You Are My Soft Spot - Bab 124 Aku Setampan Ini, Maukah Kamu Menciumku Satu Kali (3)

Resepsionis A dan B saling menatap, keduanya kemudian maaf kepada Taylor Shen, Taylor Shen sama sekali tidak menggubris mereka, dia segera mendekati Tiffany Song, tangannya mengambil telur ayamnya, dia kemudian melihat ayam yang di bawanya, dengan usil bertanya: “Apa kamu bermaksud memasak untukku di kantor? “

“Tidak, ini adalah pemberian ibu dan ayah Stella Han untukku.” Tiffany Song menambahkan: “Tapi ayam ini boleh kuhadiahkan padamu sebagai peliharaan, kamu mau tidak?” ejek wanita tersebut.

Taylor Shen dengan ringan menenteng kotak telur, sebelah tangannya lagi membantu wanita itu menenteng ayam, dia mengatakan: “Hewan peliharaan, kamu saja sudah cukup, ayam akan kujadikan sebagai obat kuat untukmu.”

Mereka berdua bergurau berjalan masuk ke lift, Cristian lihat kedua resepsionis tersebut, dia menunjuk mereka dan mengatakan: “Apa yang harus kukatakan pada kalian berdua? Nona Song adalah kesayangan CEO Shen, mungkinkah membiarkan kalian mengejeknya? Segera pergi ke bagian HRD untuk urusan pemecatan.”

“Sekretaris Cristian, kami tidak tahu, kami pikir mereka sudah berpisah.” jawab resepsionis sambil menangis.

“Kalaupun mereka sudah berpisah, itu juga bukan urusan kalian, CEO Shen adalah orang yang sangat melindungi orang yang disukainya, sekarang dia hanya memecat kalian,jika dia sampai tidak senang, dia akan membuat kalian tidak betah berada di Kota Tong. Lain kali kalian jangan sembarang bicara, apalagi membahas tentang atasan kalian, paham?”

Resepsionis A dan B menangis sambil mengangguk, Cristian berbalik dengan ekspresi datar.

Taylor Shen membawa ayam kembali ke kantornya, ayam itu tidak henti-hentinya berkokok, asisten yang berada di ruangannya segera muncul untuk membantu mengambilkannya, Taylor Shen tidak menyerahkan ayam tersebut padanya, dia langsung masuk ke kantor bersama Tiffany Song, pria itu kemudian meletakkan ayam tersebut di kamar mandi, setelah mencuci tangannya dia pun keluar.

Assistant melihat Cristian yang muncul kemudian, dengan suara rendah dia bertanya: “Sekretaris Cristian, ada apa ini? Tadi CEO Shen membawa ayam, aku sampai terkejut melihatnya, bukankah hubungan mereka sudah berakhir? Kenapa mereka bisa kembali bersama?

Cristian memperhatikan assistant itu dengan seksama, "Di bawah 2 orang resepsionis yang sembarangan berbicara baru saja dipecat oleh CEO Shen, apakah kamu juga menginginkan nasib yang sama?"

Mendengar hal itu assistant segera menutup mulutnya, tanpa mengeluarkan suara apapun dia kembali ke ruangannya, tidak berani mengatakan apapun.

Keluar, pria itu melihat Tiffany Song yang tertegun berdiri di samping meja kantor, matanya bercahaya, mengatakan: “Cucilah tanganmu di toilet, setelah menyelesaikan beberapa dokumen, kita pergi makan bersama."

"Oh.” Tiffany Song mengangkat kepalanya, melihat keluar, ketika melewati Taylor Shen, pria itu menahan pinggangnya, dia menundukkan kepalanya, bibirnya kemudian dengan ganas melumat bibir Tiffany Song, lidahnya bermain didalam mulut wanita tersebut.

Tiffany Song diam membiarkan pria tersebut mendominasi, sampai pria itu puas kemudian melepaskannya, dia mengangkat wajahnya melihat wajah tampan pria di hadapannya, sesaat kemudian, tanpa mengatakan apapun dia mendorong pria itu kemudian berbalik dan kembali menuju ke toilet.

Taylor Shen melihat punggungnya, dia teringat perkataan 2 resepsionis barusan amarahnya kembali meledak, dia merasa ingin sekali mengadakan jumpa pers, membuat wanita itu terbebas dari segala tuduhan. Tapi pada sisi lain, dia juga takut apa yang akan dilakukannya akan memperkeruh suasana, membuat wanita itu semakin menderita.

Pria itu kemudian melangkah masuk ke toilet, dia melihat wanita itu tertegun berdiri di sebelah wastafel, dia menghampirinya, memeluknya, mengatakan: “Kamu sedang tidak senang?”

Tiffany Song tersadar, dia menggeleng, "Tidak, bukannya kamu ingin membereskan dokumen? Cepatlah.”

Taylor Shen kemudian, membalikkan badannya, matanya tertuju pada wanita yang di hadapannya, mengatakan: "Tiffany Song, bagaimana kalau kita melakukan jumpa pers, kita umumkan hubungan kita?"

Tiffany Song mengangkat kepalanya, dia dapat melihat maksud hati pria tersebut, dia menghela nafas, "Taylor Shen, aku tidak apa-apa, jangan terlalu memperdulikan perasaanku, sungguh, kita tak perlu melakukan jumpa pers, hubungan kita juga tidak perlu dipublikasikan."

“Jadi aku hanya bisa melihatmu bersedih dan tidak berdaya?" Taylor Shen bertanya dengan menyalahkan dirinya sendiri, semenjak skandal foto itu, dia merasa bersalah karena tidak melakukan pencegahan yang seharusnya. Jika waktu itu dia menggumumkan kebenaran bahwa pria yang ada di foto itu adalah dirinya, mungkin wanita itu tidak akan sampai menerima perlakuan ini dan bersedih.

"Taylor Shen, sekarang yang tahu kalau aku adalah mantan istri William Tang, mantan istri keponakanmu sangat sedikit jumlahnya, tapi jika kamu membuat jumpa pers, mempublikasikan hubungan kita, pada saat itu pulalah Paparazzi tidak akan melepaskan ku, mereka akan mencari tahu tentang ku, dengan begitu semua informasi tentang ku akan terbongkar, jika itu sampai terjadi maka kesedihanku akan 10 kali lipat lebih banyak dari sekarang. Lagipula tidak penting yang dikatakan orang lain, yang penting kita sendiri tahu kebenarannya, bukankah demikian?"

"Tiffany Song......" Taylor Shen sangat menyayanginya, dialah yang menyebabkan wanita itu berada di posisi ini, dia malah tidak bisa melakukan apapun, tidak mempublikasikan hubungan mereka, wanita ini akan menderita, mempublikasikan hubungan mereka, maka wanita ini akan jauh lebih menderita.

"Sudahlah, bereskan dokumenmu, aku sudah lapar, kita pergi makan bersama." Tiffany Song menjawab dengan lembut.

Sesaat Taylor Shen memperhatikannya, tidak berapa lama kemudian pria itu berbalik meninggalkan wanita itu. Dia duduk di kantornya, dengan perasaan tidak enak dia kemudian mengambil dokumennya, tapi dia tidak dapat berkonsentrasi, hatinya sangat tidak tenang.

Tiffany Song keluar dari toilet, melihat pria itu duduk merokok, beberapa menit kemudian, ada banyak puntung rokok di dalam asbaknya, dia mendekat, mengambil rokok yang ada di tangannya, mematikannya di dalam asbak, suaranya sangat lembut, tidak terasa ada apapun, "Jangan merokok sebanyak ini, tidak bagus untuk kesehatan."

"Tiffany Song, menikahlah denganku!" pria itu mengangkat kepalanya melihat ke arah wanita tersebut dan mengatakan hal ini dengan tiba-tiba.

Tiffany Song tidak siap dengan pertanyaan ini, dia menunduk memperhatikan pria di hadapannya, tidak ada bunga tidak ada cincin tidak ada lilin tidak ada makan malam, pria ini tiba-tiba melamarnya, membuatnya tidak habis pikir, sesaat kemudian, dia akhirnya memberi balasan, "Taylor Shen, apa kamu merasa tertekan?"

Taylor Shen melihat wanita itu ingin meninggalkannya, dia segera mengulurkan tangannya menghentikannya, dengan serius dia memperhatikan wanita itu, "Tiffany Song......"

"Cepatlah kamu selesaikan dokumennya, aku benar-benar sangat lapar." Tiffany Song menghindari tatapannya, seberapa jauh hubungan mereka hanya mereka yang tahu dengan jelas. Pernikahan tidak akan menyelesaikan masalah, yang ada masalah akan menjadi lebih rumit. Dia tidak ingin menikah dengan tergesa-gesa dan pada akhirnya tergesa-gesa untuk bercerai.

Taylor Shen memperhatikannya yang berjalan menuju ke sofa, dia merasa sangat gagal, apa cara melamarnya terlalu sembrono? Mengapa respons yang diberikannya seaneh ini? Mungkinkah wanita itu belum memaafkannya? Karena itukah dia tidak menerima lamaran ini?

Taylor Shen kebingungan dan menggaruk kepalanya, dia bangkit, mengambil jas hitam yang ada pada kursinya, dia mengatakan: "Tidak kukerjakan lagi, kita keluar makan saja."

Tiffany Song baru saja mengambil majalah, melihat jam dinding, baru jam 11.30. Tiffany Song mengatakan: "Dokumennya sangat penting, tidak masalah, aku bisa menunggumu menyelesaikannya baru pergi sama-sama."

Menyelesaikan perkataannya, pintu kantor kemudian terbuka Cristian membuka pintu tersebut, melihat kedua orang di dalam ruangan kantor tersebut, dia merasakan atmosfer yang sedikit berbeda, dia mengatakan: "CEO Shen, apakah dokumen tadi sudah diselesaikan? Bagian marketing sudah menunggunya."

Wajah Taylor Shen terlihat tidak senang, dia membelalakkan matanya memperhatikan Cristian, "Kamu memang banyak masalah."

Cristian merasa tidak bersalah, dia datang untuk mengambil dokumen tersebut, dia menatap kearah Tiffany Song dengan pandangan meminta tolong.

Tiffany Song tersenyum ringan, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya dengan pria ini cuma dia menjawab: "Sekretaris Cristian, kamu tunggu sebentar, CEO Shen segera menyelesaikan dokumen itu."

"Kalau begitu akan bukan menunggu di luar." Cristian menyelesaikan perkataannya, segera dia menutup pintu dan meninggalkan tempat tersebut.

Tiffany Song mengangkat kepalanya melihat ke arah Taylor Shen, pria itu mengernyitkan dahinya, bibirnya tertutup rapat, jelas sekali kalau dia tidak senang, wanita itu kemudian menarik tangannya, dengan suara lembut membujuk dan mengatakan: "Sudahlah, segera selesaikan dokumennya, orang sudah menunggumu, itu tandanya itu dokumen itu sangat penting, jangan menunda pekerjaanmu karena aku, jika kamu tidak memiliki uang bagaimana kamu bisa menghidupiku.”

Tiffany song mengatakannya, menarik pria tersebut menuju ke meja kerjanya, Taylor Shen dengan datar mengatakan: "Kamu bukannya ingin keluar mencari pekerjaan? Aku tidak akan memiliki giliran untuk membiayaimu?"

"......" kehabisan kata-kata, tiba-tiba saja terpikir: "Kalau begitu biayai saja anak kita.”

"Anak kita? kamu sudah mengandung?" Taylor Shen melihatnya dengan bahagia, seolah-olah sudah ada nyawa kecil milik mereka, rasanya benar-benar sangat ajaib.

Tiffany Song meraba kepalanya, "Tidak ada, maksudku kedepannya."

Taylor Shen kembali tidak senang, Tiffany Song mendorongnya sampai ke meja kantor, wanita itu kemudian membuka sebuah dokumen, di atasnya tertulis bagian marketing, dia membukanya dan meletakkannya di hadapan pria tersebut, "Segera selesaikan, aku akan menunggumu di sofa, sekalian melihat-lihat siang ini kita makan apa."

Pada akhirnya, pria itupun menurut, dia mengambil dokumen tersebut dan memperhatikannya, memastikan tidak ada kesalahan dia baru menandatanganinya beberapa saat kemudian, Taylor Shen sudah menandatangani semua dokumennya, dia bangkit mendekati Tiffany Song mengatakan: "Sudah, kita sudah bisa pergi."

Tiffany Song bangkit dari tempatnya, dia menyodorkan handphonenya, mengatakan: “Restoran ini tidak buruk, banyak sekali review positif tentangnya, bagaimana kalau kita kesana? "

Taylor Shen menunduk dan memperhatikan handphone tersebut, mengatakan: "Baiklah."

Taylor Shen menggandeng tangan wanita tersebut keluar dari kantor, Cristian segera bangkit dari tempatnya, ketika Taylor Shen melewati bagian sekretaris, dia menghentikan langkahnya, mengatakan: "Sekretaris Cristian, batalkan jadwal sore ini, jika tidak ada hal penting, jangan ganggu aku."

“Baik, CEO Shen!"

Taylor Shen menggandeng tangan Tiffany Song meninggalkan tempat tersebut, selesai makan siang, Taylor Shen mengendarai mobil membawa Tiffany Song menuju ke dealer mobil, di sana terpajang mobil-mobil mewah dengan harga fantastis.

Tiffany Song masuk bersama dengan Taylor Shen, malah memperhatikan pria tersebut memilih mobil dengan sangat focus, dia mengatakan: "Kamu mau mengganti mobil? aku rasa mobilmu yang sekarang sudah bagus."

"Bukan, ini untukmu." Taylor Shen berhenti di sebuah Ferrari, kedua tangannya berada di atas kap mobil, dia berbalik melihat ke arah wanita tersebut, "Bagaimana dengan yang ini? kamu suka?"

Tiffany Song menggeleng, "Tidak suka, mengapa membelikanku mobil? "

"Selanjutnya kamu akan tinggal di Sunshine City, di sana tidak ada angkutan umum, aku membelikanmu kamu untuk memudahkanmu berpergian, kamu tidak suka Ferrari? Bagaimana dengan Lamborghini? Apa Bugatti?" dia menunjuk ke arah 2 mobil sport di sampingnya.

Tiffany Song menggelengkan kepalanya, "Jika hanya untuk berpergian, tidak perlu membeli yang samahal ini, bagaimana kalau menabrak mobil lain, aku tidak sanggup membayar ongkos reparasi."

Wajah Taylor Shen terlihat tidak senang, "Apa aku membelikan mobil agar kamu menabrakannya?"

"Maksudku seandainya." Tiffany Song memanyunkan bibirnya, dia tidak bisa menerima hadiah mobil semahal ini.

"Kalau begitu tidak jadi beli, berikutnya aku akan mengantarkanmu pulang pergi kantor." Taylor Shen menarik tangannya keluar dari toko, Tiffany Song melihat wajahnya yang tidak senang, dia tahu dirinya sedikit tidak tahu diuntung, dia menarik tangannya dan melipatnya, dia tersenyum bertanya: "Kamu benar-benar ingin membelikanku mobil?"

"Mungkinkah aku berpura-pura? Tapi untuk mencegahmu menabrakkan mobilmu, lebih baik aku saja yang mengantarmu, lebih bagus seperti ini."

"Kalau begitu belikan aku MINI, aku sangat menyukai merek mobil ini, terlihat sangat imut, aku berpikir untuk membelinya setelah aku memiliki cukup uang. Jika kamu ingin membelikanku, aku akan memberikanmu kesempatan." Mobil yang ingin dibeli oleh Tiffany Song, berada di kisaran harga 400 jutaan, tidak murah dan juga tidak terlalu mahal sangat cocok untuknya, desain mobil juga sangat sederhana, tidak terlihat terlalu mencolok.

Taylor Shen memecat hidungnya, "Sudah diberi masih pura-pura tidak mau, ayo kita jalan."

Ketika Taylor Shen melihat MINI, Dia sedikit menyesal, jika dia memberikan Tiffany Song Land Rover, maka akan terlihat lebih berkharisma. Tetapi melihatnya sama sekali tidak ingin mengganti pilihannya, dia tahu wanita ini benar-benar menyukai merek mobil ini.

Ada pepatah mengatakan uang tidak bisa membeli rasa suka, asalkan wanita itu menyukainya maka sudahlah.

Dia menggesek kartu membayar mobil, sekarang dia pemilik mobil tersebut, dia memberikan kunci itu pada Tiffany Song menggandeng tangannya berjalan menuju ke samping mobil Tiffany Song, mengatakan: "Ayo jalan, kita jalan-jalan dengan mobil baru.”

Ketika mereka berdua naik ke atas mobil, handphone Taylor Shen berbunyi, mengangkat handphonenya, sepertinya hatinya sedang senang, dia tertawa kecil, “Yah, Wayne Shen ada masalah?"

“Kakak ke 4, bisakah kamu menghubungi Tiffany Song? Bantu aku tanyakan akan apakah Jennifer Li mencarinya.” Terdengar suara Wayne Shen dari ujung sana, ada di ketakutan didalam suaranya.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu