You Are My Soft Spot - Bab 124 Aku Setampan Ini, Maukah Kamu Menciumku Satu Kali (1)

Tiffany Song bukan hanya tidak marah, dengan centilnya dia memainkan rambutnya, rambut hitamnya memancarkan kelembutan wanita, dia tersenyum lembut mengatakan: “Tentu saja, oleh karena itu pulalah pria dewasa dan serius bisa menyukaiku. Tidak suka tipe yang polos dan lugu.”

Angelina Lian merasa tersinggung, dia tertawa mengejek: “Sepertinya nona Song sangat berpengalaman dalam hal ini.”

“Kurang tepat dikatakan sangat berpengalaman, tapi sedikit lebih paham tentang pria jika dibandingkan dengan dirimu,” Tiffany Song tertawa dibuat-buat. Dia menjelaskan maksud perkataannya: “Misalnya memakai gaun tidur wanita lain keluar dari kamar pria, aku tidak akan melakukannya, ini terlalu merendahkan diri sendiri, jika pria itu menyukaimu, dia akan lebih menyukaimu yang tidak memakai apapun.”

Angelina Lian menggertakkan giginya, dadanya naik turun karena marah, jelas sekali dia sangat tidak senang. Dia sudah meremehkan Tiffany Song, dia berpikir dengan membuat sedikit kesalah pahaman, maka wanita itu akan meninggalkan Taylor Shen, sepertinya dia akan tetap lengket dengan pria itu.

“Benarkah? Nona Song. Terima kasih untuk ajarannya.” Angelina Lian berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan dirinya, dari nada bicaranya masih terdengar amarah.

Tiffany Song mengangkat pundaknya, dengan santai mengatakan: “Tidak berani mengajarimu, jika kita berbicara tentang mengajari, maka akulah yang seharusnya berterima kasih pada nona Lian yang mengubah pandanganku. Memang tidak salah anda mendapat julukan lotus putih.”

Cristian melihat Tiffany Song dan kembali melihat Angelina Lian. Kedua wanita tersebut saling tertawa sinis, topik percakapan yang seperti cuaca yang bagus sangat cocok untuk berjalan-jalan, sesungguhnya telah memecahkan gendrang peperangan keduanya. Perperangan kaum wanita, tidak ada darah dan asap, tapi cukup membuat hati tidak tenang.

Taylor Shen turun dari lantai atas, mendengar kata-kata lotus putih, dia pun melihat kearah keduanya yang berada diruang tamu, dia segera mendekati Tiffany Song, meletakkan tangannya pada pinggang Tiffany Song, bertanya: “Lotus putih apa? Apa kamu ingin melihat lotus putih?”

Tiffany Song mendelik, dia teringat semalam di mobil pria tersebut memukul pantatnya, dia kemudian mengerjapkan matanya, tersenyum mengatakan: “Untuk apa pergi melihatnya, didepanku juga ada satu bukan?”

Taylor Shen memperhatikan sekelilingnya. Dia sama sekali tidak melihat lotus putih yang dikatakan Tiffany Song, sebaliknya dia malah melihat Angelina Lian dengan kotak hadiah disamping dan handphone ditangannya, dia mengernyitkan dahinya, dengan tatapan tajam memperhatikan Cristian, “Sekertaris Cristian, apa maksud semua ini?”

Cristian khawatir dan menunduk, “CEO Shen, tadi waktu aku membawa masuk barang, kebetulan sekali bertemu dengan nona Lian, anda juga tidak berpesan……”

“Aku tidak berpesan agar menyampaikan hadiah itu padaku?” sambil mengatakan hal itu, Taylon Shen melepaskan Tiffany Song, handphone itu adalah hadiah yang dipersiapkannya untuk Tiffany Song, handphone waktu itu telah dirusak olehnya, ketika dia memerintahkan orang untuk membereskan barang Tiffany Song dan mengirimkannya ke Sunshine City, dia melihat handphone tersebut dilengketkan kemudian disimpan didalam kotaknya, oleh karena itu dia berpikir untuk memberikannya handphone yang sama.

Cristian mengangguk dengan jujur, dia melihat wajah Taylor Shen tampak lebih tidak senang, dia tidak mengatakan, dia juga tidak tahu itu untuk siapa.

Taylor Shen melepaskan Tiffany Song, dia melangkah mendekati Angelina Lian, Angelina Lian tersenyum melihat kearah Taylor Shen, melihat raut wajah pria tersebut, ada perasaan tidak enak muncul di dalam hatinya, dia segera mengatakan: “Taylor Shen, jangan salahkan sekertaris Christian, aku tahu kamu bermaksud memberiku kejutan, aku sangat suka hadiah yang kamu berikan, terima kasih masih mengingat ulang tahunku.”

Taylor Shen tanpa ekspresi mendekati Angelina Lian, dia menjulurkan tangannya mengambil handphone ditangannya, dia melanjutkan: “Handphone ini bukan untukmu, jika kamu ingin handphone, aku bisa memerintahkan sekertaris Cristian untuk membelikan satu untukmu.”

Senyuman diwajah Angelina Lian menghilang, Taylor Shen mempermalukannya dihadapan orang lain, apalagi ada Tiffany Song, membuatnya sangat kesulitan, dia marah dan cemburu, dia menggigit bibirnya, dengan tatapan kasihan melihat kearah Taylor Shen, dengan sedih menambahkan: “Taylor Shen, apa ini untuk nona Song? Maaf, aku pikir ini untukku oleh karena itu aku membukanya, nona Song, kamu jangan keberatan ya.”

Tiffany Song sangat tidak tahan dengan sandiwara Angelina Lian, jika dia yang diposisi itu, dia mungkin sudah akan lari meninggalkan villa, wanita itu malah bisa tetap duduk disana, dunia lotus putih dia memang tidak paham.

Taylor Shen tidak mengatakan apapun, dia mengambil handphone tersebut kemudian berjalan kehadapan Tiffany Song, dia menggenggam tangan Tiffany Song, dan menyerahkan handphone tersebut, sembari mengatakan: “Yang kemarin kuhadiahkan padamu sudah kubanting rusak, jadi ini kubelikan yang baru, jika kamu tidak menerimanya, aku akan membantingnya dan kamu tidak perlu menggunakan handphone lagi.”

Mungkin dia khawatir wanita ini keberatan karena handphone ini sudah disentuh oleh Angelina Lian, dalam perkataannya mengandung ancaman.

Tiffany Song diam dan memperhatikan handphone yang ada ditangannya, dia teringat saat pria itu berang dan membanting handphonenya, meskipun hatinya sangat tidak enak, tapi handphone itu direbut dari tangan Angelina Lian, berhasil membuat Angelina Lian tidak nyaman, dia pun menerimanya, dia tidak puas dan bergumam, “Mana ada orang menghadiahkan sesuatu tapi tidak mengatakannya dengan jelas, membuat orang lain sampai salah paham?”

Sembari mengatakannya, dia mengambil handphone tersebut dan melapnya pada pakaian Taylor Shen, dia tidak lupa Angelina Lian mencium handphone ini beberapa kali. Jika dia tahu lebih cepat, dia pasti merebutnya, mana mungkin membiarkan wanita itu menciumnya?

Taylor Shen juga tidak bisa berkutik, dia mendelik kearah Cristian, wajah Cristian menjadi tegang, dia orang paling kasihan diruang tamu itu, dia dapat merasakan tidak lama lagi, disini akan muncul air bah dan kobaran api.

“CEO Shen, aku akan menunggumu di mobil.” Cristian segera meninggalkan tempat pertempuran, di punggungnya keringat dingin berkucuran, ancaman kedua wanita ini tidak sembarangan, CEO Shen, jaga dirimu.

Angelina Lian sadar kalau sedari tadi Taylor Shen sama sekali tidak memperhatikannya, dia segera berpura-pura tidak terjadi apapun, bangkit menuju keruang makan, seperti pemilik rumah mengatakan: “Bibi Lan, hidangannya sudah boleh dihidangkan.”

Bibi Lan menyahut kemudian menghidangkan sarapan.

Tiffany Song melihat Angelina Lian dengan datar, dia kemudian memasukkan handphone kedalam saku celananya, dia mengulurkan tangannya dan memeluk lengan Taylor Shen, tersenyum manis mengatakan, “Sayang, terima kasih untuk hadiahnya, ayo kita sarapan.”

Kata sayang, tidak membuat Angelina Lian merasa jijik, tapi malah dia sendiri yang jijik. Taylor Shen menunduk dengan sinis melihatnya, dia tahu wanita itu bersandiwara di hadapan Angelina Lian, tapi dia sangat senang, wanita itu sampai rela bersandiwara, itu berarti dia juga peduli padanya. Jika wanita itu sampai tidak peduli, itu berarti apapun yang dilakukannya akan sia-sia belaka.

Angelina Lian melihat mereka berdua bermesaraan, dia sangat cemburu, dia sangat ingin membalikkan meja, tapi dia tidak bisa melakukannya, dia harus menyembunyikan perasaanya sendiri, jika sampai ketahuan, Taylor Shen akan mengusirnya.

Asalkan dia masih berada di dalam kehidupan mereka, menciptakan kesalahpahaman diantara mereka, yang dilanjutkan dengan berakhirnya hubungan mereka adalah suatu hal yang mudah. Jika dia tidak berada di samping mereka lagi, apa yang diharapkannya tidak akan terjadi.

Selesai sarapan, Taylor Shen dan Tiffany Song pergi bersama. Lokasi sunshine city berada di pemukiman elit, di sini taksi sangat susah masuk, angkutan umum lainnya juga susah diakses, Tiffany Song bersikeras untuk pergi bekerja tidak ada angkutan umum benar-benar sulit.

Di dalam mobil, Taylor Shen melihat Tiffany Song yang melihat ke arah luar jendela, dia mengatakan: “Siang nanti datanglah ke kantorku.”

“Untuk apa ke kantormu?” Tiffany Song berbalik melihat ke arahnya, semalam dia pulang dengan terburu-buru, tasnya juga ketinggalan, nanti setelah mengisi daftar riwayat hidup, dia akan mengambilnya dari Stella Han.

“Aku suruh kamu datang ya datang saja, oh ya, masih ada lagi mengenai masalah pekerjaan, beberapa waktu yang lalu aku telah membeli Winner Group, aku sudah menyuruh pengacara untuk membuatkannya atas namamu, kamu boleh memilih menjadi CEO atau designernya, terserah kamu.”

Taylor Shen ingin mengatakan hal ini padanya ketika dia mendengar bahwa wanita ini bermaksud untuk pergi mencari pekerjaan, terakhir karena adu mulut hal ini pun terlupakan.

Tiffany Song melihatnya dengan terkejut, waktu itu pria ini memberinya pabrik permen, sekarang dia kembali menghadiahkannya perusahaan design, uang sebesar itu, apa pria itu tidak takut kalau modalnya habis dibuatnya? “Aku tidak bisa mengurus perusahaan, bagaimana kalau sampai rugi?”

“Tidak masalah, jika kamu untung itu adalah uangmu, jika sampai rugi maka akulah yang rugi.” Taylor Shen menjulurkan tangannya untuk menarik tangan wanita tersebut dalam dekapannya, tangan besar pria tersebut diletakkan pada bahu bulatnya, jemarinya kemudian meremas pundaknya, dia tidak sekhawatir beberapa hari yang lalu.

Tiffany Song memperhatikan pria tersebut dengan seksama, tiba-tiba saja dia teringat saat mereka belum sedekat ini, malam itu dia pergi ke Swiss Sea Club untuk mengambil dompetnya, pria itu menyuruhnya memainkan taruhannya, jika dia berhasil memenangkannya maka uang hasil kemenangan itu adalah miliknya, tapi jika dia kalah apakah anggap saja sebagai kekalahan pria tersebut, saat itu dia merasa pria ini benar-benar sangat tampan.

Pria memang akan terlihat sangat tampan jika dia memiliki banyak uang!

“Mengapa kamu melihatku seperti itu?” Taylor Shen memegang wajahnya, bulu kuduknya berdiri.

Tiffany Song tersenyum dan mengatakan: “Tidak ada apa-apa, hanya saja ketika kamu mengatakan perkataanmu tadi, aku merasa kamu tampan sekali, aku sampai lupa segalanya.”

“Kalau aku setampan itu, maukah kamu menciumku sekali saja?” Taylor Shen melihat wanita tersebut sambil tersenyum, ketika wanita itu tidak melawannya, wanita itu terlihat sangat patuh, membuatnya berpikir untuk menindasnya.

“Puha”, terdengar tawa tak tahankan dari Budi dan Cristian yang berada di baris depan, wajah Tiffany Song memerah, dia menyingkirkan tangan pria itu kemudian bergeser ke samping. Dia tahu dia tidak memiliki alasan untuk marah. Terkadang kemarahan wanita itu disebabkan oleh pria yang terlalu membiasakannya.

Taylor Shen mendelikkan matanya ke bangku depan, kemudian dengan wajah iba mencoba membujuk wanita itu. Pada akhirnya tidak tahan oleh desakan pria tersebut, Tiffany Song pun memberi ciuman kilat dibibir pria tersebut.

Taylor Shen memerintahkan Budi untuk menghentikan mobil di pusat kota, sebelum Tiffany Song turun dari mobil, pria itu sengaja memeriksa apakah handphone wanita tersebut dalam keadaan hidup, “Tiffany Song jangan tutup handphonenya, jangan sampai aku tidak bisa menghubungimu dan lagi siang ini jangan lupa pergi ke kantor, kita makan siang bersama, oke?”

Tiffany Song merasa, pria ini lebih lengket dari sebelumnya, jika pria ini tidak bekerja, bisa jadi pria ini akan mengikutinya seperti bayangannya selama 24 jam, dia berdiri diluar mobilnya, mengangguk dengan tidak sabar, “Aku tahu, aku tidak akan mematikan handphone, siang ini aku akan pergi ke perusahaan untuk mencari mu, CEO Shen , kamu sudah mengatakannya sepanjang perjalanan, kamu sudah hampir menjadi nenek-nenek.”

“Baguslah sudah tahu, kamu sudah membuatku seperti nenek-nenek, lihatlah betapa kamu sangat menyiksaku.” Dia mengulurkan tangannya dan menariknya ke arahnya, dia mencium bibirnya dan kemudian melepaskannya.

Tiffany Song berdiri di luar mobil, matanya memperhatikan mobil yang bergerak menjauhinya, jari-jemarinya menyentuh bibirnya yang hangat, perlahan dia menghela nafas, dia benar-benar tidak bisa membenci pria tersebut.

Di dalam mobil, pria itu lalu memperhatikan bayangan yang perlahan menjadi kecil dan kemudian menghilang, dia pun mengalihkan pandangannya, mengatakan sesuatu pada Cristian yang duduk di baris depan: “Apakah kamu sudah melakukan apa yang aku perintahkan?”

“Sudah, CEO Shen, aku sudah memerintahkan dua pengawal untuk melindungi nona Song, mereka berdua adalah pengawal yang sangat terlatih, kamu tenang saja.” Cristian membalas.

“Perintahkan mereka untuk memperhatikannya lebih seksama, jangan biarkan siapapun melukainya, juga jangan sampai dia memiliki kesempatan untuk kabur dariku.” Taylor Shen mengepalkan tangannya, wanita itu belum memaafkannya, dia bisa saja meninggalkannya kapanpun dia mau, oleh karena itu dia harus berhati-hati.

Menyuruh orang mengikutinya, selain untuk menjaga keselamatannya, ini juga untuk memastikan agar wanita tersebut selalu berada di dalam pengawasannya. Dia sama sekali tidak lagi merasakan hal yang sama saat wanita itu menghilang, meskipun yang dilakukannya sangat tidak waras, tapi dia sama sekali tidak ingin mengambil resiko kehilangan wanita tersebut.

“Baiklah, CEO Shen.”

......

Setelah meninggalkan Taylor Shen, Tiffany Song menelepon Stella Han, di dalam handphonenya ini cuman ada nomor kontak Taylor Shen seseorang, yang juga dapat dihubungi dengan menekan angka emergency satu, kemudian dia juga mengingat nomor handphone seseorang, orang itu adalah Stella Han.

Ketika handphone itu berdering, Stella Han masih tertidur, suaranya terdengar sangat lelah, “Tiffany Song, ayah dan ibuku memberikanmu ayam kampung beserta telurnya, kamu pelihara saja di tamanmu, kapan kamu mau datang kemari untuk mengambilnya?”

“Paman dan bibi sudah terlalu sungkan, ketika aku pergi aku bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada mereka, hatiku benar-benar tidak tenang.” Tiffany Song menjawab dengan perasaan bersalah.

“Tidak apa-apa, ayahku ibuku mereka paham pada situasimu, kamu juga tidak bebas bukan. Bagaimana kalau kuantarkan saja ke Vanke City?” Stella Han tidak bersemangat, semalam ketika dia kembali ke rumah, Jordan Bo tidak membiarkan begitu saja, perjanjian 1 minggu 4 kali, sepertinya membuat Jordan Bo sangat tidak senang.

Awalnya dia sempat berusaha dan mencoba melawannya, tetapi pada akhirnya dia kehabisan tenaga, dia akhirnya membiarkan pria itu melakukan apapun yang disukainya. Semakin lama dia semakin merasa, bagi pria tersebut, dia hanya boneka pemuas nafsunya.

Tetapi dia, sebaliknya juga semakin tenggelam dalam permainan ini.

“Rumahku yang ada di Vanke City sudah dijual oleh Taylor Shen.” Tiffany Song berdiri di pinggir jalan, memperhatikan mobil yang lalu-lalang di depannya, Vanke City adalah tempat di mana dia bertemu dengan Stella Han, diapartermen kecil itu terdapat banyak sekali kenangan yang indah, sekarang tanpa persetujuannya Taylor Shen telah menjualnya.

“Apa? Jadi sekarang kamu tinggal di mana?” Stella Han segera bangkit dan duduk, tidak sengaja dia menyenggol daerah yang perih, rasa sakitnya membuatnya menarik nafas, Jordan Bo sialan, setiap kali selalu menggunakan cara yang sama untuk menghukumnya, yakni menidurinya secara berulang-ulang, benar-benar sangat kejam!

“Tinggal di rumahnya, Stella Han, apa sekarang kamu ada waktu luang? Tolong bawakan tasku.”

"Baik, aku akan segera kesana!"

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu