You Are My Soft Spot - Bab 312 Tiffany Song Mencintai Taylor Shen (3)

Vero He tidak bereaksi, Dia melihat wanita tersebut di dorong oleh orang-orang itu, menuju ke ruang bawah tanah di samping, Dia melepaskan diri dari tangan James He, buru-buru mengejar mereka.

Telapak tangan James He tiba-tiba kosong, Dia pun terkejut, langsung mengikutinya, Vero He seperti kehilangan jiwanya, semua tindakannya seperti didominasi oleh masa lalunya, Dia berjalan ke samping pintu, ruang bawah tanah tersebut sangat gelap, Dia dengan perlahan turun ke bawah, terdengar suara teriakan yang sangat histeris, terdengar seperti hendak meledak di telinganya.

James He mengejarnya, Dia mengeluarkan hp, dan menemukan saklar lampu, Dia menyalakan lampu, ruang bawah tanah tersebut pun menjadi terang, Dia sambil melihat adegan yang ada di depan matanya ini, benar-benar tidak bisa menggambarkan rasa terkejut di dalam hatinya.

Ruang bawah tanah tersebut tidak besar, di dalam terdapat sebuah ranjang, di samping ranjang ada meja dan kursi, dan berbagai macam alat penyiksaan, alat-alat penyiksaan itu ditutupi dengan bitnik-bintik karatan, bahkan setelah bertahun-tahun, bau darah dan bau busuk di dalam ruang bawah tanah ini belum menghilang, tetap tercium jelas membuat orang merasa jijik ingin muntah.

James He berdiri di sana, Dia bukan tidak pernah melihat ruang penyiksaan seperti ini, untuk menghadapi penghianat negara, dan ingin mendapatkan rahasia yang mereka sembunyikan, penyiksaan berat seperti apa tidak pernah digunakan?

Namun berdiri di sini, bahkan hatinya pun merasa takut, karena orang yang mungkin mengalami semua ini, kemungkinan besar adalah Vero He yang sedang berdiri di depannya, hatinya merasa sangat sakit, teringat kondisi awal Ia membawa Vero He pulang, rasa sakit hati dan tidak teganya pun semakin bertambah, tangannya yang berada di samping badannya pun mengepal dengan erat.

Ini adalah tempat dimana Vero He pernah dikurung selama 2 tahun, bagaimana Dia bisa memiliki keberanian untuk masuk ke dalam sini lagi?

Vero He berdiri di sana, badannya bergemetar dengan hebat, kakinya pun merasa lemas, tempat ini seperti di dalam mimpinya, Dia bahkan masih ingat, Dia dicambuk, dihina, dan difoto.

Beneran, semua ini adalah nyata.

Dia berjalan ke samping ranjang, ranjang sudah penuh dengan debu, noda darah pada sprei yang menguning itu seperti peta, sebuah adegan muncul di depan matanya, setelah Dia dicambuk, saking sakitnya Dia sampai meringkuk ditempat tidur, jarinya sambil mengukir dinding, sampai jarinya terluka, darah terus mengalir, namun Dia tidak berhenti.

Saat itu Dia sedang mengukir apa?

Dia mendekati dinding, karena cahaya lampu tidak bisa menyinari sudut area ini, jadi tidak dapat terlihat dengan jelas, Dia naik ke atas ranjang, sambil menyentuh dinding, melihat apa yang diukir olehnya?

James He mendengar suara ranjang besi, Dia menyadarkan diri, melihat Vero He naik ke atas ranjang, tidak tahu sedang mencari apa, Dia buru-buru mengeluarkan hp, menggunakan lampu senter dari hp untuk menyinari dinding.

Dinding tersebut dipenuhi dengan noda darah, dan di atas dinding tersebut terlihat tulisan tangan yang penuh dengan bekas darah yang diukir dengan kuku, sangat mengerikan!

Untuk sementara waktu, James tidak dapat melihat dengan jelas apa kata-kata yang tertumpuk jadi satu itu, hanya Vero He yang tahu, tulisan itu adalah satu demi satu huruf yang Dia ukir “Tiffany Song mencintai Taylor Shen,” tulisan tangannya dihapus, Dia dengan keras kepala mengukirnya lagi..

Seolah-olah dengan demikian, Dia dapat melawan dengan gigih.

Matanya merah, nafasnya pun terasa sakit, Dia mengangkat kedua tangannya dengan gemetar, seolah-olah Ia bisa melihat daging dan darah yang ada di jarinya, lalu sambil mengukir tulisan di dinding dengan bergemtar, tidak mau menyerah.

Terdengar suara pria yang tidak puas sambil bertanya dengan tajam, “Kenapa kamu tidak ingin mencintai aku? Kenapa kamu rela disiksa seperti ini, tapi tetap ingin mencintai pria yang meninggalkan kamu?

Dia menolehkan kepalanya, melihat pria berdiri di sana dengan melawan arah cahaya, Dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, namun Dia bisa merasakan tatapannya yang penuh dengan kebencian itu, seperti belatung yang memasuki tulang, membuat seluruh badannya merasa dingin.

Dengan tidak sadar Ia menyusut ke sudut dinding, selanjutnya, pergelangan tangannya digenggam oleh telapak tangan besar yang hangat, dan Dia berteriak panik, "Lepaskan aku, Lepaskan aku.”

James He sambil melihat Vero He yang terus melawan dengan histeris ini, Vero He yang sekarang, seperti terbenam ke dalam ingatannya. Di tempat yang gelap sepertinya, dipenuhi dengan kekejaman dan kotor, Dia tidak sanggup membayangkan, apa saja yang sudah dialami oleh Vero He.

Mendengar Vero He terus teriak dan tidak berhenti, Dia melepaskan tangannya, Vero He menyusut ke sudut dinding sambil bergemetar ketakutan, Dia terus melihat ke salah satu arah dengan takut, James He pun mengikuti arah pandangan Vero He, Ia melihat ada sebuah kursi dan rantai besi.

James He teringat saat Ia membawa Vero He pulang, Dia memiliki bekas luka di pergelangan tangan dan pergelangan kaki, setelah waktu yang lama, bekas luka itu memudar dengan perlahan, teringat semua ini, hatinya seperti teriris pisau.

Adiknya yang kasihan ini, dulu pernah mengalami apa saja?

James He mengambil rantai besi dan mengeluarkan suara yang renyah, suara itu tampaknya merangsang Vero He, Dia melompat dari ranjang, dan mendorong ranjang tersebut dengan sekuat tenaga, seperti ingin memindahkan tempat tidur.

James He buru-buru membuang rantai besi tersebut, bergegas mendekatinya dan bertanya: “Vero, apa yang ingin kamu lakukan?”

Vero He terbenam di dalam ingatannya tidak bisa keluar, tatapannya penuh dengan rasa takut, sambil bergumam Ia berkata: “Melarikan diri, aku ingin melarikan diri, melarikan diri.”

James He mendengar suara Ia bergumam, lalu membantunya mendorong ranjang tersebut, dan menemukan bahwa ada sebuah jalan rahasia di bawah tempat tidur, Vero He mengeluarkan seluruh tenaganya membuka penutup besi, lalu masuk ke dalam.

James He tidak sempat bertanya, hanya mengikuti Vero He lompat ke bawah, terowongan tersebut sangat gelap, Dia menggunakan hp untuk menyinari cahaya, terowongan tersebut sangat sempit, mereka hanya bisa terus merangkak keluar.

Setengah jalan, Vero He tertegun, Dia menoleh dengan ketakutan, seperti melihat ada orang yang mengejarnya, Dia menoleh dan berusaha merangkak ke depan, kira-kira 20 menit kemudian, mereka sampai di ujung terowongan, di mana mereka ditahan oleh sebuah papan, lalu Vero He mendorong papan tersebut dengan kuat, cahaya terang menyinarinya, sampai Dia tidak bisa membuka matanya.

Dia tidak berhenti sama sekali, sambil merangkak Dia keluar, salju yang memenuhi langit menerpa tatapannya, terdengar suara tembakan dari belakang, Dia bangun dan terus berlari dengan sekuat tenaga, setelah berlari beberapa langkah, Dia terjatuh ke tanah, menoleh dan melihat tidak ada orang yang mengejarnya, tidak ada Karry Lian yang terbaring di genangan darah.

Dia tiba-tiba tidak bisa membedakan sekarang merupakan kenyataan atau bermimpi, sampai wajahnya ditepuk ringan beberapa kali, Dia baru menyadarkan diri, menatap pria yang terlihat khawatir di depannya, mengeluarkan sepatah kata dari tenggorokannya, “Kakak…….”

James He melihat wajah pucatnya, buru-buru Ia mengulurkan tangan dan menopang badannya, Vero He sudah pingsan. James He sambil melihat ke sekeliling, Dia masih ingat, kalau Dia menemukan Vero He di sini.

Dia menolehkan kepala dan melihat ke pintu keluar terowongan tersebut, lalu melihat ke “Rumah hantu” yang jauh di sana, jangan-jangan pada sat itu Vero He melarikan diri dari terowongan ini, bukan dikejar oleh orang?

Tapi pada saat itu Dia jelas-jelas mendengarkan suara tembakan, dan jejak kaki darah di dalam salju.

Dia mengerutkan kening, menatap Vero He yang pingsan di pelukannya, mereka tidak bisa tinggal lama di sini, kalau tidak, Vero He akan masuk angin. Dia menggendongnya dan melangkah pergi.

Ketika James He sambil menggendong Vero He dan berjalan ke pintu masuk desa, Dia sudah Taylor Shen membawa orang muncul di sana, tatapannya melihat ke wanita yang jatuh pingsan di dalam pelukan James He, Dia melangkah maju hendak ingin menggendongnya, James He melihatnya dengan sekilas, tidak membiarkan Dia menggendong Vero He, malah langsung membawanya ke kereta salju.

“Apa yang terjadi? kenapa Dia bisa pingsan?” Taylor Shen sangat panik, nadanya pun terdengar seperti mempertanyakan.

James He menaruh Vero He, lalu menoleh dan melihat ke Erin yang ada di belakang Taylor Shen, berkata: “Erin, kamu bawa Vero pulang.”

Habis ngomong, James He turun dari kereta salju, dan datang ke samping Taylor Shen, menatapnya dengan lurus berkata: “Kamu ikut aku.”

Erin membawa orang-orang untuk mengantar Vero He pulang, dan James He membawa Taylor Shen datang ke depan “Rumah hantu” tersebut, James He menunjuk ke rumah tersebut, nadanya terdengar sedih, “Coba masuk dan lihatlah.”

Saat Taylor Shen mengejar mereka kemari, sudah kehilangan jejak mereka, akhirnya Dia pun hanya bisa menunggu di depan desa tersebut. Dia sambil melihat rumah 2 lantai tersebut, dengan tidak sadar Ia pun berjalan masuk ke dalam.

Membuka pintu, Ia melihat ke ruang tamu, ruang tamu tersebut pun dipenuhi dengan debu, terdapat jejak kaki di sana, mungkin karena James He mereka tadi sudah kemari, semua perabotan di dalam terlihat sangat berantakan, seperti terjadi sebuah perampokan.

Walaupun perabotan terlihat berantakan, namun tetap bisa terlihat kalau dekorasi rumah ini sebelumnya terasa sangat harmonis, sofa terbuat dari kain, dan kursi yang dijatuh ke lantai itu terbuat dari rotan, setiap sudut rumah ini, memancarkan hawa kehangatan sebuah rumah.

Rumah yang terlihat begitu tidak menarik dari luar, dinding malah tergantung lukisan pemandangan, dari semua detil ini, bisa terlihat kalau ini bukan semua tempat tinggal sementara yang dipilih oleh seseorang yang tengah melarikan diri, kalau tidak, tidak mungkin Ia memiliki niat untuk menghias rumah ini dengan sedemikian rupa.

James He mengikutinya dari belakang, dari Dia sambil mengikuti Vero He, tidak sempat memperhatikan dekorasi di dalam rumah ini, sekarang Dia berhenti di samping sofa, ada sepotong pecahan porselen di sebelah sofa. Dia mengambil pecahan porselen tersebut, itu merupakan porselen dari Dinasti Qing.

Taylor Shen menoleh, melihat Dia berjongkok di lantai, sambil mengambil sebuah porselen, berkata: “Kamu merasa tidak, tempat ini mirip dengan sebuah rumah?”

Kalau bukan karena Dia pernah melewati terowongan, dan melihat semua adegan yang mengerikan itu, James He juga akan merasa kalau tempat ini seperti sebuah rumah yang harmonis, Dia mengangkat kepala dan melihat ke Taylor Shen, berkata: “Orang yang mengurung Vero adalah serorang Pencabul!”

Taylor Shen melihat James He marah dengan geram, Ia mengerutkan alis, dan berjalan ke kamar, kamar tersebut pun sangat berantakan, seperti pernah dihancurkan oleh orang yang sedang melampiaskan kemarahannya, seprai robek, dan selimut pun ditusuk sampai berlubang-lubang dengan gunting.

Ada juga banyak goresan di dinding, dan kata James He benar, ini seperti perbuatan seorang Pencabul, Dia terus melihat ke beberapa kamar, segala sesuatu yang ada di kamar sudah hancur berantakan, dan ditutupi dengan debu tebal.

Meski begitu, perasaan aneh di hatinya pun menjadi semakin kuat, Dia sambil melihat wallpaper dinding, Dia seperti pernah melihat gaya dekorasi seperti ini, lalu Dia membalikkan badan dan melihat ke tata letak perabotan yang familiar itu, Dia berusaha keras untuk mengingat, akhirnya Dia teringat dimana Dia pernah melihanya.

7 tahun lalu, untuk menjebak Tiffany ke dalam perangkap cintanya, Dia pernah memberikan kesempatan kepadanya, membiarkannya untuk merancang vila konglomerat di Kota C, saat itu Winner Group dan Shine Group juga sedang memperebutkan proyek ini.

Dia membawa Tiffany ke Kota C, Vila nomor 10, adalah rumah pengantin baru yang dipersiapkan oleh Taylor Shen untuk mereka sendiri, jadi Ia meminta jadi Cristian Yan untuk mengunjunginya, membiarkan Tiffany Song sendiri yang merancang rumah masa depan mereka.

Pada saat itu, desainnya mirip dengan yang ini, mewah namun tetap terlihat harmonis, dan rumah yang sederhana ini, terlihat unik, walaupun dari segi desain terlihat berbeda dengan vila nomor 10, tapi orang yang mengenal Tiffany Song dengan baik, pasti akan tahu, kalau desain dari rumah ini, pasti hasil dari Tiffany Song, merupakan karyanya.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu