You Are My Soft Spot - Bab 126 Sangat Sensitif (3)

"Maaf, aku telah terbiasa." Tiffany Song menundukkan kepalanya, dia telah terbiasa untuk menyimpan seluruh masalah di dalam lubuk hati sendiri, karena meskipun dia mengatakannya keluar, tetap tidak ada orang yang bisa disandari, dan juga tidak akan ada orang yang akan menghiburnya, dia sudah terbiasa untuk menanggung kesulitan seorang diri.

Callista Dong mendengarnya, rasa sedihnya tak tertahankan menjalar ke dirinya, seberapa banyak kesulitan yang telah dialami oleh anak ini selama ini, hingga mendesaknya menjadi memiliki sifat seperti ini? "Keluarlah, aku ingin bertemu denganmu."

"Baik." Tiffany Song tidak menolak, dia berpikir, mungkin dirinya harus mencoba untuk mendekatinya, karena dia adalah satu-satunya kerabat dekat di dunia ini.

Setelah menutup telpon, Tiffany Song duduk di ranjang sambil melamun, ponsel yang digunakan olehnya adalah ponsel yang bisa menggunakan dua kartu sim sekaligus, dia mencopot kartu sim di ponsel sebelumnya dan memasukkannya ke sini, makanya nomor ponsel yang dulu masih bisa kembali di pakai.

Dia menundukkan kepala melihat layar, foto di layar adalah foto dia berciuman dengan Taylor Shen, memotretnya dari samping, ditambah dengan penyinaran cahaya lilin, sangatlah indah bagaikan alam mimpi. Tiba-tiba mengingat sang pria telah memainkan ponselnya semalam, Tiffany Song membuka kunci ponselnya, membuka galeri foto, dan melihat foto satu per satu.

Kemampuan Taylor Shen dalam memotret sangalah unggul, jelas-jelas merupakan foto yang diambil secara sembarangan, tapi hasilnya malah begitu indah, sungguh menyia-nyiakan bakatnya jika dia tidak menjadi seorang fotografer.

Sang wanita menggenggam ponsel, melihat fotonya berulang kali, semakin melihat malah menjadi semakin suka, Taylor Shen sangatlah tampan, tetap sangat tampan saat memfotonya dari berbagai sudut. Mengingat pria yang begitu sempurna adalah miliknya, dia langsung merasa bahagia.

Lalu dia membuka Wechat, menyadari teman-teman di Wechatnya telah meledak, semua teman dan rekan kerjanya saling menekan tombol suka dan berkomentar, "Wah, siapa kakak tampan ini?" "Foto yang sungguh indah, pria yang sangat tampan!"

Dia melihat kolom pesan sudah ada ratusan pesan, ada yang memuji paras Taylor Shen sangat tampan, ada yang menanyakan siapa Taylor Shen, ada juga yang mendoakannya, Tiffany Song menyipitkan mata dan tersenyum, dia dibanjiri oleh doa dari mereka semua, dia melihatnya satu per satu, hingga terlihat salah satu diantaranya, yang dikirim pada saat pagi hari dini hari, "Tiffany, aku masih berada di neraka, tapi kenapa kamu berani bersama dengannya dengan begitu terang-terangan?"

Tiffany Song tahu ini adalah akun Wechatnya William Tang, senyuman di wajahnya mengkaku, beberapa saat kemudian dia meletakkan ponselnya, tidak ada lagi rasa senang seperti tadi.

......

Ruang kepala manager di Joy de Vivre Group dipenuhi dengan lapisan udara yang menyesakkan, sekretaris berdiri dengan sambil merinding di depan meja kantor sambil melaporkan agenda hari ini, sikap William Tang beberapa hari ini sangatlah emosian dan galak, laptopnya sudah dihancurkan beberapa buah, ponselnya juga telah diganti beberapa kali. Suasana hatinya begitu tidak stabil, membuat orang di sekitar merasa tak tahu harus bagaimana.

William Tang duduk di kursi kantor, dia menatap ponsel dengan pandangan mata yang sangat murung, di dalam ponsel ada sebuah foto, meskipun hanya bisa melihat setengah wajah dari sang wanita dan sang pria, tapi bagi dirinya yang sangat familiar terhadap dua orang ini, meskipun mereka berdua telah berubah menjadi abu, William Tang pasti tetap bisa mengenali mereka.

Semalam saat melihat Wechat, dia melihat foto ini, rasa cemburu di dalam hatinya bergejolak, awalnya mengira dengan tersebarnya foto Tiffany Song di ranjang itu, dia dan Taylor Shen pasti akan putus. Beberapa hari ini, dia terus berusaha untuk menghubunginya, tapi ponselnya terus berada dalam keadaan nonaktif.

Dia telah pergi mencarinya di seluruh tempat yang bisa dia pikirkan, bahkan sempat pergi ke rumah neneknya Tiffany Song, tapi tetap tidak menemukannya. Dia seolah-olah telah menghilang dari dunia begitu saja, tidak ada kabar sama sekali. Beberapa hari ini, dia terus mengamati Wechatnya, asalkan dia mengunggah satu berita baru, dia akan mampu menemukan ke mana dia pergi.

Semalam saat melihat adanya pemberitahuan tentang dia telah memperbarui berita di Wechat, dia sangatlah senang, tapi saat melihat foto yang mesra itu, seluruh rasa gembiranya langsung sirna bagaikan telah di siram oleh seember air dingin, dan membuat hatinya menjadi dingin beku.

Dia benci, membenci atas sikap sang wanita, kenapa dia memperlakukan pria itu seperti ini? Pria lima tahun lalu adalah Taylor Shen, apakah hal ini diketahui olehnya?

William Tang mengangkat kepalanya, memotong perkataan sekretarisnya: "Hal yang kusuruh kamu untuk diselidiki, bagaimana hasilnya?"

"CEO Tang, tidak ada foto, hal pada saat dulu telah dibungkam dengan sengaja oleh seseorang, kami tidak mampu mengambil langkah selanjutnya untuk membuktikan, bahwa Taylor Shen dan Nona Song sedang bersama pada malam hari itu." Sekretaris berkata sambil merinding.

Wajah William Tang yang tampan menjadi murung, "Orang lain saja mampu menemukan fotonya, kenapa kalian malah tidak mampu, jadi apa gunanya aku memelihara sekumpulan tong nasi seperti kalian?"

"CEO Tang, maaf, kami telah berusaha." Sekretaris sangat ingin segera keluar dari ruangan.

William Tang memejamkan mata, dengan perlahan berusaha meredakan amarahnya, berkata: "Keluarlah, batalkan seluruh agenda."

"CEO Tang, demi Nona Song, anda telah menunda banyak pekerjaan, kalau terus menundanya, takutnya CEO Nelson Shen akan mengkritikmu, jadi mohon agar anda memfokuskan diri pada pekerjaan dulu." Sekretaris memberi saran dengan niat baik, William Tang tidaklah menghadiri beberapa rapat penting dalam belakangan waktu ini, orang yang berada di kantor CEO sudah mulai tidak senang terhadapnya.

"Aku memperkerjakanmu untuk membantuku merinngankan tekanan dan pekerjaanku, bukanlah untuk mengajariku, keluar!" William Tang memarahinya dengan suara dingin, sekretaris tidak lagi berani memberikan saran, memeluk dokumen dan langsung keluar.

William Tang berdiri dan berjalan ke samping jendela, dia pergi memandang gedung besar yang berada di kejauhan, sepasang matanya menyipit, matanya penuh dengan kebencian.

......

Tiffany Song keluar seusai mandi, dia berjalan ke kamar tamu, mengulurkan tangan dan mengetuk pintu, lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam, Jennifer Li telah bangun, sedang melamun di depan jendela. Dia dengan perlahan berjalan ke sampingnya, berkata dengan lembut: "Jennifer, aku telah menyuruh Bibi Lan untuk membuatkan ramuan pereda pengar untukmu, turun dan minumlah.

Jennifer Li memalingkan kepala memandangnya, mata penuh dengan kemurungan, berkata: "Kak Song, aku hendak pulang ke daerah Jiangning."

"Kamu pulang dengan begitu saja, orang tuamu akan mengkhawatirkanmu." Tiffany Song melihat keadaannya yang begitu rapuh, seakan-akan semangatnya telah terkuras dalam semalam, tidak ada tanda-tanda semangat hidup sedikit pun.

Jennifer Li menundukkan kepala, air mata berombak di dalam kelopak matanya, dia menarik nafas yang dalam, memaksa air mata untuk masuk kembali, berkata: "Di Kota Tong, satu-satunya hal yang membuatku tetap tinggal adalah Kak Wayne, sekarang......dia harusnya akan segera menikahi Angela He, aku hanya akan semakin menambah rasa sakit jika terus tetap berada di sini, lebih baik aku kembali ke tempat di mana seharusnya aku berada. Dengan begitu, rasa sakit pasti akan terlupakan pada suatu hari nanti, dan aku pasti akan hidup kembali suatu hari nanti."

"Jennifer." Tiffany Song memeluknya dengan perasaan penuh kesedihan, "Dasar bodoh, kalau tidak mampu melupakannya, kenapa tidak pergi meraihnya?"

Jennifer berkata dengan terisak-isak: "Keluarga He juga termasuk keluarga ternama di Kota Tong, Angela telah mengandung anaknya, Keluarga He pasti tidak akan membiarkannya lepas begitu saja, aku tidak ingin membuatnya serba salah. Lagipula, hubungan kami sudah tidak sepolos pada awalnya, aku tidak ingin membuatnya menjadi semakin sengsara."

"Jennifer." Tiffany Song tidak tahu harus bagaimana menasihatinya, dengan susah payah bisa membuat dirinya sendiri bersedia menerima kenyataan Wayne Shen telah bersetubuh dengan Angela He, dan sekarang telah muncul seorang anak, mana mungkin dia bisa menerimanya?

"Kak Song, kalau ada kesempatan, datanglah ke Jiangning untuk mencariku bermain, aku mendoakanmu untuk selalu berbahagia dengan Kakak Keempat, dan terus bersama hingga menua." Jennifer Li berusaha menjadi tegar, dia tahu diinya tidak boleh terus seperti ini, siapa yang tidak pernah patah hati dalam masa muda, membuat dirinya menjadi mirip seperti zombie karena sebuah percintaan, tidak akan ada orang yang mengkasihaninya, hanya akan merasa dia telah menjadi sangat menderita.

Jennifer Li saat ini mengira dirinya telah pernah disakiti dan merasa sedih, maka dirinya pasti akan berusaha untuk melepaskan, namun, Wayne Shen kini sudah menjadi duri di hati, sang wanita tidak akan mungkin bisa melupakannya untuk selamanya.

Hati Tiffany Song merasa begitu pilu, dia berharap agar percintaan semua pasangan bisa bersatu, tapi kenyataan malah begitu menyengsarakan, ada kebahagiaan bersama juga ada kepahitan berpisah. "Jennifer, aku pasti akan pergi menemuimu."

Setelah selesai makan sarapan, Tiffany Song mengantar Jennifer Li ke stasiun kereta cepat. Saat dia keluar dari rumah Wayne Shen, dia hanya membawa sebuah ponsel di tangannya, tas dan KTP nya sama sekali tidak diambil, makanya tidak bisa membeli tiket kereta cepat, hanya bisa menaiki bus.

Tiffany Song diam-diam telah mengirimkan pesan kepada Taylor Shen, mengabarkannya tentang kepulangan Jennifer Li ke Jiangning, agar dia bisa mengabari Wayne Shen.

Mobil telah berhenti di depan terminal bus, Tiffany Song melihat ada sebuah mobil Wrangler yang begitu keren terparkir di depan terminal bus, dan ada seorang pria dengan busana bak pembalap motor berdiri di samping mobil, Tiffany Song menghela nafas lega, memalingkan kepala melihat Jennifer Li, berkata meminta maaf: "Jennifer, maaf, aku telah mengabari Wayne Shen tanpa persetujuanmu, aku merasa, kalaupun kamu harus pergi, tetap harus berbicara dengannya dan membahasnya dengan jelas."

"Kak Song." Suasana hati Jennifer Song sangat kacau, dia untuk sementara waktu ini masih tidak ingin bertemu dengan Wayne Shen, terserah mau mengatakannya lemah, bernyali kecil atau apapun, saat ini dia hanya ingin pergi bersembunyi memulihkan rasa sakitnya.

"Pergilah." Tiffany Song melihatnya dengan tatapan memberikan semangat, mereka telah bersama selama 9 tahun, waktu 9 tahun yang begitu tidak mudah, dirinya sungguh tidak berharap mereka berdua benar-benar berpisah. Anggap saja untuk menebus penyesalan dari percintaannya dulu, karena setidaknya, Wayne Shen tidak se-playboy William Tang.

Sepasang tangan Jennifer Li saling bersilangan, setelah beberapa saat kemudian, baru dia membulatkan tekad, mendorong pintu mobil dan turun.

Wayne Shen menatapnya terus, setelah tidak bertemu dalam sehari, seakan-akan ada pembatas yang sulit untuk dilampauinya diantara mereka berdua, sang pria berjalan cepat ke depan dua langkah, lalu kembali berhenti, "Kamu akan kembali ke Jiangning?"

Di bawah sinar matahari, tubuh Jennifer Li semakin terlihat kecil dan rapuh, hanya dengan melihatnya saja sudah mampu membuat orang merasa kasihan. Wayne Shen melihatnya, sekuat apa dia berusaha, tetap tidak mampu melangkahkan kaki untuk lebih mendekat lagi.

Jennifer Li memaksakan diri untuk menunjukkan senyuman, berkata: "Hmm, aku telah datang ke Kota Tong selama sebulan lebih, orang tuaku telah merindukanku, sudah waktunya agar aku pulang ke rumah."

"Kalau begitu mari kuantar." Wayne Shen terus menatapnya seakan-akan tanpa berkedip sama sekali, melihat wajahnya yang seketika menjadi pucat tanpa ada warna merona sedikit pun, sang pria sangat ingin memasukkannya ke dalam pelukan, memohon agar dia jangan pergi. Tapi dirinya yang saat ini, masih ada hak apa untuk membuatnya tetap tinggal di sisinya?

Wajah Jennifer Li sangatlah pucat bagaikan kertas putih, bahkan sampai bisa melihat urat nadi di wajahnya, dia menggigit bibirnya dengan kuat, gigi menembus kulit bibir, dia tidak lagi merasakan rasa sakit, karena hatinya itu telah terus kesakitan hingga terasa kebas.

"Tidak perlu, aku bisa pulang seorang diri." Setelah berlalu cukup lama, dia berkata dengan suara kecil, sang wanita mengira dia datang untuk menghentikan kepergiannya, tapi dia malah datang untuk mengantar kepergiannya. Seketika itu, dia seakan-akan mampu mendengar suara hatinya yang telah pecah berkeping-keping.

Wayne Shen tidak lagi bisa menahan diri, dia berjalan dengan cepat, dan berhenti saat berjarak satu langkah darinya, suaranya terdengar rendah dan serak akibat kesakitan, "Jennifer, berikanlah aku waktu, aku akan mengatasinya dengan baik, lalu akan pergi mencarimu."

"Kak Wayne, maaf, kali ini aku sudah tidak mampu memaafkanmu." Suaranya Jennifer Li sangatlah lembut dan tegas, saat ucapan ini keluar, bahkan nafasnya pun penuh dengan rasa sakit, tidak mampu memaafkannya.

"Jennifer......" Wayne Shen memejamkan mata karena kesakitan, air mata di matanya berkilau, hatinya terasa begitu pilu, "Kenapa harus mengatakan maaf terhadapku? Jelas-jelas akulah yang bersalah padamu, akulah yang telah mengecewakan perasaanmu, bagaimana mungkin aku pantas membiarkanmu mengatakan maaf terhadapku?"

Jennifer Li menarik nafas yang dalam, lubuk hatinya terasa sakit membara, dia mengangkat kepalanya, melihat wajah sang pria di bawah penyinaran matahari, dalam waktu sebulan ini, dia telah mengerahkan seluruh usaha untuk meraihnya, setiap hari lengket dengannya, tidak menjauh dari nya sesaat pun, dia mengira dirinya mampu menangkap sang pria, meraih sebuah kebahagiaan yang begitu sulit untuk dicapai ini, tapi terakhir, dirinya menyadari, ternyata cinta itu bagaikan pasir di dalam genggaman tangan, semakin erat menggenggamnya, pasir malah akan jatuh semakin cepat.

Sang wanita tidak mampu menyalahkan sang pria, karena itu adalah kecelakaan, dia salah meniduri orang adalah kesalahan, Angela He menjadi hamil adalah kecelakaan. Dan sekarang, dia dan sang pria harus membayar tebusan terhadap kecelakaan ini.

Jennifer melihatnya dengan pandangan mata yang serius, seakan-akan ingin memahat wajahnya saat ini ke dalam lautan pikirannya, dan tidak akan melupakannya hingga selamanya, akhirnya sang wanita mengerti, dengan apa yang dimaksud tentang sebuah cinta tulus yang terpahat untuk selamanya dalam sekali tatapan.

"Kak Wayne, sampai jumpa!" Seusai Jennifer Li mengatakannya, air mata mengalir deras, dia membalikkan badan dan berjalan ke arah terminal bus.

Hati Wayne Shen seolah-olah telah digali oleh orang, dia melihat sosok punggung Jennifer Li, hatinya terasa hampa hingga sakit. Sejak dia menerobos diskotik, ketenangan kehidupannya mulai dihancurkan, sejak sang pria tidak mampu menghiburnya, dan mendekatkan diri menciumnya, dalam hatinya sang pria hanya ada dia seorang, dan tidak akan bisa memasukkan orang lain lagi.

Sosok punggung sang wanita saat ini terlihat begitu tegas, dengan tegas pergi meninggalkan kehidupannya, tanpa ada rasa tidak rela sedikit pun, membuatnya tiba-tiba menjadi panik, sang pria tiba-tiba melangkahkan kaki pergi mengejar.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu