satu tahun lalu ia dipaksa olehnya untuk menikahi Lindsey Song.

Ia pikir pertanyaannya ini bisa meluluhkan keberpihakan Kakek Shen pada Lindsey Song. Itu ternyata hanya mimpi!

Kakek Shen berkata dengan nada menasehati: “Lindsey Song ini anaknya meski agak manja tapi hatinya baik. Ia juga sangat disenangi orang. Kamu harus buka hati sedikit padanya, kalian pasti bisa bahagia.”

“Kakek, kamu orang yang paling paham mengapa aku bisa menikahinya, jadi kamu pasti paham juga mengapa aku ingin bercerai dengannya. Waktu itu, ketika aku menyuruh Christian mencari wanita itu lima tahun lalu, kamu sudah tahu dari awal dia Lindsey Song dan kamu menyiapkan jebakan untukku. Aku pun masuk dalam jebakan itu. Kamu sungguh lihai dalam urusan jebak-menjebak.” Taylor Shen tidak tertarik berbasa-basi dengan Kakek Shen. Ia langsung mengungkapkan pikirannya.

Kakek Shen tidak mengiyakan, tetapi juga tidak menolak. Dua tahun lalu, ia tahu Taylor Shen sedang mengincar seorang wanita. Setelah menyuruh Raka melakukan "penyelidikan" kecil-kecilan, ia baru tahu bahwa wanita yang diincar Taylor Shen adalah Tiffany Song, istri William Tang. Hatinya waktu itu langsung tidak tenang. Berdasarkan kepribadian Taylor Shen, kalau ia biarkan anak itu tahu bahwa yang diincarkannya adalah Tiffany Song, anak itu pasti akan melakukan segalanya untuk mendapatkannya, sama seperti ketika ia merebut Shen's Corp.

Ia jelas tidak boleh tinggal diam dengan hal sebesar ini. Ia perlahan-lahan mengalihkan perhatian Taylor Shen dari Tiffany Song ke Lindsey Song. Rencananya berhasil, dan Taylor Shen pun akhirnya menikahi Lindsey Song tanpa ragu.

Satu tahun berlalu tanpa kabar buruk, dan begitu ia mengira ia bisa membuang nafas lega karena semua hal sudah berjalan sesuai maunya, ia tiba-tiba mendengar kabar mobil William Tang dan Lindsey Song masuk ke sungai. Kakek Shen waktu itu bahkan nyaris pingsan. Ia selama ini selalu terjadi masalah pada Taylor Shen dan Tiffany Song, ternyata yang muncul masalah duluan adalah William Tang dan Lindsey Song!

“Taylor Shen, Tiffany Song sudah menikah dengan William Tang, dia kakak iparmu. Kalau kamu masih mau merebutnya, itu sama saja dengan menghancurkan namamu sendiri!” Kakek mengeluarkan setumpuk foto dari kantong jasnya dan menaruhnya dengan kasar di atas meja teh.

Taylor Shen menatap foto-foto itu. Dua tokoh dalam foto-foto itu adalah dirinya dan Tiffany Song. Ada foto ketika mereka keluar dari hotel Kota C, ada foto ketika mereka berpelukan dan berciuman di lantai bawah apartemen Vanke City, bahkan ada foto ketika Tiffany Song keluar dari vilanya setelah dibius sehari sebelumnya.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu