You Are My Soft Spot - Bab 1 Terjatuh ke Sungai

Suara deringan hanphone yang kencang memecah keheningan di tengah malam itu, Tiffany Song pun terbangun dengan bercucuran keringat, ia melihat ke arah handphonenya yang tak berhenti berdering itu di meja ranjangnya, ia pun mengambil hanphonenya itu sambil menekan-nekan kepalanya yang sakit itu.

"Halo?"

"Nyonya Tang, selamat siang, kami dari kepolisian, suami Anda dan kakak Anda berhubungan dalam mobil dan jatuh ke sungai, tolong bawakan dua pasang baju kemari......" entah apa yang dikatakan polisi itu selanjutnya, Tiffany sama sekali tidak mendengarkannya, di dalam kepalanya hanya terngiang sepatah kata saja, suami Anda dan kakak Anda berhubungan dalam mobil dan jatuh ke sungai......

Gila, seekstrim apa mereka sampai bisa jatuh ke dalam sungai?

"Halo, halo? Nyonya Tang? Apa Anda mendengar perkataanku?"

Tiffany mematikan teleponnya tanpa berkata apa-apa, ia menggenggam handphonenya itu erat-erat, cincin pernikahan yang ada di jari manis kirinya itu berkilau dengan sangat terang bahkan sampai menusuk matanya. Dari awal dia tahu hari ini akan tiba, tapi kenapa hatinya masih terasa sesakit ini?

Saat Tiffany sampai ke kantor polisi, waktu sudah menunjukkan pukul dua subuh, polisi lalu lintas yang mengurus urusannya saat itu adalah seorang gadis yang masih muda, ia memandangi Tiffany dengan penuh prihatin, "Kenapa kau benar-benar mengantarkan baju mereka kemari, seharusnya kau membiarkan pria sampah seperti itu mati tenggelam dalam sungai!"

Tiffany tersenyum kecut, suaranya terdengar sangat dingin, "Ini pilihanku sendiri."

"......" Polwan muda itu memandanginya dengan bingung, reaksi wanita ini sangat aneh, biasanya wanita yang mengetahui suaminya selingkuh pasti akan menangis tersedu-sedu, marah-marah, dan membuat onar di sana sini, tapi wanita ini terlalu tenang.

Setelah mengurus semua prosedurnya, ia pun melihat suaminya William Tang dan kakaknya Lindsey Song dibawa keluar oleh polisi. Tiffany memandangi mereka sesaat, lalu ia pun mencengkram erat tasnya, lalu pergi dari kantor polisi itu.

Angin malam itu sungguh terasa dingin sampai menusuk tulang, Tiffany berdiri di samping mobilnya, ia memegangi pegangan pintu mobil itu dengan erat, sekujur tubuhnya terus gemetaran karena ia sedang berusaha keras mengontrol emosinya. Ketika dirinya melihat William dan Lindsey keluar tadi, tiba-tiba ia merasa sangat ingin berlari ke arah mereka dan memukuli mereka sampai mati tanpa memikirkan apapun!

Ia membuka pintu mobilnya, baru saja hendak duduk, tangannya pun ditarik oleh seseorang. Tubuhnya berubah kaku, ia melihat ke arah tangan yang cantik dan kurus itu lalu melihat ke atas, matanya terkunci pada wajah cantik yang membuat orang terpana itu. Tiffany pun mengerutkan keningnya, sambil menahan rasa muaknya ia pun berkata, "Jangan sentuh aku, kotor!"

Lindsey tidak melepaskan genggaman tangannya, malah mencengkramnya lebih erat, ia melihat wajah pucat Tiffany, lalu tersenyum licik, "Tiffany, jangan marah dong, aku kan ingin membantumu menjaga William agar tidak sampai terjebak oleh rayuan pelakor, aku kan membantumu menjaga posisimu sebagai Nyonya Tang, seharusnya kau berterima kasih padaku."

Tiffany sungguh marah, ia berkata, "Apa ada wanita di dunia ini yang lebih tidak tahu malu daripada kau? Dia itu adik iparmu, kau adalah bibi keempatnya, kenapa kau berani berhubungan seksual dengannya? Kalaupun kau tak menganggapku, bagaimana dengan kakak iparku, kau anggap dia apa?"

Lindsey pun menjawabnya dengan santai, "Aduh, bicara apa kau ini, aku kan hanya ingin membantumu saja, kau tidak bisa memuaskan suamimu, sebagai seorang kakak, tentu saja aku harus membantumu membuat suamimu merasa puas."

Emosi Tiffany pun mulai meledak, tangan satunya yang terdiam di bawah pun ia angkat dan ia layangkan ke arah Lindsey.

Namun di tengah-tengah, tangannya itu terhenti, Lindsey melepaskan cengkraman tangannya dengan sekuat tenaga, Tiffany yang mengenakan sepatu hak tinggi pun terbanting ke lantai karena kehilangan keseimbangannya, kulit pergelangan tangannya terkelupas, rasanya sungguh sangat amat sakit.

Lindsey pun menunduk di hadapannya, mencengkram dagu kecil Tiffanny dengan tangannya, "Oh ya, kalau kau begitu sayang pada kakak iparmu, kita bertukar suami saja bagaimana, kalian yang satu dingin, yang satu payah, benar-benar pasangan serasi!"

"Dasar tak tahu malu!" Tiffany melepaskan tangan Lindsey, wajahnya memerah, apa dia masih bisa lebih kejam daripada ini? Bisa-bisanya ia mengusulkan untuk bertukar suami, kalau sampai kakak ipar mendengarnya, ia pasti akan sangat sedih.

Lindsey menepuk-nepuk tangannya, lalu berdiri, ia menatap Tiffany dari atas, sambil tersenyum bangga tanpa rasa malu sedikit pun, "Tiffany, pikirkan usulku itu baik-baik, aku menunggu jawabanmu."

Tiffany merasa sangat kesal, dari kejauhan ia melihat William yang berjalan perlahan-lahan keluar dari kantor polisi, air matanya pun tak terbendung lagi. Ia melihat William mendekat selangkah demi selangkah, ia mengangkat kepalanya melihat ke arahnya, "William, kenapa dia?"

William hanya diam saja, ia tak mau memberikan penjelasan apapun. Ia berjalan ke samping Lindsey, menggandeng tangannya, mengantarnya ke dalam mobil, lalu kembali ke samping Tiffany, mengambil kunci mobil yang terjatuh di lantai, dan masuk ke dalam mobil.

Refleks Tiffany sangat cepat, ia langsung berdiri dari lantai dan menahan pintu mobil itu, ia menatap William dengan mata berapi-api, "Katakan padaku, selama ini kau anggap aku ini apa?"

William memandanginya, bibirnya pun terangkat dan tersenyum ironis, "Tiffany, apa yang kau takutkan? Tenang saja, tak akan ada orang yang bisa menggusur posisimu sebagai Nyonya Tang."

Hati Tiffany teriris-iris, apa menurut William dirinya hanya menginginkan posisi Nyonya Tang ini saja? Ia pun melepaskan tangannya perlahan-lahan, tak lama, pintu mobil itu pun langsung terbanting dan tertutup rapat, mobil sedan hitam itu pun melaju dengan kencang.

Tiffany terdiam di tempat, melihat mobil sedan hitam itu hilang dalam kegelapan, ia pun membungkukkan tubuhnya dan berjongkok, ia mengulurkan kedua tangannya dan memeluk tubuhnya yang gemetaran itu, air matanya mengalir keluar. Tiupan angin malam menerbangkan rambut panjangnya, ia terlihat menyatu dengan kegelapan malam itu, terlihat sungguh melas dan tak berdaya.

Di kejauhan, sebuah Maybach hitam terparkir di pinggir jalan. Pintu mobil itu pun terbuka, sesosok pria tinggi keluar dari mobil itu. Kedua tangannya ia letakkan di dalam kantong celana panjangnya, ia berjalan ke arah Tiffany dengan santainya, lalu menendang-nendang betis Tiffany pelan dengan ujung sepatunya, "Apa kau mau jongkok di sini sampai tua?"

Suara pria yang berat itu tercampur dengan tawaan kecil, Tiffany pun mengangkat kepalanya, pria itu berdiri tepat di bawah cahaya dan membuat Tiffany bisa melihat dengan jelas wajah tampannya itu, setelah ia menyadari siapa yang datang, Tiffany pun terbata-bata, "Pa, Paman keempat, ka, kakak ipar, kenapa kau bisa di sini?"

Setiap kali Tiffany bertemu dengan Taylor Shen, ia selalu bingung dirinya harus memanggil Taylor dengan sebutan apa. Ia adalah paman keempat dari William Tang, ia harus memanggilnya paman keempat juga karena ia sudah menikah dengan William, tapi karena ia juga menikah Lindsey Song, secara teknis ia adalah kakak iparnya. Oleh karena itu setiap kali bertemu dengannya, ia selalu bingung.

Taylor yang tampan dan menawan itu membungkukkan badannya, menatap wajah Tiffany dalam-dalam, nafasnya yang sedikit berbau alkohol itu menghembus ke wajah Tiffany, wajah Tiffany pun merah seketika, jantungnya berdegup kencang, ia pun mencoba memundurkan badannya.

Namun karena terlalu tergesa-gesa, ditambah lagi dengan kakinya yang kesemutan karena jongkok terlalu lama, ia pun terjatuh ke lantai.

Sebuah tangan yang besar pun segera menangkap tangan kecilnya yang panik dan ketakutan itu, lalu menariknya berdiri dari lantai.

Tiffany memejamkan matanya karena terkejut dan ketakutan, ia mengira dirinya pasti akan terjatuh dan terlihat memalukan. Namun sedetik kemudian, ia merasa tubuhnya ditarik oleh seseorang, ia membuka matanya, lalu melihat bibirnya sendiri sedang mengarah pada bibir yang tipis dan empuk itu......

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu