You Are My Soft Spot - Bab 155 Tidak Boleh Menyerah Di Pertengahan Jalan Dalam Melakukan Sesuatu (3)

Ia membuka pintunya, menyalakan lampu, lalu langsung berlari ke dalam, ada jejak kaki seorang lelaki di atas karpet, ada sebuah bekas sandal wanita yang berantakan sedang terpampang di karpet, hatinya langsung menengang, kotak sutra merah yang berada di tangannya itu langsung terjatuh, ia kemudian berlari ke dalam kamar, tempat tidur sedang berada dalam keadaan berantakan, Tiffany Song menghilang.

“Tiffany!” Ia berteriak keras, perasaan sakit hatinya hampir saja membuatnya menggila, kedua tangannya mengepal, tatapannya langsung mengejam, ia berlari keluar kamar sambil menelepon polisi. Security hotel berbintang tujuh itu sangat ceroboh dalam bertidak, sehingga ia malas mempercayai security hotel, ia baru saja pergi sejenak, mengapa orang tersebut dapat membawa Tiffany Song pergi dengan adanya CCTV yang berlapis-lapis?

Taylor Shen melapor ke polisi, lalu berusaha keras untuk menenangkan amarahnya, bagaimanapun keadaannya, ia tidak dapat langsung merusak suasana, ia harus mencari keberadaan Tiffany Song sesegera mungkin.

Polisi datang dalam waktu yang sangat cepat, setelah mensurvei keadaan, salah satu polisi datang dan berkata kepada Taylor Shen,”Tuan Shen, melalui perbandingan jejak sepatu, kami saat ini ragu orang yang menculik Nona Song adalah Tom yang baru saja melarikan diri, kita akan mencarinya di seluruh kota.”

Taylor Shen menggenggam rambutnya, kemana Tom membawa Tiffany Song pergi? Ia tidak dapat mengulang kembali kesedihan yang terjadi delapan tahun yang lalu, ia harus menenangkan dirinya,”Kemana kemunkginan ia membawa Tiffany pergi?”

Beberapa polisi saling bertatapan, kemudian ketua tim tersebut, Huffman berkata,”Ini...... Kita juga tidak tahu, David, cek CCTV sejenak, cari karakteristik tersangka, sisanya cari Tom ke tempat-tempat yang biasa ia kunjungi, ia mempunyai seorang sandera, kita harus bergerak cepat, semakin cepat kita menemukannya, sandera akan semakin cepat terhindar dari bahaya.”

Semua orang langsung bergerak setelah menerima perintah, Taylor Shen langsung melangkah keluar dari kamar, ingin pergi ke ruang CCTV untuk mengecek rekamannya. Ketika ia melangkah keluar dari kamar, ia menyadari ada sebuah bekas berwarna merah gelap di atas karpet berwarna oranye, ia tidak memperhatikannya ketika ia kembali tadi, ia pun langsung berkata,”Polisi, ini ada bekas darah.”

Huffman langsung melangkah maju dan bersujud, lalu menyentuh jejak darah di atas karpet tersebut dan berkata,”Bekas darah ini masih hangat, orang tersebut belum pergi jauh, cepat kejar.”

Taylor Shen berlari secepat mungkin kearah lift, kemudian terus menekan tombol lift, lift sedang turun ke bawah, Tom yang sedang membawa Tiffany tidak mungkin berjalan melalui keramaian di ruang utama, ia pasti pergi ke lapangan parkir bawah tanah, ia kemudian menekah tombol lantai bawah tanah dengan hatinya yang berdebar kencang.

Ia yang sudah terlalu ceroboh hingga Tom mempunyai kesempatan, Taylor Shen yang sebelumnya tidak percaya akan dewa, kini memohon dalam hatinya,”Tuhan, aku mohon Tiffany Song baik-baik saja.”

Lift berhenti di lantai abwah tanah, Taylor Shen langsung berlari keluar dari lift, keadaan di lapangan parkir sangat tenang, tiba-tiba terdengar suara gesekan ban mobil dengan lantai dari kejauhan, ia langsung berlari ke arah tersebut, pintu lift yang berada di belakangnya itu terbuka, Huffman dan para bawahannya ikut berlari keluar.

Taylor Shen baru saja berlari sejenak, sebuah mobil Ford tua mengarah mendekatinya dengan kecepatan tinggi, seakan-akan ingin menabraknya mati. Melalui cahaya lampu mobil, ia dapat melihat orang yang duduk di kursi pengemudi adalah Tom yang baru saja bertengkar dengannya malam itu.

Huffman yang berada di belakangnya langsung berteriak,”Minggir, ia bisa saja menabrakmu mati!”

Taylor Shen berdiri tegak, ia ingin menghalangi mobil tersebut dengan tubunya, ia ingin membawa kembali Tiffany Song, maka ia harus mengambilnya darinya.

Cahaya mobil bergerak semakin mendekatinya, mobil Ford tua itu mengeluarkan suara gemetar, seperti suara binatang buas yang sedang mengaum. Lelaki yang berada di kursi pegemudi itu menunjukkan gerakan tangan pistol, lalu mengarahkannya pada Taylor Shen sejeneak. Kecepatan mobil meninggi, ketika mobil tersebut hendak menabraknya, tidak tahu darimana asalnya tiba-tiba ada suara tabrakan yang diikuti dengan suara tembakan.

Taylor Shen berguling beberapa kali di atas lantai, ketika mendengar suara tembakan, ia langsung beranjak dan berteriak,”Jangan tembak, ada sandera di dalamnya!”

Mobil Ford tersebut pergi keluar, semua orang kemudian berlari ke arah mobil Ford yang sudah menghilang dari lapangan parkir bawah tanah tersebut. Huffman langsung menelepon ke kantor pusat dan melaporkan karakteristik pengemudi serta nomor plat mobil Ford tersebut, sekaligus memohon pertolongan.

Taylor Shen tercengang melihat Tom membawa Tiffany Song pergi, ia tidak dapat melakukan apapun, ia merasa kesal hingga menendangkan kakinya, tangannya menggenggam kepalanya, Tiffany, tunggu aku, aku akan menyelamatkanmu, kamu harus menungguku.

Ponsel Huffman berdering, tidak tahu apa yang baru saja dikatakan lawan bicaranya, ia kemudian memutuskan panggilannya dan berjalan mendekati Taylor Shen, lalu berkata,”Mereka sudah mendapati keberadaan Tom, ia kini sedang mengemudi menuju pemukiman barat.”

Mobil polisi mendekati mereka, Huffman menyuruh timnya untuk naik ke mobil, Taylor Shen juga ikut serta, namun salah satu polisi menghalanginya,”Tuan Shen, mohon tunggu di hotel, kita akan membawa sandera pulang kembali dengan selamat.”

“Orang yang diculik adalah istriku, apakah kamu menyuruhku menunggu dengan tenang?” Taylor Shen marah besar, jika bukan karena kecerobohan mereka sehingga mereka tidak bisa menjaganya, apakah Tiffany Song mungkin mengalami bahaya seperti ini?

Huffman menatap Taylor Shen sejenak, lalu menarik tangan polisi tersebut dan memperbolehkan Taylor Shen naik ke mobil, mobil polisi pun segera pergi.

......

Di sepanjang perjalanan, mobil Tom selalu saja bertemu dengan perangkap, semua cctv mengikuti gerakannya, ia benar-benar tidak bisa menghindar, sepuluh menit kemudian, mobil Ford tua tersebut terjebak di tengah jalan.

Para polisi mengacungkan pistol ke arah mobil Ford tersebut, lalu berteriak,”Kamu sudah terjebak, cepat angkat tanganmu dan keluar dari mobil.”

Lelaki dalam mobil itu tidak bergerak, hingga akhrinya mobil polisi yang diduduki Taylor Shen tiba, orang tersebut melangkah keluar dari mobil perlahan sambil mengangkat tangannya. Polisi langsung menangkap lelaki tersebut, dimana yang lainnya kemudian membuka mobil Ford tersebut, setelah mencari secara keseluruhan, tidak ada siapapun di dalam.

“Pak, tidak ada sandera di dalam.”

Mata Taylor Shen menajam, ia menyingkirkan polisi tersebut, lalu mendekati penculik tersebut, kepalan tangannya langsung tertuju padanya, topi berburu yang sedang dipakai oleh lelaki tersebut terjatuh di atas tanah, ia kemudian memuntahkan darah, menatapnya, lalu tersenyum dingin dan berkata,”Taylor Shen, apakah kamu mencari istriku? Ia kini sedang menunggu Tom dengan santai, hahaha.”

Taylor Shen menatapnya tajam dan dingin, ia kemudian meninjunya sekali lagi dan memarahinya,”Mati saja!”

Taylor Shen akhirnya disingkirkan oleh polisi, ia menendangnya lagi, ia benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya, tatapannya yang berasal dari matanya memerah itu cukup mengejutkan.

Huffman juga menyadari bahwa mereka baru saja dikelabui, kini mereka khawatir Tiffany Song sudah dibawa pergi oleh Tom. Ia kemudian menatap Taylor Shen dan berkata,”Tuan Shen, kita akan berusaha untuk menemukan keberadaan Nyonya Shen secepat mungkin.”

Taylor Shen bernafas dengan erat, ia ingin menemukan Tiffany Song sesegera mungkin, jika tidak, ia pasti akan merasa takut, ia tidak dapat membiarkan kejadian mengerikan delapan tahun yang lalu itu terulang kembali pada Tiffany Song, tidak mungkin!

Seluruh tubuhnya bergemetar, ia merasa sangat takut, namun, ia berusaha untuk menenangkan dirinya, Tom sudah menangkap Tiffany, kemanakah ia akan pergi? Jika ia adalah dirinya, ia sudah menangkap istri dari orang yang ia dendami, ketika ia ingin segera membalas dendam, kemanakah ia akan membawanya pergi?

Ia berusaha melihat keadaan ini dari pandangan pencuri itu, lalu langsung berkata,”Polisi Huffman, dimanakah Jason dimakamkan?”

Ia baru saja bertanya, penjahat tersebut langsung merasa terusik, ia memberontak hebat,”Taylor Shen, orang yang sungguh sombong, aku tidak akan membiarkan dirimu pergi mengganggu kakakku.”

Taylor Shen melangkah perlahan mendekatinya, lalu menatapnya tajam dan berkata,”Kamu sebaiknya berharap pasanganku baik-baik saja, jika tidak, aku tidak akan membiarkan Jason tidur dengan tenang.”

Setelah itu, ia langsung meninju perut kecil lelaki tersebut, ketika melihatnya membungkukan tubuh kesakitan, ia langsung berpaling ke arah Huffman,”Pergi ke pemakaman Jason, cepat!”

Semua orang menatap ke arah Huffman, Huffman langsung menganggukkan kepalanya, para polisi pun menaiki mobil dengan cepat. Mobil polisi pergi menjauh, tatapan lelaki tersebut tertuju pada mobil polisi di kejauhan, ia kemudian berteriak,”Taylor Shen, jika kamu berani mengganggu kakaku, aku pasti tidak akan melepaskanmu sekalipun aku sudah menjadi hantu!”

Polisi pergi ke arah luar kota, langit sudah sanget gelap, seakan-akan lubang hitam bisa muncul kapan saja.

Taylor Shen duduk di atas mobil polisi dengan kedua tangannya di atas penutup sepatu, kedua tangannya mengepal erat, tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan, tetapi tatapannya sangat mengerikan, ia kemudian menutup matanya dan terus berkata dalam hatinya, Tiffany, tunggu aku, kamu harus tunggu aku!

Tiffany Song perlahan terbangun, ia merasa dirinya seperti sedang tertidur di atas tanah yang keras, ia mencium bau tanah, lalu membuka matanya perlahan, ia kali ini benar-benar terkejut, tatapannya dipenuhi oleh batu nisan, sekelilingnya dipenuhi dengan pepohohan yang gelap dan menakutkan. Angin terus berhembus kemari, seluruh tubuhnya pun merinding.

Menakutkan sekali, ini sepertinya adalah sebuah pemakaman, untuk apa si gila itu membawanya datang ke pemakaman?

Ia bergerak sejenak, tangan dan kakinya terikat, benda yang berada di mulutnya sudah terlepas. Ia merasa sakit yang berbekas di belakang kepalanya, sepertinya itu adalah luka dimana ia terbentur ketika berada di dalam koper. Ia melihat ke arah sekeliling, keadaannya sangat gelap, seorang lelaki sedang duduk di sisi kanannya, tangannya sedang menggenggam sepuntung rokok, di bawah cahaya api, tatapannya terlihat seperti sebuah tatapan dalam film horror.

Ia mulai bergemetar tanpa alasan, ia tidak berani mengejutkan orang tersebut, sehingga ia berusaha menyingkir secara perlahan dan berusaha menjauh dari lelaki yang tidak memperhatikannya itu.

Ia baru saja menyingkir sedikit, tetapi lelaki itu langsung berpaling menatapnya, senyuman dingin terpampang di wajahnya, ia kemudian menyindirnya,”Kamu tidak akan bisa melarikan diri, jika kamu mempunyai tenaga untuk memberontak, kamu sebaiknya tunggu saja dengan tenang, jika kamu membuatku kesal, aku mungkin saja tidak akan berperasaan sekalipun terhadap wanita.”

“Kamu bisa berbahasa Mandarin?” Tiffany Song menatapnya ragu, ia lupa bahwa keadaan ini tidak menguntungkan baginya. Kemahiran lelaki itu dalam berbahasa Mandarin cukup baik, ia mengucapkannya dengan jelas, tidak kurang sedikitpun dari orang Tiongkok asli.

Lelaki itu menggoyangkan puntung rokoknya,”Apakah aneh jika aku bisa berbahasa Mandarin? Jangan mencoba untuk akrab denganku, aku tidak akan melepaskanmu.”

Tidak tahu mengapa, Tiffany Song tidak merasa terlalu takut saat ini, jika dibandingkan dengan sendirian di tengah hutan yang menakutkan, ia tentu saja merasa lebih tenang dengan adanya lelaki yang menculiknya ini, ia kemudian berkata,”Kamu berpikir terlalu berlebihan, aku tidak pernah berpikir bahwa kamu akan melepaskanku.”

“Kalau begitu, jangan berbicara lagi, benar-benar ribut,”ucap lelaki itu dengan tidak sabar.

Tiffany Song mengucilkan lehernya, lalu berkata tanpa takut mati,”Karena kamu bisa berbahasa Mandarin, apakah kamu tahu peribahasa dalam bahasa Mandarin yang berkata jika balas dendam dibalas dengan balas dendam, kapan semuanya akan berakhir? Kalimat ini sebenarnya memiliki arti yang sangat sederhana, yaitu......”

“Diam!” Lelaki itu menatapnya tajam, lalu berbicara dengan kejam,”Jika kamu berbicara lagi, aku akan memotong lidamu dan menjadikannya sebagai alkohol bagi kakakku.”

Tiffany Song memalingkan kepalanya, lalu melihat foto lelaki muda di atas batu nisan, ia terlihat mirip dengan lelaki yang berada di hadapannya, nama yang diukir di atas batu nisan itu sepertinya pernah ia dengar dari Taylor Shen sebelumnya, ia kemudian menatap lelaki yang berada di hadapannya dan berkata,”Kamu bisa berbahasa Mandarin, ini berarti kamu pasti sangat suka belajar, dilihat dari penampilanmu, kamu pasti merupakan kamu elit, jika kakakmu tahu kamu merusak masa depanmu hanya karena dirinya, ia tidak akan pernah merasa tenang.”

“Aku menyuruhmu untuk menutup mulutmu!”Lelaki itu mengangkat kepalan tangannya dan menatapnya tajam.

Tiffany Song menghela nafasnya eprlahan, ia tidak mengira dirinya dapat menenangkan lelaki ini, namun, bagaimana ia tahu ia mempunyai kesempatan jika ia tidak mencobanya? Duduk menunggu bukanlah karakteristik dirinya.

“Lagipula, aku juga akan segera mati, aku harus berbincang dengan senang denganmu sebelum aku mati, jadi, aku juga tidak akan merasa kesempian. Aku sebenarnya adalah orang yang hendak mati, aku mengidap kanker stadium akhir, suamiku membawaku ke Amerika supaya aku tidak merasa menyesal ketika aku pergi nanti. Lagipula, aku juga akan segera mati, untuk apa kamu membuat kakakmu merasa tidak tenang disana?”

“Kamu mengidap kanker?” Lelaki itu sepertinya tidak mempercayai ucapannya.

“Betul, lihat rambutku, sebagian dari rambutku sudah rontok, yang lainnya merupakan sisa dari operasi, sel kankerku kini sudah menyebar, aku akan mati tidak lama lagi, jadi, kamu tidak perlu bersusah payah,”ucap Tiffany Song menenangkannya,”Kamu masih muda, masa depanmu masih jauh, aku merasa kasihan jika kamu harus kehilangan semuanya hanya karena diriku.”

Lelaki itu menatap kepalanya dan melihat rambut-rambut yang pendek, hatinya merasa sedikit tergerak, ia lalu menatap ke arah foto di batu nisan, seakan-akan ragu sejenak, namun kini, tiba-tiba muncul lampu merah hijau menyinari batu nisan. Lelaki itu langsung merubah ekspresinya, tersenyum dingin dan berkata,”Polisi datang lumayan cepat.”

Ia menarik tasnya, lalu mengeluarkan peledak yang sudah memiliki penghitung waktu dan meletakannya di punggung Tiffany Song, Tiffany Song melihat ke arah benda yang sebelumnya hanya pernah ia temui di televisi, ia terkejut hingga wajahnya memucat, bibirnya bergemetar, lalu berkata,”Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Membiarkan suamimu menemanimu di alam bawah!”Ucap lelaki itu, kemudian menutup mulutnya dengan lakban, ia kemudian menetapkan waktu sepuluh menit, dan lari pergi ke arah pegunungan.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu