You Are My Soft Spot - Bab 140 Apakah Kamu Masih Menginginkanku?

Taylor Shen tercengang, ini adalah pertama kalinya Tiffany Song melawan di hadapannya, ia baru menyadari akan hal-hal yang pernah ia lakukan dan menyakiti hatinya. Ia tidak berdebat dengannya, sebaliknya, ia juga ikut duduk. Ia kmeudian menatapnya tajam,”Apakah aku sudah melakukan hal jahat sebanyak itu?”

“Iya,”Tiffany Song langsung mengaggukkan kepalanya tanpa banyak berpikir, setelah melihat ekspresinya yang mendatar, ia pun berkata,”Sebenarnya tidak terlalu jahat, hanya saja, kamu selalu saja sedikit kejam setiap kali emosi. Kamu bahkan dapat salah paham terhadap diriku.”

Taylor Shen menggenggam dagunya, lalu memiringkan kepalanya dan berkata,”Itu karena aku sangat peduli terhadap dirimu.”

Tiffany Song mengangkat kepalanya dan menatapnya, tatapannya semakin mendalam, Tiffany Song pun merasa sakit hati tanpa alasan, ada beberapa perkataan yang tidak dapat ia tahan dan keluar begitu saja,”Taylor Shen, jika kebersamaan kita membuat kita jatuh ke neraka, apakah kamu masih menginginkanku?”

Taylor Shen seperti mendengar sebuah lelucon. Ia tersenyum, lalu menatapnya dengan perasaan lucu, ia kemudian mengulurkan tangannya dan berkata dengan kelembutan,”Bodoh, selama kita bersama, semuanya akan menjadi surga, jika kamu meninggalkanku, itulah namanya neraka.”

Tiffany Song menghirup nafasnya, paru-parunya yang menegang itu terasa sakit dan dingin, ia mengepalkan tangannya, lalu menatap Taylor Shen yang masih belum juga mengerti, suaranya terdengar sangat ringa,”Jika neraka?”

“Kamu sangat aneh hari ini, mengapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini padaku?”Taylor Shen mnatapnya dengan serius, seakan-akan ia merasakan ada sesuatu yang kurang tepat dengan emosinya.

Tiffany Song mengangkat kepalanya dan menatapnya tanpa bermaksud untuk menghindar, ia bersikeras menginginkan sebuah jawaban,”Taylor Shen, jawab aku.”

Taylor Shen tidak langsung menjawabnya, ia berpikir sejenak, lalu menjawab,”Tiffany, selama kamu ada, aku tidak akan keberatan dimanapun tempatnya itu.”

Air matanya tiba-tiba mengalir, Tiffany Song merasa sangat sakit hati, ia menundukkan kepalnya, lalu mengangkat tangannya dan menghapus air matanya, ia sudah merasa sangat kelelahan, namun, ia tetap berusaha untuk tersenyum, lalu menenangkan amarahnya,”Kamu ini benar-benar mengesalkan, sudah tahu jelas bahwa perkataan manismu ini benar-benar tidak bisa dilawan.”

Taylor Shen sesekali menatapnya, ia tidak membiarkannya pergi begitu saja, ia memiringkan tubuhnya, lalu menggenggam lantai dengan salah satu tangannya, dimana yang lainnya menggenggam dagunya, dan membuantya tidak bisa menghindar,”Tiffany, apa yang terjadi?”

“Tidak ada,”ia menatapnya dengan datar dan tidak bersalah,”Aku baru saja menonton film yang sangat menyentuh, aku hanya merasa sedikit tersentuh saja.”

“Benarkah?”

“Kamu tidak percaya denganku lagi,”Tiffany Song mengerutkan bibirnya, dalam hubungan ini, Taylor Shen sudah jauh lebih sering menanyakan pertanyaan ini dibandingkan dirinya, ia mengira Taylor Shen tidak percaya dengannya, sebenarnya, ia tidak yakin, tidak merasa aman.

Dengan pengalaman masa kecilnya, ditambah lagi dengan luka yang disebabkan oleh William Tang, menyebabkan ia sudah membungkus tebal hatinya, Taylor Shen sulit sekali menyentuhnya. Walaupun ia sedang berbaring, pada saat yang paling membingungkan, ia bahkan tidak yakin siapa yang sedang ia pandang dalam matanya.

Ia sebenarnya adalah seseorang yang tidak mengenal takut, namun, ia selalu saja kehilangan kendalinya di hadapannya. Ia menuduhnya tidak tahu membedakan situasi ketika marah, tetapi, kapan ia pernah mempercayainya?

Ia bahkan tidak pernah tahu mengapa ia pulang ke kampung halamannya tanpa mempedulikan segalanya pada saat itu, ia juga tidak mengatakannya sekalipun ia bertanya padanya, sama halnya seperti saat ini, sudah jelas ia sedang mempunyai beban pikiran, namun, ia tetap saja tidak mengatakannya.

Di hadapannya, ia selalu saja tidak bisa melakukan apa-apa, hanya pada saat ia memeluknya ia dapat merasakan keberadaannya di sisinya.

“Tiffany, aku berada di sisimu, kamu akan selalu melihatku setiap kali kamu berpaling, apakah kamu mengerti?”Ucap Taylor Shen tiba-tiba, selama ia bersedia untuk berbalik, ia akan selalu berada di belakangnya, ia tidak akan pernah meninggalkan ataupun melepaskannya.

Perasaan sedih yang baru saja Tiffany Song tekan itu kembali lagi, ia tiba-tiba berlari ke arahnya dan memeluk lehernya dengan erat. Taylor Shen tertabrak hingga mundur ke belakang, karena takut melukainya, ia menahan kedua tangannya di belakang tubuhnya untuk menghentikannya.

Ia kemudian berkata,”Mengapa kamu tiba-tiba bersikap hangat seperti ini?”

Tiffany Song kemudian menggigit lehernya dan berkata,”Terlalu tersentuh.”

Seluruh tubuh Taylor Shen bergemetar, aliran darahnya kini mengalir ke arah yang sebaliknya, pikirannya mengosong, aura panas memenuhinya, ia pun bereaksi dalam sejenak, urat di dahinya menegang, ia kemudian berbalik dan menekannya di bawahnya, ia lalu menggertak giginya dan berkata,”Tiffany Song, sekali lagi kamu menarikku, aku akan melewati batasnya.”

Tiffany Song merasa kebingungan karena tersentuh, karena ia tekan dibawah tubuhnya, ia juga terkejut dan membuka lebar matanya, matanya memerah seperti seekor kelinci kecil sedang menatapnya.

Taylor Shen tidak dapat menahannya lagi, ia berteriak sejenak, lalu menciumi bibirnya, ia pun langsung menjadi hiperaktif.

Tiffany Song dicium olehnya hingga seluruh tubuhnya melemas, ia juga tidak mempunyai tenaga untuk menghentikannya, ketika ia tidak memiliki persiapan, ia langsung menuju ke topik utama, Tiffany Song akhirnya mengerti apa yang ia maksud dengan”melewati batasnya”.

Matanya terbuka lebar, ia tidak menyangka ia akan benar-benar tidak mempedulikan segalanya.

Setelah Taylor Shen masuk, ia pun menyadari bahwa ia tidak datang bulan, ia menajamkan kedua matanya dan menahan wanita yang berada di bawah tubuhnya, wajah tampannya itu menjadi muram, ia menahan dagunya, lalu berkata,”Aku akan memperhitungkannya denganmu nanti.”

Hati Tiffany Song berdebar kencang, ia menambah kecepatanya dan mencapai puncak.

Saat semuanya selesai, Taylor Shen mengambil celana kecil yang berada di sampingnya itu ke hadapannya, pembalut yang berada di dalam celananya itu tidak ada apa-apanya, wajah tampannya pun muram,”Bagaimana kalau kamu menjelaskan kepadaku kenapa ini?”

Tiffany Song meringkukan lehernya, ia tidak berani menatapnya langsung dan berkata,”Ia baru saja selesai tadi pagi.”

Tayrlo Shen ingin sekali melempar pembalut itu ke wajahnya, ia sedang sangat lemah pada saat itu, tidak tahu mengapa ia ingin menghindari berinta dengannya,”Katakan yang sebenarnya ketika aku masih memiliki akal sehatku.”

Tiffany Song menundukkan kepalanya, kemudian mengambil pakaian yang berada di sampingnya dan berencana untuk mengenakannya kembali, Taylor Shen kemudian merebutnya dan melemparnya jauh, ia mendekatinya dengan tubuhnya yang mengeluarkan aura marah itu,”Katakan!”

Tiffany Song mengangkat kepalnaya dan menatapnya, lalu berkata,”Aku takut, kamu terlalu kejam sebelumnya, aku masih merasa takut.”

“......,”ekspresi wajah Taylor Shen terlihat sangat tidak nyaman, ia juga tidak tahu apakah ia kesal terhadap dirinya atau dir sendiri, ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan menggunakan cara seperti ini untuk menghindari kehangatan mereka,”Tiffany Song, kamu benar-benar mampu memukul perasaan seseorang.”

Taylor Shen merasa cukup kesal, ia melempar celana merah mud aitu ke hadapannya, lalu berdiri di samping lemari pakaian, mengambil pakaian rumahnya dan keluar.

Langkah kakinya terdengar menjauh, kemudian terdengar suara pintu kamar mandi yang dibanting, Tiffany Song merasa lega, ia beranjak ke atas lantai, lalu memejamkan matanya, ia takut, takut......, ia ingin sekali mati saja.

Taylor Shen masih cukup kesal setelah selesai mandi, bagaimana ia menganggap dirinya sebenarnya? Ia mengganti pakaian rumahnya, lalu masuk ke ruang bukunya dan mengambil sepuntung rokok, asap rokok pun memenuhi ruang buku dengan sangat cepat.

Tiffany Song datang ke depan apotek, Taylor Shen cukup bersemangat baru saja, ia benar-benar tidak mempunyai persiapan apapun, ia berkeliling di luar apotek sejenak, kemudian memberanikan diri untuk masuk dan membeli sekotak pil KB dan sebotol air mineral, membayarnya, lalu duduk di kursi panjang di luar apotek, ia menundukkan kepalanya dan melihat kotak obat itu untuk beberapa saat, kemudian membukanya dan mengikuti petunjuk konsumsi obat tersebut.

Ia duduk di bawah pohon, cahaya matahari terbenam bersinar melalui cela dedaunan dan membentuk bayangan berjejak padanya, ia duduk tercengang cukup lama, teringat kembali akan lelaki yang masih amrah di rumah, lalu kembali berjalan pulang ke vila.

Ketika pulang ke vila, Karry Lian baru saja pulang dari luar, mereka berjalan masuk dengan satu di posisi depan dan satu di posisi belakang, tanpa menghiraukan sesamanya.

Tiffany Song kembali ke lantai dua, Taylor Shen tidak berada di dalam kamar, ia berjalan keluar dan pergi ke depan ruang buku, lalu mengetuk pintu, tidak ada suara di dalamnya. Ia tahu Taylor Shen berada di dalam, karena bau rokok yang tajam itu keluar dari cela pintu.

Ia membuka pintunya, ruang buku berada dalam keadaan gelap, Taylor Shen duduk di tengah kegelapan tersebut, ujung merah dari rokok tersebut membuatnya terlihat semakin dingin, ia bahkan tidak melihatnya sedikitpun dan berkata,”Keluar.”

Tiffany Song tidak pergi, sebaliknya, ia melangkah perlahan ke dalam, lalu melihat puntung rokok yang berada di dalam asbak, ia meninggikan alisnya,”Taylor Shen, jangan merokok terlalu banyak, efeknya tidak baik untuk tubuh.”

“Apakah kamu peduli terhadap aku?”Taylor Shen menatapnya dingin.

“AKu tidak datang untuk bertengkar denganmu, aku mengaku salah karena sudah berbohong padamu, aku meminta maaf padamu, bisakah kamu jangan marah?” Tiffany Song berdiri di sisinya sambil mengerutkan alisnya karena bau rokoknya itu.

Ia mengulurkan tangannya dan mengambil puntung rokok yang berada diantara jarinya itu, ia menyingkirkannya, tangannya pun mengosong, Tiffany Song menatapnya tidak senang,”Bisakah kamu jangan merokok sebanyak itu? Paru-parumu bisa menjadi cerobong besar.”

“Kalau begitu, jangan buat aku marah,”Taylor Shen mengisap rokoknya, lalu mengeluarkan kepulan asap, membuatnya terlihat sangat jantan.

Tiffany Song benar-benar kehabisan kata-kata, orang ini benar-benar berlogika seperti seorang gangster, kalau begitu, pada saat ia membuatnya marah, ia juga tidak menyiksa tubuhnya sendiri. Ia mengulurkan tangannya dan mengambil rokoknya lagi, kali ini, ia berhasil mengambil rokok tersebut dan meletakannya di asbak.

Taylor Shen menatap dirinya yang merasa bangga, lalu merangkul pinggangnya dan membuatnya duduk di atas kakinya, ia pun menatapnya tajam,”Apakah kamu tidak suka aku menyentuhmu?”

Tiffany Song tentu saja tidak bisa menjawab topik yang memalukan seperti ini, ia masih merasa takut akan kejadian yang sebelumnya, ia tidak ingin melakukannya dengannya, bukan karena ia tidak menyukainya, tetapi karena adanya perasaan yang mengganggunya di dalam hati. Walaupun hanya sebuah kemunkginan, sebelum ia yakin, ia tetap tidak berani bersikap terlalu kelewatan.

“Katakan,”Taylor Shen berbisik lagi ketika melihat ia tercengang.

“Taylor Shen, jangan paksa aku lagi lain kali,”jika aku bersedia dan kamu juga, itu namanya menikmati, jika aku tidak bersedia ataupun dirimu tidak bersedia, itu namanya sebuah penyiksaan. Taylor Shen tidak akan mungkin tahu, saat ia memaksanya, hatinya sedang merasa tersiksa.

“Baik,”jawab Taylor Shen.

“Kalau begitu, bisakah kamu kini jangan marah lagi?” Tiffany Song mengangkat kepalanya dan menatapnya, banyak sekali hal yang ingin ia sampaikan kepadanya, ia ingin sekali menceritakan semua hal yang membuatnya tidak tenang, tetapi, ia tidak tahu bagaimana ia harus mengatakannya.

“Cium aku, maka aku tidak akan marah lagi,”Taylor Shen marah juga karena marah akan dirinya sendiri, setelah menenang, ia akhrinya mengerti bahwa ia pasti meninggalkan ketakutan yang cukup berbekas padanya saat itu, sehingga ia memutuskan untuk menghindarinya seperti ini.

Tiffany Song ragu sejenak, ia kemudian membungkukkan tubuhnya dan menciumnya, lalu langsung melepaskan diri sekali menyentuhnya.

Taylor Shen menajamkan tatapannya, lalu menatapnya cukup lama, kemudian berdiri dan menariknya keluar dari ruang buku.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu