You Are My Soft Spot - Bab 360 Tenangkan Aku Sesaat (2)

Jordan Bo dengan erat memeluknya, menyentuh dirinya Dia bukan tidak ada rasa, Dia memaksa menahan kekacauan dalam tubuh, hanya dengan polos memelukanya, suara serak berkata : “Kamu juga tidak merasa lelah, aku tahu kamu sudah begitu lama tidak melakukannya denganku, ada sedikit tidak sabaran, tapi juga tidak bisa begitu buru-buru.”

Godaannya membuat Stella Han sangat emosi, mengatakan seperti ini seperti Dia yang tidak tahan ingin menjatuhkannya. Dia meronta di dalam pelukannya, dengan emosi berkata : “Jordan Bo, kamu jangan sudah mendapatkan keuntungan masih pura-pura baik, lepaskan aku!”

Jordan Bo mana mungkin bersedia melepaskan, malah Dia bergerak perlahan di dalam pelukannya, nafasnya sesaat langsung menjadi cepat, Dia dengan erat memeluknya, nafasnya sedikit cepat berkata : “Stella Han, tidak ingin aku segera menjatuhkanmu, jangan sembarangan bergerak.”

Stella Han dapat merasakan reaksi tubuhnya, Dia terkejut sampai raut wajah menjadi pucat, tidak berani kembali bergerak lagi. Jordan Bo perlahan mengatur nafasnya sendiri, lalu merangkulnya berbaring di atas kasur, sekujur tubuh Stella Han menjadi kaku, “Kamu mau apa?”

“Tidur!” Jordan Bo mengulurkan tangan menarik selimut, menutupi tubuh satu sama lain. Saat ini juga tidak merasa jijik Dia tidak mandi, malah cukup senang kulit dua orang dengan polos saling menempel seperti ini.

Stella Han menjadi kaku tidak berani sembarangan bergerak, Dia tidak berani memprovokasinya, takut memprovokasi sampai sifat gilanya muncul. Dia masih ingat, senja sebelum meninggalkan kota Tong, Dia bagaimana membuat Dia luka sekujur tubuh, saat ini dipikirkan lalu merasa sakit menusuk hati.

Jordan Bo menempel di belakang punggungnya, kepala menempel di kepalanya, tubuhnya sangat kaku tidak bersedia santai. Tangannya yang diletakkan di pinggangnya perlahan beralih ke punggungnya, Stella Han masih belum sempat menghalangi, hanya merasa di depan dadanya menjadi longgar, bra sudah terlepas dari kulit. Lalu Dia sudah mengulurkan tangan menarik turun, “Jangan memakai tidur, tidak nyaman.”

Selesai mengatakan, tangannya kembali diletakkan di pinggangnya, tidak sembarangan bergerak lagi.

Sekujur tubuh Stella Han tegang, Dia tidak berani pergi mengambil kembali bra, lebih tidak berani memakai baju. Bersandar dalam pelukannya, Dia malah seperti telah tidur di atas duri, takut begitu bergerak lalu akan luka sekujur tubuh.

Jordan Bo merasakan kegugupannya, Dia hanya memejamkan mata, mencium aroma wangi yang tipis dari tubuhnya. Tanpa sadar, nafas menjadi berat, lalu perlahan tertidur.

Stella Han dengan ketegangan tinggi memerhatikan gerakannya, asal Dia sedikit bergerak, Dia lalu segera kabur. Tapi Dia terus menunggu, menunggu sampai dirinya sudah sangat lelah, tidak datang gerakkan apapun darinya, malah yang datang adalah nafasnya yang perlahan stabil.

Hatinya terkejut, Dia tidur begitu saja? Ini sama sekali tidak seperti gayanya, sejak Dia pindah tinggal di Halley City, asalkan ada kesempatan, Dia pasti tidak akan melepaskannya. Tapi saat ini, Dia malah benar hanya dengan polos memeluknya tidur.

Dia benar sudah tidur, atau ingin menunggunya melonggarkan waspada, lalu kembali menyerangnya?

Di dalam benak Stella Han kacau, berpikir Jordan Bo setiap saat ada kemungkinan untuk bangun, lalu seperti hari senja waktu itu begitu tidak berperasaan mendapatkannya, membuatnya sampai luka dimana-mana. Dia tidak berani tertidur, juga tidak berani bergerak, berbaring dengan kaku seperti ini.

Sampai akhir, bahkan dirinya sendiri juga tidak tahu Dia bagaimana tertidur, hanya merasa terlalu lelah, lelah bahkan mata sudah tidak bisa dibuka lagi.

Dia tidur tidak begitu lama, pria di belakang pelan-pela membuka mata, melihat tampilan tidurnya masih membawa waspada, Dia menghela sesaat, kepala menempel ke arahnya, mencium pundaknya, dengan lembut berkata : “Tidurlah, Stella Han.”

Stella Han tidur sangat tidak tenang, Dia di dalam mimpi, mimpi Dia seperti telah menghadiri acara olahraga sekolah, Dia berlari, tiba-tiba branya terlepas, Dia sangat terkejut, sambil berlari sambil mengaitkan bra. Tapi tidak peduli bagaimana Dia menarik, tetap tidak bisa menarik kaitan bra, lalu tampilan berubah, berubah menjadi kamar di Halley City, Jordan Bo menggertaknya, sambil melompat maju, sambil berkata : “Stella Han, kamu yang terlebih dahulu menggodaku, aku ingin membuatmu mengeluarkan bayarannya!”

Dia terkejut sampai langsung tersadar, selimut melorot dari atas tubuh, tubuhnya terasa dingin, Dia menundukkan kepala lalu melihat, atas tubuhnya tidak ada pakaian. Dia segera menarik selimut menutupi, pandangan panik melihat ke samping.

Di samping kasur kosong, sudah dirapikan, bahkan tidak ada sedikitpun bercak kusut. Dia tercengang menatap kasur, semalam Dia sedang bermimpikah? Sebenarnya Jordan Bo sama sekali tidak muncul.

Dia membalikkan kepala, mengangkat tangan memegang kepala. Di hadapannya tiba-tiba melintas cahaya putih yang menyilaukan mata. Dia tercengang sesaat, menurunkan tangan kiri, Dia melihat cincin biasa yang memikat pandangan di jari manis tangan kirinya.

Cincin ini sudah Dia lepaskan saat meninggalkan Halley City, saat ini kenapa bisa kembali ke tangannya. Pandangannya beralih, melihat baju pria di ujung kasur, adalah baju yang dipakai Jordan Bo semalam, Dia benar datang!

Stella Han tidak tahu dirinya sudah merasa lega atau perasaan berubah menjadi berat. Jordan Bo tiba-tiba datang ke kota Y melewati satu malam dengannya. Walaupun tidak terjadi apapun, lalu kembali memakaikan cincin untuknya, apa maksudnya? Tidak bersedia mengakhiri hubungan yang berantakan ini?

Stella Han tercengang menatap cincin biasa di tangannya, sesaat tidak mengerti sikap Jordan Bo, hatinya seketika menjadi cemas tidak tenang.

Lewat beberapa saat, Dia baru bangkit pergi ke kamar mandi, berdiri di depan wastafel, Dia tidak sengaja melirik ember yang diletakkan di samping. Di atas pakaian dalamnya bertambah sebuah celana dalam hitam. Dia emosi, mengulurkan tangan mengambil celana dalamnya melempar ke samping, wajahnya seketika menjadi panas.

Pria ini!

Stella Han selesai mencuci pakaian dalamnya, teringat dilihat olehnya barang sangat pribadi ini, dalam hatinya lalu menjadi tidak nyaman. Selesai mencuci pakaian dalamnya, kembali melihat celana dalamnya, Dia mengigit gigi. Terakhir mengambilnya, keluar kamar mandi melemparnya ke satu tumpuk bajunya. Lalu mengambil kantong memanggil ruangan pelayanan, menyuruh pelayan hotel membawa untuk dicuci.

Setelah selesai membereskan kamar, Stella Han menyandang tas turun. Negoisasi nona akuisisi dan perusahaan game itu menemui jalan buntu, belakangan tekanan setiap orang sangat besar. Stella Han sebagai perwakilan hukum perjanjian kali ini juga merasakan tekanan yang sangat besar.

Datang ke kantor cabang Bo’s Corp di kota Y, Dia menaiki lift naik, baru masuk ke dalam area kerja, Dia lalu merasa suasana area kerja hari ini tidak biasa. Sekretaris dengan cepat jalan datang, dengan pelan berkata : “Nona Han, rapat sudah di mulai, kamu diam-diam masuk dari pintu belakang.”

Stella Han melihat jam tangan, baru jam sembilan, rapat mmalah sudah dimulai. Dia menganggukkan kepala, dengan langkah cepat berjalan ke arah ruang rapat. Sampai di pintu belakang, Dia baru mendorong pintu lalu mendengar suara pria yang familiar itu datang dari dalam, “Akuisisi masuk ke dalam jalan buntu, apa kalian tidak mencari cara lain untuk memecahkan kebuntuan ini?”

Hati Stella Han bergetar, mengangkat kepala melihat, tepat bertatapan dengan pandangan Jordan Bo yang tajam. Dia awalnya ingin diam-diam masuk, tapi saat ini terkejut sampai lemas, kaki tersandung terjatuh ke lantai. Gerakan yang dibuat kali ini tidak kecil, semua orang memandangnya.

Stella Han terjatuh di atas lantai, bangkit terlalu canggung, pura-pura pingsan takut dibongkar, tepat saat tidak tahu berbuat apa, sepasang sepatu kulit berkilau muncul dalam pandangannya. Dia memutarkan kepala, mengikuti sepasang garis celana yang disetrika lurus melihat ke atas, tepat melihat pandangan Jordan Bo yang dalam. Hatinya berhenti, dengan canggung menundukkan kepala, sangat berharap sekarang langsung mati sesaat.

Jordan Bo menjongkok di hadapannya, mengulurkan tangan memapahnya berdiri, di dalam suara membawa godaan, “Semua orang sudah melihatnya, dimana jatuh lalu dimana bangkit, semoga kalian berpikiran luas secepatnya menemukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan saat ini, bubar!”

Orang kelompok akuisisi masih tercengang, menunggu pandangan tajam Jordan Bo melihat datang, semua orang baru meresponnya. Satu persatu memeluk laptop bangkit, dengan beraturan keluar dari pintu depan, siapa juga tidak sempat datang menertawai Stella Han terjatuh.

Menunggu semua orang sudah keluar, Jordan Bo masih belum melepaskan tangan Stella Han, Dia menundukkan kepala, sepasang tangan menggenggam tangannya. Jari panjang yang jelas dengan pelan mengosok cincin biasa di jari manis tangan kirinya, suaranya pelan berkata : “Saat ini barang sudah kembali kepada pemiliknya, tidak boleh hilang lagi.”

Stella Han menundukkan kepala melihat, melihat jarinya ada sesekali mengosok cincin biasa, hatinya tiba-tiba kacau. Dia segera menarik tangannya, membungkukkan tubuh memungut tas di lantai, memukul debu di atas, Dia berkata : “Kamu datang demi masalah akuisisi kali ini?”

Jordan Bo melihat ekspresinya yang dengan cepat Dia ditutupi, Dia dengan pelan bersandar di meja rapat yang lebar, menatapnya dengan serius, berkata : “Tepatnya aku datang demi dirimu.”

Hati Stella Han berdetak kencang, Dia mengangkat kepala memandanginya, matanya terlalu dalam, membuat Dia tidak mengerti di dalam perkataannya ini ada berapa yang benar berapa yang palsu. Dia mengalihkan pandangan, berkata : “Kasus akuisisi masuk dalam jalan buntu, dewan direksi pasti sangat panik, kamu di Amerika sudah segera pulang mendesak, bisa dilihat mereka pasti sangat ingin segera melihat hasil.”

Jordan Bo menutup bibir tipisnya, Dia berbicara yang lain karena tidak berani secara langsung menghadapinya. Dia juga tidak buru-buru, dengan pelan-pelan berkata : “Benar cukup panik, sebuah proyek sudah setengah bulan tidak ada perkembangan, kalian semua orang tinggal di kota Y, biaya yang digunakan terlalu besar.”

Hati Stella Han diam-diam merasa lega, benar yang Dia katakan, Dia bagaimana mungkin datang demi dirinya, Dia berkata : “Sebenarnya ini juga tidak bisa menyalahkan mereka, lawan yang terlalu licik, sebelumnya jelas-jelas sudah menyetujui permintaan kami.”

“Sebelum seluruh persyaratan tidak menjadi kontrak, semua orang mempunyai tempat untuk menyesal, jadi cara yang paling baik bukan janji di mulut, melainkan kertas hitam putih tertulis jelas, menghindari lawan tidak mengakui.” Jordan Bo seperti memiliki maksud berkata, kalau bukan perjanjian itu, takutnya saat ini Dia sudah kabur tidak kelihatan lagi.

Stella Han tercengang, merasa Dia sedang mengatainya, dan bukan mengatai kasus akuisisi kali ini, “CEO Bo, aku masih ada urusan, pergi dahulu.”

Jordan Bo melihat sikapnya, malah juga tidak memaksa, Dia menganggukkan kepala. Melihat Dia membalikkan tubuh mendorong pintu, di bibirnya muncul senyuman yang memiliki maksud.

Stella Han kembali ke ruangan sementaranya, dalam hatinya sangat panik. Dia mengangkat tangan kiri, jari manis tangan kiri terasa panas. Dia tidak mengerti apa maksud Jordan Bo, Dia datang ke Kota Y hanya datang mengawasi kasus akuisisi, atau benar datang demi dirinya?

Dia menggelengkan kepala, menghentikan dirinya berpikir sembarangan, sekalipun Dia datang demi dirinya, juga demi menidurinya. Dia semalam begitu menolak, Dia tidak baik dengan keras, jadi berencana dari samping menyerang. Memberikan pesona hangat untuknya terlebih dahulu, kemudian dengan berhasil menidurinya.

Tidak, ini bukan gaya Jordan Bo, Dia kalau benar ingin menidurinya, sekalipun Dia menolak, Dia juga bisa mendapatkannya. Apa bermain terus terang sudah lelah, sekarang berencana memainkan taktik diam-diam menyerang?

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu