You Are My Soft Spot - Bab 370 Kita Jangan Ribut Lagi Bagaimana? (1)

Bulu mata wanita itu bergerak, suara pria itu terdengar sangat keras di telinga, hatinya seperti dicengkeram oleh sepasang tangan yang sangat tidak berperasaan, rasa sakitnya membuatnya tidak bisa bernafas. Jordan Bo, selamanya kamu juga tidak akan tahu, hal apa yang membuatku tidak akan bisa memaafkanmu.

Jordan Bo kemudian bersedih melihat wanita yang sepertinya sama sekali tidak menyisakan apapun lagi untuknya, bagaimana mungkin dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh wanita ini? Tiffany Song sudah meninggal, diantara mereka juga tidak ada apa-apa lagi. Dia tidak akan melepaskan semuanya, anak ini, adalah kesempatannya untuk membalikan keadaan.

“Kamu sudah terlalu lelah, istirahat sebentar, dengarkan perkataanku, jangan berpikir macam-macam." dia melembutkan suaranya, pria itu tidak tega berbicara dengan kasar padanya, perlahan-lahan pria itu kemudian melepaskan genggamannya.

Setelah terlepas dari genggaman pria tersebut, Stella Han segera membalikkan punggungnya, kemudian membiarkan lelaki itu melihat punggungnya. Jordan Bo duduk di samping ranjangnya, wajahnya terlihat sangat lelah. Sudah 1 hari 1 malam pria itu tidak menutup matanya.

Dia berpikir setelah Tiffany Song menikah, pasangan itu akan berbahagia bersama. Dia tidak menyangka bisa terjadi situasi seperti ini, Tiffany Song tiba-tiba saja masuk penjara, terjadi ledakan di kantor polisi. Dia berpikir dia akan sempat menyelamatkannya, pada akhirnya semuanya sudah terlambat.

Tiffany Song sudah tidak ada, Taylor Shen sakit, bahkan Stella Han, lagi-lagi wanita itu bersitegang dengannya. Dia tahu, wanita itu menyalahkannya atas kematian Tiffany Song, jika wanita itu tahu, kemana perginya dia semalam, wanita ini pasti tidak akan memaafkannya.

Dia benar-benar sudah meremehkan sikap keras kepala dari wanita ini, sekarang, dia hanya berharap luka mereka bisa pulih, dia berharap dengan kedatangan anak ini, bisa membuat mereka berdua selamanya tidak terpisahkan.

3 hari kemudian, adalah hari pemakaman Tiffany Song. Stella Han memakai pakaian hitam dari atas sampai bawah, dia memakai topi hitam bangsawan, berdiri di bawah taman pemakaman. Taylor Shen mengatakan ingin mengantarkan kepergian Tiffany Song seorang diri, mereka semua ditahan di bawah.

Wanita itu melihat punggung sedih pria itu menghilang dari pandangan mereka, sekarang hanya ada kebencian di dalam mata wanita itu. Dia sama sekali tidak bersimpati padanya, jika bukan karena pria itu tidak percaya kalau Tiffany Song adalah seorang pembunuh, tentu Tiffany Song tidak akan masuk kedalam penjara, dan tidak mungkin wanita itu bisa tewas dalam ledakan yang tidak jelas seperti ini.

Dia bahkan dengan kejam memikirkan hal ini, Taylor Shen, kamu akan menggunakan seumur hidupmu untuk menyesali kejadian ini, karena selamanya kamu tidak akan bisa bertemu dengannya lagi.

Waktu berlalu dengan cepat, orang-orang yang yang datang untuk mengantarkan Tiffany Song untuk terakhir kalinya, dengan tenang menunggu di bawah sana. Jordan Bo berdiri di samping Stella Han, tiba-tiba ada firasat buruk, dia teringat pada perkataan Taylor Shen sebelum pria itu naik ke atas, dia merasa sangat tidak tenang.

Kemudian pria itu melihat jam tangannya, waktu sudah lama berlalu, itu kemudian melihat tiga orang yang lain mengatakan: “Kita naik ke atas dan lihat sebentar, adik keepat tidak terlalu sehat, bagaimana jika terjadi hal yang buruk.”

Mendengar apa yang dikatakannya ini, Alex Yue dan yang lainnya seperti tersadar, semua orang tahu setelah Tiffany Song meninggal, Taylor Shen benar-benar sangat tidak bersemangat, mereka saling berpandangan, kemudian mereka segera menuju ke atas.

Salju turun dengan sangat lebat ketika mereka tiba di atas sana, pemandangan yang menyambut mereka adalah, di atas gumpalan salju putih itu, seorang pria dengan pakaian hitam bersandar pada batu nisan, darah segar mengalir dengan deras dari pergelangan tangannya, seperti bunga merah yang bermekaran di atas salju putih.

Jordan Bo merasa sangat terkejut, dia kemudian mendekati pria itu, pria itu melepaskan dasinya dan mengikatkannya pada pergelangan tangannya, saat itu, Taylor Shen hampir kehilangan kesadarannya, air mata berlinang di mata pria itu, dia memohon pada Jordan Bo, “Kakak tertua, jangan selamatkan aku, Tiffany Song sedang menungguku di sana.”

Jordan Bo yang biasanya sangat tenang, saat itu juga tidak bisa menahan air matanya dia kemudian memeluk pria itu, mengatakan: “Adik keempat, kamu jangan mengatakan hal yang bodoh, orang masih hidup, banyak hal yang bisa dilakukan oleh mereka, setelah meninggal, maka semuanya sudah tidak ada.”

Beberapa hari ini, sudah ada dua orang yang meninggal, dia tidak bisa membiarkan adik keempat meninggalkannya begitu saja,

Pria itu kemudian menggendong Taylor Shen dan membawanya, ketika melihat Wayne Shen dan yang lainnya berdiri di sana, tertegun melihatnya tidak tahu harus melakukan apa, dia mengatakan: "Di bawah sana ada begitu banyak wartawan, segera hubungi supir, suruh dia menunggu di belakang gunung, cepat!”

Dia mengambil ponselnya dan sibuk menelpon, Jordan Bo dengan tidak tenang melihat ke arah Stella Han, wajah wanita itu penuh dengan air mata, wanita itu tertegun melihat darah yang begitu banyak, melihatnya, pria itu kemudian merapatkan bibirnya, Ned Guo kemudian mengatakan: “Kakak tertua, aku akan mengantarkan Stella Han kembali.”

Jordan Bo kemudian melihat pria tersebut, mungkin sekarang, hanya Ned Guo satu-satunya yang bisa membuat Stella Han merasa tidak bersedih lagi. Pria itu tertawa sedih di dalam hatinya, hanya saja dia tahu sekarang dia tidak bisa berlama-lama, dia kemudian mengatakan: “Aku menyerahkan Stella Han padamu."

Menyelesaikan perkataannya, pria itu kemudian membawa Taylor Shen dengan cepat meninggalkan tempat tersebut, Freddy Bi dan Alex Yue kemudian mengikutinya, Taylor Shen adalah orang dewasa, dari tempat ini sampai ke belakang sana jalannya cukup jauh, jika mereka ikut mereka juga bisa membantu.

Wayne Shen melihat darah di tempat itu, pria itu segera berbalik kemudian turun, dia berpikir untuk membubarkan wartawan.

Sebuah pemakaman, ditutup dengan cara yang kejam seperti ini, Stella Han berdiri di depan batu nisan, melihat tulisan di atas batu tersebut, matanya terasa sangat pedih, air matanya emenuhi matanya kemudian pandangannya berubah buram, “Tiffany Song, melihatnya bunuh diri untukmu, aku tidak tahu apakah aku harus terus membencinya atau tidak. Akhirnya aku paham, orang yang ditinggalkan, menderita lebih lama. Dia tidak mempercayaimu, sekarang, sepanjang hidupnya dia akan menyesali perbuatannya ini.

Ned Guo berdiri di belakang wanita itu, melihat punggungnya, dengan berat dia kemudian menghela nafas, perlahan-lahan dia mendekatinya, dia kemudian berhenti di belakangnya, pria itu mengangkat tangannya, pada akhirnya dia kembali meletakkannya, “Stella Han aku antarkan kamu pulang."

Wanita itu kemudian berdiri di depan batu nisan untuk sesaat, di atas mantel hitamnya penuh dengan salju, dia melihat awan di atas langit, “Senior Ned Guo, lihatlah, sebentar lagi akan berubah gelap.”

Kemudian Ned Guo mengikuti arah pandangan wanita tersebut, langit penuh dengan awan gelap, dan awan awan itu ditiup pergi oleh angin, dia tidak paham dengan perkataan wanita itu, dia berpikir maksud dari perkataan wanita ini adalah langit akan berubah menjadi malam, dia kemudian mengatakan: “Salju akan semakin lebat, aku akan mengantarkanmu pulang."

Stella Han kemudian mengalihkan pandangannya, sekali lagi dia melihat kearah batu nisan tersebut kemudian dia berbalik dan pergi dari tempat itu.

Ned Guo mengantarkan wanita itu kembali ke Halley City, meskipun dia masih mengkhawatirkannya, Ned Guo tahu, ada luka di hati wanita itu, akan butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menyembuhkannya. Pria itu tidak masuk, dia hanya melihat wanita itu masuk kedalam kediamannya, setelah itu dia kemudian mengendarai mobilnya dan kembali ke rumah sakit.

Setelah nyawanya diselamatkan, karena terlalu banyak kehilangan darah Taylor Shen pingsan dan tidak sadarkan diri. Ketika Ned Guo tiba di rumah sakit, dia melihat Jordan Bo dan lain-lainnya berada di luar sana, pria itu segera mendekat, ketika Jordan Bo mendengar suara langkah kaki, dia kemudian membalikkan kepalanya dan melihatnya, Ned Guo lantas berkat: “Aku sudah mengantarkannya kembali.”

“Maaf merepotkanmu.” Jordan Bo berdiri di samping, dia kelihatan sangat lelah, lingkar hitam di matanya sangat besar, matanya juga ada banyak sekali urat-urat darah, dia mengatakan: “Beberapa hari ini kita mungkin harus bergantian menjaganya."

“Sebelumnya aku tidak pernah melihat kakak keempat seperti ini, aih!" Freddy Bi kemudian menghela nafas tidak berdaya, pria yang biasanya sangat berwibawa dan juga bersemangat ini, mengapa bisa memikirkan melakukan hal seperti ini?

“Baiklah, kita akan bergantian menjaganya, kakak tertua kamu tenang saja, kamu pulang dulu dan temani kakak ipar, melihat keadaannya sepertinya dia tidak sehat.” Alex Yue menambahkan, Jordan Bo pastilah orang yang paling kesusahan di antara semuanya, 1 adalah temannya, satu lagi adalah istrinya, kematian Tiffany Song, membuatnya menjadi orang yang paling susah.

Jordan Bo kemudian mengangguk, “Baiklah, besok aku akan kembali lagi."

......

Stella Han kembali ke kediamannya, dia duduk di sofa ruang tamu, air matanya mengalir dengan deras, Tiffany Song sudah meninggal, wanita itu tidak akan kembali lagi. Mengapa langit bisa sekejam ini padanya?

Wanita itu kemudian menutup matanya, sambil menangis dia akhirnya berbaring di atas sofa, tidak sadar, wanita itu kemudian tertidur sambil menangis. Bibi Liu kemudian datang dan menyelimutinya dengan selimut, dia tahu kalau sahabat Stella Han meninggal, beberapa hari ini suasana di rumah ini benar-benar sangat mencekam, hari ini wanita ini juga pergi ke pemakaman sahabatnya, dia tentu sangat sedih!

Terkadang dia benar-benar tidak paham pada tuan, nyonya sesedih ini, mengapa dia tidak menemaninya? Biasanya tidak peduli keadaannya apapun, di saat seorang wanita membutuhkan perhatian, dan jika kamu tidak berada disampingnya, maka kamu sudah melakukan kesalahan yang sangat besar. Tuan adalah orang yang sangat pintar, mengapa dia tidak paham untuk datang dan menemani nyonya?

Ketika Jordan Bo kembali kerumah, dia melihat Stella Han tertidur di atas sofa, dia tidak mengeluarkan suara dan mendekatinya, pria itu kemudian duduk disamping wanita itu, melihat wajah kurus wanita itu, yang bahkan lebih kecil dari telapak tangannya, hatinya merasa sangat sedih.

Pria itu kemudian perlahan-lahan menyentuh pipinya, dengan lembut mengatakan: “Tidurlah, jika sudah bangun, semuanya akan berlalu."

Stella Han kemudian bergerak, tetapi dia sama sekali tidak bangun, beberapa hari ini, dia tidak bisa tidur, dia hanya tidur sebentar, kemudian seperti terbangun dari mimpi buruk, jika bukan mimpikan tubuh Tiffany Song yang hancur, dia akan memimpikan sosok seorang pria.

Dia tahu, pria itu adalah Jordan Bo, pria itu selalu berada tidak jauh darinya, tetapi sama sekali tidak berbalik melihatnya.

Jordan Bo kemudian duduk di atas sofa, sudah beberapa hari dia tidak tidur dengan tenang, melihat wanita itu tidur dengan tenang, dia tidak bisa menahan diri dan tidur di dekatnya. Kemudian memeluknya, sekarang dia benar-benar sangat ingin tidur.

Dia hampir tertidur, dia tiba-tiba mendengar suara ponsel berbunyi, dia takut dering ponsel akan membangunkan Stella Han, segera dia meninggalkan wanita itu, bangkit dari sofa, mengangkat ponselnya kemudian mensilentkannya, setelah berjalan beberapa langkah, dia kemudian menerima panggilan tersebut, “Ada apa?"

“Kakak Jordan Bo, kakak sebentsr lagi akan dimakamkan, apakah kamu akan datang untuk melihatnya untuk terakhir kalinya?" terdengar suara sedih dari Beatrice Lin, hari ini adalah hari pemakaman Bretta Lin, wanita itu meninggal di subuh hari yang sama ketika Tiffany Song meninggal, pria itu segera ke rumah sakit, dia hanya bisa melihatnya untuk terakhir kalinya.

Kondisi Bretta Lin saat itu benar-benar sangat buruk, nafasnya benar-benar sangat halus ketika dia berada di ruangan itu, ketika dia melihat kedatangan pria itu, dia seperti api di atas sumbu lilin, yang tiba-tiba menyala lebih terang. Dalam penjelasan kedokteran, ini adalah kondisi dimana seseorang akan menjadi sangat bersemangat saat-saat terakhir sebelum dia meninggal.

Ketika Jordan Bo mendekatinya, kemudian duduk di dekat ranjang, 2 hari ini, pria itu benar-benar sangat kelelahan, dia kemudian melihatnya, dengan lembut mengatakan: “Bretta Lin, bertahanlah, jangan menyerah."

Bretta Lin kemudian menggeleng, pandangannya melihat pria itu dengan sedih, ini adalah pria yang paling dicintainya, dia juga adalah pria yang paling menderita karenanya. Jika dia sehat, dia tentu tidak akan meninggalkannya seperti itu.

Semua ini sudah ditakdirkan, ketika ibunya menyerahkan giro cek padanya, maka semuanya tidak ada lagi di antara mereka, “Jordan Bo, beberapa tahun ini, apakah kamu membenciku?"

Jordan Bo kemudian mengernyitkan dahinya, dia tidak menyangka wanita itu bisa menanyakan hal ini padanya. Apakah dia pernah membencinya? Jika dipikir-pikir, dia sepertinya pernah membencinya, awalnya dia sangat membencinya, tapi pada akhirnya pria itu berhenti memikirkannya, dia mengatakan: “Sekarang semua ini sudah tidak penting lagi."

“Kalau begitu apakah kamu masih mencintaiku?" Bretta Lin kemudian melihat kearah pria tersebut, jelas sekali dia sudah mengetahui jawabannya, tetapi dia tetap saja menanyakannya.

Kali ini Jordan Bo sama sekali tidak hindari pertanyaan tersebut, dia kemudian menatap wanita itu, dengan suara kecil mengatakan: "Dulu aku pernah mencintaimu, sekarang aku tidak mencintaimu lagi.”

Bretta Lin tersenyum di dalam senyumannya ada kesedihan, wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya, air mata kemudian mengalir dari sudut matanya, dia sudah tahu jawaban ini, mendengar pria ini mengatakannya, hatinya masih merasa sangat sedih. Jordan Bo adalah orang seperti ini, jika tidak cinta tidak cinta, dia tidak akan memberikan harapan sedikitpun padanya, meskipun nyawanya tidak lama lagi, pria tidak akan menghiburnya dengan cara seperti ini.

“Aku sudah tahu, aku tahu selama ini, maaf, aku selalu saja menyusahkanmu.” Bretta Lin kemudian tersenyum ringan, dia kembali mengalihkan tatapannya pada pria itu, dia berpikir untuk melihatnya lagi, kemudian mengingatnya di dalam hatinya, dan tidak akan pernah melupakannya.

Jordan Bo menggerakkan bibirnya, tetapi dia tidak mengatakan apapun.

Bretta Lin kemudian menjulurkan tangannya, wanita itu mencoba menyentuh tangan pria itu, melihat hal itu, Jordan Bo kemudian menggenggam tangannya, Bretta Lin dengan sedih mengatakan: “Jordan Bo, kamu harus hidup dengan baik dengan pengacara Han, aku selama ini tidak ingin mengakui kalau dirinya jauh lebih baik dariku, sebenarnya dia jauh lebih baik dari aku. Dia baik dan cerdas, kemudian yang terpenting dari semua itu adalah dia memiliki tubuh yang sehat.”

“Bretta Lin, kamu jangan terlalu merendahkan dirimu sendiri setiap orang memiliki keunggulan masing-masing.”Jordan Bo kemudian megernyitkan dahinya.

"Benar sekali, oleh karena itu aku susah melupakannya, dia, dia adalah orang yang rela menderita asalkan dia bisa mati dengan terhormat, benar-benar sangat persis dengan dirimu.” Bretta Lin mengatakannya, jika bukan karena hidupnya tidak lama lagi, dia tidak akan mengatakan hal ini pada pria itu, “Hari itu di pengadilan, aku sengaja memancing amarahnya, wanita itu, jelas sekali hatinya sangat sedih, tetapi di wajahnya dia masih saja berpura-pura seperti tidak peduli, Jordan Bo, kamu harus menyayanginya.”

Jordan Bo tertegun, Stella Han mencintainya? Wanita itu sama sekali tidak pernah memperlihatkannya, yang selalu dikatakan oleh wanita itu, adalah melepaskannya.

Bretta Lin melihat pria itu tertegun, muncul kebahagiaan di wajah wanita itu,dia lantas menghela nafas, “Jordan Bo sama aku berharap kamu bisa berbahagia." Setelah itu Jordan Bo kemudian melihat wanita itu, cahaya di mata wanita itu perlahan-lahan menjadi sirna, dia merasakan sesuatu, tiba-tiba saja dia menggenggam erat tangan wanita itu, dengan suara kecil mengatakan: “Bretta Lin....."

“Jordan Bo, aku mencintaimu, benar-benar sangat mencintaimu, bisa meninggalkan dunia ini dengan cara seperti ini, aku sudah sangat puas. Jordan Bo, jika ada kehidupan berikutnya, aku berharap aku bisa menemanimu dengan keadaan sehat sepanjang hidupku."

Bretta Lin sudah meninggal, wanita itu meninggal di hadapannya, pria itu sebetulnya bukannya tidak bersedih, hanya saja meskipun dia bersedih, dia juga tahu jelas, dia tidak lagi mencintai Bretta Lin. Pada saat itu, menghadapi Beatrice Lin, pria itu kemudian mengatakan: “Beatrice Lin, antarkan kakakmu untuk perjalanan terakhirnya, aku tidak akan mengantarkannya lagi.”

Beatrice Lin tidak menyangka kalau Jordan Bo bahkan tidak akan datang untuk mengantarkan kakaknya untuk perjalanan terakhir, wanita itu kemudian menggenggam erat ponselnya, dengan suara serak mengatakan: “Kakak Jordan Bo, kamu bisa seperti ini? Kamu adalah orang yang paling dicintai oleh kakakku, dia sebentar lagi akan dimakamkan, kamu tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi, mengapa kamu tidak datang dan mengantarkannya untuk terakhir kalinya?”

"Beatrice Lin!”Jordan Bo kemudian mengernyitkan dahinya suaranya terdengar sangat tidak sabar, dari ujung sana kemudian terdengar suara tangisan dari wanita itu, tangan di samping tubuh pria itu kemudian mengepal, tidak lama kemudian, pria itu mengatakan: “Jangan tunggu aku lagi."

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu