You Are My Soft Spot - Bab 211 Asalkan Dia Berbalik, Dia Tidak Akan Datang Mengejar (1)

Taylor Shen terus menatap Vero He, dengan begitu saja melihat air mata dalam matanya seperti banjir yang menghancurkan muncul, Dia terkejut sesaat, lebih merasa kasihan. Evelyn menanyikan dengan sangat baik, suara anak-anak seperti oriole kuning di lembah kosong, sangat menyentuh orang.

Dalam hatinya masih berpikir. Kalau enam tahun yang lalu Dia tidak kehilangannya, kalau diantara mereka juga ada seorang putri, maka itu akan hal yang begitu indah dan bahagia? Putri paling baik lebih mirip dengannya, maka Dia lalu bisa sekaligus menyayangi wanita besar kecil.

Dia sambil memikiran, lalu melihat air mata yang banyak keluar dari dalam matanya, hatinya seperti ditekan oleh sebuah batu yang berat, berat, tidak bisa bernafas.

Suara Evelyn berhenti, dia dengan terkejut memandangi tante yang cantik di hadapannya ini, dia sudha menangis, “Tante Vero. Nyanyianku sangat tidak enak di dengarkah? Kenapa kamu menangis?”

Rasa percaya diri Evelyn mendapat pukulan besar, Dia belum pernah bernyanyi sampai membuat orang menangis, tidak, ada satu kali, Dia pulang ke rumah, lalu menyanyikan untuk mama lagu yang baru diberikan guru, mama sambil memeluknya menangis cukup lama.

Waktu itu yang dinyanyikan sepertinya juga adalah lagu ini.

Vero He melihat Evelyn yang terkejut sampai wajahnya pucat, Dia buru-buru menghapus air mata, mengelengkan kepala berkata: “Bukan, Evelyn menyanyikannya dengan sangat baik, hanya saja tante teringat beberapa hal yang tidak baik, tidak ada hubungannya dengan Evelyn.”

Orang dalam satu ruangan melihanya. Termasuk Evelyn yang terkejut, Dia memandangi sepasang mata phoenix yang bercahaya bagai obisidian itu, di bawah sepasang mata hitam yang bersih ini, masalah hatinya tidak dapat disembunyikan. Dia mengendong dirinya, meletakkannya di atas sofa, dengan pelan berkata: “Maaf, aku teringat masih ada sedikit masalah kantor belum selesai diurus, aku pergi dahulu.”

Vero He selesai mengatakan. Mengambil tas yang diletakkan di atas sofa, dengan cepat jalan kearah pintu.

Stella Han berdiri di depan pintu dapur, melihat Vero He lewat di hadapannya, Dia segera menggenggam pergelangan tangannya, “Vero, makan siang sudah selesai, selesai makan baru pergi.”

Vero He menundukkan mata. Air matanya muncul, Dia menarik nafas sesaat, menutup rasa sakit yang menusuk tulang itu, Dia berkata: “Tidak lagi, lain kali saja.”

Dia dengan pelan melepaskan tangannya, dengan langkah cepat berjalan ke pintu, membuka pintu keluar. Stella Han baru ingin mengejar, ada sebuah bayangan tubuh yang tegak lebih cepat darinya, Dia melemparkan satu kata “Aku yang pergi saja”, lalu dengan cepat pergi.

Stella Han tertengun berdiri di pintu, melihat pintu besar terbuka lalu tertutup. Dia dengan tidak berdaya menurunkan punggungnya, perkumpulan hari ini, Dia sudah mempersiapkannya cukup lama, tapi saaat ini masih menghancurkannya, Dia bahkan tidak menunggu sampai selesai makan siang baru pergi.

Dia membalikkan tubuh melihat Evelyn, Evelyn seperti melakukan hal yang salah termengun berdiri di tempat, dengan ketakutan memandanginya, dengan menderita berkata: “Mama, aku hanya ingin menanyikan lagu untuk tante Vero, aku tidak bermaskdu membuat dia menangis……hwaaa……”

Mengatakan sampai akhir, dia benar tidak bisa menahan rasa menderita di dalam hati, berteriak menangis besar.

Jordan Bo sangat kasihan, dia segera mengendong putri dalam pelukannya, dengan lembut menghibur, bocah kecil semakin menangis semakin sedih, pundak yang kecil terisak-isak sesaat, dia sambil menangis sambil berkata: “Papa, aku benar tidak…..menyanyikannya sangat tidak enak didengar…….”

Benar dengan berat memukul hati kecil anak!

Jordan Bo mengulurkan tangan dengan pelan menghapus air mata yang keluar dari ujung matanya, Dia mencium keningnya sesaat, “Suara sayang sangat ajaib, menyanyikan sampai ke dalam hati tante, jadi tante menjadi sedih, bukan kesalahan sayang, hanya saja tante terlalu tersentuh.”

Evelyn seperti percaya seperti meragukan memandanginya, “Benarkah?”

Jordan Bo dengan sekuat tenaga menganggukkan kepala, memberikannya kepastian, daripada menyakiti harga dirinya.

Stella Han melihat interaksi ayah dan anak dua orang, Dia mengerti kenapa Tiffany Song bersedih, sebelum Dia menikah, mereka pernah pergi ke panti asuhan, Tiffany Song pergi demi mencari orang tuanya sendiri, saat Dia mengetahui, ada orang membawa pergi Ibunya, akhirnya malah masih meninggalkannya di panti asuhan.

Evelyn sebuah lagu , tidak lain membuat dirinya teringat kesakitan masa lalu ini, jadi Dia baru tidak tahan menangis.

Sudah begitu lama, tidak peduli dia adalah Tiffany Song atau Vero He, Dia adalah anak yatim piatu yang dicampakkan oleh orang keluarganya, Stella Han semakin berpikir semakin sedih, gadis yang bernasib buruk ini, sebenarnya kapan baru bisa mendapatkan kebahagiaan yang sederhana?

Stella Han berpikir seperti ini, Taylor Shen juga berpikir seperti ini, mereka tidak ada yang menduga Vero He bisa menangis kesakitan, bukan karena dirinya juga pernah dicampakkan.

Vero He berlari keluar apartemen, Dia berdiri di depan lift, matanya menjadi kabur, Dia mengulurkan tangan menekan tombol, sepasang pintu lift terbuka, Dia berjalan masuk, menekan angka lantai satu, sepasang pintu lift perlahan menutup.

Tiba-tiba, sebuah tangan besar diulurkan masuk, sepasang pintu lift mendapatkan halangan kembali terbuka, Vero He segera mengangkat kepala melihat, melihat Taylor Shen berdiri di depan pintu lift, Dia bahkan tidak sempat menghapus air mata di atas wajahnya, tampilan menyedihkan dan juga lemah tidak bisa disembunyikan di hadapannya.

Sepasang tangan Taylor Shen menahan sepasang pintu lift, pandangannya bersinar menatap Vero He, melihat airmata yang cerah di wajahnya, hatinya sesaat sangat kesakitan, dia dengan diam berjalan masuk, lift dengan cepat perlahan tertutup.

Dua orang tidak berbicara, di samping datang suara isakan yang ditekan, seperti sama sekali tidak ingin membuatnya mendengar, Dia ingin mengatakan sesuatu, membuka mulut, malah kembali tidak mengatakan apapun.

Dia mengangkat kepala menatap angka merah di layar elektronik, satu per satu lantai menurun ke bawah, lalu berhenti di lantai satu.

Pintu lift sudah dibuka, Vero He dengan cepat masuk, Dia menghapus air matanya, tidak ingin menjadi lemah di hadapannya, Dia berjalan ke depan pintu unit, membuka pintu, cahaya matahari diluar menyinar satu lantai, juga menyinar di atas tubuhnya, menusuk membuat Dia tidak bisa membuka mata.

Dia berjalan dengan cepat, malah juga mengetahui Taylor Shen dengan tidak lambat tidak cepat mengikutinya di belakang, dia dengan cepat sampai di tempat parkir, mengambil kunci membuka pintu lalu naik, saat menghidupkan mobil, pintu tempat duduk penumpang depan dibuka, pria naik duduk.

Dia langsung menolehkan kepala memelototinya, suaranya kejam, “Turun!”

“Kamu seperti ini, aku tidak tenang kamu pergi sendirian.” Taylor Shen melihatnya, tidak menghindar pandangannya, juga jelas melihat rasa jijik di matanya. Dia berpikir, sekalipun hatinya terbuat dari besi baja, Dia juga tidak bisa menahan rasa jijiknya.

Tapi dia mengerti, Dia tidak bisa pergi, asalkan begitu Dia berbalik, Dia tidak akan datang mengejar, mereka tidak akan memiliki kemungkinan lagi. Ini adalah karma kepahitan yang Dia tanam, maka harus dirinya sendiri menerima karma yang tidak baik!

Pandangan Vero He menatap dirinya, seperti akan mengeluarkan panah tajam keluar, Dia berkata : “Tidak perlu kamu memperhatikan, kalau bisa mati, lima tahun yang lalu aku sudah mati.”

“Tiffany Song!” Taylor Shen tidak bisa menekan rasa emosi yang tiba-tiba muncul di dalam dada, Dia sesekali menatapnya, “Aku tidak mengizinkan kamu mengutuk dirimu sendiri!”

“Kutukankah? Taylor Shen, hal yang pernah kamu lakukan padaku, aku tidak akan melupakannya satupun, aku akan mengingatnya, lalu meminta kembali satu persatu hal yang aku hilangkan, turun dari mobil, jangan biarkan aku mengatakannya untuk yang ketiga kalinya!” Di dalam cahaya yang terang, dendam dan rasa jijik dalam matanya kembali dengan jelas menusuk ke dalam matanya, Dia yang saat ini, bahkan tidak pernah menutupi, juga malas berpura-pura dengannya berurusan dengannya.

Dia membenci dirinya!

Juga baik, dia masih membencinya, paling tidak dia tidak akan melupakannya!

“Baik, aku terus menunggu kamu datang membalas, Tiffany, jangan pernah melupakan, aku terus menunggumu!” Di dalam nada bicara Taylor Shen bertambah rasa yang hangat, seperti bisikan diantara kekasih, membawa perasaan dalam dan kesakitan yang tiada batas.

Sepasang tangan Vero He dengan erat menggenggam setir, kalau tidak seperti ini, Dia takut kuku bisa menusuk masuk ke dalam dagingnya, Dia sudah cukup pahit cukup sakit, tidak perlu kembali menambahk kesakitan yang lain.

“Kamu turun!” Dia menatap ke depan tidak melihatnya, saat dia mengingat Anna, Dia tidak ingin melihatnya.

Taylor Shen memandanginya, wajah kecilnya seperti telah membeku selapis es, begitu dingin, sedangkan kesakitan dalam matanya, membuatnya sedikit tidak mengerti. Dia yang saat ini, setiap sisi memiliki sebuah cerita, malah adalah cerita yang tidak Dia mengerti.

“Disaat tidak melihat kamu dengan selamat sampai di rumah, aku tidak akan meninggalkanmu setengah langkahpun, jalanlah.” Nada bicara Taylor Shen walapun datar, malah memiliki tekad yang tidak mengijinkan untuk diskusi.

Vero He sangat emosi, dia menolehkan kepala memelototinya, melihat Dia duduk dengan tenang, Dia mengulurkan tangan membuka pintu, pergelangan tangan malah dengan cepat digenggam oleh sebuah tangan besar, di telinga datang suara pria yang menunjukkan sedikit samar, “Begitu buru-buru ingin kabur dariku, takut diri sendiri kembali jatuh cinta padakukah?”

Segala tindakan Vero He terhenti, dia memelototinya, dalam matanya melihat senyuman yang menusuk, dengan mencibir berkata: “Kamu terlalu menanggap dirimu penting, aku hanya tidak ingin membiarkan kamu mencemari udaraku.”

Mata Taylor Shen melintas sebuah rasa sakit, Dia malah tidak mengatakan apapun, hanya dengan datar berkata: “Jalanlah.”

Vero He kesal, ingin membuang mobil disini, nantinya harus pergi mencarinya meminta kembali kunci, dia dengan kesal berkata: “Kamu ini……anjing tidak tahu malu!”

Mungkin karena sudah sangat membenci, Dia baru bisa seperti ini memarahi orang, bibir Taylor Shen melintas sebuah senyuman, Anjing tidak tahu malu? Em, kalau bisa tidak tahu malu sampai kamu berubah pikiran, itu juga tidak buruk.

Vero He mengerti dia tidak akan turun lagi, dia mengemudi dengan amarah, mobil balap seperti panah bergegas mengemudi keluar, dengan cepat lalu mengemudi ke jalan besar, di dalam mobil sangat tenang, Vero He berusaha tidak melihatnya, tapi saat beralih jalan tidak bisa tidak melihat.

Pria berbaring di kursi kulit, tubuh yang panjang, kelihatan sedikit menyesakkan, Dia menutupkan mata, tidak tahu benar tidak telah tertidur, cahaya matahari menyinar masuk dari luar jendela, menyinarkan cahaya yang halus di wajahnya.

Dia menyimpan kembali pandangannya, memerhatikan keadaan jalan di depan, mereka yang saat ini, kebanyakan waktu bukan dalam keadaan menegangkan, maka saling menyakiti satu sama lain, apa gunanya? Lebih baik tidak saling bertemu, lebih baik saling melupakan satu sama lain.

Di dalam mobil sangat tenang, dari samping datang suara bernafas yang stabil, Vero He memalingkan kepala melihatnya, baru menyadari dia telah tertidur. Dia mengerutkan kening sesaat, Dia benar saja begitu terbiasa di sampingnya, baru saja bertengkar seperti itu, Dia juga bisa tidur dengan tenang?

Vero He sudah sangat kesal, pria benar saja adalah binatang yang tidak menganggap dalam hati, kamu disini kesal setengah mati, Dia malah biasa saja, yang harus makan makan yang harus tidur tidur, satupun tidak berkurang.

Di depan adalah jalan tol keluar kota, arah tujuan ini pergi kemana, Dia juga tidak tahu, Dia bahkan tidak mengetahui dirinya kenapa mengemudi sampai kemari, melewati pintu tol, Dia terus mengemudi ke depan, tanda jalan di depan menunjukkan ada sebuah pertanian pribadi, Dia membuka lampu belok, mobil belok masuk.

Setelah mengemudi sesaat jalan yang berlumpur, mobil berhenti di depan sebuah villa, Dia mematikan mesin, Taylor Shen tidak bangun, Dia duduk di dalam mobil melihatnya sesaat, baru membuka pintu turun.

Udara disini sangat bagus, disekitar menebarkan aroma wangi bunga omanthus, Dia mengangkat tangan menutup di atas matanya, memandang kejauhan, disana cahaya bagai sisik ikan, barusan saat mengemudi mobil masuk, melihat disana ada sebuah danau besar, di samping danau besar ada taman delima, di atas pohon dipenuhi oleh delima yang banyak, membuat cabang pohon membengkok.

Dia membalikkan kepala melihat sekilas pria yang masih tertidur lelap di dalam mobil, Dia mengerakkan kaki berjalan kesana, berjalan setengah jalan, baru tiba diluar taman delima, diluar taman dikelilingi oleh pagar, dia dengan pelan mendorong masuk, ada orang sedang memetik delima di taman delima, melihat Dia berjalan masuk, menghentikan gerakan tangannya, “Nona, kamu mencari siapa?”

Vero He menggaruk kepalanya sesaat, “Tante, aku lewat disini, melihat delima berbuah dengan baik, lalu ingin masuk melihat sesaat, tidak akan mengganggumu bekerjakan?”

Orang itu melihatnya, tiba-tiba berkata: “Kalau begitu kamu bantu aku memetik delima, selesai memetik delima, kamu ingin bagaimana melihat terserah dirimu.”

Vero He tersenyum berkata: “Baik.”

Cahaya matahari menyinar ke bawah dari celah daun, wajahnya sudah tidak begitu pucat lagi saat keluar dari Vanke City tadi, sebaliknya menunjukkan warna merah yang sehat, dengan delima di atas pohon saling bersinar, cantiknya membuat cahaya matahari kehilangan warna.

Vero He datang ke samping tante itu, tante itu bermarga He, dengar-dengar disini adalah wilayah anaknya, telah menanam delima, hanya untuk dilihat, Dia setiap tahun akan meluangkan waktu datang memetik delima, memberikannya pada teman-teman.

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu