You Are My Soft Spot - Bab 29 Ciuman Pertama Mereka

Tiffany Song duduk di ruang eksklusif, ia kemudian menatap ke arah lelaki yang sedang memejamkan matanya dan duduk di sebelahnya, pemandangan yang berada di depan ruang VIP itu tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Ia tidak lagi berbicara sejak itu, ia bahkan tidak menghiraukannya hingga saat mereka naik ke atas pesawat.

Dadanya kini terasa sesak, ia tidak tahu cara mendeskripsikan perasaan tersebut, ia hanya tahu bahwa ia merasa sangat sesak.

Emosi Taylor Shen tidak terlalu baik, ia dapat dikatakan sudah merasakannya, ia mencium pusarnya di detik sebelumnya, dimana ia kemudian berbicara dengan menggunakan kata-kata yang menyakiti perasaannya di detik berikutnya, perubahan ekspresi wajahnya memakan waktu lebih cepat dibandingkan dengan membalikkan halaman buku. Ia mengepalkan tangannya dan mengayunkannya ke arahnya, ia tidak berani memukulnya, ia juga tidak boleh mengeluarkan emosinya.

Kedua mata itu tiba-tiba terbuka, Taylor Shen menatapnya dengan tenang, wajahnya yang tampan itu terlihat tidak berekspresi.

Tiffany Song tidak menyangka bahwa ia akan membuka matanya tiba-tiba, sehingga ia kmeudian tercengang, kedua matanya itu memandanganya dengan pandangan seakan-akan ia ingin sekali menelannya. Setiap kali ia menatapnya seperti ini, ia selalu saja akan merasa sangat tertekan.

Ia sesegera mungkin menyimpan kepalan tangannya, kemudian memusatkan pandangannya ke arah depan.

Setelah cukup lama, tekanan yang mengitarinya itu menghilang, ia meliriknya dengan menggunakan sudut matanya dan menyadari bahwa ia sudah kembali memejamkan matanya, ia kemudian menghela lega nafasnya, dirinya kini merasa lebih lega. Karena perasaan mengantuk yang melandanya, ia akhirnya memutuskan untuk memejamkan matanya dan tertidur lelap.

Suara nafasnya terdengar memelan, Taylor Shen kemudian membuka matanya dan menatapnya tajam. Setiap indranya yang menawan, kulitnya yang putih, hidung yang tinggi, bibir yang memerah, dagu yang tajam, ia tidak dapat dikatakan yang paling sempurna, namun, ia tetap saja menarik perhatian orang.

Pandangannya tertuju pada bibir merahnya, setelah beberapa saat, ia mendekatinya, ia menghela nafasnya tanpa bersuara ketiak bibir tipisnya itu saling menempel dengan bibirnya.

"William......"

Tubuh Taylor Shen menegang, pandangannya menajam, ia kemudian menatap wanita itu dengan pandangan yang dingin, hatinya merasa sedikit kesal, ia ingin sekali menaklukan wanita ini.

Tiffany Song kini sedang bermimpi, ia bermimpi dimana ia sedang berada di hari musim panas saat ia masih berumur 19 tahun, ia dan William Tang berpacaran secara diam-diam. William Tang datang mencarinya dari kejauhan, ia melewati Ayah dan Ibu Song yang sedang tidur siang dan diam-diam berlari keluar dari vila.

Di bawah rindangnya pohon, setelah mengetahui panggilannya, William Tang mengurungnya dengan sekeliling tembok, mereka sudah tidak bertemu selama berhari-hari, ia benar-benar merasa sangat tersentuh, ia kemudian membungkukkan tubuhnya dan menciumnya. Itu adalah ciuman pertama mereka, wangi daripada rerumputan itu memenuhi hidungnya, setelah ia memberontak, tangan yang berada di sisi tubuhnya itu kini memeluk pinggangnya secara perlahan, hatinya dipenuhi dengan rasa malu dan senang.

Mimpi selalu saja sempurna, namun, realita selalu saja mencekam.

Wajahnya terlihat bersedih, Tiffany Song menarik dirinya keluar dari mimpi, ia menatap ke sekelilingnya, pandangannya tidak dapat fokus untuk waktu yang cukup lama.

Taylor Shen yang melihat dirinya seperti itu teringat bahwa ia tidak tahu apa yang sedang ia mimpikan hingga bibirnya membelok-belok, ia merasa sedikit kesal. Setelah ia membuka sabuk pengamannya, ia pun mengeraskan suaranya,"Apa yang sedang kamu bengongkan, cepat turun pesawat."

Tiffany Song kembali fokus, ia segera membuka sabuk pengamannya, namun, karena ia berdiri dengan terburu-buru, pandangannya kini menghitam, ia pun terjatuh ke arah depan. Di saat ia mengira bahwa ia kini sudah terjatuh, pinggangnya tiba-tiba tertahan oleh sebuah tangan yang besar, yang kemudian menahannya.

"Mengapa kamu bisa tidak berhati-hati seperti ini?" Taylor Shen tetap saja bersikap dingin seperti sebelumnya, namun, jika didengar dengan teliti, ia tetap saja dapat mendengar kelembutan dan kekhawatiran dirinya.

Setelah Tiffany Song berdiri, ia segera melangkah mundur dari pelukkannya, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata,"Tidak apa-apa, mungkin aku duduk terlalu lama."

Taylor Shen lagi-lagi merasa sangat kecewa dengan gerakannya yang melangkah mundur tanpa ia sadari, tangan yang berada di samping tubuhnya itu mengepal erat, ia kemudian keluar dari pesawat tanpa mengatakan apapun.

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu