You Are My Soft Spot - Bab 408 Menghargai Setiap Menit Dan Detik Yang Dilalui Bersama(1)

Keesokan paginya, Erin bangun, dengan sadar menjulurkan tangan meraba samping badannya, menyentuhnya dan terasa dingin, dia pun terlompat dan langsung duduk, dengan panik melihat ke samping badannya, sprei di samping nya begitu rapi, sama sekali tidak ada bekas ditiduri oleh seseorang disana.

Erin semakin lama semakin panik, dia langsung membuka selimut dan turun dari kasur, berlari menuju pintu kamar. Dia panik hingga bahkan tidak memakai sandal, takut dirinya sendiri hanya bermimpi semalam, sekarang sudah terbangun dari mimpi, James He pun menghilang lagi.

Dia bergegas turun ke bawah, keadaan ruang tamu sama percis dengan mimpi semalam, dia dengan panik menjerit: “Kakak James, Kakak James......”

Terlalu takut, bahkan suara nya juga sedang bergetar, waktu selama mereka bersama, hampir setiap hari James selalu pulang tepat waktu, pertemuan sosial yang bisa ditunda akan ditunda. Apakah sebenarnya semalam dia pulang ke rumah atau tidak, Erin tidak mampu memberikan jawaban yang pasti kepada dirinya sendiri.

James mendengar suara panik dia di dalam dapur, dia menjulurkan kepala, pun melihat Erin dengan kaki telanjang berdiri di tengah ruang tamu, begitu panik seperti seorang anak yang kehilangan arah, matanya memerah, air matanya mengalir turun.

Pada saat itu, hatinya hanya tersisa rasa sedih, bahkan spatula di tangannya tidak sempat di letakkannya, dengan langkah cepat berjalan kesana, menjulurkan tangan memeluk dengan erat wanita yang begitu lemah dan merasa tidak aman itu, dia mencium kepalanya, berkata: “Jangan takut, aku disini, tidak akan pergi kemana-mana.”

Erin seketika terisak, menjulurkan tangan memeluk pinggang James, seperti bertindak manja dan bodoh, memasukkan dirinya ke dalam badannya, dengan begitu, maka mereka akan senantiasa bersama, “Jangan mengejutkan ku, aku mengira kamu sudah menghilang.”

Suara Erin masih terdapat kepanikan, James dengan ringan memejamkan mata, jika semalam dia tidak mengubah rencana, saat ini Erin menerima informasi ini, takutnya ialah informasi bawah James sudah “meninggal” dalam kecelakaan.

Dia menepuk punggung Erin dengan ringan , dengan suara yang rendah dan serak berkata, “Bodoh, kamu disini, kenapa aku mau pergi jauh? Baik-baik lah, jangan berpikir sembarangan.” Dalam hati perasaan James bercampur aduk, jelas-jelas mengetahui seberapa bahayanya jika tinggal, namun dia tetap saja memilih untuk tinggal.

Dia tidak merelakannya, sama sekali tidak rela.

Mood Erin perlahan menjadi tenang, dia mengendus, dari udara tercium aroma gosong, dia pun mengerutkan alis, berkata: “Barang apa yang terbakar?”

“Pancake ku!” James langsung menjerit, langsung mendorongnya, dan berlari ke arah dapur.

Erin melihat bayangan punggungnya, pun menekan bibir dan langsung tertawa, hanya di hadapannya, barulah James bisa menampilkan sisi pria dewasanya. Seketika dia teringat akan sesuatu, senyuman di bibirnya pun menghilang.

Setelah sarapan,Erin membereskan mangkok dan sumpit, namun malah dihentikan oleh James, ia menggenggam tangan Erin, berkata: “Biar aku saja, kamu pergilah beristirahat, melihat kantong mata mu yang menghitam, orang lain akan mengira aku yang memukul nya.”

“Tidak begitu berlebihan bukan?” Erin menatapnya dengan manja dan mentel, sejak mereka bersama, James pun menyayanginya layaknya seorang putri, hampir menyayangi dan memanjakannya bagaikan orag cacat, sebenarnya dia bukanlah putri, jelas-jelas adalah gadis biasa.

“Pergi beristirahat.” James sangat tegas, menjulurkan tangan mengambil mangkok yang ada di tangannya, membalikkan badan langsung berjalan ke dapur. Erin mengikutinya masuk, melihat dia berdiri di depan wastafel, pria itu bertubuh tinggi dan tampan, dia melihat punggung James yang besar dan kuat itu, matanya pun terpancar rasa suka.

Erin dengan perlahan berjalan ke belakangnya, menjulurkan tangan memeluk pinggangnya, lalu melekatkan wajahnya, tiba-tiba hatinya menjadi begitu stabil dan tidak goyah. Akhirnya Erin mengerti, kenapa dalam beberapa drama idol itu, pemeran utama wanita begitu suka memeluk pemeran utama pria seperti ini.

Gerakan tangan James seketika terhenti, lalu lanjut meletakkannya dibawah kran air dan membersihkannya, tidak bertanya kenapa pada Erin. Ada kalanya setelah lama bersama, akan ada sebuah respon batin yang halus, kenapa Erin berubah menjadi begitu melekat, ialah karena kehadiran Nyonya He semalam, rasa tidak aman dalam hatinya pun bergejolak.

Terlebih lagi, ialah tahu bahwa waktu diantara mereka kedepannya tidak banyak, menghargai setiap menit dan detik yang dilalui bersama.

Kedua orang itu tidak berbincang di dalam dapur, James tidak mempedulikan wanita yang memeluk dirinya seperti kembar siam itu, ada beberapa kata yang tidak bisa diucapkan, namun semua orang bisa mengerti dan berpura-pura bodoh, juga bisa lebih santai dan lega.

Dengan sangat cepat, James pun selesai mencuci mangkok tersebut, mau kembali ke atas untuk mengganti pakaian dan pergi bekerja,Erin ikut ke atas, bahkan ketika James mengganti baju, dia juga tidak mundur, terus melihatnya.

James dilihat oleh nya hingga darah sekujur tubuhnya mengalir terbalik, dengan tatapan yang membara dia melihat Erin, dengan mengejeknya berkata: “Aku sudah mau mengganti pakaian dalam, kamu masih mau terus melihatnya kah?”

Erin dan James sudah lama bersama, juga belajar untuk tidak malu lagi, terlebih lagi hatinya merasa tidak tenang, membuat Erin tidak mau meninggalkan James selama sedetik pun, dia dengan wajah yang memerah berkata: “Juga bukan tidak pernah melihatnya.”

James tertawa, ia mengangkat tangan dan mencolek padanya, dengan menggoda berkata: “Sini, biar kamu bisa melihat nya lebih jelas.”

“...........” Erin membalikkan badan, pipinya panas dan memerah, tidak tahan untuk marah dan berkata, “Brengsek tua!”

“Ai ai, aku tua dimana? Kamu katakan dengan jelas pada ku.” James marah, tidak mengaku dirinya sendiri tua, meskipun sudah berumur 35 tahun, dia masih saja mengangap dirinya ialah idol muda yang berumur 20 tahun lebih.

Ujung bibir Erin tersenyum, membalikkan badan berjalan ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap.

James mengantar Erin pergi bekerja, keluar dari apartemen, matanya terhenti pada sebuah mobil trail yang sudah di modifikasi, sisi badan mobilnya terlihat begitu kokoh. Erin mengabaikannya, sedang mencari mobil Cayenne putih itu.

James mengambil kunci mobil, lampu mobil mobil trail yang dilapisi besi itu berkedip, seperti harimau kumbang yang ganas. Erin dengan ragu dan terkejut menatapnya, “Kamu ganti mobil baru?”

“Ya, ruangan di mobil ini sangat besar, cocok pergi ke area terbuka di luar kota.......” Sisa 2 kata , dia mengatakannya dengan ringan ditelinga Erin, suara dan hawa panas yang dikeluarkan mengitari telinga Erin, sekujur badannya kebas, merasa James sedang mempermainkannya, dia merasa malu dan kesal, menghentakkan kaki berkata: “James, kamu serius sedikit.”

“Ingin mencium dengan istri, dimana yang tidak serius?” James menaikkan alis, dengan wajah yang tidak setuju, merasa sepertinya ialah Erin yang mengabaikan hal yang penting ini menjadi terlihat biasa.

Erin menutup wajahnya yang memerah dan memanas itu, tidak berencana untuk mempedulikan James, pokoknya wajahnya tidak setebal James, kadang-kadang bisa menghambat James tidak bisa berkata apa-apa, juga mengungguli diri sendiri, dengan sangat cepat diserang balik oleh James.

Erin membuka pintu mobil di samping pengemudi, mobil baru yang baru diantar itu, malah tidak ada aroma aneh sedikit pun di dalam. Erin duduk di dalam mobil, masih menyadari ada yang tidak beres, tingkat kekuatan mobil ini, mungkin bisa dibandingkan dengan mobil perang di area terbuka di luar kota.

James duduk didalam mobil, melihat Erin memperhatikan desain interior mobil, dia khawatir Erin akan berpikir sembarangan, pun berkata: “Bagaimana dengan mobil baru ku?”

“Cukup baik, mobil ini sejak kapan kamu ganti?” Erin menatap James, dan bertanya.

James tersenyum dan berkata: “Dari awal sudah menyuruh orang memodifikasinya, tapi terus menerus tidak diantar, semalam baru saja diantar, dengar-dengar tingkat ketahanan mobil ini, bisa menjadi mobil perang di area terbuka diluar kota, bagaimana menurut mu?”

“Memang rasio keamanan semakin tinggi.” Erin setuju dan mengangguk-anggukkan kepala, James begitu jujur, ia juga tidak berpikir terlalu banyak lagi. James menghidupkan mesin mobil dan melaju pergi, kedua orang itu tidak berbicara sepanjang perjalanan, sekali-kali James melihatnya, matanya penuh dengan kasih sayang.

Setelah setengah jam lebih, mobil pun berhenti di luar Parkway Plaza, Erin menjulurkan tangan membuka sabuk pengaman, mengangkat kepala melihat James , tiba-tiba James memiringkan badan, 1 tangannya menarik pergelangan tangan Erin, lalu menariknya ke dalam pelukan, bibir yang tipis mencium bibir merah nya, lalu menghisapnya.

Dalam mobil terdengar suara ambigu yang membuat orang tersipu dan berdebar,Erin sedikit membuka mulut kecilnya, menerima ciuman James yang hangat itu, hatinya semakin berdebar dengan kencang, namun juga takut dilihat oleh orang lian, tidak mampu untuk terlena didalamnya, semakin merasa ciuman nya ini, penuh dengan rasa gugup dan tekanan.

Menyadari rasa tidak fokus si Erin, James membuka mulut dan mengigit nya, mendengar suara Erin yang kesakitan, dia pun seperti mengelus menjilat-jilat bibir nya. Ketika kedua orang berpisah, nafas terengah-engah, pipi Erin memerah, matanya penuh dengan air, basah dan lembab.

Sepasang mata James yang membara menatap nya, seperti mau melihat tembus ke dalam hatinya, dengan suara serak ia berkata: “Jangan berkata sembarangan, malam aku akan datang menjemput mu.”

Hati Erin terkejut, seberapa sempurnya nya ia menutupi,tetap saja tidak bisa lari dari mata James yang tajam , ia mengangguk-anggukkan kepala, “Baik.” James menjulurkan tangan mengelus-elus kepalanya, tatapannya mengantar Erin pergi.

Erin berdiri di tepi jalan, wajahnya yang memerah masih belum hilang, dia melambaikan tangan pada James, James tidak berhenti , langsung melaju masuk ke aliran mobil yang berlalu-lalang. Sampai tidak terlihat mobil trail yang berwarna hitam itu, barulah Erin berbalik dan berjalan menuju Parkway Plaza.

Baru saja berjalan sampai depan pintu, ia pun melihat seorang nyonya yang berpakaian elegan dan mewah berdiri disana,seketika langkah kakinya terhenti, benar-benar apa yang ditakutkan itu datang menghampiri.

……

James kembali ke He’s Corp, Little A menunggu nya diruang kantor nya, semalam James dengan keras kepala mengatakan tidak pergi pun benar-benar tidak pergi, Little A menandakan dirinya sendiri ada berbicara. James melepaskan mantel bulu dombanya dan meletakkannya dipunggung sofa, hari ini sangat lah dingin hingga membuat orang benci.

Dia menatap Little A yang berdiri di samping sofa,Little A ialah seseorang yang dibawah kontrol Biro Intelijen Pasukan Khusus , setia pada nya selama bertahun-tahu. Kali ini masuk kedalam masalah Biro Intelijen Pasukan Khusus dan perdagangan obat terlarang di Asia Tenggara, Little A tanpa ragu memilih diutus ke sisinya untuk membantunya.

Selain sebagai kawan seperjuangan , mereka juga adalah saudara yang baik.

“Ketua Tim He,situasi saat ini, tidak perlu aku yang mengatakannya, dalam hati mu sendiri juga jelas, kamu tinggal di Kota Tong 1 hari lebih lama, maka sama artinya dengan tambah 1 bahaya, tiba saat itu jangan katakan nyawa mu, bahkan nyawa Nona Erin juga tidak bisa dijamin.” Little A berkata secara terus terang, nada bicaranya bahkan ada sedikit kepanikan.

Semalam James mengatakan tidak pergi, sesuai dugaannya, jadi pagi ini barulah dia bisa mengendarai mobil trail yang sudah dimodifikasi kesini, dia tahu sekali James memutuskan untuk tidak pergi, maka tidak akan berubah, hanya saja dalam hatinya susah untuk tenang.

Jelas-jelas mereka mempunyai cara yang lebih baik, atau mungkin 1 bulan, atau mungkin setengah tahun, asalkan menyelesaikan dan membereskan perdagangan obat terlarang yang besar di Asia Tenggara, maka tentu saja bahaya itu pun akan terselesaikan. Namun Ketua Tim He malah memilih jalan yang begitu berbahaya ini , demi Erin.

Sebenarnya apa itu cinta? Kenapa bisa membuat Ketua Tim He yang selalu tenang dan berlogika ini, membuat keputusan yang begitu gila ini? Lantas apakah bahkan tidak bisa menunggu selama setengah tahun?

Little A bukan James, oleh karena itu ia tidak bisa memahami, masih ada hal apa yang lebih penting dibandingkan menjaga nyawa?

James menekan-nekan bibir, dalam hatinya ada api yang membakar ke atas, pagi ketika bangun, ia pun menyadari mulutnya sariawan, sudah 10 tahun yang lalu, dia tahu orang yang ia tiduri malam itu ialah Erin, bergegas pergi ke Kota Jing, yang dijumpai nya malah Marco Xu memeluk Erin yang keguguran kembali ke sekolah militer.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu