You Are My Soft Spot - Bab 366 Dia Jatuh Cinta Kepadanya (3)

Asisten melihat bayangan punggungnya yang tidak berdaya itu, lalu Ia menoleh melihat ke arah pintu ruangan kantor yang tertutup itu, beberapa saat kemudian, Dia menggelengkan kepala, lalu pergi menyelesaikan pekerjaannya.

Siang hari Stella Han menerima telepon dari Tiffany Song, tidak lama lagi, merupakan acara pernikahan Dia dengan Taylor Shen, Dia benar-benar turut merasa bahagia atas kebahagiaan teman baiknya, akhirnya Tiffany Song mendapatkan kebahagiaan juga setelah masa-masa yang sulit.

Mengatahui orang yang mengajak Stella Han adalah Tiffany Song, Jordan Bo baru membiarkan Ia pergi. Stella Han mengemudi sampai tempat janjian, melihat Tiffany Song sudah duduk di dalam sambil menunggunya, Dia pun berjalan dengan cepat ke sana, mereka pun saling merangkul dan pergi berjalan-jalan.

Tiffany Song menyampingkan kepala melihatnya. “Stella, akhir-akhir ini kamu sedang banyak masalah kah?”

Stella Han menggelengkan kepala, “Tidak ada, aku baik-baik saja, kamu jangan mengkhawatirkan aku, kamu segera akan menjadi pengantin, lebih baik berpikir setelah menikah akan melahirkan berapa anak dengan Taylor Shen, kalian begitu saling mencintai, setidaknya harus melahirkan sampai memenuhi satu tim sepak bola.”

Stella Han berkata dengan nada yang bercanda, untuk menutupi hatinya yang merasa bingung dan penuh dengan masalah.

Tiffany Song sambil tertawa dan mendorongnya, dengan malu-malu berkata: “Dasar, sampai kamu saja mengejek aku.”

“Tiffany, kamu harus bahagia ya!” Kata Stella Han dengan tiba-tiba.

Senyuman di wajah Tiffany Song pun menjadi lebih dalam, Dia sambil merangkul tangan Stella Han dan berkata: “Stella, kita berdua harus bahagia, harus sangat sangat bahagia ya.”

Setelah berjalan-jalan, Tiffany Song ditelepon oleh Taylor Shen dan pergi, Stella Han meyaksikan Tiffany Song pergi dengan mboilnya, Dia berdiri di jalan raya di bulan Januari, angin terasa sejuk, angin sejuk tersebut seperti tertiup sampai ke dalam tulangnya.

Dia pun menarik mantelnya, mengangkat kepala, langsung melihat Ned Gup sedang berdiri di seberang jalan, sedang menatapnya dengan diam.

……

Kembali ke Halley City, Jordan Bo belum pulang, Dia pun duduk di ruang tamu sambil terbengong, Bibi Liu turun dari atas, tangannya sambil membawa baju Jordan Bo, dan membawa 2 buah tiket konser musik, Dia berjalan ke dalam ruang tamu, berkata kepada Stella Han: “Nyonya, penglihatan aku sudah kurang bagus, coba kamu lihat, waktu yang tertera di atas tiket ini sudah lewat belum?”

Stella Han mengangkat kepalanya, mengulurkan tangan dan mengambil tiket yang diberikan oleh Bibi Liu, lalu Dia melihat dengan seksama, berkata: “Bibi Liu, waktunya sudah lewat, 30 Desember, ini ditemukan dari mana?”

“Sudah lewatkah? Aku nemu di kantong mantel Tuan, dengar-dengar katanya konser musik ini jarang-jarang baru diadakan, sayang sekali” Bibi Liu sambil membawa mantel tersebut ke ruang laundry.

Stella Han menundukkan tatapannya, sambil melihat tiket musik yang ada di tangannya, tiket tanggal 30 Desember, merupakan tiket VVIP, Dia teringat hari itu, Jordan Bo pulang lebih awal, pas bertemu dengan Ned Guo. Hari itu, Dia pulang begitu cepat, apakah karena ingin membawanya pergi konser kah?

Teringat hari itu, setelah Ned Guo pergi, Jordan Bo terlihat sangat marah, hati Stella Han tiba-tiba merasa sakit seperti diiris pisau.

Dia menggenggam tiket konser dengan erat, terdengar suara mesin dari halaman, Dia buru-buru menyimpan tiket tersebut ke dalam kantong, tidak lama kemudian, Dia pun melihat Jordan Bo melewati taman bunga dan masuk ke dalam.

Jordan Bo berdiri di depan pintu mengganti sandal, Ia pun tidak menyangka Stella Han sudah di rumah, hatinya merasa sedikit terkejut, “Kok pulang begitu awal?”

Stella Han berdiri, berkata: “Tiffany disuruh pulang oleh Taylor Shen, aku sendiri pun bosan, jadi aku pulang duluan.”

Jordan Bo mengganti sandal dan berjalan ke sisinya, tidak melewati ekspresi wajahnya yang terlihat bingung dan takut itu, Dia mengulurkan tangan dan menyentuh wajahnya, lalu mencium bibirnya dengan kuat, sambil bertanya dengan tersenyum: “Apakah kamu kangen dengan aku?”

Wajah Stella Han menjadi sedikit memerah, Dia mengangkat tangan dan mengusap bibirnya, mengusap kelembapan yang ditinggal oleh ciuman Jordan Bo, Ia juga ingin mengusap hatinya yang berdebar karena ciumannya ini, berkata: “Aku sudah lelah, aku kembali ke kamar dulu.”

Senyuman di wajah Jordan Bo pun menjadi tegang, tatapan matanya pun menjadi kejam, sambil menatap punggungnya, hatinya merasa sangat marah, apa yang disebut mencintai namun tidak bisa memiliki, itu adalah Dia. Jelas-jelas merasa sangat kesal sampai menggila, tapi pada saat ini malah tidak bisa melakukan apapun terhadapnya, takut hatinya akan menjadi semakin jauh dengan dirinya.

Sambil melihat bayangan punggungnya yang menghilang di tangga lantai 2, Jordan Bo pun mengejarnya, di depan pintu kamar utama menghalangi jalannya Stella Han, “Stella Han…”

Stella Han melihatnya dengan terkejut dan takut, ngomongnya Jordan Bo belum selesai, hpnya sudah berbunyi. Dengan kesal Ia mencarut dengan kesal, lalu mengambil hpnya dan mengangkat telepon tersebut, “Ngomong!”

“Kakak Jordan, Kakakku tiba-tiba pingsan! Sekarang sedang diselamatkan di ruang gawat darurat, kamu cepat kemari, hiks hiks hiks…..” terdengar suara lembut yang naif, Stella Han tahu kalau itu adalah adiknya Bretta Lin, suara Beatrice Lin.

Wajah Jordan Bo langsung berubah, Dia pun tidak peduli lagi untuk bertengkar dengan Stella Han, Dia menggenggam hpnya dengan erat, lalu melepaskan Stella Han, dan berjalan ke lantai bawah, “Aku segera kemari, Beatrice, kamu jangan panik!”

Stella Han sambil melihat bayangan punggungnya yang pergi dengan langkah besar itu, dengan tidak sadar Dia mengejarnya sampai di platform tangga, berkata dengan spontan, “Jordan Bo……”

Jordan Bo sudah menutup telepon, hatinya merasa sangat kacau, Dia mengira Stella Han mengejarnya untuk mengucapkan kata-kata yang membuat Ia merasa tidak senang, Ia menghentikan langkah, tanpa menolehkan kepala, : “Aku sekarang tidak ingin bertengkar dengan kamu, ada apa tunggu aku pulang baru dibicarakan lagi.”

Stella Han sambil melihat Jordan Bo yang pergi tanpa menoleh lagi, Dia mengulurkan tangan dan menggenggam pagar tanga dengan erat, Jordan Bo, menolehlah melihat aku sekali, hanya satu tatapan saja, aku tidak ingin setiap kali aku harus melihat kamu berlari kepada Bretta Lin, asal kamu menatap aku sekali aja, aku akan memiliki keberanian untuk menemani kamu untuk bersama-sama menjalani hidup.

Jordan Bo mana mungkin tahu apa yang sedang Stella Han pikirkan, Ia hanya ingin cepat-cepat meninggalkan tempat yang membuat hatinya merasa kacau ini, Stella Han begitu tidak menyukai ciumannya, tidak suka dengan pendekatannya, kalau tidak, mengapa Dia sudah berusaha begitu keras, tapi Stella Han sepertinya tidak tersentuh?

Sampai terdengar suara mesin dari halaman, Stella Han tidak berhasil menunggu Jordan Bo menolehkan kepala dan menatapnya, Dia berdiri di samping pagar tangga, melihat mobil Brabus itu pergi dengan cepat, sepasang kakinya merasa lemas, lalu Ia pun berjongkok dengan perlahan.

Benar, di dalam hatinya orang yang paling penting itu adalah Bretta Lin. Kalau begitu bagaimana dengan dirinya, Jordan Bo ingin mengadakan resepsi dengan dirinya, ingin melakukan pemotretan prewedding dengan dirinya, Jordan Bo menganggap dirinya ini apa?

Malam ini, Stella Han tidak berhasil menunggu Jordan Bo pulang, Dia pikir, Dia bukanlah sedang menunggu Jordan Bo, dirinya hanya tidak bisa tidur saja.

Sehari sebelum kemarin Dia pergi ke rumah sakit, Bretta Lin masih terlihat baik-baik saja, kenapa tiba-tiba bisa pingsan? Stella Han membalikkan badannya, sambil mengingatkan dirinya sendiri dalam hati, Stella Han, sudah jangan memikirkannya lagi, tidak peduli Bretta Lin kenapa, itu tidak ada urusannya dengan kamu, tidur saja.

Tapi Dia tetap tidak bisa tertidur, sampai pagi, Dia baru tertidur dengan lelap.

Jordan Bo sampai di luar gawat darurat Rumah Sakit Militer, Beatrice Lin sendiri sambil berjongkok di sudut, sambil manatap ruang gawat darurat dengan khawatir, Dia berjalan ke sana dengan langkah yang besar, Beatrice Lin berdiri dengan seperti melihat penyelamat, lalu langsung memeluk Jordan Bo sambil menangis dan berkata: “Kakak Jordan, akhirnya kamu datang juga, Kakak tiba-tiba pingsan, aku sudah menelepon Ayah, Ayah sedang dinas tidak bisa kemari, hiks hiks, apakah Kakak akan meninggal?”

Jordan Bo menepuk gadis yang ada di dalam pelukkannya dengan ringan, berkata: “Tidak, Bretta tidak akan kenapa-napa, kamu jangan khawatir.”

Beatrice Lin mengangkat kepalanya, sambil melihat wajah pria yang tampan itu, hatinya merasa tenang, lalu menganggukkan kepala, “Kakak Jordan, ada Kakak di sini, aku pun merasa tenang, Kakak pasti akan baik-baik saja, Dia masih menunggu untuk menjadi pengantin kamu.”

Jordan Bo mengerutkan alis, mendorongnya dan berkata: “Beatrice, kamu duduk dulu di kursi panjang sana, aku pergi cari Dokter.”

Beatrice Lin didorongnya, sulit untuk menutupi rasa kecewa di dalam hati, namun Ia tetap menganggukkan kepala dengan nurut, “Baik!”

Jordan Bo pergi dengan langkah besar, Dokter Bretta Lin sedanng menyelamatkannya di dalam ruang gawat darurat, Dia pun hanya bisa mengetahui kondisi Bretta Lin dari perawat, Bretta Lin tiba-tiba pingsan, perawat pun tidak tahu, lalu memintanya untuk menunggu Dokter keluar dulu.

Jordan Bo kembali ke depan ruang gawat darurat, sambil melihat lampu emergency yang masih nyala itu, wajahnya terlihat berat. Dia ingin, terakhir kali Bretta Lin kembali ke dalam negeri, Dia koma dan tidak bersiuman, Dokter pun sudah memberitahunya, kalau Ia pingsan dan koma lagi, maka kondisinya Bretta Lin kurang optimis.

Dia menolehkan kepala, melihat Beatrice Lin tertidur dengan sambil menyandar kuris karena kelelahan, Dia berjalan ke sana, melepaskan jaket dan menutupi bahunya, lalu terus menunggu.

Sampai tengah malam, pintu ruang gawat darurat baru terbuka, Jordan Bo sambil menyandar di dinding, melihat Dokter keluar, Dia buru-buru berjalan ke depan Dokter dan bertanya, “Dokter, bagaimana dengan kondisi Bretta?”

Dokter sambil menatapnya dengan tatapan yang berat, matanya terlihat merah, wajahnya pun terlihat lelah, berkata: “Tuan Bo, kondisi Nona Lin semakin parah, kali ini Dia pingsan, disebabkan oleh sel-sel kanker yang perpindah ke organ yang lain, aku khawatir……….”

Jordan Bo menutup bibirnya, dengan suara yang rendah berkata: “Dokter, tidak peduli bagaimana pun, tolong selamatkan Dia.”

“Tuan Bo, kami sudah berusaha sekuat mungkin, kondisi penyakit Nona Lin semakin parah, selain dengan sel kanker yang berpindah, masih ada satu alasan lagi, karena pasien menghadapi pengobatan dengan pasrah, kalau pasien saja sudah tidak memiliki keinginan untuk bertahan hidup, maka kami memang benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa.” Dokter sambil menggelengkan kepala sambil menghelakan nafas.

Jordan Bo belum sempat ngomong, langsung mendengar suara Beatrice Lin menangis, Dia menolehkan kepalanya, langsung melihat Beatrice Lin berlutut di depan Dokter, dengan wajah yang kasihan sambil memohon kepada Dokter, “Dokter, aku mohon padamu, tolong selamatkan Kakakku, aku mohon!”

Dokter pun buru-buru mengulurkan tangan dan membangunkan Dia, “Nona kecil, kami benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa lagi.”

Habis ngomong, Dokter melepaskannya, lalu membalikkan badan dan pergi.

Bretta Lin sambil melihat bayangan punggung Dokter yang pergi itu, tiba-tiba menangsi dengan histeris, wajah Jordan Bo terlihat pucat, Dia akhirnya tetap tidak bisa menepati janji kepadanya, Dia tidak bisa menyelamatkan nyawa Bretta.

“Beatrice……”

Beatrice Lin menangis dengan histeris di dalam pelukannya, sambil menangis sambil dengan histeris berkata, “Kakak Jordan, Dia, Dia yang membuat Kakak seperti ini, sejak Dia datang menjenguk Kakak, Kakak pun mulai pasrah terhadap pengobatan, Dia yang membuat Kakak seperti ini!”

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu