You Are My Soft Spot - Bab 89 Aku Memang Sudah Gila Baru Bisa Diinjak-Injak Olehmu (1)

Tiffany Song sudah terlalu banyak direncanakan olehnya, dia tidak akan begitu naif seperti dahulu kala, dia berkata: “William Tang, kamu kembali ingin memainkan rencana apa? Aku tidak akan kembali memercayaimu, gugatan sudah dibuka. Rabu depan hasilnya akan keluar, aku tidak peduli kembali menunggu beberapa hari.

Dari sana seketika hening, tiba-tiba datang suara menghela, “Tiffany, benarkah saat ini tidak peduli aku berbuat apa, kamu tidak akan kembali memercayaiku?”

“Aku pernah memberikanmu kepercayaan, tidak hanya sekali, sekalipun sebelum ke pengadilan kemarin aku masih berkata pada diriku sendiri, kamu masih pria yang ceria dalam ingatanku itu, kamu tidak akan begitu licik memiliki maksud jahat padaku, tapi saat ini kenyataan malah kembali membuktikan ada seberapa naïf diriku.” Tiffany Song dengan tidak ada dendam dan kebencian berkata, semalam adalah hari yang paling terpuruk seumur hidupnya, Tiffany Song yang naif itu sudah mati semalam.

“Kamu pikir pengadilan benar akan memutuskan kita untuk berceraikah? Kamu jangan naïf. Kalau aku tidak ingin bercerai, pengadilan tidak akan memutuskan kita untuk bercerai. Tempat kita kencan pertama kali, kamu masih mengingatnyakan, aku menunggumu disana.” William Tang selesai mengatakan lalu mematikan telepon.

Tiffany Song menggenggam handphone berdiri kaku di hadapan jendela. Dia masih bisa memercayainyakah?

Stella Han dengan rambut yang berantakkan sambil menguap bersandar di kusen pintu, saat Tiffany Song mengangkat telepon dia sudah bangun, saat ini melihat belakang punggungnya yang memiliki perubahan besar, dia perlahan berjalan kesana, datang ke sampingnya, “Telepon dari William Tang?”

Tiffany Song menolehkan kepala melihat tampilan Stella Han yang masih belum begitu tersadar, dia menganggukkan kepala, dia berkata: “William Tang sudah setuju tanda tangan di atas surat perjanjian perceraian.”

Stella Han membuka besar matanya, “Dia bersedia tanda tangan masih melakukan gugatan denganmu? Tiffany, jangan percaya perkataannya, dia sejak awal adalah penipu besar.”

“Dia berkata kalau dia tidak ingin bercerai, pengadilan juga tidak akan memutuskan untuk bercerai, Stella. Saat ini aku tidak memohon apapun lagi, hanya meminta bercerai.” Tiffany Song dengan lelah berkata.

Stella Han memeluk dirinya, “Tiffany, kamu jangan panik dahulu, aku akan mencari orang menanyakan, biasanya hari kedua dari gugatan akan keluar hasil,” Stella Han melepaskannya, berbalik ke kamar menelepon.

Dia telah menelepon beberapa telepon, hasil yang didapatkan adalah masih belum keluar hasil. Keningnya dikerutkan, gugatan perceraian Tiffany Song jika berjalan sesuai prosedur biasanya, tidak mungkin tidak dapat bercerai. Takutnya orang dari keluarga Shen akan melakukan sesuatu di belakang, kalau begitu pernikahan ini sangat sulit untuk diceraikan. Lagi pula gugatan kecil perceraian ini juga tidak mungkin naik banding ke pengadilan provinsi atau pengadilan pusat, mereka pasti tidak mungkin menerimanya.

Dia kembali ke kamar Tiffany Song dengan khawatir memandanginya, “Tiffany, mungkin William Tang tidak membodohimu, hakim yang aku kenal mengatakan kepada gugatan perceraian ini, hakim pengadilan tidak mengatakan apa-apa, bagaimana kalau, kita pergi menemuinya?”

Tiffany Song mengigit bibirnya, ini adalah gerakan secara sadar saat hatinya sedang memiliki malasah, “Stella, dia mungkin tidak masih memiliki rencana lain?”

“Jangan takut, aku menemanimu pergi, di tempat yang besar aku tidak percaya dia masih bisa melakukan hal yang tidak baik.” Stella Han dengan sangat bebas berkata, dia tidak ingat terakhir gugatan masih harus William Tang bersedia, Tiffany Song baru bisa bercerai.

Tiffany Song menganggukkan kepala.

Siang hari jam dua, Jordan Bo mengemudi mobil mengantar mereka ke sekolah menengah atas sebelas, melihat mereka masuk ke dalam pintu sekolah, dia baru mengemudi pergi mobil. Sekolah menengah atas sebelas sangat tenang, sesekali bisa bertemu dengan beberapa teman sekelas yang tinggal di sekolah.

Sekolah menengah atas Sebelas adalah tempat Tiffany Song bersekolah, dia dan William Tang pertama sekali berkencan disini. Dia masih mengingat, waktu itu mereka mengelilingi lapangan beberapa putaran,William Tang tiba-tiba menggenggam tangannya, dia dengan terkejut memandanginya, terlihat sedikit senyuman malu di wajahnya.

Saat itu sebenarnya detak jantung juga sudah berdetak dengan cepat.

Di atas kepala panas matahari terik, Tiffany Song dan Stella Han datang ke lapangan, sekejab langsung melihat William Tang yang berdiri di samping gerbang jarring sepak bola, sepasang tangannya dimasukkan ke dalam kantong dengan begitu santai bersandar di tiang, sedikitpun juga tidak khawatir dengan panas terik matahari di atas kepala.

Stella Han berhenti berkata kepada Tiffany Song: “Tiffany, kamu pergilah, aku menunggumu disini.”

Tiffany Song mengangguk kepala, dengan perlahan berjalan kearah William Yang, cahaya matahari membuat bayangannya menjadi panjang, dia berdiri di hadapan William Tang mengangkat kepala memandanginya. Seketika, seperti kembali ke delapan tahun yang lalu, dia di dalam kamar, teman sekelas berkata padanya dibawah lapangan adalah seorang pria yang tinggi dan tampan mencari dirinya, dia dengan bahagia berlari ke bawah melihat dia berdiri di lapangan, dia dengan cepat berlari kesana, dengan terengah-engah berdiri di hadapannya, juga memandanginya seperti ini.

Sudah delapan tahun, dia telah bertambah tinggi, Tiffany Song juga telah bertambah tinggi, tapi jarak tinggi mereka dengan delapan tahun lalu sedikitpun tidak berubah, yang berubah malah adalah kondisi perasaan mereka, bukan lagi kebahagian dan yang baru tumbuh saat pertama kali berkencan. Mereka yang saat ini telah melewati rasa sakit dan perubahan yang besar, sudah sejak awal tidak dapat kembali ke dahulu lagi.

“Surat perjanjian perceraian sudah membawanyakah?” Tiffany Song dengan pelan menanyakan, diantara mereka juga hanya bersisa topik pembicaraan ini.

Di ketiak William Tang dijepit sebuah amplop dokumen malah tidak memberikannya padanya, dia melihat lapangan yang berisa hanya rasa sedih, “Tiffany, temani aku jalan-jalan baik tidak?” Selesai mengatakan dia juga tidak menunggu Tiffany Song menjawab lalu mulai berjalan di lapangan luas.

Tiffany Song melihat bayangan tubuhnya, dia mengigit giginya dengan cepat mengeja, ikut berjalan di belakangnya dengan jarak selangkah. Matahari di siang hari sangat kejam, menyinari tubuh seperti segera akan melepaskan satu lapisan kulit.

William Tang terus berjalan tidak ada rencana untuk berhenti. Kening Tiffany Song mengeluarkan keringat, dia melihat William Tang yang berada di depan, bertanya : “Kamu sudah selesai berjalan tidak?”

William Tang tidak berhenti juga tidak menoleh melihatnya, dia berkata: “Tiffany, kamu masih ingat sore waktu itu kita telah berjalan berapa putarankah?”

Tiffany Song tidak berbicara, dia tidak menghitung waktu itu mereka telah berjalan berapa putaran karena waktu ini seluruh perhatiannya hanya berada di diri William Tang.

“Aku mengingatnya, kita telah berjalan delapan belas kali putaran. Dari putaran pertama, aku sudah ingin mengandeng tanganmu, tapi aku takut kamu akan menolakku, aku lalu memberitahu diriku sendiri, jalan satu putaran lagi, putaran selanjutnya lalu mengandeng tanganmu. Terus berjalan sampai putaran ke sembilan, aku membalikkan kepala melihatkmu, menyadari di wajahmu tidak ada sedikitpun rasa tidak bosan, aku baru memberanikan diri menggenggam tanganmu. Kamu tidak menariknya kembali, aku sangat bahagia, lalu terus ingin mengandeng tanganmu, terus berjalan seperti ini.” Dalam suara William Tang seperti mengandung mengingat sesuatu, masa muda itu, mereka pernah memiliki cinta yang sederhana tapi dalam, saat ini sudah akan berakhir, dia jelas sedih.

Tiffany Song masih tidak berkata apapun, dengan tenang ikut di belakangnya dengan jarak selangkah.

“Semalam, meninggalkan pengadilan, aku telah berpikir banyak, kenapa kita bisa berakhir sampai ke tahap hari ini, memikirkan kembali hal yang terjadi di lima tahun ini, aku bahkan tidak berani memercayai diriku sendiri telah melakukan begitu banyak hal yang brengsek, aku telah melukaimu, malah tidak pernah menginstropeksi diri, maaf.” William Tang berhenti, membalikkan kepala memandanginya, dia berkata: “Satu putaran ini tepat adalah putaran ke delapan belas, kita telah kembali ke titik awal.”

Tiffany Song mengangkat kepala memandanginya, wajahnya masih memiliki luka tapi sedikitpun tidak mempengaruhi wajah tampannya, dia yang saat ini menghilangkan sisi buruk itu kelihatan sedikit lebih ceria, Tiffany Song telah mengatakan kata ketiga sore ini, “William, terima kasih kamu bersedia memberikan kebebasan padaku.”

Cahaya dalam mata William Tang menjadi gelap, dia memberikan padanya amplop dokumen di dalam tangannya, dia berkata: “Surat perjanjian perceraian aku sudah menandatanganinya, kamu lihat sesaat masih perlu menambah syarat apa katakan padaku, nanti aku minta pengacara menambahkannya.”

Tiffany Song menerima amplop dokumen membuka mengeluarkan surat perjanjian perceraian, setelah memastikan tanda tangan William Tang terteram dalam hatinya menjadi sangat lega. Setelah memiliki tanda tangan William Tang, surat perjanjian perceraian ini baru bisa berlaku. Dia memasukkan kembali surat perjanjian perceraian ke dalam amplop, dia berkata: “Aku tidak memiliki syarat apapun, besok pagi jam sembilan, aku menunggumu di biro urusan sipil, sampai jumpa!”

William Tang melihat dia sama sekali tidak merindukan berbalik pergi, ekspresi wajahnya menjadi kesepian.

Tiffany Song dengan cepat datang ke dalam kantin, Stella Han duduk di dalam meniup kipas angina, melihat Tiffany Song masuk, dia menunggu sampai emosi, “Tiffany, sebenarnya kamu datang untuk bercerai atau datang berkencan, matahari sebesar ini, tidak panaskah?”

Dalam hati Tiffany Song berpikir, bagaimana tidak panas? Tapi panas juga pantas, William Tang akhirnya sudah setuju bercerai, kali ini tidak akan terjadi kesalahan lagi, menunggu sampai mendapatkan sertifikat perceraian, mereka benar-benar tidak memiliki hubungan lagi.

Dia memberikan dokumen kepada Stella Han, Tiffany Song berkata: “Dia sudah tanda tangan.”

Stella Han membuka dengan cepat melihat sekilas isi perjanjian, dia berkata: “Dia cukup murah hati yah, apartemen Hillcrest Park diberikan padamu, setiap tahun masih akan memberikanmu uang tunjangan enam ratus juta, Tiffany kamu sudah menjadi janda kaya.”

Tiffany Song menerima surat perjanjian melihat isi di atas surat perjanjian, dia sangat terkejut, dia mengira William Tang akan membiarkannya bercerai tanpa membawa apapun, tidak menduga bisa memberikannya uang. Dia memasukkan kembali surat perjanjian ke dalam amplop, berkata: “Ayo jalan, kita pulang.”

“En.” Stella Han berdiri pergi bersama dengannya.

……

Esok hari pagi jam sembilan, Tiffany Song membawa surat perjanjian perceraian ke biro urusan sipil, dia menunggu hampir setengah jam, William Tang baru datang dengan pelan-pelan. Tiffany Song melihat dirinya berkata: “Kita masuklah.”

William Tang tiba-tiba menggenggam tangannya, padangannya dalam menatapnya, “Tiffany, tidak ada tempat untuk kembali lagikah?”

Tiffany Song menundukkan matanya dengan pelan melepaskan tangannya, “Kita masuklah.” Selesai mengatakan, dia berbalik berjalan ke dalam biro urusan sipil. Antri mengambil nomor, orang di ruang perceraian banyak, orang di ruang pernikahan lebih banyak.

Dia berdiri di dalam antrian orang lalu mengantri, William Tang berdiri di sampingnya, gadis yang berada di depannya sudah menangis, dengan penuh tenaga bertanya kepada pria di sampingnya, “Kita tidak bercerai lagi baik tidak?”

Pria itu tidak menjawab seperti sudah bertekad bulat. Tiffany Song merasa sedih, kehidupan manusia mungkin memang seperti ini, bersama sesaat tidak cocok lalu berpisah, melanjutkan kehidupan selanjutnya.

Akhirnya sampai diantrian mereka, Tiffany Song memberikan barang yang diperlukan kepada pekerja di dalam ruangan, kebetulan saat mereka datang mengurus surat pernikahan adalah pekerja ini yang mengurusnya, benar saja kehidupan ini dimana-mana penuh dengan kejutan.

Pekerja mengangkat kepala melihatnya sekilas seperti mengenalinya, “Kalian kenapa juga bercerai, suamimu bukannya sangat mencintaimu? Subuh-subuh sudah datang ke biro pengurus sipil untuk mengantri.”

Tiffany Song teringat malam itu dia mencuri kartu keluarga di rumah lalu dengan William Tang datang kemari, malam itu sangat dingin, angina salju terus bertiup, William Tang memasukkannya ke dalam jaket yang besar, mengangkat tangannya terus mengosok agar tetap hangat, saat ini mereka sangat bodoh sangat lugu, ada cinta sudah bisa kenyang.

Saat ini malah juga hanya bersisa kekecewaan.

Dia berkata: “Kamu bukannya juga dipindahkan dari ruang pernikahan ke ruang perceraian?”

Pekerja melihatnya sekilas seperti sedikit tidak senang dikatai oleh dirinya, dia berkata: “Ada anak tidak?”

“Tidak ada.” Tiffany Song segera menjawab.

Pekerja mengambil keluar dua sertifikat perceraian, mencetakknya di mesin, selesai pekerja mencetaknya, sebelum mengambil stempel dia mengangkat kepala dengan serius bertanya pada mereka, “Kalian sudah memikirkannya baik-baik tidak? Sudah distempel maka tidak bisa mengembalikannya lagi.”

Tiffany Song melihat sekilas William Tang, berkata: “Sudah dipikirkan dengan baik, kamu stempelkan saja.”

Pekerja tidak ragu, dua suara ketukan berbunyi telah mengakhir lima tahun pernikahan Tiffany Song dan William Tang.

Membawa sertifikat perceraian keluar dari biro urusan sipil, William Tang melihat buku merah di dalam tangannya, dalam hatinya sedih, dia lalu memasukkan sertifikat perceraian ke dalam kantong celananya, pura-pura santai melihatnya, “Tiffany, aku antar kamu pulang.”

Tiffany Song mengangkat kepala dengan tenang memandanginya, raut wajahnya adalah perasaan lega yang belum pernah ada, saat pekerja memberikan sertifikat perceraian kepadanya, hatinya langsung menjadi tenang.

“Tidak perlu lagi, aku bisa naik taxi sendiri pergi.” Tiffany Song selesai mengatakan berbalik pergi.

William Tang memandangi punggungnya yang tidak tahan untuk pergi, dia mengulurkan tangan memasukkan ke dalam kantong celananya, menyentuh sertifikat perceraian, dalam hatinya tiba-tiba merasa kecewa. Kalau terus bersikeras dengannya, ada satu hari bisa tidak dia akan pasrah lalu menerimanya?

Dia masuk ke dalam tempat parkir, handphonenya berbunyi, dia melihat sekilas tampilan telepon masuk, lalu memutuskannya, handphonenya kembali berbunyi, kali ini dia langsung mematikan teleponnya.

Saat Jocelyn Yan menelepon untuk yang ketiga kalinya, layanan pelanggan memperingatkan telepon yang ditelepon olehnya sudah dinon-aktifkan, dia sangat emosi, langsung menarik masker di atas wajahnya. Kalau bukan tadi ada teman yang menelepon memberitahunya, melihat William Tang dan seorang wanita masuk ke biro urusan sipil, dia masih tidak tahu William Tang telah melakukan hal baik apa.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu