You Are My Soft Spot - Bab 239 Dia Sama Sekali Tidak Bisa Masuk, Oke (2)

Dia melihat ke Jacob Shen yang tidur dengan nyenyak, dengan ragu-ragu, lalu Ia menangkat telepon tersebut, “ Halo, ini adalah telepon Jacob Shen, ini dari siapa?”

“Tiffany?” Taylor Shen tertegun, Tiffany mengangkat telepon Jacob Shen, berarti mereka sedang bersama, bocah yang tidak bisa diandalkan ini, bukannya aku suruh bawa orangnya pulang ke rumah?

“CEO Shen, Jacob ketiduran di rumahku, tunggu besok Dia sudah bangun, aku suruh Dia telepon kamu kembali.” Vero He mengira kalau Taylor Shen telepon ini karena ingin mengecek, lalu Ia pun berkata dengan buru-buru.

Taylor Shen hendak ingin berkata sesuatu, telepon sudah ditutup, Dia merasa kesal, sambil menatap hpnya selama 3 menit, masih tersisah pikiran yang rasional, Dia pun tidak menelepon kembali dan mempertanyakannya, agar tidak bersikap ceroboh dan membuat Ia menjadi waspada.

Lalu Ia menyimpan hpnya ke dalam kantong jasnya, ujung jarinya tersentuh sesuatu yang keras, lalu Ia mengeluarkan kotak tersebut dan mengeluarkan sebuah rokok dan menyalahkan rokok tersebut, dan mengisapnya, sambil bersandar di dinding yang dingin, dan menghembuskan asap yang panjang, tatapannya terdapat sebuah kesedihan yang tidak terungkapan.

Angin malam bertiup masuk dari luar, menggerakan ujung bajunya, bayangannya terlihat sedikit suram dan sunyi, Ia berusaha dengan susah payah ingin memiliki wanita tersebut, namun Ia tidak bisa mendapatkannya.

……

Keesokan harinya, Jacob Shen bangun dengan sangat pagi, Ia membuka matanya, melihat sprai dengan gaya Courty style, tiba-tiba Ia merasa sangat bahagia, lalu Ia menoleh, melihat Vero He yang tertidur di sampingnya, wajah cantik tersebut terlihat sangat hening, seperti putri tidur yang ada di cerita dongeng.

Dia menatap bibirnya yang lembut, dan berpikir jika Ia mencium Vero He, apakah Dia akan seperti putri cantik yang ada di cerita dongeng membuka matanya. Tapi karena Dia tidak berani, jadi tidak benar-benar bertindak.

Dia melihat sampai beberapa saat, Vero He tidak terlihat seperti akan terbangun, lalu Ia pun tidak sanggup berbaring lagi, akhirnya duduk dan turun dari ranjang, suhu di dalam kamar adalah 25%, humidifier yang terletak disudut terus mengeluarkan asap, lubang udara di depan jendela, celana dalam Ultraman birunya menyambut angin, wajahnya pun tiba-tiba memerah.

Dia berputar di dalam kamar tidur, sentuh-sentuh sini, sentuh-sentuh sana, terus berbaring di samping ranjang, melihat Vero He yang tertidur dengan nyenyak, perutnya pun kelaperan sampai berbunyi.

Setelah beberapa saat kemudian, yakin kalau Vero He tidak akan bangun, Dia sambil mengelus perutnya yang sudah kelaperan, membalikkan badan dan berjalan keluar, membuka pintu, melihat Abangnya Peanut sedang berjalan dari ujung koridor, Ia pun langsung berlari keluar, dengan ramah Ia berteriak: “Abang, pagi, kamu turun ke bawah untuk sarapankah? Aku pergi bersamamu.”

James He melihat bocah di depannya yang banyak ide ini, sambil melihat sekilas ke arah kamar Vero He, “Vero masih tidur?”

“Iya, aku sudah menunggu dengan lama, Ia belum terbangun.” Jacob Shen dengan rambut yang sangat berantakan seperti kendang ayam, dan berdiri di depan James He, sebelum Ia berusia 30 tahun, James He tidak pernah membayangkan jika nanti Ia memiliki anak itu akan seperti apa, setelah berusia 30 tahun, saat Ia melihat anak orang lain, Ia pun pasti akan memperhatikannya dengan khusus.

Bukan karena betapa suka terhadap anak, mungkin karena sudah sampai umurnya, dengan alamiah menginginkan anak sendiri juga.

Terhadap Jacob Shen, Dia tidak bisa bilang Ia menyukainya, tapi juga tidak membencinya, mendengar Jacob Shen berkata kalau Vero He belum bangun, Dia pun membawa Jacob Shen turun ke bawah untuk sarapan. Hatinya pun merasa terkejut, Vero He jarang tidur sampai siang, bukan Ia tidak ingin tidur, tapi selalu terbangun karena mimpi buruk.

Semalam bocah ini tidur bersamanya, Dia malah khawatir kalau bocah ini akan membuatnya tidak bisa tidur, namun kalau dilihat sekarang, sepertinya Ia tidur dengan sangat nyenyak.

Jacob Shen sedang dalam masa pertumbuhan, Bibi Yun pun sengaja mempersiapkan sarapan yang lezat, Jacob Shen duduk di samping James He, melihat telur yang ada di piring, Ia mengambil satu biji telur dan menaruhnya di depan James He.

James He melihat ke Jacob Shen, mengambil telur tersebut lalu mengupasnya, setelah selesai dikupas, Ia menaruh telur tersebut ke piring Jacob Shen, bocah kecil pun langsung mengambil telur tersebut dan memakannya, Felix He turun ke bawah, kebetulan melihat adegan harmonis di ruang makan ini.

Dia sudah pensiun, dari dulu Ia sudah mengharapkan suatu hari akan memiliki seorang cucu, akhirnya tidak ada yang mau menikah dan melahirkan cucu untuk bermain bersama Dia, melihat Jacob Shen, Dia pun merasa sangat aneh, lalu Ia masuk ke dalam ruang makan, dan duduk di kursi utama.

Jacob Shen dengan sopan menyapanya dengan “Kakek”, Dia tidak berani membuat kelucuan dan mengikuti Vero He memanggil Ayah. Felix He tersenyum lebar, lalu menuangkan semangkuk bubur udang dan letak di depannya, “Kamu bernama Jacob bukan, ayo makan yang banyak.”

“Terima kasih Kakek.” Mulut Jacob Shen sangat manis, membuat Felix He sangat senang.

Felix He juga menuangkan semangkuk bubur untuk dirinya sendiri, sambil menatap anaknya, dan mengungkit pembahasan lama, “James, kamu sudah lama menikah, kapan kamu bawa orangnya pulang ke rumah? Aku tidak membahas yang lain, beri aku seorang cucu saja sudah cukup.”

Felix He menaruh sumpitnya, “Ayah, memangnya kalau cucu itu kalau mau bisa langsung ada?”

“Kamu yang tidak bisa atau Dia yang tidak bisa?” Felix He berkata dengan kurang senang.

James He hampir memuntahkan darah, “Ayah, tidak perlu khawatir tentang hal seperti ini, jika sudah saatnya punya cucu, pasti akan punya cucu juga nantinya, kalau memang Ayah merasa kesepian, nanti aku adopsi satu biar bisa main bersama Ayah.”

“Dasar kurang ngajar, setiap kali aku mengungkit masalah ini dengan kamu, kamu pasti menghalangi ucapan-ucapan aku, kamu sudah berapa tahun menikah, sampai kapan kamu tidak mau sama anak?” setelah Felix He bertemu dengan Jacob Shen, hatinya langsung menjadi sangat menginginkan seorang cucu, berpikir sampai semalaman, Dia memutuskan untuk memberikan tekanan kepada James He, akhirnya James He malah terus bersikap acuh tak acuh seperti ini.

James He mengambil tissue dan lap mulutnya, berkata: “Aku sudah kenyang, Ayah silahkan lanjut makan, aku berangkat kerja dulu.”

Felix He melototi Dia yang pergi dengan cepat, dengan nada yang kuat Ia berkata: “Cepat buatkan seorang cucu untuk aku.”

“….” James He kehabisan kata-kata, Ayahnya mentang mentang tua, jadi sesuka hatinya, tidak memikirkan masih ada anak kecil duduk di meja makan.

……

Vero He ketiduran sampai sangat siang, sebelum James He berangkat, Dia sengaja berpesan pada Bibi Yun untuk jangan membangunkan Vero He, jadi Vero He pun tidur sampai terbangun dengan alami, Ia berbaring di atas ranjang, meregangkan badan dengan nyaman, sambil meraba dan mengambil hpnya yang ada di atas meja samping ranjang, lalu Ia baru sadar kalau hpnya dimatikan.

Dia duduk dan menyalakan hpnya, dan melihat tampilan jam yang ada di hp, Ia pun terkejut, ternyata sudah jam 11, Dia sudah tidur begitu lama.

Dan sepertinya semalam itu satu satunya malam yang Dia tidak pernah bermimpi buruk.

Dia bangun dan turun dari ranjang, setelah mandi berberes-beres Ia turun ke bawah, Jacob Shen sedang bermain Checkers dengan Felix He di sofa, Kakek dan cucu ini bermain dengan senang, setelah mendengar suara melangkah, Felix He mengangkat kepalanya, sambil tersenyum Ia melihat ke dirinya dan berkata: “Vero sudah bangun?”

Vero He dengan malu-malu sambil menggaruk kepalanya, “Sudah lama tidak pernah tidur sampai lelap seperti ini, jadi sampai kesiangan.”

“Bibi Yun sudah merebus sarang burung untuk kamu, sedang dipanaskan di atas kompor, kamu makan sedikit, sebentar lagi sudah mau makan siang.” Felix He sambil berbicara dengan Vero He, ujung matanya melihat Jacob Shen diam-diam bermain duluan, Dia buru-buru menghentikannya, “Giliran aku, giliran aku.”

Sambil ngomong Dia menaruh kembali kelereng yang digerak oleh Jacob Shen tadi, Jacob Shen dengan wajah yang merah, main curang, “Aku tidak mau main lagi, tidak mau main lagi, sama sekali tidak seru.”

Felix He buru-buru menarik Dia, dasar bocah, melihat dirinya hendak kalah, ketika Felix He sedang tidak memperhatikan, Ia pun bermain duluan, lalu Ia berkata: “Eh eh, aku ngalah sama kamu, ngalah sama kamu.”

Vero He berdiri disamping, dengan seru sambil melihat mereka main sampai beberapa saat, lalu baru membalikkan badan dan pergi ke dapur untuk mencari makan. Saat Ia selesai makan, Ia baru keluar, melihat waktu masih pagi, Ia berkata: “Ayah, sebentar lagi aku akan mengantar Jacob pulang, Dia tidak membawa baju ganti, tidak membawa tas sekolah.”

Felix He mengangkat kepala dan melihat Dia, tatapannya penuh dengan rasa tidak rela, Felix He tidak karena anak ini adalah anaknya Taylor Shen, jadi berprasangka buruk terhadapnya, malah sangat menyukainya.

“Sudah mau mengantarkan Dia pulang, bukannya kamu bilang tidak orang di rumahnya?”

“Iya, aku antar Dia ke sekolah untuk mengambil tas dulu, Dia ada PR di akhir pekan, tidak boleh hanya fokus bermain saja, nanti menunda pelajaran Dia.” Habis ngomong, Vero He menyuruh Jacob Shen mengganti baju ke atas, Vero He semalam telah mengeringkan bajunya.

Tidak lama kemudian, Jacob Shen selesai menganti baju, Vero He membawa Ia keluar, pergi ke sekolah dulu, lalu meminta satpam sekolah untuk membuka ruang kelas satu, untuk mengambil tas dan buku cetak yang digunakan untuk menyelesaikan PR, lalu mengantar Ia pulang.

Mobil Bentley masuk ke dalam Sunshines City, Vero He pun tiba-tiba merasa tegang, tangannya memegang stir dengan erat, hatinya pun merasa ingin mundur, Ia mengangkat kepala, melihat Jacob Shen dari kaca, dengan ragu-ragu, lalu Ia berkata: “Jacob, aku……”

Jacob Shen tidak sadar kalau Vero He terlihat sedikit aneh, dengan semangat Ia berkata: “Peanut, ini adalah rumah ku loh, di rumah tidak ada orang, kelinci kecil pasti sudah sangat lapar, aku mau memberi makan kepada kelinci kecil.”

Ekspresi wajah anak kecil yang semangat itu membuat Ia menelan kembali ucapan yang ingin Ia katakan, melihat vila yang ada di depannya di bawah sinar matahari, dahulu vila itu merupakan rumahnya, di sini, Ia memiliki memori yang paling indah.

Mobil parkir di tempat parkir, Ia menoleh melihat pintu yang tertutup dengan rapat, dan bunga-bunga yang ada di taman, semuanya tidak berubah, tapi sepertinya semuanya telah berubah.

Jacob Shen membuka pintu mobil, dan turun dari mobil, sambil membawa tas, Dia melewati taman dengan sambil loncat, sambil lari sambil berkata: “Peanut, ayo cepat masuk, Ayah aku tidak ada di rumah, kamu tidak perlu takut.”

Vero He tertegun selama beberapa menit di luar taman bunga, lalu baru memberanikan diri untuk membuka pintu pagar dan masuk, datang sampai ke samping pintu, Jacob Shen sudah memasukkan password dan masuk ke dalam rumah, kembali ke tempat sendiri, Dia tidak lagi bersikap hati-hati seperti semalam di rumah kediaman He.

Vero He berdiri di samping pintu, seolah-olah Ia masih mengingat hari itu, karpet merah membentang dari pintu masuk kamar tidur di lantai dua villa sampai ke luar taman bunga, Di bawah pintu lengkung yang terbuat dari bunga, pria itu memeluk wanita yang mengenakan gaun pengantin putih dan dengan bahagia menuju masa depan.

Namun masa depan ini, sangat kejam, siapa akan mengira, mereka juga terpisah di acara pernikahan itu.

Sekarang semuanya telah berubah, Dia kembali lagi ke sini, semua barang masih sama tapi orang telah berubah.

Jacob Shen sambil membawa kelinci kecil, melihat Vero He berdiri di samping pintu dengan tertegun, Ia dengan suara kencang sambil mendesaknya dengan berkata: “Peanut, kamu cepat masuk, aku sudah lapar.”

Vero He menyadarkan diri, dengan perlahan Ia berjalan masuk ke dalam vila, dekorasi di pintu masuk tidak berubah, bahkan keset kaki di pintu pun masih sama seperti 7 tahun yang lalu, Ia membuka rak sepatu, dengan biasa Ia membungkuk dan mengambil sandal.

Jari tangannya menjadi kaku, ada sebuah sandal berwarna merah mudah dengan gambar kelinci, dan itu punya Dia.

Terdengar suara Jacob Shen dari ruang tamu, Ia mengeluarkan sandal, dan berjalan masuk ke vila, pintu vila yang dibelakangnya tertutup ‘Bam’, dengan terkejut Ia membalikkan badan dan melihat ke sana, sambil menatap pintu utama yang tertutup itu.

Masuk ke dalam, Dia merasa sangat tidak leluasa, Dia berusaha menahan rasa ingin pergi dari sini, berjalan masuk ke ruang tamu dengan perlahan.

Lukisan tinta di tengah ruang tamu telah diganti dengan sebuah foto pernikahan yang besar, adegan foto pernikahan tepat di sebelah kolam renang di luar vila, Taylor Shen memeluknya dari belakang, dan Dia bersandar dengan perlahan dalam pelukkannya, sambil tersenyum dengan bahagia dan manis.

Saat itu Dia begitu muda, bahkan setelah melewati begitu banyak masalah, Dia tetap membawa harapan terhadap masa depan, dan Dia yang sekarang, sepertinya susah untuk memiliki senyuman seperti ini lagi.

Jacob Shen melihat Dia sedang menatap foto, Dia juga melihat ke foto, setelah melihat bolak balik, Dia berkata: “Peanut, kamu lihat, kamu dan Ibuku mirip sekali, awal-awal aku hampir salah mengenal orang."

Vero He melihat foto tersebut dengan tertegun, secara Feng shui, foto pernikahan tidak bagus jika di gantungkan di ruang tamu, mudah menyebabkan hubungan suami istri menjadi rusak. Selama Dia hilang dalam beberapa tahun ini, Taylor Shen memiliki suasana hati yang seperti apa, menggantungkan foto pernikahkan mereka disini?

Dia tidak bisa menebak hatinya sekarang, Dia juga tidak berdaya untuk menebaknya, apa yang terjadi akhir-akhir ini, telah menghancurkan dunia yang Dia ketahui, Dia juga tidak tahu salahnya dimana?

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu