You Are My Soft Spot - Bab 403 Mengapa Berinisiatif Mencium Aku (3)

James He menghelakan nafas, kadang-kadang Dia memang sangat polos sampai tidak tahu bagaimana cara menyimpan maksud hati diri sendiri, jelas-jelas terlihat cemburu, tapi tetap berkata tidak. James He mengulurkan tangan dan menyentuh dagunya, tiba-tiba membungkuk, dan mencium bibirnya Erin, sambil mencium sambil berkata: “Tidak, kami tidak terjadi apa-apa, aku cium Dia juga karena ingin membuat kamu kesal, tapi akhirnya aku sadar, tidak berhasil membuat kamu kesal, malah membuat aku sendiri menjadi kesal.”

Erin membuka matanya dengan lebar, tidak berani percaya dengan ucapan yang James He, “Maksud kamu, malam itu kalian berdua tidak terjadi apa-apa?”

“Memangnya kamu berharap kamu terjadi sesuatu?” James He menekannya ke ranjang, sambil melihatnya dengan senyum licik, Ia mengira kalau Erin tidak akan bertanya, tidak menyangka ternyata hatinya tetap sangat peduli, kalau tidak Ia tidak akan bertanya kepada dirinya pada saat ini.

Erin memonyongkan bibirnya, berkata dengan asem, “Kalian terjadi sesuatu juga sebenarnya tidak heran juga, kalian dulu kan merupakan suami istri.”

James He membungkuk dan mencium bibirnya yang monyong itu, sambil mengeluarkan suara ck ck ck, dan berkata: “Aduh asem sekali kedengarannya, ada orang hampir terjatuh ke dalam guci tanah yang penuh dengan cuka, siapa yang awal-awalnya berusaha menghindari aku, tidak membiarkan aku menyentuh? setengah badan sudah terjatuh ke dalam guci tanah, masih berusaha bertahan, kamu tahu tidak aku hampir hancur dipermainkan kamu.”

Wajah Erin saking merahnya seperti hendak meneteskan darah, lalu Ia menolehkan kepalanya, “Aku, aku ini dibuat terkejut oleh kamu.”

“Kalau sekarang, masih takut aku sayang kamu tidak?” James He melihatnya dengan senyum licik, sambil melihat wajahnya cantiknya yang memerah itu, hatinya pun melayang, sambil bergumam dan membungkukkan badan, kata terakhir tenggelam di antara bibir mereka.

James He turun lagi dari ranjang, sudah satu jam kemudian, Ia sambil menggendong Erin yang lemas masuk ke dalam kamar mandi, Erin tergantung di lengannya, saking lelahnya hanya memiliki tenaga untuk bernafas.

Lalu James He menaruhnya ke dalam bath tub, dirinya pun ikut masuk ke dalam, membiarkan Erin menyandar di bahunya, lalu mengambil busa mandi yang dibeli semalam sambil membersihkan badan Erin. Melihat Erin sudah tidak sanggup membuka mata, Ia pun mencium keningnya dengan penuh kasih sayang.

Pokoknya kalau menyentuh Erin, Ia langsung tidak tahu cara mengontrol diri, hendak ingin meninggal di atas badannya.

“Hari ini tidak perlu ke kantor, istirahat di rumah saja, aku lihat kamu begitu lelah, kedepannya aku pun jadi tidak tega untuk merundung kamu lagi.” James He sambil berkata sambil berkata.

Erin membuka matanya, melihat wajah pria yang berseri ini, hatinya pun merasa puas, kenapa hal seperti ini yang lelah itu wanita, jelas-jelas yang mengeluarkan tenaga lebih banyak itu James He.

“Tidak mau, pagi harus pergi jemput Nona Vero berangkat kerja, malah ditunda oleh kamu.”

“Ini juga karena kamu pagi-pagi sudah menggodai aku, menanyakan pertanyaan seperti itu kepadaku, kamu tahu tidak pria itu paling tidak berharap disalah pahami oleh wantia sendiri, jadi aku harus membuktikan dengan aksi kepadamu, aku memberikannya kepada siapa.” Ucapan James He sangat terus terang, telinga Erin pun menjadi panas, malu sampai mengumpat ke dalam pelukannya.

James He buru-buru menahan kepalanya yang bergerak-gerak, bernafas dengan sedikit tergesa-gesa, berkata dengan suara yang sedikit serak: “Istriku, kamu sembarangan bergerak lagi, aku tidak berani menjami hari ini kamu akan bertenaga untuk berangkat kerja atau tidak.”

“……”

Satu jam kemudian, James He membawa mobil dan mengantar Erin ke Parkway Plaza, mobilnya berhenti di luar Parkway Plaza, Erin mengenakan sweater turtleneck, dan mantel bermotif kotak-kotak di luar, legging sepanjang mata kaki, dan sepasang sepatu bot yang berwarna khaki, terlihat sangat feminine dan modern.

Tentu saja, pakaian ini dipadu oleh James He untuk dirinya, Erin sangat kasual dalam berpakaian, pada dasarnya asal bisa menutupi badannya dan hangat saja sudah cukup, dan sebagian waktu besar Ia juga selalu mengenakan jas setelan dan pakaian yang lebih tomboy.

Kemarin James He meminta orang mengantar banyak pakaian wanita ke apartemennya, bukan merk internasional, tapi sangat cocok dengan gaya Erin.

Sekarang sambil melihat wanita yang sangat feminine ini, gaya Dia yang mempesona ini semuanya muncul karena kasih sayang dari James He, lalu Ia menyentuh wajahnya, berkata dengan sambil tersenyum: “Benar-benar tidak ingin membiarkan kamu pergi.”

Erin melihat ke luar jendela, berkata: “Waktu bekerja sudah sampai, aku sudah terlambat ini.”

“Cium dulu baru pergi.” Bibir tipis James He mendekatinya, bibirnya Erin seperti terlapis madu, Tidak peduli berapa kali Dia mencium, Dia tidak akan merasa cukup. Sampai ciuman itu membuat Erin terengah-engah, Dia baru mau melepaskannya, dengan puas sambil menatap bibir merahnya Erin, “Aku akan jemput kamu nanti malam."

Otak Erin langsung kebingungan, dicium sampai merasa pusing oleh James He, lalu Ia mengangukkan kepala dengan sembarangan, lalu membuka pintu mobil dan turun. Saat Ia menginjak ke tanah, Ia merasa kakinya masih lemas, seperti menginjak di atas kapas.

Dia menolehkan kepala kepada James He dan melambaikan tangan, baru membalikkan badan dan berjalan ke dalam Parkway Plaza. James He menyaksikan Dia pergi, sampai sosoknya hilang di depan pintu Parkway Plaza, Dia baru pergi dengan mobil.

Erin datang ke ruangan kantornya, semua orang terpana, tidak hanya karena dandan Erin yang feminin, lebih karena wajahnya terlihat senyuman manis, dilihat dari sisi mana pun Ia terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta.

Erin sambil tersenyum dan menyapa semua orang, lalu berjalan ke dalam ruangan kantor, dan membuka komputer, ada sebuah pesan masuk ke dalam hpnya, Dia membuka pesan tersebut, merupakan pesan dari Marco Xu, “Erin, sore jam 5 pesawat aku tiba di Kota Tong, cepat datang menjemput aku.”

Erin tersenyum, hari itu di Kota A, ucapan Marco Xu kepadanya sebenarnya Dia tidak menyimpannya di hati, Dia sering bercanda tentang hal seperti ini dengannya, lama kelamaan, Erin pun menganggap kalau itu benar-benar adalah candaan.

Dia menjawab “Ok”, langsung lanjut bekerja, Ia baru menyelesaikan pekerjaannya setelah sore, Ia pun melihat ke jam tangannya, melihat waktu sudah tidak pagi lagi, lalu Ia pun pergi ke ruangan kantor Vero He untuk meminta ijin.

Vero He pun tidak banyak bertanya langsung mengijinkannya, jam setengah 4 Erin berangkat dari Parkway Plaza, saat sampai ke bandara sudah hampir jam 5, Dia berlari ke pintu keluar dan melihat Marco Xu mengenakan kacamata aviator dan mengenakan seragam. Marco Xu berjalan keluar, menyeret koper kecil berwarna biru gelap dengan satu tangan.

Dia berjalan dengan cepat ke arahnya, Marco Xu melepaskan kaca mata hitam, langsung Ia melihat diantara kerumunan penjemputan ada sosok Erin yang menonjol itu, tatapan matanya pun langsung menjadi cerah, wajah tampan itu terlihat senyuman lebar, sambil melambaikan tangan kepada Erin.

Erin berjalan ke sampingnya, lalu Marco Xu menaruh kopernya, mengulurkan tangan dan memberikan sebuah pelukan kepada Erin, “Sudah lama menunggu kamu?”

“Tidak lama, aku baru sampai, ayo, mobil aku parkir di parkiran basement, sedikit berjarak dari sini.” Sambil ngomong, Erin hendak mengambil kopernya, lalu di ambil oleh Marco Xu, dan berkata: “Mana mungkin membiarkan wanita cantik mengambil koper untuk aku?”

“Jangan meremehkan aku, aku ini pernah membawa berat seberat 50kg dan melintasi gunung bersama kalian.” Kata Erin sambil tertawa, saat menerima pelatihan di pasukan khusus, di dalam hati Pelatih tidak membedakan wanita dan pria, pria membawa seberat apa maka wanita akan membawa berat yang sama.

Dan Erin juga tidak mengalah, bersihkeras membawa berat 50kg, dan melintasi gunung dengan mereka. Pada saat itu, yang Ia pikirkan adalah, Dia pasti tidak boleh ditolak oleh pasukan khusus, Ia harus berada pada jarak yang paling dekat dengan Dia, dan mengalami hal yang pernah dialami Dia, dengan begitu, Dia baru memiliki semangat untuk bertahan hidup.

“Aku tahu kamu ini hebat, tapi di dalam hatiku, kamu tetepa wanita lemah yang selalu butuh perlindungan orang lain.” Marco Xu memandangnya dengan lembut, sebenarnya Marco Xu sadar akan perubahan Erin, tidak hanya gaya pakaiannya yang terlihat feminin, di tambahkan dengan ekspresi wajahnya yang terlihat bahagia itu.

Melihat Erin yang begitu hidup, ini adalah pertama kalinya Ia melihat Erin seperti ini, apakah dirinya sudah terlambat?

Erin tersenyum dengan malu-malu, sebenarnya Ia sangat berterima kasih kepada Marco Xu, 10 thun yang lalu, kalau bukan karena ada Marco Xu yang menemaninya, dirinya tidak akan bangkit dengan begitu cepat setelah mengalami pukulan yang berat.

“Iya iya, pokoknya kamu tidak mau mengakui kalau aku ini lebih hebat daripada kamu kan.”

Mereka berdua pun sambil bercerita sambil tertawa lalu keluar dari lobi bandara, di arah belakang yang tidak jauh dari mereka, ada sekumpulan orang kemari, yang berjalan di paling depan adalah seorang pria yang mengenakan jas berwarna biru gelap, di tambah dengan sebuah mantel kulit kambing yang berwarna abu-abu, wajah tampan yang hangat tersebut tidak berekspresi apa-apa, tapi membuat orang menghindarinya, di belakangnya diikuti oleh beberapa pengawal yang mengenakan baju hitam, membua orang merasa takut.

Dia melihat orang di depannya ini sambil bercerita sambil tertawa, Ia pun menyipitkan tatapan matanya yang tajam, berhasil menyelidiki identitas Erin tidaklah mudah, James He melindunginya dengan sangat baik, kalau bukan karena tidak sengaja Ia melihat Weibo, Ia juga tidak tahu kalau Erin berada di Kota Tong.

Dia melangkah dengan besar dan keluar dari lobi bandara, datang ke sebuah mobil Rolls Royce yang terparkir di tepi jalan, supir yang berdiri di samping buru-buru mengulurkan tangan dan membuka pintu mobil belakang, setelah pria tersebut masuk ke dalam mobil, Ia baru menutup pintu mobil dan membalikkan badan masuk ke dalam mobil.

Dan Pengawal yang mengikutinya segera masuk ke mobil di belakang, dan rombongan mereka pun meninggalkan bandara.

…………..

James He sedang rapat, hpnya tiba-tiba berbunyi, Dia menunduk dan melihat ke hpnya, lalu Ia memberikan isyarat kalau rapat ini terus berlanjut, lalu Ia sambil memegang hp keluar dari ruang rapat, dan mengangkat telepon, terdengar suara pria dari sebelah telepon, “Ketua Tim He, Rodrigo Xi sudah sampai di Kota Tong.”

Badan James He langsung menjadi sedikit Kaku, Ia tidak menyangka, Rodrigo Xi begitu cepat sudah tiba di sini, suaranya terdengar dingin: “Aku tahu, awasi setiap gerak geriknya, jika Ia ada segala bentuk gerakan untuk mendekati Erin, harus langsung lapor kepadaku.”

“Baik.” Sebelum pria menutup telepon, tiba-tiba berkata: “Oh iya, tadi aku melihat Nona Erin di bandara, sepertinya Ia pergi menjemput seseorang, orang yang keluar dari bandara bersama Dia adalah seorang pria.”

James He mengerutkan alis, menutup telepon, lalu Ia menelepon Erin, hp tersebut berbunyi beberapa kali, Erin baru mengangkatnya, nadanya terdengar sedikit canggung, “Ada apa kah?”

James He mengerutkan alis dengan semakin kencang, terlihat wajahnya yang tidak senang, berkata: “Kamu sedang melakukan apa?”

“Sedang mengemudi, di depan ada polisi, aku tutup telepon ya.” habis ngomong Erin langsung menutup telepon, dengan tidak sadar Ia melihat ke Marco Xu yang duduk di samping, tidak tahu kenapa, Dia sangat tahu Marco Xu tahu masalah Dia bersama dengan James He.

Bukan karena Ia memiliki maksud lain, hanya takut kalau Marco Xu akan mengira Erin ini tidak menyayangi diri sendiri, setelah terluka-luka seperti itu, tetap bersama dengan James He.

Dan di depan memang ada polisi, jadinya Ia pun mengambil kesempatan untuk menutup telepon tersebut.

Marco Xu melihatnya, kalau seorang wanita yang sudah dicintai diam-diam selama bertahun-tahun, maka kamu pasti tahu setiap gerakannya bermaskud apa, Ia tadi menutup telepon tersebut dengan begitu cepat, jelas Ia ingin menyembunyikan sesuatu.

“Siapa yang menelepon kamu?” Marco Xu bertanya dengan spontan, “Coba lihat kamu menutup telepon dengan begitu cepat, ada yang tagih utang yah?”

Erin menutup bibir dan tersenyum, berpikir-pikir, memang ini menagih utang, lalu berkata: “Iya, Oh iya, kamu benar-benar sudah dipindahkan ke Kota Tong?”

“Iya, tidak menyambut aku kah?” Marco Xu sambil melihatnya dengan tersenyum.

“Mana berani? Hanya saja merasa menyayangkan, dengan kompetensi kamu jika bisa berada di bawah Kaisar, pasti akan menjadi Jendral suatu hari. Datang ke Kota Tong ini terlalu menyia-nyiakan bakat kamu.” Erin berkata dengan menyayangkan.

“Aku tidak punya banyak ambisi, tetapi aku hanya berpikir kalau aku tidak boleh melewatkannya, kalau tidak aku akan menyesal untuk seumur hidup. " Marco Xu berkata dengan maksud tersamar-samar, tatapan Ia melihat Erin pun penuh dengan rasa ingin tahu.

Erin melihat sekilas ke dirinya, namun tidak paham dengan maksudnya, lalu Ia tersenyum dengan ringan dan berkata: “Pria baik memiliki ambisi dimana saja, aku percaya keputusan kamu yang ini pasti benar.”

Saat mereka sedang mengobrol, mobil pun sudah sampai ke pusat kota, mereka berhenti di sebuah gedung restoran yang berkelas, sore tadi Erin sudah memesan ruang VIP di restoran ini, untuk menyambut kedatangan Marco Xu.

Mereka berdua masuk ke dalam restoran, pelayan pun membawa mereka ke ruang VIP, hp Erin berbunyi, Ia melihat sekilas ke hpnya, lalu berkata maaf kepada Marco Xu, membalikkan badan dan keluar dari ruang VIP tersebut untuk mengangkat telepon.

Terdengar suara pria yang kurang senang dari telepon tersebut, “Kamu dimana?”

Erin menyandar di tangga lantai 2, dari jendela kaca Ia melihat keluar, langit sudah menggelap, Ia baru teringat tadi pagi James He berkata kepadanya kalau Ia akan menjemputnya pulang dari kerja, lalu Erin berkata: “Aku diluar, ada teman kemari, aku sedang menyambutnya, kamu tidak perlu datang menjemput aku lagi, malam juga tidak perlu menunggu aku, malam ini aku pulan ke apartemen aku sendiri.”

Alis James He berkerut sampai bisa menjepit seekor lalat sampai mati, “Pria atau wanita, aku kenal tidak? Teman kamu adalah teman aku, perlu aku datan tidak?”

Erin tidak mengatakan kalau orang yang ini adalah Marco Xu, Erin bisa melihat kalau hawa kedua orang ini tidak benar, lalu Ia berkata dengan buru-buru: “Tidak perlu, teman dari militer, habis makan langsung mengantarnya kembali ke markas militer.”

“Aku tanya kamu pria atau wanita?” nada James He terdengar semakin tidak senang, Dia berpikir saja tidak langsung menolak tawarannya, ini membuat James He merasa sangat kesal.

“Pokoknya kamu tidak kenal, gitu aja ya, aku tutup telepon.” Habis ngomong, Erin pun langsung menutup telepon, Dia benar-benar tidak sanggup menangani pertanyaan yang turut-turut dari James He. Kenapa terus bertanya kepada dirinya pria atau wanita, memangnya kalau pria kenapa, sebegitu tidak percaya kepada dirinya kah?

Lagi pula kalau Ia memang ada sesuatu dengan Marco Xu, dari dulu mereka sudah memiliki sesuatu, kenapa harus tunggu sampai sekarang?

James He melihat telepon yang di tutup, wajah tampan itu pun langsung terlihat sangat kesal, Dia tahu Erin pergi menjemput Marco Xu, orang yang mengikuti Erin sudah melapornya. Ia hanya ingin mengetahuinya dari mulut Erin sendiri, kalau Erin tidak menutupinya, berarti di antara mereka tidak ada apa-apa, kalau Erin menutupinya darinya, maka itu sudah beda cerita.

Dan Erin memilih untuk menutupi hal ini darinya, malah bilang tidak kenal, api cemburu terus terbakar di dalam hatinya, Erin bertemu dengan mantan pacar, malah berani menutupi dari dirinya, benar-benar keterlaluan!

Dia berdiri, sambil mondar mandir dengan kesal di dalam ruangan, Erin juga berkata kalau malam ini Dia tidak pulang ke tempatnya, apakah karena Marco Xu kemari? Dia tiba-tiba mengambil kunci yang ada di meja, melangkah dengan besar keluar dari ruangan kantor.

Lalu Ia datang ke restoran dimana mereka berada, menghentikan mobil di tepi jalan, melihat restoran yang menyalakan lampu terang ini, tapi Ia tidak keluar dari mobil. Seharusnya dirinya harus percaya dengan Erin, walaupun jika Erin benar-benar ada sesuatu dengan Marco Xu, itu juga sudah merupakan masa lalu, sekarang Erin adalah wanitanya, Dia tidak akan memiliki hubungan yang tidak jelas dengan Marco Xu. Dalam hal ini James He tetap sangat percaya dengan Erin, tapi hatinya merasa tidak enak, harus melihat dengan mata kepala sendiri Ia baru merasa tenang.

Dia duduk di dalam mobil, Ia berharap jiwanya bisa terbang ke dalam, tapi bagaimana pun Ia tetap tidak sanggup masuk ke dalam karena egonya, beberapa lama kemudian, Ia membuka pintu mobil dan turun, dengan wajah yang dingin Ia masuk ke dalam restoran, Ia bukan pergi menangkap wanita kecilnya, Dia makan di restoran ini juga boleh kan, Ia berpikir dengan demikian, sambil berjalan sambil menelepon Fabio Jin, mentraktirnya makan malam.

Fabio Jin ada di sekitar, dengan cepat Ia pun kemari, baru masuk Ia langsung melihat James He yang duduk di meja 2 orang yang dekat di pagar lantai 2, Dia merasa sedikit terkejut, lalu Ia melihat lagi ke tampat lain yang ada di dalam restoran, Dia berpikir tempat ini tidak cocok dengan gaya CEO He, kalau bukan ruang VIP di lantai 3, setidaknya merupakan tempat yang dekat dengan jendela dan bisa menikmati pemandangan malam hari, bagaimana bisa membiarkan CEO He duduk di lorong?

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu