You Are My Soft Spot - Bab 361 Niat Jordan Bo

Stella Han dengan erat menggenggam kerah bajunya, bajunya diremas olehnya sampai kusut. Dia membuka mata, memandangi wjaah pria yang tampan, dengan berani berkata : “Jordan Bo, tunggu sebentar, aku, perut aku lapar.”

Pandangan Jordan Bo panas memandanginya, wajah wanita di depan memerah, bulu mata karena ketakutan bergetar pelan. Dia tidak ada sedikitpun rasa menikmati, satu dirinya berada dalam rasa terkejut dan ketakutan. Akal sehatnya sedikit demi sedikit ditarik kembali, Dia meletakkannya di atas kasur, dengan lembut berkata : “Aku pergi mendesak.”

Selesai mengatakan, Dia bangkit membalikkan tubuh keluar kamar. Tidak begitu lama, Stella Han mendengar Dia dengan tenang mendesak pelayanan kamar, Dia baru merasa lega. Mengangkat kepala lalu melihat pantulan tampilannya di atas jendela, selain panik masih ada kebingungan.

Sangat cepat, dari luar berdering bunyi bel, Jordan Bo pergi membuka pintu, pelayan mendorong kereta makan masuk, menyapa Jordan Bo, lalu mendorong kereta makan sampai ke sisi meja di samping jendela. Lalu meletakkan satu persatu makanan yang menggugah selera ke atas meja. Selesai meletakkan, pelayan baru mendorong kereta pergi.

Jordan Bo berjalan kesana menyalakan lilin di atas meja, mengulurkan tangan menutup lampu di luar, Dia melangkahkan kaki masuk ke dalam, melihat Stella Han melamun duduk di sana, Dia perlahan berjalan ke arahnya, sepasang tangan menahan di samping tubuhnya, pandangannya panas menatapnya, “Pergi makan?”

Stella Han kembali tersadar, Dia memandanginya, Dia mendekat dengan sangat dekat. Aura maskulin yang ditebarkan dari tubuh datang menerpa, wajahnya seketika menjadi panas, tidak tersadar mundur sesaat, menarik jarak antara dua orang.

Detik selanjutnya, Jordan Bo sudah memajukan tubuhnya, mencium sudut bibirnya, di saat Dia sedang tercengang mengulurkan tangan merangkul pinggangnya, menariknya bangkit dari atas kasur, perlahan berjalan ke arah jendela.

Di dalam kamar VIP selain lampu yang redup hanya bersisa cahaya lilin yang berada di atas meja. Jordan Bo merangkulnya berjalan ke samping meja makan, menarik kursi mengisyaratkannya duduk, selanjutnya baru berjalan ke posisi di depannya duduk.

Stella Han tidak pernah memiliki makan malam romantis dengan Jordan Bo, terutama masih ada lautan luas penuh cahaya di luar jendela dengan pria gentlemen di depan, benar-benar sangat romantis. Kalau diganti oleh gadis biasa, sejak awal sudah terpikat sampai kebingungan, tapi bagi dirinya, malah di atas kepala menggantung sebuah pisau. Karena Dia tahu, romantis seperti ini hanya langkah awal Dia ingin memakannya.

Jordan Bo mengambil pisau garpu, melihat Dia terus tidak konsentrasi, Dia dengan pelan berkata : “Bukannya lapar? Coba makanan restoran ini bagaimana.”

Stella Han mengambil garpu dan pisau, tidak tahu memotong apa di dalam piringnya. Pikirannya saat ini sepenuhnya tidak berada di dalam makanan, melainkan memikirkan nanti Dia harus mencari alasan apa pergi baru tidak akan membuatnya emosi.

Tadi kakak Kakak Senior Ned Guo menelepon, Dia tiba-tiba menjadi gila, saat ini Dia sangat sensitif kepada Ned Guo, Dia tidak berani kembali membuatnya emosi, mencari masalah sendiri.

Jordan Bo melihat Dia memasukkan makanan ke dalam mulut, gerakannya berhenti sesaat, menanyakan : “Enak tidak?”

Stella Han seperti mengunyah lilin saja, di depan pria seperti ini makanan seenak apapun juga tidak akan ada rasa, tapi Dia masih menganggukkan kepala, “Masih lumayan.”

“Suapi aku makan satu.” Ekspresi Jordan Bo penuh semangat menatapnya, menunjukkan penantian.

Stella Han menutup bibirnya, masih memotong satu, memajukan tubuh mengantar ke mulutnya. Dia membuka mulut memakannya, sepasang mata hitam sesekali menatapnya. Tampilan itu seperti yang Dia makan bukan makanan melainkan adalah dagingnya.

Detak jantung Stella Han bertambah cepat, segera mengalihkan pandangan, lalu menyimpan kembali garpu, kembali duduk. Hanya merasa makanan ini baginya seperti sebuah siksaan, menyiksa hatinya sangat lelah.

Jordan Bo menelan daging di dalam mulut, Dia menganggukkan kepala, “Benar tidak buruk, kamu mau tidak mencicipi punyaku?”

Stella Han masih tidak sempat menolak, Jordan Bo sudah menusuk sebuah hati angsa mengantar ke mulutnya, Dia melihat tindakannya yang penuh perhatian, hanya bisa membuka mulut memakannya, dengan pelan mengunyah, Jordan Bo satu tangan menahan dagu dengan pelan berkata : “Rasanya bagaimana?”

Stella Han menganggukkan kepala, “En, lumayan.”

Jordan Bo mengalihkan pandangan, melihat pemandangan malam yang bercahaya di luar jendela, Dia berkata : “Nanti selesai makan, ada rencana apa tidak?”

“Ah?” Stella Han dengan terkejut memandanginya.

Jordan Bo meletakkan pisau garpu, satu tangan dengan anggun menahan dagu, “Dengar-dengar pemandangan malam kota Y tidak buruk, ada ketertarikan menemani aku keluar jalan-jalan?” Melihat Dia tidak berbicara, perkataannya tiba-tiba diputar, “Atau kamu lebih senang kita berada di dalam kamar?”

“Lebih baik melihat pemandangan malam, aku datang begitu lama, masih tidak waktu pergi berkeliling.” Stella Han dengan buru-buru menjawab, asal bukan berada di dalam hotal, pergi kemana juga baik.

Jordan Bo tersenyum menganggukkan kepala, “Cepat makan, selesai makan baru ada tenaga menemaniku.”

Stella Han mengangkat kepala melihat senyuman di antara keningnya, perasaan perlahan menjadi lega. Selesai makan, Jordan Bo membawannya turun, di sekitar ini adalah pusat bisnis. Dia tidak mengemudi mobil, dua orang berjalan kaki ke depan. Tampilan malam bulan dua belas, angin dingin, Jordan Bo melihat tampilan lemah dengan baju tipisnya, Dia membuka jaketnya memeluknya ke pelukan.

Sekujur tubuh Stella Han menjadi kaku, membalikkan kepala melihat Dia. Yang pertama sekali masuk ke dalam mata malah adalah jakun pria yang seksi dan juga jenggot hitam di bawah dagu. Dia segera mengalihkan pandangan menanyakan : “Kita mau kemana?”

“Jalan-jalan saja.” Jordan Bo merangkul pinggangnya, dengan pelan berjalan ke depan. Dia benar tidak ada tempat tujuan, hanya ingin bersama dengannya. Berada di dalam hotel, melihatnya, Dia terus berpikir ingin menjatuhkannya. Kalau begitu keluar jalan-jalan, seperti setiap sepasang kekasih saja, berjalan ke depan tanpa tujuan, asalkan Dia berada di sisinya, setiap tempat bisa adalah tempat terakhir.

Lampu neon di kota, ada pejalan kaki tiga dua orang melintas di sisi mereka, wajah setiap orang menggantung senyuman. Stella Han perlahan merasa lega, berjalan sesaat dengannya, Dia berkata : “Kamu sejak kapan kembali ke kota Tong?”

“Buru-buru mengusir aku pergi?” Jordan Bo mengangkat alis melihatnya, Dia yang bersandar dalam pelukannya sangat tidak nyaman, Dia mengerti, takutnya dalam hatinya sangat berharap Dia segera pergi.

“Bukan, aku hanya menanyakan..” Stella Han mengelengkan kepala, tidak ada maksud mengusinya pergi, hanya tidak ada topik pembicaraan dengannya. Bersama dengannya, tidak bisa seperti menghadapi orang lain begitu santai.

Dia menjawab dengan sangat cepat, malah memiliki dugaan berbohong, hati Jordan Bo bertambah rasa murung. Apa Dia tidak bisa melihat, Dia terus dengan sengaja mendekatinya menyenangkannyakah?

Dia tiba-tiba melepaskannya, langsung berjalan ke depan. Langkah kaki Stella Han berhenti, melihat bayangan punggungnya tidak tahu dirinya dimana membuatnya emosi. Keharmonisan setelah makan malam tadi itu seketika hilang, perasaannya berubah-ubah, membuatnya benar sulit menahannya.

Jordan Bo melihatnya tidak ikut, Dia menghentikan langkah kaki, menolehkan kepala memelototinya, “Masih tidak cepat ikut, berdiri disana ingin jadi lampu jalankah?”

“……” Stella Han berlari kecil beberapa langkah ke sampingnya, Jordan Bo dengan canggung menggenggam tangannya, lalu berjalan ke depan. Sepanjang jalan dua orang tidak berbicara, lampu jalan menyinar di tubuh mereka, bertambah sedikit keindahan.

Tidak begitu lama, dua orang datang ke jalan bisnis yang ramai. Jalan ini dipenuhi oleh kios-kios kecil, suara orang ribut, orang yang lalu lalang sangat banyak, Jordan Bo mengandengnya masuk. Stella Han sudah ditabrak beberapa kali oleh orang, Jordan Bo melihat lalu menariknya ke dalam pelukan dengan erat melindunginya. Tubuhnya kekar dan besar, sekujur tubuh membawa aura yang menekan orang, saat orang-orang mendekat dengannya, dengan tidak berbentuk sedikit berjalan ke samping, Stella Han tidak ditabrak lagi.

Sepanjang jalan melewati, mainan yang baru sangat banyak, orang yang melihat merasa pusing. Jordan Bo melihat Dia terus dengan tenang bersandar dalam pelukannya, tidak seperti wanita lain maju melihat, apapun ingin melihat sekilas.

Dia awalnya mengira Dia sama sekali tidak penasaran, tapi tidak sengaja melihat Dia mengulurkan kepala maju, Dia tidak tahan tersenyum. Dia bukan tidak penasaran, hanya saja menahan dengan susah payah di sampingnya.

Di depan ada satu kios bernama pasangan manik-manik, batu murah yang atasnya diukir kata. Mengukir nama sendiri di atas batu mencari tali membuat gelang tangan, hati Jordan Bo sedikit tergerak, merangkulnya masuk.

Batu-batu itu di bawah sinar lampu sangat cantik, Stella Han membesarkan mata, dengan penasaran mengulurkan tangan mengambil batu dimainkan, pemilik kios berteriak di samping, “Nona, buat sebuah gelang dengan kekasihmu sebagai kenang-kenangan?”

Stella Han melihat sekilas Jordan Bo di samping, Dia dengan canggung meletakkan batu, berkata : ”Ayo kita jalan.”

Jordan Bo menangkap tangannya, berkata : “Sepertinya tidak buruk, kamu cari namaku.”

Stella Han melihatnya sekilas, melihat Dia sudah melepaskan tanggannya mencari sesuatu di dalam manik-manik. Dia hanya bisa ikut mencari, nama Jordan Bo tidak begitu mudah dicari, bukan kata yang sering dipakai. Malah namanya sangat mudah dicari, Jordan Bo sangat cepat sudah menemukannya, meminta tali merah dengan pemilik kios, Dia membuat gelangnya sendiri.

Stella Han dengan susah payah menemukan namanya, melihat bentuk gelang tangannya yang aneh, Dia tertawa sesaat, “Pria benar saja bodoh, membuatnya sangat jelek.

Jordan Bo mengangkat kepala dengan tercengang melihat senyuman di wajahnya. Stella Han dilihat olehnya sampai merasa tidak nyaman, Dia menundukkan kepala. Mengambil tali hitam di sisi lain, membuat sebuah gelang tangan dari nama yang sudah dicari. Dia memiliki tangan yang terampil, sangat cepat sudah membuat sebuah gelang tangan dengan bentuk stik silang. Dia mengatur batu atas bawah sesaat, nama Jordan Bo mengeluarkan cahaya yang memikat pandangan di bawah cahaya lampu.

Jordan Bo mengulurkan tangan mengambil, langsung memakai gelang di atas pergelangan tangan, Stella Han berniat mengambil kembali, Dia malah menggenggam tangannya, matanya dalam memandanginya, berkata : “Sudah berikan padaku berarti sudah menjadi milikku, tidak bisa diambil kembali.”

“Begitu murah, kamu memakainya tidak cocok.” Stella Han sangat jarang melihat aksesoris di tubuh Jordan Bo. Dia selain memakai jam tangan, satu-satunya aksesoris di tubuhnya adalah cincin biasa itu. Saat ini bertambah satu gelang seperti ini, terus merasa tidak cocok dengan statusnya, sedikit memiliki perbedaan.

“Yang kamu berikan padaku, tidak peduli apa, semua adalah barang yang paling berharga.” Jordan Bo selesai mengatakan, lalu memakaikan gelang jelek yang Dia buat itu ke pergelangan tangannya, nada bicara sombong berkata : “Tentunya, sesuatu yang aku berikan padamu, tidak peduli apa semuanya adalah yang paling berharga.”

Stella Han melihat gelang jelek di pergelangan tangannya itu, sesaat tercengang, mereka saat ini seperti sedang bertukar barang cinta, kenapa merasa begitu aneh?

Suasana selanjutnya, lebiih rukun dari saat mereka baru keluar tadi. Jordan Bo menariknya mengelilingi jalan bisnis, Stella Han memakai sepatu hak tinggi, tumitnya sudah mengembung, Dia terus menahan, terakhir masih disadari oleh Jordan Bo, Dia menjongkong di hadapannya, dengan lembut berkata : “Aku gendong kamu pulang.”

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu