You Are My Soft Spot - Bab 360 Tenangkan Aku Sesaat (1)

Stella Han awalnya tidak ingin memedulikannya, ingin mengusirnya keluar, tapi mendengar suara serak karena kehausan di dalam suaranya, Dia masih tidak terkendalikan membalikkan tubuh masuk ke dalam dapur, saat menuangkan air untuknya, Dia masih berpikir, di tubuhnya pasti ada sifat pembantu, kalau tidak kenapa bisa diperintah olehnya?

Dia membawa gelas keluar, meletakkan gelas kaca di hadapannya, Dia menegakkan tubuh, dengan tidak berekspresi berkata : “Cepat minum, selesai minum lalu pergi.”

Jordan Bo melihat gelas di atas meja, air bergejolak, uap air muncul. Lewat cukup lama, Dia baru mengangkat gelas, air sangat panas, memegang di tangan, tangannya yang dingin sampai kebas akhirnya kembali sedikit hangat, Dia tidak buru-buru minum, tentunya juga tidak akan buru-buru pergi, Dia hanya melihat kamar, dengan datar berkata : “Kamu tinggal di sini bagaimana?”

Stella Han menutup bibir, jelaas-jelas tidak merasa menderita tapi saat Dia menanyakan seperti ini, Dia malah tiba-tiba merasa menderita, Dia mengalihkan pandangan dengan dingin berkata : “Aku masih baik, kamu minum air saja, waktu sudah tidak pagi, aku ingin istirahat.”

Pandangan Jordan Bo akhirnya dialihkan kembali ke wajahnya, melihat Dia dengan tidak sabaran mengusirnya pergi, sangat berbalik dengan sikapnya yang sangat sabar dan lembut kepada Ned Guo di bawah, Dia jauh-jauh datang kemari, Dia lalu seperti ini tidak ingin bertemu dengannyakah?

Stella Han dilihat olehnya sampai sekujur tubuh tidak nyaman, pandangannya bercahaya, sembarangan melihat juga tidak melihat ke arahnya. Jordan Bo bisa muncul di sini, Dia sangat terkejut, selain terkejut, masih merasa asing. Jadi Dia berada di sini, hanya memberikan sebuah rasa tekanan yang tidak berwujud padanya, membuat Dia setiap waktu ingin menyuruhnya cepat pergi.

Jordan Bo sesekali melihat Dia sesaat, Dia meletakkan gelas ke atas meja, Dia berkata : “Kamu sudah sedikit kurus, sedikit gendut lebih cantik, saat ini dagu sudah runcing.”

Tangan di sisi tubuh Stella Han perlahan mengepal, Dia masih bisa memperhatikan Dia kurus, kelihatannya Dia bukan begitu tidak perhatiaan kepadanya, Dia mengira di dalam hatinya hanya ada seorang Bretta Lin, “Kurus sedikit cukup baik, asal tubuh sehat.”

Perkataannya ini tidak ada maksud lain, tapi setelah selesai mengatakan malah bertambah sedikit sindiran, seperti sedang menyindir orang yang Dia cintai tidak sehat. Dua orang masuk ke dalam topik pembicaraan yang buntu, Jordan Bo menatapnya, dalam hati sebenarnya sedikit kesal, Dia sengaja datang ke kota Y melihatnya, Dia sama sekali tidak simpati, masih terus begitu dingin.

Dia mengangkat gelas, minum seteguk, menyelesaikan kehausan di tenggorokannya, Dia mendorong gelas kembali ke meja, mengganti gerakan, sepasang kaki dengan anggun disilangkan, dengan malas bersandar di atas sofa, tampilan itu sama sekali tidak ada maksud ingin buru-buru pergi.

Stella Han mengerutkan kening, ingin pergi, tapi Jordan Bo berada di sini, Dia kemana tetap merasa tidak nyaman, berdiri di sini, di bawah tatapannya yang panas, Dia lebih merasa tidak nyaman, baru membuka mulut ingin mengusir orang, Jordan Bo sudah terlebih dahulu berkata : “Aku sudah lapar.”

Stella Han memelototinya, tadi minum dulu, sekarang sudah lapar, Dia tidak bisa tidak begitu menyiksa orang? Dia memelototkan mata, berkata : “Keluar pintu jalan lurus, naik lift turun, keluar hotel, dua sisi jalan ada banyak restoran, kamu boleh pergi makan sesuatu.”

“Sudah lelah, tidak ingin bergerak.” Jordan Bo menatap arah dapur, “Pergi buatkan mie untuk aku saja, selesai makan aku lalu pergi.”

Hati Stella Han muncul emosi, dengan kesal memelototinya, Dia pasti sengaja datang menyiksanya, “Kamu yakin kamu selesai makan lalu pergi?”

“Gorengkan telur, kalau ada sayuran boleh letakkan sedikit, paling baik ada kacang polong.” Jordan Bo mengeluarkan permintaan sedikitpun juga tidak malu, Dia malah melihat di atas meja dapur kecil diletakkan sebungkus kacang polong yang segar, baru dengan sengaja mengeluarkan permintaan.

Stella Han dengan tidak terima memelototinya, tapi pria hanya mengangkat satu alisnya, seperti permintaan diri sendiri sedikitpun tidak kelewatan. Dia kesal sampai mengigit gigi, masih menerima nasib membalikkan tubuh pergi ke dapur.

Sebenarnya malam Dia juga tidak makan begitu banyak, berjalan kaki sesaat, saat ini juga sedikit lapar. Dia masuk ke dalam dapur, menarik kulkas mengeluarkan dua telur, lalu menutup pintu dapur.

Jordan Bo melihat bayangan tubuh yang sibuk di belakang kaca buram itu, bibir tipisnya sedikit naik, bangkit berjalan ke arah kasur, Dia melepaskan jaket, sweter, baju dan celana melemparnya ke atas kasur, hanya memakai sebuah celana dalam masuk ke kamar mandi.

Berdiri di bawah pancuran Dia melemparkan celana dalam ke dalam ember di samping, di dalam ember berisi pakaian dalam Stella Han yang masih belum sempat dicuci. Dia memejamkan mata, air hangat menyiram dari atas sampai bawah, Dia teringat hari itu, setelah Dia marah lalu pergi, satu hati sangat kesakitan.

Benar ingin memukul sekali wanita yang tidak tahu diuntung itu, tapi pukulan melewati wajahnya, melihat Dia dengan pasti maju, menghadang satu pukulan itu untuk Ned Guo, Dia sakit hati dengan tidak beralasan.

Sesaat itu, Dia memandanginya, pikiran brutal yang tak terhitung muncul dalam benaknya, tapi terakhir, Dia hanya bisa pergi dengan tidak mengatakan apapun. Kembali ke villa, melihat kamar utama yang kosong, Dia emosi menghancurkan seluruh barang, termasuk lampu kristal yang menurutnya beban di atas langit-langit itu.

Lampu kristal pecah, pecahan kaca berserak dimana-mana, Dia melihat serpihan itu, merasa hatinya juga sudah hancur menjadi serpihan kaca. Stella Han, kamu kenapa begitu berani seperti ini padanya?

Dia seperti monster yang meledak, berdiri di tengah kamar tempat mereka pernah bercinta berulang kali sebelumnya, malah merasa kesakitan. Sudah menghancurkan seluruh barang, Dia dengan kelelahan berjalan ke sisi kasur, di depan mata ada sebuah cahaya melintas, Dia menatap baru menyadari di meja rias telah bertambah sebuah cincin biasa.

Dia mengambil cincin biasa, pola di atas cincin biasa sama persis dengan cincin pria di tangannya. Waktu itu saat memilih cincin, Dia berencana membelikannya sebuah cincin berlian yang besar, tapi teringat baju-baju, sepatu dan tas yang Dia berikan untuknya, Dia tidak pernah menyentuhnya, Dia lalu mengganti niatnya.

Cincin pernikahan harus terus dipakai, Dia membelikan untuknya, kalau Dia merasa terlalu mewah meletakkan di dalam rak meja rias, lalu ada arti apa? Dia sengaja memilih cincin biasa, saat memakaikan untuknya masih jarang mengatakan dengan lembut, setelah memakainya lalu tidak boleh dilepaskan lagi.

Tapi Dia tidak hanya melepaskannya, setiap kali dilepaskan adalah karena Ned Guo. Saat ini, Dia sudah pergi, malah meninggalkan cincin biasa, walaupun Dia tidak mengungkit bercerai, tapi maksud sudah sangat jelas.

Dia dengan erat menggenggam cincin biasa, tidak, Dia pasti tidak akan membiarkannya pergi, pasti tidak akan membiarkannya mencampakkannya.

Jordan Bo tiba-tiba membuka mata, di dalam mata cahaya bersinar, Dia dengan cepat selesai mandi, baru menyadari di dalam kamar mandi tidak ada handuk, hanya ada sebuah handuk berwarna pink, Dia mengambil handuk, di atas handuk ada aroma susu mencuci wajah yang biasa dipakai Stella Han. Dia mengambil mengusap air di wajahnya, lalu meletakkan kembali ke atas tali, Dia membuka pintu, sedang bersiap keluar, lalu melihat Stella Han berdiri di luar melamun.

Dia tidak buru-buru keluar dengan datar berkata : “Aku tidak menemukan handuk, kamu bantu aku ambil sebentar.”

Stella Han kembali tersadar, Dia mengangkat kepala melihat di tubuh Jordan Bo tidak memakai apapun, wajahnya seketika memerah, segera mengalihkan pandangan, kali ini gelisah sampai bernafas mengeluarkan nafas yang panas, Dia berkata : “Kamu tunggu sebentar.”

Tubuhnya tidak memakai baju, bicara sekarang pasti bukan waktu yang tepat. Stella Han pergi ke teras menyimpan handuk yang Dia bawa sendiri, di atas handuk masih ada sebuah Wolnie, Wolnie yang memakai mahkota terlihat imut, Dia memberikan handuk kepadanya, mengeluh berkata : “Kamu kenapa tidak pulang mandi?”

Jordan Bo menerima handuk, berpura-pura tidak mendengar keluhannya, Dia mengusap air di tubuhnya, lalu langsung membungkus handuk di pinggangnya, juga tidak ada rencana untuk memakai baju kembali.

Kalau saat ini Stella Han masih tidak bisa melihat sesuatu, maka Dia terlalu lemot, Dia memelototi Jordan Bo, baru ingin berbicara, Jordan Bo terlebih dahulu berkata : “Apa yang sudah gosong?”

Perhatian Stella Han seketika dialihkan, teringat di dalam panci sedang memasak mie, Dia segera berlari masuk ke dapur dengan terburu-buru. Jordan Bo berdiri di luar, melihat bayangan tubuhnya yang sibuk, akhirnya sudah merasakan perasaan tenang memiliki seorang istri, sekalipun istri ini sama sekali tidak menyambutnya.

Jordan Bo berjalan ke samping dapur kecil, bersandar di kusen pintu, melihat Stella Han mengambil sumpit menjepit mie meletakkan ke dalam mangkuk, sisi wajahnya lembut, hatinya yang tidak sabaran perlahan menjadi tenang. Dia menatap punggungnya, di dalam mata dengan cepat muncul sebuah perasaan lalu perlahan menjadi diam.

Stella Han menggunakan sebuah mangkuk besar untuk Jordan Bo, Dia sudah selesai memasak mie lalu menjepit sebuah telur goreng meletakkan ke atas mie, lalu mengambil kacang polong ke atas mie, mie putih telur kuning sayur hijau, melihatnya sangat memiliki selera.

Dia membawa mangkuk membalikkan tubuh lalu melihat Jordan Bo dengan tidak bersuara bersandar di samping pintu, detak jantungnya berhenti, pandangan jatuh ke tubuhnya, postur tubuhnya sangat bagus, seluruh tubu tidak ada lemak, otot di tubuh meregang dan indah, Dia dengan kesulitan menelan air liur, dengan pelan berkata : “Kamu kenapa tidak memakai baju, bagaimana kalau masuk angin?”

Suaranya lembut, tidak sekeras saat melihatnya tadi, di tambah wajahnya yang memerah, melihat membuat hati Jordan Bo bergoyang, Dia dengan tidak tersadar mengatakan : “Memakainya nanti juga akan dilepas, merepotkan!”

Stella Han segera mengangkat kepala memelototinya, mata melotot besar, Dia menanyakan berkata : “Apa maksudnya?”

Jordan Bo mulai berpura-pura tidak mendengarnya, Dia mengulurkan tangan menerima mangkuk di tangannya, takut Dia nanti emosi, memecahkan mangkuk. Dia membawa semangkuk mie, lalu mengambil sumpit dari tangannya, lalu jalan ke samping sofa duduk, dengan lahap memakannya.

Stella Han merasa dirinya sudah memikat serigala masuk, Jordan Bo sama sekali tidak ada maksud ingin pergi, Dia membalikkan tubuh kembali ke dapur, melihat mie di dalam mangkuk, seketika tidak ada selera.

Dia sebenarnya bermaksud apa? Ingin menginap di sini? Dia menganggapnya sebagai apa, setengah bulan tidak ada kabar, begitu datang lalu ingin tinggal bersamanya, masih benar menganggapnya sebagai alat untuk melampiaskan nafsu?

Stella Han semakin memikirkan hati semakin tidak nyaman, Dia di Amerika menjaga cinta pertamanya, ada perlu lalu datang ke kota Y mencarinya untuk menyelesaikan, benar-benar sudah kelewatan.

Kecepatan Jordan Bo sangat cepat, tidak begitu lama, semangkuk mie sudah habis, Dia mengangkat kepala dari dalam mangkuk, melihat Stella Han masih melamun di dalam dapur, Dia membawa mangkuk masuk ke dalam dapur, melihat di sana masih diletakkan satu mangkuk kecil, Dia meliriknya, “Kamu tidka makankah? Kalau begitu aku makan.”

Dia meletakkan mangkuk, mengangkat mie itu, lalu berdiri di dalam dapur mulai makan, Stella Han tidak bisa berkata-kata menatapnya, Dia sudah kelaparan berapa hari? Selera sebesar ini?

Kecepatan makan mie Jordan Bo walaupun besar, gerakan malah sangat anggun, melihat Dia menatapnya, Dia menjelaskan berkata : “Makanan pesawat tidak enak, masih mie buatanmu lebih memiliki rasa rumah.”

Terhitung, Stella Han sepertinya tidak pernah membuat makanan untuknya sekalipun, di Halley City, Bibi Liu bisa mengurus kebutuhan mereka dengan baik, Dia samas sekali tidak bisa mencampurinya.

Orang seperti Jordan Bo ini, makanan enak seperti apa tidak pernah makan? Saat ini malah dengannya di dalam dapur, merebut mienya, masih makan dengan nikmat. Sampai akhir adalah orang yang sudah makan makanan mewah terlalu banyak, lalu ingin sedikit mengganti makanan rumahan.

Jordan Bo sangat cepat selesai makan mienya, Dia meletakkan mangkuk ke tempat cuci piring, membalikkan tubuh keluar dari dapur.

Stella Han memelototi dua mangkuk satu besar satu kecil yang kosong, benar ingin menanyakan Dia adalah babikah? Makan sebanyak ini! Sesaat, Dia dengan menerima nasib membereskan dapur, selesai membereskan dapur, Dia berjalan keluar, mengira Jordan Bo sudah selesai makan dan minum, akhirnya bersedia memakai baju pergi, tapi Dia tidak hanya tidak pergi, malah langsung menempati kasurnya, duduk di kasur melihat televisi.

Stella Han tidak tahan lagi, Dia dengan langkah cepat jalan ke samping kasur, dengan kejam memelototinya, “Jordan Bo, kamu air juga sudah minum, mie juga sudah makan, bahkan juga sudah mandi, kamu benar tidak sudah harus pergi?”

Jordan mengalihkan pandangan dari televisi, pandangan jatuh di tubuh wanita yang terengah-engah di depan mata, Dia seperti tidak mendengar pertanyaannya, mengulurkan tangan kepadanya, “Sudah selesai cuci piring? Sudah lelahkan, kemari lihat televisi sebentar.”

Stella Han emosi, Dia memelototinya, sangat berharap mengaruk wajahnya, Dia tidak pernah bertemu dengan orang yang berkulit tebal seperti ini, Dia tidak mendengar Dia sedang mengusir dirinya pergikah, atau masih benar berencana dengan tidak tahu malu tinggal di sini?

“Jordan Bo, aku tidak ingin berbicara omong kosong denganmu, hari ini kalau tidak kamu pergi, kalau tidak aku yang pergi.”

Jordan Bo dengan serius menatapnnya, pandangan dalam, melihat sampai hati Stella Han ketakutan, tepat saat Dia ingin membalikkan tubuh mengambil barang sendiri keluar, Jordan Bo tiba-tiba berkata : “Kamu pergi mandi, menunggu kamu selesai mandi kita kembali berbincang.”

Taktik yang dipakai Jordan Bo saat ini adalah mengulur waktu dan menyerang dari sebelah, tidak menghadapinya dengan keras. Karena akibat dari setiap kali menghadapi dengan keras adalah berpisah dengan tidak bahagia. Dia perlahan juga tidak kembali menghadapinya dengan keras, terutama saat mereka begitu sensitif seperti ini.

Stella Han mana mungkin masih bisa masuk perangkap, Dia tersenyum dingin berkata : “Tunggu aku selesai mandi keluar, kamu bisa tidak kembali mengatakan waktu sudah larut, tidur dahulu, besok bangun bicarakan lagi?”

Ekspresi Jordan Bo ada sedikit menyedihkan, sangat jelas telah ditebak pikirannya olehnya, tapi Dia masih bertahan berkata : “Kamu mandi dahulu, selesai mandi kita bicara lagi.”

“Jordan Bo, kamu sebenarnya ingin bagaimana? Kamu katakan, kamu jauh-jauh datang kemari, benar tidak adalah demi meniduriku, baik kalau begitu, kamu tiduri saja, selesai tidur kamu pergi!” Stella Han membencinya, asal Dia muncul Dia lalu tidak bisa tenang seperti sebelumnya, Dia selalu menebak maksud dari setiap tindakannya, Dia terus dengan tidak berbentuk menyakitinya, lalu datang dengan mudah, lalu pergi begitu saja.

Menunggu dirinya sudah tenang, Dia lalu kembali muncul memprovokasinya.

Dia sangat emosi, mengangkat tangan membuka baju, Jordan Bo hanya melihatnya, sama sekali tidak menghentikan tindakannya. Dalam hatinya kesal, api itu terus menerus naik, tapi Dia mengingat, tidak menghadapinya dengan keras.

Sifat jelek Stella Han ini adalah bertemu keras lalu keras, bertemu lembut lalu lembut. Setelah dirinya beberapa kali memakan kerugian di dirinya, pada dasarnya sudah menemukannya, asalkan Dia terus tidak marah, Dia pelan-pelan juga akan menjadi tenang.

Stella Han melihat Dia menatap Dia membuka baju, malah tidak berbicara satu katapun, dalam hati lebih kesal, semakin memastikan Dia secara khusus datang kemari untuk menidurinya. Kenapa ada pria seperti ini, wanita di Amerika sudah mati semuakah, tidak ada satupun yang bisa memuaskannya, Dia masih harus secara khusus datang kemari mencarinya?

Selesai melepas baju, Dia tidak bisa melepas lagi, jatuh terduduk di samping kasur, tiba-tiba menangis tersedu-sedu, “Jordan Bo, kamu sebenarnya menganggap aku sebagai apa?”

Mendengar suaranya yang membawa tangisan, hati Jordan Bo tertarik, di dalam mata melintas rasa sakit, Dia memajukan tubuh bangkit, perlahan mendekatinya, mengulurkan tangan merangkulnya dalam pelukan, tubuh Stella Han hanya bersisa sebuah bra, tubuh dua orang saling menempel, Stella Han tidak tahan bergetar pelan.

Dia memejamkan mata, Dia masih tidak berencana melepaskannyakah? Sudah seperti ini, Dia masih ingin memaksanyakah? Benar saja, sejak awal Dia hanya menganggapnya sebagai alat untuk melampiaskan nafsunya, jadi Dia sejak awal tidak pernah menghargai keinginannya.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu