You Are My Soft Spot - Bab 201 Vero, Panggil Aku Kakak Keempat (1)

Esok harinya, saat Vero He datang ke kantor, wajahnya memakai sebuah kacamata hitam, cukup menutup setengah wajahnya. Erin belum pernah melihat Dia seperti ini datang ke kantor, tidak tahan menjadi penasaran sepasang mata di bawah kacamata hitam benar tidak sudah menangis hingga bengkak.

Tapi penasaran tetap hanya penasaran, Dia tidak akan benar-benar pergi menanyakannya untuk dimarahi.

Pagi adalah rapat penjualan setiap seminggu sekali. Yang menghadiri rapat adalah kepala setiap departemen, melaporkan hasil penjualan seminggu sebelumnya, merek mana yang penjualannya paling tinggi, dengan cepat mengikuti trend dan fashion.

Vero He walaupun kelihatannya lembut, tapi terhadap hasil penjualan malah melihatnya dengan sangat kejam, kuantitas penjualan turun, bisa menyuruh kepala departemen itu mengintropeksi sebabnya, apa sales di bawah yang tidak memiliki kompeten, atau model barang yang di import tidak begitu laris.

Dua tahun ini Parkway Plaza terus bisa mendapatkan komentar yang baik, selain kesatuan hati atas dan bawah, masih ada disini telah berkumpul merek besar dengan trend dan model terdepan.

Selesai rapat, Vero He meninggalkan ruang rapat, Dia yang hari ini memberikan orang perasaan sangat tegas, hati setiap kepala departemen sangat ketakutan. Sesekali dimarahi dengan kejam, dalam hati mereka juga memiliki emosi.

Tapi tidak bisa tidak mengakui, keuntungan yang Vero He berikan kepada karyawan sangat baik, gaji tinggi, masih membelikan karyawan asuransi dan satu emas, ini adalah pelayanan yang tidak bisa didapatkan di perusahaan lain.

Vero He kembali ke ruangannya, melepaskan kacamata hitamnya, di ujung matanya sedikit kesakitan. Dia menarik rak, mengeluarkan cermin bercermin sesaat, di ujung mata sebelah kanan sedikit kebiruan, sedikit tidak jelas masih membawa bercak darah, bola mata digerakkan sesaat. Megena kedaging disana juga merasa kesakitan.

Ingin mengatakan luka ini bagaimana datangnya, pesan Taylor Shen itu tidak bisa dihilangkan jasanya. Semalam dia mengambil handphone melihat pesan singkat, melihat perkataan yang Dia katakan itu, Dia lalu terkejut. Hasilnya karena telah minum anggur, saat tidak sadar, handphone terjatuh dari telapak tangan lalu menghantam ke ujung matanya.

Saat itu lalu merasa sangat sakit. Saat bercermin, ujung mata mengeluarkan bercak darah, dia tidak memedulikannya, berbalik tidur. Pagi ini bangun, ujung mata menjadi biru, masih membengkak, seperti telah dipukuli oleh orang.

Dia yang saat ini, masih tidak memakai kacamata hitam sama sekali tidak bisa keluar.

Dia menarik rak, mengeluarkan kapas, cairan alcohol dan obat luka. Menghadap ke cermin membersihkan dan mengoleskan obat. Luka mengena alcohol di dalam cairan pembersih, sakit membuat ujung matanya langsung menarik, menunggu Dia selesai mengoleskan obat, Dia baru menyadari, obat ini adalah obat yang dibawakan Taylor Shen semalam.

Tumit kakinya tidak terpakai, ujung matanya malah telah memakainya. Tidak bisa dielakkan, aura mereka tidak cocok, baru bertemu kembali beberapa hari, lalu telah membuat dirinya terluka dua kali, benar-benar dari lahir membawa petaka.

Pintu ruang kerja diketuk orang, Dia mendorong masuk beberapa barang ke dalam rak, dengan suara berat berkata: “Masuk.”

Erin membawa dokumen berjalan masuk, lalu Dia meletakkan dokumen di atas meja, berkata: “ Ini adalah rekapan dari departemen pemasaran terhadap kondisi penjualan bulan ini, ada penjualan beberapa merek dengan jelas menurun, aku sudah menjabarkan sebabnya, setengahnya di atas, kamu lihat…..”

Perkataan Erin baru selesai, lalu melihat luka di ujung matanya, dia dengan terkejut berkata: “Wajahmu kenapa? Dipukuli siapa?”

Vero He mengelus pipinya, Dia berkata: “Siapa berani memukul aku? Aku sendiri tidak hati-hati menabraknya.”

“Benarkah? Kenapa menabraknya separah ini?” Erin melihat bercak yangs sedikit menakutkan di wajahnya, Dia ingat di dalam kamar keluarga He tidak ada peralatan rumah yang bisa menyebabkan bercak seperti ini, Dia dimana menabraknya?

“Semalam telah minum sedikit anggur, begitu tidak konsentrasi lalu menabraknya, tidak apa-apa, tidak perlu berlebihan. Yang ditanganmu apa?” Vero He mengalihkan pembicaraan.

“Oh, Festival Parkway setahun sekali sudah akan tiba, ini adalah laporan rencana dari departemen perencanaan, dan juga hadiah kecil sebagai ucapan terima kasih kepada tamu VVIP, kamu lihat.” Erin meletakkan dokumen di hadapannya, pandangannya sesekali melirik ke ujung matanya, ingin tertawa tapi tidak berani tertawa, dengan berat menahannya.

Vero He menerima dokumen membukanya, dia dengan cepat melihat sekilas, mengerutkan kening berkata: “Proyek ini tidak ada perbedaan apapun dengan tahun lalu, ambil kembali suruh mereka membuat ulang.”

Erin menerima dokumen, Dia berkata: “Aku merasa rencana kali ini sangat memiliki hal yang baru, lebih banyak dibandingkan tahun lalu.”

“Setiap tahun festival Parkway akan memberikan diskon, para pembeli juga akan kelelahan, diskon tidak bisa meningkatkan jumlah penjualan, kamu tidak menyadarinya, ekonomi rill tahun ini terus menurun, terutama dibawah tekanan e-commerce, ekonomi rill semakin lama semakin sulit untuk bertahan hidup. Jangan melihat prestasi Parkway Palsa adalah yang paling mencolok di dalam negeri, tetap lebih didepan dari departmen store besar lain. Itu karena semua prestasi departemen store besar sedang menurun, di bawah kondisi seperti ini, kita tidak memiliki keunggulan.” Vero He membuka laporan penjualan, lalu dari dalam komputer memunculkan laporan penjualan tahun kemarin.

“Kamu lihat, aku tidak salah mengatakankan, di bawah tekanan e-commerce, ekonomi rill tidak bisa menahannya lagi, demi keuntungan, kita hanya bisa tidak berhenti meningkatkan harga, harga barang meningkat, yang mengalami kerugian tetap saja ekonomi rill, sama sekali tidak bisa menyelesaikan permasalahan. Tahun ini tamu VVIP kita yang baru lebih rendah 20% dari tahun sebelumnya, ini karena apa? Kalau kita tidak kembali memikirkan cara mempertahankan kemampuan penjualan ini, legenda prestasi Parkway Plaza akan berhenti.”

Erin sambil mendengar dia bicara, sambil membandingkan dua buah laporan prestasi penjualan, penjualan tahun ini benar saja tidak bisa dibandingkan dengan tahun lalu. “Aku sudah mengerti, aku ini langsung menyuruh mereka mengulanginya.”

“En.” Vero He menganggukkan kepala, Erin mengambil dokumen keluar, baru saja keluar tidak begitu lama, dia kembali memasukkan kepalanya, “CEO He, ada tamu datang.”

Vero He mengerutkan kening, mengangkat kepala melihat, lalu melihat Taylor Shen muncul di depan pintu ruang kerja, dia terkejut, tiba-tiba teringat luka di wajahnya, Dia dengan segera mengambil kacamata hitam memakainya.

Pria ini benar saja selalu ada dimana-mana, semalam baru saja meninggalkan kediaman He, hari ini sudah datang ke kantor mencarinya, dia benar menganggur….Sakit!

Kaki panjang Taylor Shen dilangkahkan, perlahan berjalan masuk ke dalam ruangan. Ini adalah pertama sekalinya dia datang ke ruang kerjanya, satu ruangan seperti bentuk bola, dengar-dengar waktu itu James He membangun ruangan ini untuknya, tidak sedikit menghabiskan pikiran.

Dia mengangkat kepala, kubah yang berbentuk bulat adalah kaca transparan, cahaya melalui kubah menyinar masuk, membuat satu ruangan menjadi terang. Tempat di atas kepalanya, sekitar ada lampu kristal dengan ketinggian lima meter, menurun kebawah dari kubah, setiap kristal memantulkan cahaya matahari, berkilauan, memunculkan tujuh warna yang sangat bagus, sangat indah.

Bekerja di ruangan seperti ini, romantik dan juga penuh khayalan.

Dengar-dengar setelah selesai dibangun, masih mendapatkan penghargaan kreativitas bangunan yang tidak sedikit, juga adalah ruang kerja satu-satunya yang dibangun dengan kaca transparan di dalam negeri, musim dingin bisa menikmati salju, musim panas bisa berjemur, kalau tidak menyukai sinar ultraviolet di musim panas yang sangat besar, masih ada jendela langit otomatis, selesai di tutup, lalu sudah sama dengan atap rumah yang biasanya. Rasa sayang James He padanya, adalah hal yang sudah diketahui oleh seluruh orang di kota Tong.

Berpikir sampai disini, dalam hati Taylor Shen sedikit tidak senang, disaat Dia tidak mengetahui Dia masih hidup, di dalam hidupnya sama sekali tidak ada sedikitpun rasa kesepian karena kekurangan dirinya.

Ruang kerja Vero He sangat bersih, seklias langsung bisa melihat semua tampilan di dalam ruangan, bahkan tidak ada tempat yang bisa menyembunyikan orang, ini juga menjelaskan, dalam hatinya sangat kurang rasa aman.

Vero He bangkit dari kursi, Dia menatap pria yang masuk tanpa izin, matanya melintas senyuman yang mencibir, hanya sayangnya dia memakai kacamata hitam, Dia tidak dapaat melihat matanya, “ Hari ini bertiup angin apa, malah bisa meniup tuan Shen datang ke tempatku ini.”

“Angin timur, apa kamu tidak ingin bertemu dengankukah?” Taylor Shen berjalan ke samping meja kerja berwarna putih, sepasang tangan menahan di atas meja, sedikit mendekatinya. Ini adalah wilayahnya, walaupun kosong, tapi seluruhnya adalah auranya, malah terlihat tidak begitu kosong.

Vero He berdiri di tempat tidak bergerak, ditubuh pria membawa rasa tekanan yang sudah ada ditubuhnya, dia berjalan masuk, lalu seluruh ruangan terlihat sangat semak. Auranya dengan memaksa mengisi di setiap sudut, membuat nafasnya perlahan menjadi tidak lancar.

Dia tidak bergerak melihatnya, dengan pelan berkata: “Tuan Shen merasa aku seharusnya ingin bertemu denganmukah?”

Taylor Shen membuka mulut tersenyum, “Aku mengira samalam kita sudah mencapai kesepakatan, Vero, aku sedang mengejarmu.”

Vero kata keluar dari mulutnya, sedikit bertambah rasa berlama-lama, seperti telah berputar beberapa putaran di dalam lidah, terakhir dengan depresi memanggilnya keluar, seketika membuat hatinya bergetar. Siluman pria ini, asalkan Dia ingin baik padamu, sekalipun kamu ingin bagaimana melarikan diri juga tidak bisa, terakhir dengan rela tenggelam dalam pusaran kelembutan yang Dia buat.

Dia sudah pernah terjerumus sekali, bayaran yang dikeluarkan adalah berat yang tidak bisa Dia terima, maka taruhan kali ini, dia bagaimanapun juga harus menjaga dengan baik hatinya, tidak bisa kembali terjerumus masuk.

Vero He mengangkat alisnya sesaat, ekspresi wajahnya sangat dingin, “Jadi, aku lalu harus menerima kamukah?”

Taylor Shen dengan berat menghela sesaat, Dia setiap saay mewaspadainya, tatapan yang memandanginya walaupun datar, tapi malah mengandung rasa kebencian dalam dan berat yang tidak begitu jelas, dia dengan santai berkata: “Paling tidak berikan aku satu kesempatan untuk menunjukkannya, baik tidak?”

“Kalau aku mengatakan tidak, lalu kamu akan menyerahkah?” Vero He mengalihkan pandangannya, tatapannya terlalu panas, panas membuat dia tidak berani bertatapan dengannya.

“Tidak akan!” jawaban yang penuh kepastian, menunjukkan tekadnya. Tujuh tahun telah berlalu, nasib kembali mempertemukan mereka, sekalipun mengorbankan hidup sebagai bayarannya, dia juga tidak akan menyerah.

Maksud mencibir diantara kening Vero He perlahan semakin berat, dia berkata: “Kalau begitu, untuk apa ingin aku memberikan kamu kesempatan menunjukkan perkataan yang semunafik ini, lagipula kamu juga tidak berencana menghormati keputusanku.”

“Kamu sedang mencari pasangan, dan aku memiliki maksud denganmu, aku rasa kita juga termasuk mencapai kesepakatan bersama, bukankah begitu?”Suara pria sangat rendah, membawa kelembutan dan godaan, mata yang menatapnya penuh perasaan dan dalam. Dia mengerti, Dia yang telah kembali memiliki rahasia yang terlalu banyak, bahkan bisa membahayakannya, tapi Dia sudah tidak bisa memedulikannya, hidup ini kalau tidak bisa memeluknya lagi, Dia hidup masih memiliki arti apa?

“Kamu merasa memiliki arti bersama dengan wanita yang hatinya sama sekali tidak ada padamukah?” Vero He mencibir berkata, kalau dia ingin menikah, pilihannya banyak, tidak harus memilih pria yang pernah mengecewakan dirinya.

“Tidak mencoba bagaimana mengetahui hatimu tidak ada pada diriku? Vero, di kota Tong, mengatakan paras dan kekayaan, ada berapa orang bisa melawan aku? Selain aku, kamu tidak memiliki pilihan lain.” Pria dengan angkuh berkata.

“Jadi karena aku mirip dengan almarhum istrimu, kamu harus bertarung sampai akhirkah?” Ada kacamata hitam yang menghalangi, kebencian yang dalam matanya perlahan memberat. Ketertarikannya pada dirinya, tidak lain karena wajahnya ini, mungkin menunggunya kembali mendapatkan, Dia lalu bisa seperti dulu, dengan begitu mudah menghancurkannya, membuat Dia tidak dapat dipulihkan.

Taylor Shen menatapnya, kacamata hitam telah menghalangi pandangannya, tapi Dia tetap merasakan rasa bencinya yang besar kepadanya. Dia tiba-tiba mengulurkan tangan, di saat Dia tidak ada persiapan, melewati meja, menarik kacamata di wajahnya.

Di antara cahaya lampu, dia dengan jelas melihat rasa benci di dalam matanya, Dia benar saja tidak melupakannya!

Dia dengan tercengang menatapnya, detik selanjutnya, Dia sudah mengalihkan pandangannya, membalikkan kepala melihat tempat lain, dan Dia malah dengan jelas melihat hitam kebiru-biruan di ujung matanya, hatinya seperti dua tangan besar yang tidak berwujud ditekan dengan kejam, hatinya muncul kesakitan yang kuat, dia memutari meja kerja, dengan panik datang ke hadapannya, dengan hati-hati mengangkat wajahnya, “Ini ada apa? Kenapa bisa terluka? Semalam saat aku pergi kamu masih baik-baik saja.”

Pria dengan cepat mendekat, dalam nafas Vero He semuanya adalah nafas pria yang berat di tubuh pria, begitu tidak bisa diabaikan, membuat hatinya seperti seekor kancil yang telah dikejutkan, langsung menabrak lurus.

Dia ingin mengalihkan wajahnya, malah digenggam erat olehnya, tidak bisa digerakkan sedikitpun, dia kesal, “Kamu telah membuat aku kesakitan.”

Tenaga di tangan pria telah dilepas, malah tidak ada menarik kembali tangannya, Dia menatap ujung matanya, itu adalah luka yang juga tidak dapat ditutupi oleh keahlian tata rias yang luar biasa, bahkan di atas masih menunjukkan jejak darah yang tidak begitu jelas, Dia sedikit memuncungkan bibir tipisnya, dengan pelan meniupinya, “Sakit tidak?”

Vero He mengangkat kepala, tidak sengaja berpas-pasan dengan tatapan mengasihaninya, detak jantungnya berhenti, segera melangkah mundur selangkah, menghindari nafas pria yang menutupi, Dia dengan suara pelan berkata : “Aku tidak apa-apa.”

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu