You Are My Soft Spot - Bab 113 Apakah Aku Sudah Tidak Boleh Menyentuhmu? (2)

Tiffany Song berdiri di pintu depan, dan naik ke lantai atas. Dia berjalan sampai ke luar kamar tidur utama dan baru mengangkat tangannya untuk mendorong. Pintu tersebut pun terbuka dari dalam. Terlihat wajah wanita cantik menawan yang baru bangun, rambutnya tergerai belakang, dan dia mengenakan baju tidur seksi V neck hitam.

Baju tidur tersebut terlihat familiar, itu adalah baju yang diberi saat ia membeli baju dalam di Kota Jiangning, ia tidak sempat membawanya pulang, sekarang malah dikenakan oleh Angelina Lian.

Tiffany Song seperti disiramin air dingin dari kepala, hatinya pun menjadi dingin, pagi-pagi, Angelina Lian mengenakan baju tidur seksi dan keluar dari kamar Taylor Shen, ekspresi dia pun terlihat manja dan malas, terbawa hawa seperti ia baru disayangi oleh orang lain, bekas ciuman dileher pun dapat terlihat dengan jelas sampai menusuk mata.

Tiffany Song melewatinya dan melihat ke dalam kamar tidur, tirai di dalam kamar pun tertutup, dalam cahaya yang redup, ranjang besar yang terletak ditengah-tengah kamar, dan Taylor Shen yang tertidur dengan menyamping, dan selimut tipis yang menutupi pinggangnya, memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang tidak mengenakan apapun.

Kaki Tiffany Song merasa lemas, ia pun mundur beberapa langkah, dan buru-buru ia menahan tubuhnya, ia tidak percaya kalau pria dan wanita berada dalam satu ruangan, sesederhana menutupi selimut dan sambil mengobrol saja. Pengkhianatan William Tang melintas di benaknya, ia mundur langkah per langkah sampai punggungnya tersentuh pagar ia baru berhenti.

Angelina Lian terus melihatnya dengan tenang, melihat bagaimana ia tidak bisa mengontrol diri, lalu menyisir rambutnya dengan genit, menutup pintu kamar tidur tanpa sadar, dan tidak membiarkan suara luar membangunkan lelaki yang sedang tidur di tempat tidur.

“Nona Song, kamu jangan salah paham, semua ini tidak seperti apa yang kamu pikirkan.” Angelina Lian menjelaskan dengan panik, seolah-olah takut kalau Tiffany Song akan salah paham, “Semalam suasana hati Taylor kurang bagus, jadi aku menemaninya, lalu kami pun tertidur, kami tidak melakukan apa-apa, kamu jangan salah paham.”

Penjelasan Angelina Lian terdengar di telinga seperti ada maksud lain, ia terpikir ekspresi wajah Bibi Lan yang kaku saat membukakan pintu untuk dirinya, ia merasa sakit hati. Dia tidak percaya kalau Taylor Shen akan mengkhianatinya, namun apa yang ia lihat sendiri, bagaimana akan salah?

Bahkan membiarkan Angelina Lian menggunakan baju tidurnya, bagaimana ia bisa memperlakukan dirinya seperti ini?

Sebelum air matanya menetes, ia langsung membalikkan badannya, dengan buru-buru ia pergi. Hati sakit sampai membuat ia tidak sanggup bernafas, air mata pun berputar di dalam matanya, ia pun tidak dapat melihat dengan jelas, beberapa kali ia tidak dapat melihat tangga dengan jelas hampir terjatuh dari tangga.

Ia berlari dengan cepat, seperti ada siluman sedang mengejarnya, ia tidak memiliki keberanian untuk mendorong pintu dan mencari Taylor Shen, bertanya kepadanya kenapa ia memperlakukan dirinya seperti ini? Dia dengan hampir terjatuh-jatuh lari sampai kedepan pintu, mengganti sepatu sendiri lalu berlari keluar dari vila.

Bibi Lan mendengar suara dari luar, ia keluar dari dapur, langsung melihat Tiffany Song dengan sedih lari keluar dari vila, ia pun ingin mengejarnya, baru sampai ke depan pintu, langsung terdengar suara dingin dari belakang, “Bibi Lan, tidak perlu mengejarnya lagi.”

Bibi Lan menoleh, melihat ke depan tangga lantai dua terdapat sosok wanita yang langsing, karena jaraknya jauh ia pun tidak bisa melihat wajah Angelian Lian dengan jelas, namun ia melihat ia mengenakan sebuah baju tidur yang seksi, dari arah Bibi Lan, baju tidur tersebut saking pendek sampai celana dalam pun terlihat.

Ia tiba-tiba paham kenapa tiba-tiba Tiffany Song meninggalkan vila, sepertinya ia salah paham kalau Tuan dan Nona Lian……., namun apakah ini benar adalah sebuah kesalahpahaman saja? Bibi Lan juga tidak tahu.

……

Angelina Lian menggantikan baju ia sendiri, ia sambil melihat baju tidur yang diatas ranjang, ia terpikir kalau Tiffany Song mengenakan baju ini sambil berbaring dibawah badan Taylor Shen dan menggodainya, ia langsung merasa sangat cemburu dan ingin merobek baju tersebut.

Tapi ia tidak boleh merobeknya, ia harus mengembalikan baju tersebut seperti semula, lalu ia menaruh kembali baju tersebut ke dalam lemari, membalikkan badan dan keluar dari kamar tidur.

Sampai ke dapur, ia melihat Bibi Lan sedang menyiapkan sarapan, dengan perlahan ia masuk ke dalam dapur, dan berdiri di samping Bibi Lan, dengan suara lembut ia berkata: “Bibi Lan.”

Badan Bibi Lan pun menjadi tegang, ia membalikkan badan dan melihat Angelina Lian, ia sudah mengganti baju, mengenakan setelan leher bulat seperti Peter Pan, dia terlihat sederhana dan cantik. Jika dia tidak melihatnya dengan matanya sendiri, dia juga tidak akan menemukan bahwa Angelina Lian ini benar-benar licik.

Namun urusan antara majikan, mana sampai dia seorang pembantu yang ikut berkomentar?

Angelina Lian melihat sarapan penuh cinta buatan Tiffany Song diatas meja, dengan tidak sadar ia sambil memainkannya, tadi ia melihat Tiffany Song membawa sarapan tersebut ke vila, ia melihat kea rah Bibi Lan, dengan suara lembut, namun terdengar seperti peringatan, ia berkata: “Bibi Lan, tadi tidak terjadi apa-apa, tidak ada orang yang kemari juga, ya?”

Bibi Lan menundukkan kepala, dengan buru-buru ia berkata: “Nona Lian, tadi aku tidak melihat apa-apa, aku daritadi bekerja di dalam dapur.”

“Iya, Bibi Lan sangat pengertian, aku akan menyuruh Taylor untuk menaikkan gaji kamu, buatkan sarapan ya.” Habis ngomong, Angelina Lian menarik tangannya, kotak makan thermal pun terjatuh ke lantai, bubur dan telur goreng pun tumpah kemana-kemana, dengan terkejut ia berkata : “Aduh, coba lihat aku ini lamban sekali, Bibi Lan, nanti tolong dibersihkannya, tolong buang ini semua.”

Habis ngomong, ia sambil menepuk-nepuk tangannya, dan keluar dari dapur.

Bibi Lan berdiri di tempat, sambil melihat bubur dan telur yang tertumpah dilantai, ia merasa sia-sia niatnya Nona Song hilang begitu saja. Ia menghelakan nafas, dan mengambil sapu untuk membersihkan dapur. Masalah Majikan, tidak ada hubungannya dengan dirinya, ia hanyalah pembantu yang menerima gaji orang.

Taylor Shen bangun, sudah jam 8.30, ia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi tadi, ia juga tidak tahu Tiffany Song sudah salah paham kepada dirinya. Setelah ia siap-siap, ia menggantikan baju dan turun ke bawah.

Sampai ke dapur, ia melihat Angelina Lian duduk di sofa sambil menonton TV, dia sambil mengerutkan kening dan melihat ke arah pintu, hanya terlihat hak tinggi Angelina Lian, ia pun mengerutkan alisnya dengan lebih kencang, semalam ia sudah memberikan peringatan terakhir, bocah itu malah tidak peduli padanya, benar-benar tidak datang membujuknya.

Apakah dirinya sudah terlalu memanjakannya?

Dengan kurang senang ia berjalan masuk ke dalam dapur, Angelina Lian pun mengikutinya, dan duduk disampingnya, sambil tersenyum menatap wajah tampan tersebut, “Taylor, sudah bangun yah, mau sarapan sekarang kah? Bibi Lan membuat bubur kesukaan kamu.”

Taylor Shen tidak melihat Tiffany Song, ia pun tidak memiliki nafsu makan, Angelina Lian melihat dia demikian, lalu ia menuangkan bubur untunya dan berkata : “Taylor, Bibi Lan membuat jamur dan mentimun, coba kamu makan, rasanya sangat enak.”

Taylor Shen menyadarkan diri, sambil melihat lauk kecil didepan, ia mengambil sumpit dan mencobanya. Angelina Lian meletakkan kedua tangan dibawah dagu, sambil membuat gaya seperti bunga, dan sambil menatapnya dengan penuh harapan, berkata : “Bagaimana rasanya?”

“Iya, lumayan.” Sambil ngomong, Taylor Shen mengambil sebuah mentimun acar ke dalam mulut.

Angelina Lian langsung tersenyum lebar dan berkata : “Aku menemukan resepnya di internet, dan menyuruh Bibi Lan membuatnya, aku tahu kamu pasti akan suka.” Nadanya yang terdengar bangga seolah-olah seperti ia sendiri yang membuatnya.

Taylor Shen tidak berkata apa-apa, dia mengambil mangkuk dan memakan bubur.

Setelah sarapan, mobil sudah menunggu di luar, Taylor Shen mengganti sepatu dan berjalan keluar, Angelina Lian langsung mengambil tas dan mengikuti dia ke depan pintu. Taylor Shen melihat ia mengikuti setiap langkahnya, dia mengerutkan kening, "Kamu mau ikut?"

“Iya, bosan aku berdiam di rumah, Taylor, biarkan aku ikut kamu ke kantor ya.” Tadi pagi Angelina Lian melakukan hal seperti itu, ia takut kalau Tiffany Song akan pergi ke kantor untuk mencari Taylor Shen, kalau kesalahpahaman mereka terselesaikan, berarti usaha keras dia tadi pagi akan menjadi sia-sia semua. Dan mungkin saja Taylor Shen akan curiga kepadanya, dan mengantar ia pergi.

Taylor Shen menghentikan langkah, dengan diam melihatnya, “Tidak, aku ini pergi kerja, kamu ikut aku ini terlihat seperti apa?”

”Kalau tidak aku jadi sekretaris mu saja?” melihat ia sambil mengerutkan kening, ia mundur

Taylor Shen hanya melihatnya dan tidak berkata apa-apa. Lalu ia mengoyangkan tangannya, dan berkata: “Kalau tidak aku jadi asisten kamu juga boleh, bahkan office girl pun boleh, asalkan jangan suruh aku terus berdiam di rumah saja, aku tinggal dirumah terus sampai sudah hampir jamuran, tolong biarkan aku ikut kamu pergi ke kantor, ya?”

Angelina Lian sambil memohon dengan menyatukan tangan, sambil menekan bibirnya dan berkata : “Aku mohon, aku mohon, aku jamin aku tidak akan menganggu kamu kerja, aku mohon, aku mohon.”

Taylor Shen juga tidak ad acara menghadapinya, takut ia terus berdiam di rumah malah sakit pula, tidak bagus untuk pemulihan Hipokondrianya juga, akhir ia menganggukkan kepala, dan berkata : “Kamu boleh ikut aku ke kantor, tapi tidak boleh ikut aku kemana-mana, menganggu aku kerja.”

“Baik, aku janji!” Angelina Lian sambil mengangkat tangan ke samping telinga seperti orang bersumpah, melihat Taylor Shen tertawa, dia pun ikut tertawa. Ia tahu Taylor Shen bersikap sabar terhadapnya karena masalah adiknya, Dia, membuatnya mudah teringat pada adik perempuan yang hilang itu.

Dan ini adalah satu-satunya hal yang ia miliki. Jadi dia tidak boleh terburu-buru, dan tidak boleh membiarkan dia mengetahui perasaan ia kepadanya. Tunggu dia mengusir wanita-wanita tidak jelas yang ada di sekitarnya, dan tinggal dia satu-satunya wanita yang ada di sampingnya, dia akan tahu betapa pentingnya dirinya bagi Taylor Shen.

Mereka berdua naik ke dalam mobil, dan supir pun membawa mobil keluar dari vila.

Taylor Shen mengarahkan kepalanya ke samping jendela, dan terkadang ia menunduk sambil melihat ke hpnya, hpnya dari awal sampai akhir hanya berdiam dia dalam tangannya, ancamannya tadi malam sepertinya tenggelam ke laut, tanpa membangkitkan gema sedikit pun, dan dia pun merasa sangat kesal tanpa alasan.

Angelina Lian melihat ia terus menatap ke hpnya, sengaja ia bertanya: “Taylor, kamu sedang menunggu telepon kah?”

Taylor Shen sambil melihat ke dirinya, dan menganggukkan kepala, dan berkata “Iya, aku sedang menunggu sebuah telepon yang penting.”

Sampai ke persimpangan jalan, arah lurus adalah jalan ke kantor, namun Taylor Shen tiba-tiba berkata: “Budi, belok kanan.”

Budi melihat ke kaca spion, suasana hati Bos hari ini kurang baik, alisnya berkerut sampai sanggup menjepit beberapa ekor lalat. Semalam ia membawa mobil ke Vanke City, tadinya ia mengira kalau dia akan menjemputnya di Vanke City, tapi tadi pagi Bibi Lan meneleponnya, menyuruhnya untuk langsung menjemputnya di Sunshine City.

Ia bisa merasakan kalau suasana hati Bosnya kurang baik, ada kaitannya dengan seseorang yang ada di Vanke City. Sekarang Bos menyuruhnya untuk belok kanan, itu jelas adalah jalan ke Vanke City.

Angelina Lian baru pulang dari luar negeri, jadi ia tidak terlalu mengenal jalan di Kota Tong, sampai mobil tersebut tiba di luar suatu komplek, ia bisa merasakan kalau pria yang disampingnya ini menjadi sedikit aneh, dia melihat ke luar dari jendela mobil, komplek tersebut bernama Vanke City.

Ia sepertinya pernah mendengar Bibi Lan mengungkitnya, kalau Tiffany Song tinggal di Vanke City, Taylor Shen kemari, apakah untuk mencari Tiffany Song?

Mobil tersebut menunggu beberapa saat di luar komplek, Taylor Shen tidak melihat bayangan yang familiar, dengan wajah yang kesal ia berkata: “Budi, nyalakan mobil, kita ke kantor.”

Budi kembali menyalakan mobil, mobil tersebut baru pergi, sebuah taksi langsung berhenti di depan komplek. Tiffany Song membayar taksi tersebut, uang kembalian aja dia tidak menerima, lalu dengan kecewa ia turun dari mobil. Supir taksi memanggilnya beberapa kali, ia pun tidak mendengarnya, kemudian supir tersebut pun turun dari mobil, dan di depan pintu masuk komplek ia menghentikan Tiffany Song dan berkata: “Nona, ini uang kembaliannya, aku sudah memanggil kamu beberapa kali, kok kamu tidak mendengarkannya sama sekali?”

Tiffany Song menerima uang kembalian, dan berterima kasih kepada supir taksi, lalu masuk ke dalam komplek.

Kembali ke apartement, ia terduduk di lantai, kedua lengannya memeluk diri sendiri dengan erat, terbayang lagi adegan Angelina Lian mengenakan baju tidurnya dan keluar dari kamar, dan dia terus menggelengkan kepalanya, mencoba untuk membuang ingatan yang itu dari benaknya, tetapi adegan tersebut itu seperti telah mengakar dalam benaknya, semakin dia melarikan diri, semakin teringat dengan jelas.

Dia sambil menopang keningnya, wajahnya terlihat pucat, air matanya pun mengalir dari mata, semalam ia memarahinya dengan mengatai dirinya tidak sanggup menahan kesepian, ia baru pergi beberapa hari saja ia sudah pergi mencari pria lain. Bagaimana dengan dirinya sendiri? Mereka baru saja berantem, ia sudah seranjang dengan Angelina Lian, apakah ia pernah memikirkan perasaannya?

Semakin dia memikirkannya, semakin berat hatinya, hatinya hancur. Dia berusaha keras berkata pada dirinya bahwa Taylor Shen bukanlah orang seperti itu. Dia harus percaya padanya, pasti ada kesalahpahaman? Tetapi ia melihat dengan kepala dan mata sendiri, bagaimana ini adalah kesalahpahaman?

Tiffany Song tidak tahu kalau ia telah duduk dengan lama di samping pintu, saat dia bangun, kakinya pun kebas, ia pun terjatuh di lantai, lututnya terluka, yang ini membuatnya lukanya semakin parah, sakit sampai ia pun bergemetar, tangisannya pun semakin keras.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu