You Are My Soft Spot - Bab 104 Berangkat Dengan Berani Demi Cinta (2)

Berjalan hingga ke samping mobil, sang supir mengambil koper dan memasukkannya di bagasi belakang mobil, Jordan Bo membukakan pintu mobil, mendorong Stella Han masuk ke dalam mobil, sang pria juga ikut masuk. Mobil segera berjalan pergi meninggalkan bandara, Jordan Bo mengulurkan tangan dan menaikkan kaca jendela, saat Stella Han masih belum sadar, sang pria langsung menyerbu dan menekannya di kursi, hawa nafas sang pria yang panas terhembus ke wajahnya, jantung Stella Han langsung berdebar kencang, "Jor, Jordan, apa yang ingin kamu lakukan?"

Jordan Bo tertawa sejenak, dan mulai memperhitungkan hutang dengannya, "Kamu telah pergi selama 2 minggu, 4 kali dalam seminggu, berarti 8 kali dalam 2 minggu, katakanlah, ingin membayar hutang dengan satu kali sekaligus, ataupun dicicil?"

Stella Han dalam hati berpikir dia memang pantas disebut penjahat, bahkan hal seperti ini pun harus diperhitungkan dengan begitu teliti, jika membayarnya dengan satu kali sekaligus, apakah dirinya besok masih bisa turun dari ranjang, apakah masih bisa kembali ke tempat kerja untuk melaporkan keadaan? Sang wanita langsung berkata: "Beberapa hari ini aku sedang datang bulan, totalnya selama 5 hari, jika dikurangi, aku hanya berhutang padamu sebanyak tiga kali."

Jordan Bo mengangkat alisnya, "Jika menguranginya dengan keenam hari itu, bukankah cukup untuk kamu datang bulan?" Tetap bersikeras.

"Penjahat!" Stella Han hendak menangis namun tak ada air mata, dia jelas-jelas terlihat begitu dingin dan tak bernafsu birahi, tapi kenapa saat membahas tentang hal di ranjang, malah memperhitungkannya dengan begitu teliti tanpa ada kelonggaran sedikit pun?

"Katakan, membayarnya dengan satu kali sekaligus ataupun mencicilnya?" Tangannya Jordan Bo sudah mulai mencicipi makanan pembuka dengan tanpa segan.

Tubuh Stella han merinding, dia melihat pemandangan di luar jendela yang melesat mundur dengan cepat, mengulurkan tangan menarik tangan sang pria keluar dari kerah bajunya, berkata: "Cicil."

"Ada bunganya jika mencicil, bunganya ditambah setiap dua hari sekali, aku khawatir kamu tidak mampu melunasinya." Jordan Bo menurunkan badannya mencium bibirnya sejenak, tangan yang besar mengelus telapak tangan sang wanita, di balik bola mata yang hitam kelam terdapat siasat licik.

Stella Han membangkang: "Penjahat, kenapa masih ada bunga dalam hal seperti ini, kamu memang rentenir, tukang riba."

"Kalau begitu apakah kamu memilih untuk membayarnya dalam satu kali sekaligus?" Jordan Bo mendekatkan diri menggigit telinganya, merasakan tubuhnya yang sedang gemetaran di bawah tubuh dirinya, darah di dalam tubuh sang pria mulai mengalir deras.

Stella Han dengan merinding memandangnya, "Jordan, di sini adalah mobil, tunggulah sampai kita pulang baru......"

"Tidak mau, maunya langsung di sini." Jordan Bo menekan tangan sang wanita yang terus bergerak sembarangan di belakang tubuhnya, melihat gundukan di depan dadanya sedang menjulang tinggi ke arahnya, bola mata hitam sang pria langsung membara, menurunkan badan dan menciumnya.

Dasar, beraninya dia bersikap macam-macam, menggunakan alasan pergi dinas di luar kota untuk kabur dari kewajiban diantara suami istri, sang pria ingin membuatnya mengerti, jangan harap dia bisa kabur darinya, kecuali dirinya telah muak dan bosan dengan badannya untuk selamanya.

......

Pesawat telah mendarat di Kota C, Tiffany Song menarik koper dan keluar dari bandara. Hari telah mulai gelap, diluar bandara, langit telah dipancari oleh awan petang berwarna orange, dia berdiri di pinggir jalan menunggu taxi. Setelah ponselnya diaktifkan, dia langsung membuka wechat, Taylor Shen tetap belum membalas pesannya.

Dia mencari nomor telpon Cristian Yan, lalu menghubunginya. Cristian Yan melihat ke arah Taylor Shen yang sedang mengadakan rapat sekilas, lalu berdiri berjalan keluar dari ruang rapat, dengan suara yang kecil berkata: "Nona Song, ada urusan apa?"

"Sekretaris Yan, Taylor Shen tinggal di hotel mana?" Tiffany Song berdiri di pinggir jalan, saat ini telah memasuki musim gugur, malam hari di Kota C mulai terasa sejuk, angin yang berhembus mengenai tubuh sangatlah nyaman.

Cristian Yan melaporkan nama dari hotelnya, Tiffany Song berterima kasih padanya, dan berpesan padanya untuk merahasiakannya. Cristian Yan tersenyum dan menyetujuinya, menutup panggilan ponsel, mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Taylor Shen keluar dari hotel, wajahnya terus saja murung, ekspresi wajahnya saat ini pun masih seperti itu, melihat Cristian Yan datang mendekat, melihatnya sejenak. Cristian menjadi sedikit tak karuan karena dilihatnya, dan segera menjelaskannya: "Seorang kostumer."

Taylor Shen menarik kembali pandangan matanya, menarap Callista Dong, berkata dengan datar: "CEO Dong, setelah terjadinya masalah sebesar ini, apakah ada perkataan yang ingin kamu sampaikan?"

Callista Dong menyusul datang ke Kota C, bahan yang digunakan dalam memproduksi cat dinding ini adalah bahan ramah lingkungan, langsung boleh ditinggali setelah merenovasinya. Tapi ketua pekerja bangunan yang merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam renovasi malah menggunakan cat dinding dengan kualitas rendah demi meraup keuntungan besar, makanya bisa muncul berita gosip tentang kelebihan kadar formaldehyde dan benzene.

Callista Dong berdiri, berkata: "CEO Shen, kami akan segera mengganti ketua pekerja bangunan, ditambah dengan semua villa yang telah direnovasi sebelumnya akan direnovasi ulang, juga akan mengadakan konferensi pers, mengakui bahwa memang Shine Group lah yang tidak handal dalam memperkerjakan orang, maaf telah melibatkan Shen's Corp."

"Bagaimana dengan jadwal penyerahannya? Masih tersisa dua bulan sebelum tiba batas akhirnya, pekerjaan yang sebesar ini, bagaimana caranya CEO Dong bisa sempat mengatasinya? Dan juga, jika aku terus menggunakan perusahaan kalian, apakah pemilik properti masih akan percaya terhadap Shen's Corp." CEO Dong, kamu bukanlah orang yang begitu polos, kamu harusnya mengerti masalah ini bukanlah masalah sepele." Taylor Shen berkata dengan tegas, sudah ada banyak pemilik properti yang menyatakan untuk berhenti menyewa, juga menuntut Shen's Corp. untuk mengembalikan uang sewa, jika terus seperti ini, Shen's Corp.akan mengalami kerugian yang sangat besar.

Wajah Callista Dong sudah merasa sangat malu, proyek di Kota C ini harusnya ditangani oleh dirinya sendiri, tapi belakangan ini ada begitu banyak masalah yang menyelimutinya, makanya menjadi lalai dalam hal ini, tidak di sangka malah dikelabui oleh ketua dari pekerja bangunan. Dalam kontrak yang disepakati dengan Shen's Corp., telah tertulis dengan jelas, jika waktu penyerahan properti tertunda, Shine Group harus menebus denda dengan jumlah yang cukup besar.

"CEO Shen, Shine Corp. adalah perusahaan renovasi perumahan terbaik, kredibilitas kami di dalam negeri cukup untuk membuat kami mampu mengatasi masalah ini, mohon CEO Shen bisa memberikan kami kesempatan sekali lagi."

Taylor Shen berdiri dengan tangan yang menopang di meja, berkata diiringi dengan senyuman dingin: "Aku memang percaya Shine Group perusahaan sebesar ini tidak akan melakukannya dengan sembarnagan, tapi sepertinya akulah yang telah mempercayai kalian dengan begitu mudah, hentikanlah seluruh proyek renovasinya, tentang masalah Shine Corp. tidak menggunakan bahan dengan kualitas yang memadai sesuai pernyataan dalam kontrak, aku akan menyuruh pengacara untuk pergi membahas uang tebusannya, bubar."

Setelah Taylor Shen selesai mengatakannya, dia membalikkan badan dan keluar dari ruang rapat. Ponselnya pada sore hari ini terus berdering tanpa henti, begitu berisik hingga membuat kepalanya masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Setelah mengetahui bahwa ini ini merupakan hal yang diakibatkan oleh Shine Group, dia tidaklah menjadi lega. Karena tidak peduli siapakah yang bertanggung jawab dalam hal ini, Shen's Corp. saat ini tetap berada dalam keadaan genting.

Callista Dong tidak terima proyek ini berkahir begitu saja, hari ini pihak di bagian pusat telah menghubunginya berulang kali, selalu berpesan padanya untuk mengatasinya dengan baik. Kalau pun tidak bisa terus bertanggung jawab dalam proyek ini, juga tidak boleh menerima keputusan untuk menebus mereka begitu saja, dia dengan panik pergi mengejar. "Taylor, hal ini memang kesalahan dari Shine Corp., kami tidak bisa mengawasi kualitas yang digunakan, hingga membuat Shen's Corp. juga mengalami kerugian besar, tapi kami benar-benar berniat untuk menebus kesalahan ini."

Taylor Shen berhenti, melihat Callista Dong, tiba-tiba berkata: "Tante Callista, tidak tahu apakah anda masih ingat terhadap kejadiaan saat Winner Group dan Shine Group sedang bersaing, bagaimana caramu dalam mencelakai ketua desainer Winner Group, tanpa rasa takut kehilangan kata-kata dalam memberatkan perkara, lagipula masalah ini memang merupakan akibat dari kelalaian Shine Group sendiri. Dalam dunia bisnis, hanya mementingkan keuntungan, tidak melibatkan perasaan, aku rasa tante Callista pasti lebih mengerti terhadap teori ini daripada orang lain."

Setelah Taylor Shen selesai mengatakannya, melihat wajah Callista Dong yang seketika langsung memucat, dia membalikkan badan dan pergi.

Callista Dong melihat sosok punggungnya yang telah pergi menjauh, menyipitkan matanya, apakah dia saat ini sedang membalas dendam Tiffany Song?

......

Tiffany Song telah tiba di hotel, dia masuk ke dalam hotel sambil menarik koper, berdiri di depan resepsionis untuk memesan kamar, gadis di resepsionis dengan ekspresi wajah penuh permohonan maaf melihatnya, "Nona Han, mohon maaf, seluruh kamar di hotel telah penuh, mohon kamu pergi ke hotel lain menanyakan apakah masih ada kamar yang kosong."

Tiffany Song membalikkan badan dengan perasaan kecewa, melihat dekorasi hotel yang begitu terlihat megah, dia menarik kopernya hingga ke daerah peristirahatan di dalam hall hotel, dan duduk di atas sofa berwarna biru. Dia awalnya berniat untuk memesan kamar dan meninggalkan koper, tidak disangka bisnis hotel ini begitu baik, malah sudah kehabisan kamar.

Dia juga tidak ingin pergi ke tempat lain, dan hanya bisa menunggu Taylor Shen di hotel begitu saja. Dirinya saat ini sedang kekurangan tidur, hari ini juga begitu melelahkan, kini, rasa kantuk telah menyerangnya, dia bersandar ke sofa dan langsung tertidur tanpa sadar.

Taylor Shen dan Cristian kembali ke hotel, kedua orang itu berjalan masuk melalui pintu kaca berputar, Taylor Shen sambil berjalan sambil berpesan padanya terhadap apa yang harus dilakukan selanjutnya. Management krisis telah berusaha menekan gosipnya, membuat masalah besar ini menjadi lebih kecil, dan kemudian menghilang.

Kedua orang itu masuk ke dalam hall hotel, Taylor Shen tanpa sengaja melirik ke arah peristirahatan dalam hall hotel, sambil berjalan menuju lift dengan cepat. Baru berjalan dua langkah, dia kembali berhenti, memalingkan kepala melihat ke arah sofa, di sana sedang ada sosok orang yang begitu familiar.

"CEO Shen, sepertinya adalah Nona Song." Cristian Yan pura-pura merasa kaget.

Dia mengerutkan keningnya, mengira matanya telah salah melihat, setelah mengedipkan matanya berulang kali, sosok tubuh itu masih tetap di sana, dia melangkahkan kaki berjalan mendekat, saat telah lebih mendekat baru menyadari itu benar-benar adalah sang wanita. Jantungnya langsung berdetak dengan kencang, langkah kakinya semakin lama semakin cepat, hingga tiba di samping sofa, melihat dirinya yang tertidur di sofa dengan begitu lelap. Dirinya sungguh merasa lucu, sang wanita sungguh tenang dengan tidur di sini.

Sang pria mendekatkan diri menepuk wajahnya, "Tiffany, bangunlah, pergilah ke kamar untuk tidur."

Tiffany Song merasakan rasa sakit yang menjalar dari pipi, dan ada suara yang terngiang-ngiang di telinga, dia dengan sedikit kesal mengganti gaya tidurnya, dan kembali tidur bersandar disofa. Sepasang tangan Taylor Shen melencang setengah di pinggang, dengan mata phoenix memandangnya, setelah memandangnya cukup lama, dia tetap tidak ada reaksi apapun, sang pria menghela nafas tak berdaya, membungkukkan badan dan menggendongnya, Cristian Yan langsung bergegas mengambil tas dan kopernya.

Taylor Shen menggendong Tiffany Song hingga masuk ke kamar, meletakkannya di atas ranjang yang terletak ditengah-tengah kamar, dia duduk di samping ranjang, mengulurkan tangan membantunya melepaskan sepatu, berkata dengan kesal: "Tidur dengan begitu pulas, kamu pasti tidak akan tahu jika aku pergi menjualmu bukan."

Cristian yan meletakkan kopernya di dalam kamar, dan langsung keluar dengan kesadaran sendiri.

Hanya tersisa mereka berdua di dalam kamar, Taylor Shen berbaring di samping, dengan satu tangan menopang kepalanya, mengamatinya dengan diam. Sungguh aneh, saat sang wanita muncul di hadapannya, hatinya seakan-akan telah penuh, dan tidak akan merasa hampa juga kesepian lagi.

Sang pria mengulurkan tangan memindahkan helaian rambut di keningnya yang berantakan ke samping, memperlihatkan keningnya yang berkilau. Sang pria mendekatkan diri dan mencium keningnya, melihat kantung matanya yang hitam, meskipun tubuhnya saat ini sedang begitu membara, dia tetap tidak ingin mengganggunya yang sedang istirahat.

Jakun di kerongkongannya bergerak naik dan turun sejenak, lalu berdiri, membalikkan badan dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Saat Tiffany Song telah bangun, menyadari dirinya telah berada di dalam kamar hotel, seketika dia langsung bangun, spontan menarik selimut melihat tubuh dirinya sendiri, bajunya masih ada, sekujur tubuhnya juga tidak ada tanda-tanda rasa nyeri, seketika langsung kembali menghela nafas lega.

Dirinya sungguh begitu lalai, malah langsung tertidur setelah bersandar di sofa, bahkan sampai tidak sadar bahwa dirinya telah dipindahkan oleh orang. dia menghempaskan selimut dan turun dari ranjang, terdengar adanya suara televisi dari luar, dia dengan langkah kaki yang perlahan keluar dari kamar, dalam sekilas langsung melihat Taylor Shen yang sedang duduk di sofa.

Dirinya langsung merasa riang, dan segera berlari ke sana, "Taylor, kamulah yang menggendongku ke kamar? Sungguh telah mengagetkanku."

Taylor Shen sambil mengulurkan tangan menyambut serbuan pelukan sang wanita, di saat yang bersamaan, tangannya juga pergi mematikan televisi. Badan di dalam pelukan terasa begitu empuk dan hangat, sang pria mengulurkan tangan dan mencubit hidungnya, berkata: "Memangnya siapa lagi jika bukan aku?"

Tiffany Song menjulurkan lidahnya, berkata: "Aku awalnya sedang menunggumu, tapi setelah menunggu dan terus menunggu, malah ketiduran."

"Kenapa begitu lalai? Di daerah yang asing seperti ini, bagaimana jika sampai diincar oleh orang lain, lalu menculikmu dan menjualmu?" Taylor Shen berkata dengan tidak senang, nyali gadis ini sungguh besar, jika tidak memberikan peringatan padanya, sang pria khawatir lain kali benar-benar akan diculik oleh orang lain.

Tiffany Song mengulurkan tangan memeluk lehernya, berkata dengan senyuman: "Tidak akan, selain kamu, siapa lagi yang bersedia menginginkanku."

Taylor Shen mencubit hidungnya, berkata: "Nakal."

Tiffany Song mengangkat kepala memandangnya, keningnya penuh dengan ekspresi lelah, berkata: "Apakah masalah ini begitu rumit?"

"Hmm, ini merupakan masalah paling kritis yang pernah kualami selama aku berada di Shen's Corp., jika tidak mampu mengatasinya dengan baik, proyek senilai puluhan triliunan ini akan hancur, tidak hanya begitu, hal ini juga akan mempengaruhi kredibilitas dari Shen's Corp." Taylor Shen berkata dengan datar.

Tiffany Song tidak mengerti terhadap hal dalam dunia bisnis, dia bergegas datang ke sini hanya karena telah melihatnya dilempari telur busuk oleh orang lain. Dirinya ingin menanyakan sang pria, tapi takut akan melukai harga dirinya. Lagipula tadi, dia sepertinya sedang melihat berita tadi sore. Melihat dirinya telah datang mendekat, baru dia mematikannya dengan buru-buru.

"Jangan takut, kamu adalah orang berbakat dalam dunia bisnis, berusaha menghadapi gelombang ombak, dan melakukan penyerangan balik yang sempurna, membuat orang jahat kalah sepenuhnya, lalu tertawa dengan arogan terhadap seluruh dunia." Tiffany Song menyemangatinya, dia tidak mengungkit semua masalah yang begitu memusingkan itu, hanya ingin membuat sang pria bisa merasa santai sepenuhnya di sampingnya.

Taylor Shen menurunkan pandangan mata melihatnya, melihat adanya pancaran kecerdikan di balik matanya, sang pria mengulurkan tangan mengangkat dagu sang wanita, berkata dengan suara serak: "Tiffany, jika suatu hari, kamu menyadari aku tidak sehebat dan seunggul yang kamu bayangkan, apakah kamu akan merasa kecewa?"

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu