You Are My Soft Spot - Bab 160 Kami Berniat Untuk Memiliki Anak (2)

"Terima kasih!" Audrey Feng tersenyum manis.

Audrey Feng kembali ke tempat duduknya, memalingkan kepala melihat ke arah William Tang, sang pria terlihat terus memandang Tiffany Song, bohong jika hatinya tidak merasa cemburu, tapi siapa suruh dirinya malah tertarik dengannya pada pandangan pertama diantara begitu banyak pria, bahkan saat sebelum mengenalnya, dirinya langsung memberikan perawannya kepada sang pria, sang wanita mengulurkan tangan merangkul lengannya, berkata sambil tersenyum: "Mereka sudah berencana untuk memiliki anak, kita juga harus menambah semangat, untuk mengejar mereka."

Hati William Tang merasa pahit, dia berdiri, melihat ke arah mereka, berkata: "Mohon maaf, aku permisi ke toilet sejenak."

Audrey Feng melihatnya membalikkan badan dan keluar dari ruang VIP, hatinya sangat kacau, meskipun dirinya sudah menduga perasaan William Tang terhadap Tiffany Song masih belum berakhir, tapi saat melihatnya dengan mata kepala sendiri dia sedang memaksakan diri untuk tersenyum di sini, Audrey Feng tetap merasa sedih.

Pandangan matanya beralih, memandang ke arah Tiffany Song yang sedang tersenyum lembut di seberang mata, sebenarnya harus berapa lama, agar William Tang bisa benar-benar melupakan Kak Tiffany sepenuhnya, dan hidup bersama dirinya dengan tenang?

......

Di dalam toilet, William Tang berdiri di depan wastafel, menurunkan badannya sejenak, air mengalir membasahi tangannya, pandangan di depan matanya malah muncul gambaran Tiffany Song sedang tersenyum, Tiffany Song sungguh telah berubah.

Wanita yang dulunya selalu mengalah di sisinya untuk mendapatkan hatinya, bagaikan kesemak lembek, terserah bagaimana dirinya menekan dan memipihkannya, dia tidak akan melawan sama sekali, sekarang malah terlihat begitu membara, seakan-akan telah berubah menjadi orang lain, percaya diri, elegan, membuat orang terpesona.

Dia tahu, perubahannya ini merupakan pengaruh dari pria yang ada di sampingnya saat ini.

Terdengar adanya suara langkah kaki yang stabil dari belakang, William Tang mengangkat kepala, memandang pria yang berjalan pelan-pelan dari pantulan cermin, matanya memancarkan cahaya yang dingin.

Taylor Shen membungkukkan badan membuka keran air, suara yang datar mengandung sindiran, "William, kamu sungguh tidak pernah bisa berubah, kenapa malah menargetkan wanita yang dekat dengan Tiffany Song, memangnya kamu tidak tahu, hal yang tidak disukai oleh Tiffany Song adalah hal seperti ini. Jelas-jelas kamu tidak bisa mengontrol bagian bawah tubuhmu, tapi malah harus berpura-pura sok sejati. Aku sarankan agar kamu menjauhinya sejauh mungkin, mungkin saja dia kadang-kadang akan teringat denganmu suatu hari, kamu hanya akan membuatnya kesal dengan memunculkan diri di hadapannya sesering ini."

William Tang menutup keran air, menarik selembar tisu, membasuh butiran air di tangannya dengan perlahan, berkata: "Paman Keempat, apakah kamu tidak memiliki kepercayaan diri terhadapmu, ataupun tidak percaya terhadap perasaan Tiffany kepadamu?"

Tubuh Taylor Shen mengkaku, seakan-akan tebakan William Tang memang tepat, dia menutup keran air, mengangkat kepala dan memandangnya dengan tatapan mendalam, "Jika kamu berada di posisi seperti ini, di mana ada seekor lalat yang menyebalkan terus menari di hadapanmu sepanjang hari, apakah kamu tidak ingin menepuknya hingga mati?"

William Tang melihat warna matanya yang begitu gelap hingga tidak mampu memantulkan cahaya, sudut bibir sedikit terangkat, "Tiffany telah mencintaiku selama delapan tahun, wajar jika kamu merasa khawatir, lagipula hubunganku dengannya, tidak akan mampu kamu lampaui dalam seumur hidupmu ini, kamu merasa terancam, ini sangatlah bagus, ini berarti Tiffany Song masih memiliki perasaan terhadapku."

Sepasang mata Taylor Shen sedikit menyipit, berkata dengan dingin: "Percaya diri merupakan hal yang baik, tapi jika percaya diri dengan berlebihan, akan berakibat buruk. Perkataanku masih seperti sebelumnya, jika tidak ingin membuat Tiffany Song menjauhimu, maka jangan begitu sering muncul di hadapannya, kalau tidak, kamu akan menyadari, semakin sering kamu melakukannya, maka kamu akan membuat orang lain merasa kamu semakin menyebalkan.

Setelah Taylor Shen mengatakannya, dia membalikkan badan dan pergi.

William Tang melihat sosok punggungnya, bibir tipis terbungkam rapat, terdapat senyuman yang menyindir di balik pandangannya.

Di dalam ruang VIP, Callista Dong melirik ke arah Tiffany Song yang duduk dengan diam, dia berdiri, berkata terhadap Audrey Feng: "Audrey, kamu keluar sejenak."

Audrey Feng sedang menjepit sayur dan hendak memasukkannya ke dalam mulut, mendengar Callista Dong memanggilnya, dia segera memasukkan sayurnya ke dalam mulut, mengambil tisu membasuh mulutnya sejenak, tersenyum terhadap Tiffany Song, lalu bangun dan keluar.

Di ujung lorong, Callista Dong melihat pemandangan di luar restoran, ketika mendengar suara langkah kaki Audrey Feng semakin lama semakin mendekat, dia membalikkan badannya, melihatnya, berkata: "Audrey, aku tidak setuju kamu bersama dengan William."

"Tante, aku tahu apa yang sedang kulakukan, selain hal ini, aku akan mendengarkan seluruh perkataanmu." Audrey Feng melihat Callista Dong dengan ekspresi keras kepala, dia telah mengerahkan upaya yang begitu besar, baru berhasil mendapatkan William Tang, dia tidak akan melepaskannya dengan mudah begitu saja, meskipun di hati sang pria saat ini hanya terdapat Tiffany Song seorang, Audrey Feng tetap tidak akan menyerah!

Callista Dong mengerutkan dahinya, menatap keponakan perempuannya yang keras kepala ini, menasihatinya dengan tulus: "Audrey, apakah di Kota Tong hanya ada William sebagai seorang pria? Jangankan melihat identitasnya yang telah menjadi duda, namun dengan identitasnya yang merupakan mantan suami dari Tiffany, aku tiak akan mengizinkan kalian untuk berpacaran."

"Tante, sebanyak apapun lelaki yang ada di Kota Tong, tapi laki-laki yang kusukai hanya ada dia, aku mohon padamu, kamu jangan menentang ya?" Audrey Feng biasanya sangat menuruti perkataan dari Callista Dong, hanya masalah ini satu-satunya, yang dia putuskan sendiri.

"Kalau aku tidak menentangnya, apakah aku harus membiarkan kamu menanggung luka di depan mataku sendiri begitu saja? Audrey, tanyakanlah pada dirimu sendiri, apakah perasaan William terhadapmu itu sungguhan?"

"Aku......" Audrey Feng menurunkan pandangan matanya, di bawah tatapan mata Callista Dong, dia tidak mampu berbohong.

Callista Dong menggelengkan kepala, "Hatimu juga tidak merasa begitu yakin, benar bukan? Dengarkan lah saran dari Tante, kamu tidak cocok dengan William, tatapannya tadi saat melihat Tiffany, dengan jelas menyatakan dia masih memiliki perasaan terhadapnya, Tante tidak ingin kamu sampai terluka."

"Dia sangatlah sengsara, Tante, aku mampu merasakan kesengsaraan William Tang, aku ingin menyelamatkannya, tidak ingin membuatnya terus terhanyut dalam penyiksaan, aku ingin membuatnya bahagia." Audrey Feng mampu merasakan suasana hati William Tang, dia telah melewatkan Tiffany Song, dan melihat Tiffany Song menjadi Tante Keempat dengan mata kepalanya sendiri, ketika Taylor Shen memanjakan Tiffany Song dengan begitu terbuka di hadapan mata semua orang di dunia, hati William Tang sangatlah sakit dan putus asa.

Dirinya ingin membuatnya terbebas, berusaha sekuat tenaga untuk memberikan cinta padanya, berharap sang pria mampu menyadari cinta yang diberikan dirinya padanya, dan tidak lagi merasa sakit ataupun putus asa. Audrey Feng tahu perbuatannya yang seperti ini terlihat bagaikan Bunda Maria, tapi dirinya benar-benar sangat menyayanginya, ingin membuatnya terbebas.

Callista Dong melototi keponakan perempuannya ini yang tetap berkeras kepala, sangat ingin menamparnya hingga sadar, suaranya dalam berkata mengandung amarah, berkata: "Audrey, kamu kira kamu adalah dewa penyelamat? Bahkan Dewa penyelamat asli pun tidak akan mampu menyelamatkan William, kamu mengerti tidak?"

"Tante, mana mungkin bisa mengetahuinya jika tidak mencobanya? Namun jika telah mencobanya, mungkin saja akan ada beribu kemungkinan, lagipula, apakah kegagalan pernikahan William dan Kak Tiffany, hanya bisa menyalahkan William sendiri, memangnya Kak Tiffany tidak memiliki tanggung jawab di dalamnya? Aku rasa Tante pasti sangat mengert terhadap iIstilah di mana sebuah telapak tangan tidak akan bisa menghasilkan suara tepukan tangan, aku berharap agar kamu tidak menghalangiku, kalaupun aku terluka, aku akan menganggapnya sebagai pelajaran dalam pertumbuhanku." Audrey Feng berkata dengan lugas.

Tangan Callista Dong yang terletak di samping badannya terkepal, berkata: "Apakah kamu pernah melihat berita tentang William dalam beberapa tahun terakhir ini? Tingkat keseringannya dalam mengganti pasangan lebih sering daripada mengganti bajunya, kamu tahu tidak? Namun kamu yang berpemikiran polos seperti ini malah ingin mendesak masuk ke dalam, apakah kamu pernah berpikir bahwa dia sama sekali tidak serius?"

"Dia serius, kalau tidak, dia tidak akan terus memikirkan Kak Tiffany, sudahlah, Tante, boleh tidak kita jangan ribut lagi? Mereka masih menunggu kita, kalau masih ada masalah, mari kita membahasnya nanti, bagaimana?" Audrey Feng menarik tangannya Callista Dong, mengambil inisiatif untuk mendekatinya. Dia tahu Tantenya sedang mengkhawatirkannya, takut dirinya akan terluka, tapi dirinya telah tumbuh dewasa, tahu apa yang dia inginkan, kalaupun akan terluka, dia tetap tidak akan mundur.

Callista Dong dengan tatapan mata yang mendalam menatapnya, sesaat kemudian, baru dia menganggukkan kepala, dan kembali ke ruang VIP bersama dengan Audrey Feng.

Di dalam ruangan VIP, Taylor Shen dan William Tang telah kembali, Taylor Shen sedang mengambilkan sayur untuk Tiffany Song, sedangkan William Tang malah duduk di samping, terlihat kesepian, melihat mereka dengan diam, lebih tepatnya adalah, melihat Tiffany Song dengan saksama.

Seakan-akan semenjak mereka menikah, sang pria tidak pernah melihat sang wanita bisa tersenyum begitu santai dan gembira seperti ini, namun sekarang, senyuman sang wanita malah ditujukan pada Taylor Shen. Senyuman, kegembiraan dan kebahagiaannya, hanya ditujukan pada pria lain, dan tidak lagi menjadi miliknya.

Audrey Feng berjalan ke sampingnya dan duduk, melihat William Tang sedang menatap Tiffany Song sampai melamun, hatinya menjalar sebuah rasa sakit yang tajam, dia mengulurkan tangan, diam-diam menggenggam tangan sang pria.

William Tang kembali sadar, dia melihat Audrey Feng yang duduk di sampingnya, tersenyum terhadapnya, lalu menarik tangannya sendiri, mengambil sumpit dan mulai makan.

Setelah selesai makan, waktu telah hampir jam 9, kelima orang itu keluar dari restoran, Taylor Shen telah meminum bir, hanya Tiffany Song yang boleh menyetir, saat dia telah mengambil kunci mobil dan pergi ke parkiran untuk mengambil mobil, William Tang juga kebetulan ke sana untuk mengambil mobil.

Taylor Shen melihat sosok mereka berdua, warna mata phoenixnya menggelap, namun tidak pergi mengejarnya.

Tiffany Song berjalan di depan, William Tang mengikutinya dengan diam di belakangnya, dia sangat berharap bisa berduaan seperti ini, tapi ketika mereka telah berduaan, sang pria malah tidak tahu apa yang harus dikatakannya pada sang wanita.

Hingga Tiffany Song telah berdiri di depan Mobil Bentley Continental putih, William Tang tak tahan untuk mendekat, menatapnya dengan tatapan yang mendalam: "Tiffany, aku dengar-dengar, kamu saat ini telah menjadi CEO dari Winner Group, kalau memerlukan bantuanku, jangan merasa sungkan, aku akan membantumu dengan sekuat tenagaku."

Tiffany Song mengangkat pandangannya melihat sang pria, di bawah pencahayaan lampu yang lemah, paras wajahnya yang tampan terlihat sedikit murung. Setelah bercerai, sepertinya dirinya telah menjadi lebih bahagia, sedangkan sang pria malah menjadi semakin terpuruk, Tiffany Song menolaknya dengan sopan: "Terima kasih, Taylor Shen akan membantuku."

"Apakah dia benar-benar begitu baik?" Ucapan William Tang menjalar kepahitan, sepanjang malam ini, pandangan mata Taylor Shen sama sekali tidak pernah teralihkan dari Tiffany Song, sebenarnya William Tang sudah tahu dengan jelas, bahwa dirinya sudah tidak memiliki kesempatan lagi, tapi dia tetap saja merasa tidak bisa menerimanya.

Tiffany Song menurunkan pandangan mata melihat kunci yang ada di genggamannya, kunci metal menghasilkan pantulan sinar yang menyilaukan, dia berkata dengan datar: "Dia baik atau tidak, bukankah sudah kamu lihat sendiri?"

William Tang melihat ekspresi di wajahnya yang terkesan menjauhinya, dia tidak mampu menanggapi ucapan ini.

"Karena kamu telah bersama dengan Audrey Feng, maka perlakukanlah dia dengan tulus, aku mampu menyadari bahwa Mamaku sangat mengkhawatirkannya." Setelah Tiffany Song mengatakannya, dia menarik pintu mobil dan hendak masuk ke dalam.

Hati William Tang tiba-tiba merasa panik, dia mengulurkan tangan menahan pintu mobil, menghalanginya naik, dia berkata dengan panik: "Tiffany, aku tidak mampu melupakanmu, aku masih mencintaimu, berikanlah sebuah kesempatan untuk bisa kembali ke sisimu sekali lagi kepadaku, boleh tidak?"

Tiffany Song mengangkat kepala memandangnya, matanya memancarkan sebuah aura kepiluan di baliknya, sang wanita menggelengkan kepala, "William, aku sudah tidak mencintaimu lagi."

Ucapan ini lebih menyakitkan daripada perkataan penolakan orang lain, tangan William Tang tergelincir jatuh dari pintu mobil, hal yang paling memilukan di dalam kehidupan manusia adalah, ketika kamu kembali sadar bahwa kamu masih mencintai orang ini, dia malah sudah tidak mencintaimu lagi. William Tang melihat Tiffany Song mengemudikan mobil dan pergi begitu saja dengan mata kepalanya sendiri, hatinya bagaikan telah dihantam keras oleh tonjokan, begitu sakit juga kesepian.

Saat William Tang mengemudikan mobil dan berhenti di depan restoran, Tiffany Song dan Taylor Shen telah pergi, dia menurunkan pandangan mata, menutupi kemurungan di balik matanya, ketika Callista Dong dan Audrey Feng telah naik ke mobil, dia baru menggerakkan mobil dan pergi.

......

Saat mobil melintasi Binjiang Road, Taylor Shen yang bersandar di sandaran kursi dengan sedikit kantuk berkata: "Kemudikanlah mobil ke pinggir jalan dekat sungai, mari kita berjalan-jalan di sana."

Tiffany Song memalingkan kepala melihatnya sejenak, ruangan mobil penuh dengan aroma bir yang dipancarkan tubuhnya, dia menuruti perkataannya dan mengemudikan mobil ke pinggir, lalu menghentikan mobil ke area parkir.

Cuaca pada awal musim dingin terasa sedikit dingin, Tiffany Song memakai jaket berwarna coklat, sang wanita bersandar di samping pintu mobil, melihat pria yang ada di sampingnya, mungkin karena telah mabuk, wajahnya yang rupawan terlihat memancarkan santai juga memikat.

Pandangan matanya sedikit mabuk, melihat sang wanita dengan diam, "Kenapa melihatku seperti itu? Sudah tidak kenal?"

Tiffany Song mengeluarkan tangan dari jaketnya, menggenggam telapak tangan yang berada di sampingnya, berkata dengan menyindir: "Siapa yang tadinya mengatakan bahwa kita sedang berencana untuk memiliki anak? Berniat memiliki anak, tapi malah minum begitu banyak, bukankah sedang menampar wajahmu sendiri?"

Taylor Shen tahu dia sedang menyindir perkataannya tadi di restoran, sang pria mengangkat tangan Tiffany Song, meletakkannya ke samping bibir, membuka mulut dan menggigitnya, sebuah rasa kebas dan tersengat listrik seketika menjalar dari jarinya ke seluruh tubuhnya, Tiffany Song takut merasa tergelitik dan hendak menariknya kembali tangannya, tapi malah dipegang dengan lebih erat oleh sang pria.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu