You Are My Soft Spot - Bab 83 Kamu Sangat Lucu, Aku Sangat Sayang Kamu (2)

Pintu ruang rapat terbuka. Para hadirin menoleh ke pintu, dan yang datang ternyata Taylor Shen. Pria itu berdiri di dekat kursi pemimpin rapat, lalu mengangguk sopan pada para juri-juri undangan yang semuanya punya pengalaman segudang. Ia kemudian menatap hadirin, dan melihat kursi di samping CEO Li yang kosong, ia mengernyitkan alis sambil tetap mencoba menyambut dengan tenang: “Terima kasih semuanya sudah hadir di sini hari ini. Kompetisi terbuka kedua segera dimulai, dan kali ini kita bakal menentukan siapa yang presentasi duluan melalui undian.”

CEO Li tiba-tiba bangkit berdiri dan merendah diri: “CEO Shen, Shine Group kan pemimpin industri ini, jadi silahkan mulai duluan saja.”

“CEO Li, kalian tidak perlu sungkan begini. Kalian mulai saja duluan. Eh, Nona Song kok belum datang juga?” ujar Callista Dong sambil menatap kursi sebelah CEO Li yang kosong. Ia kurang lebih sudah paham mengapa pria itu menyuruhnya mulai duluan.

Dengan canggung CEO Li menjawab: “Barang Nona Song ada yang tertinggal di kantor, ia sedang pergi mengambilnya. Ia akan segera datang.”

“Oh begitu. Kalau begitu, CEO Shen, menurutmu enaknya bagaimana?” ujar Callista Dong sambil menatap Taylor Shen.

Taylor Shen mengamati lagi kursi kosong sebelah CEO Li, lalu mengangguk: “Ya sudah, kalian mulai deh.

Callista Dong bangkit berdiri. Ia berjalan ke tempat presentasi sambil tersenyum penuh percaya diri ke arah dewan juri. Ia berbalik badan sambil mengeluarkan pointernya dari kantong celana. Ia kemudian mulai menjelaskan konsep desainnya dengan sangat tenang.

Layar proyektor menampilkan sebuah gambar rancangan. Melihat gambar itu, CEO Li terkejut luar biasa. Gambar rancangan itu kok mirip sekali dengan draf rancangan yang Tiffany Song tunjukkan padanya kemarin ya? Kok bisa begini?

Sebenarnya Tiffany Song yang menjiplak rancangan Shine Group, atau Shine Group yang menjiplak rancangan Tiffany Song, atau Tiffany Song sengaja membocorkan draf rancangannya pada Shine Group? Firasat CEO Li sangat tidak enak. Ia ingat Callista Dong sebelumnya pernah mengajak Tiffany Song masuk Shine Group, apa ini bentuk pengkhianatan Tiffany Song? Kalau bukan begitu, mana mungkin Tiffany Song sebelum rapat dimulai kebetulan sekali bisa sakit perut?

Kalau Winner Group presentasi duluan, maka kalau Shine Group mempresentasikan draf yang serupa, Shine Group lah yang akan dicap plagiator. Sayangnya, yang terjadi sekarang adalah Shine Group presentasi duluan, jadi Winner Group lah yang akan dicap plagiator.

Tiffany Song, oh Tiffany Song, aku sungguh percaya padamu, dan kamu begini kejam mengkhianati kepercayaanku!

Taylor Shen juga sama terkejutnya dengan CEO Li. Meski ia sebelumnya hanya melihat sketsa mentah draf rancangan Tiffany Song, namun ia ingat betul bentuknya sangat mirip dengan draf rancangan milik Shine Group yang tengah ditampilkan di layar. Ia menoleh ke kursi sebelah CEO Li yang terus kosong. Dalam hati ia berpikir, bagaimana ini?

Ia jelas tidak percaya Tiffany Song melakukan plagiarisme. Namun, bila Winner Group memaksakan diri yntuk presentasi sekarang, begitu draf rancangannya ditampilkan, maka sebutan "plagiator" akan langsung melekat pada nama Tiffany Song. Kalau itu terjadi, karir wanita itu di industri desain jelas akan berakhir dengan seketika.

Taylor Shen mengambil ponselnya, lalu segera mengirim pesan pada Tiffany Song, "Kamu di mana? Buruan ke ruang rapat!”

Pesannya sama sekali tidak terbatas. Perasaan Taylor Shen semakin tidak tenang. Presentasi Callista Dong sudah berakhir, masa Tiffany Song belum hadir juga? Melihat wajah CEO Li yang muram, Taylor Shen bisa menebak, pria itu pasti juga sudah menyadari masalah kesamaan desain Winner Group dengan desain Shine Group.

Taylor Shen melambaikan tangannya ke arah Christian, dan pria itu pun langsung menghampirinya dan berjongkok di sampingnya. Taylor Shen membisikkan beberapa kalimat padanya, dan Christian mengangguk dan langsung mendatangi CEO Li. Ia berdiskusi sebentar dengan pria itu, dan akhirnya keduanya keluar dari ruang rapat.

CEO Shen ikut keluar sambil mencoba mempertahankan gestur tenang.

Taylor Shen melangkah cepat ke ruang kerja di sebelah ruang rapat, lalu masuk. Melihat CEO Li, yang jidatnya sudah bersimbah keringat, ia bertanya: “Draf rancangan Tiffany Song dan Shine Group punya kemiripan 80 persen, benar begitu?”

CEO Li menatapnya heran, “CEO Shen, bagaimana kamu bisa tahu?”

“Ini bukan saat yang tepat untuk membahas bagaimana aku bisa tahu. Draf rancangan Winner Group kalau begitu tidak bisa ditampilkan.” CEO Shen melanjutkan, “Sekalinya ditampilkan, Winner Group akan resmi dianggap sebagai plagiator. Ini pasti akan langsung jadi ocehan dan ledekan dalam industri desain.”

“Mengapa begitu? Desainer Shine Group tidak mungkin membuat draf rancangan seperti ini, model desain mereka kan sudah tetap.” CEO Shen makin curiga dengan keberadaan Tiffany Song. Wanita itu hilang pada moment yang sangat menentukan, dan itu membuat Winner Group mau tidak mau merelakan kesempatan untuk presentasi duluan pada Shine Group. Apa mungkin Tiffany Song benar-benar berkhianat padanya?

“Tiffany Song di mana? Yang terpenting sekarang adalah mencari dia.” Taylor Shen tahu orang-orang di dunia bisnis bengis dan keji. Dari raut CEO Li, ia tahu pria itu tengah mencurigai Tiffany Song. Sayangnya Tiffany Song tidak hadir di tempat, jadi tidak seorang pun dapat mengklarifikasi ke wanita itu apa yang telah ia lakukan.

“Harusnya sih di kamar mandi,” jawab CEO Li. Pria itu kemudian mendukung pendapat Taylor Shen barusan, “Yang CEO Shen katakan betul, desain kami sudah tidak bisa ditampilkan lagi, sebab akan langsung dianggap plagiator.” Meski begitu, dalam lubuk hati terdalamnya ia sungguh tidak rela melepas proyek ini begitu saja.

Taylor Shen memberi perintah pada Christian, “Christian, suruh salah satu pekerja perempuan untuk mengecek toilet. Sebisa mungkin ajak dia ke ruang rapat.” Christian langsung melaksanakannya dengan sigap.

Taylor Shen kemudian berkata pada CEO Li lagi: “Kita sekarang kembali ke ruang rapat, lalu kamu beritahu komite juri bahwa draf rancangan kalian terhapus. Aku kemudian akan menerima alasanmu supaya Winner Group punya waktu untuk menyiapkan presentasi.”

“Terima kasih CEO Shen sudah bersedia memberi kami kesempatan.” CEO Li terharu hingga matanya berkaca-kaca. Ia dalam hati paham, saat ini bukan waktunya untuk menyelidiki apakah Tiffany Song membocorkan draf rancangannya. Yang terpenting saat ini adalah Winner Group harus bisa lanjut memperebutkan proyek ini.

Melihat CEO Li dan Taylor Shen keluar dari ruang rapat dengan raut khawatir, Callista Dong dalam hati merasa sangat puas. Sudut bibirnya semakin lama terangkat semakin tinggi.

Tiffany Song, kalau aku tidak bisa merebutmu, aku harus menghabisimu. Aku tidak akan membiarkanmu jadi pesaingku.

Taylor Shen dan CEO Li kembali ke ruang rapat. Dewan juri sangat puas dengan draf rancangan Shine Group. Mereka secara bergantian mengangguk dan bertepuk tangan dengan meriah. Dengan hati tidak senang, CEO Li terpaksa menyelamati Callista Dong.

Callista Dong tersenyum sumringah. Ia berseru, “CEO Li, sekarang giliran Winner Group presentasi. Semoga presentasi kalian juga bisa membuat kami terkagum-kagum.”

CEO Li tersenyum canggung. Ia berdiri, meminta maaf pada Taylor Shen, lalu meminta maaf pada Dewan Juri dan berkata, “Maaf semuanya, draf rancangan Winner Group barusan tidak sengaja terhapus olehku. Hari ini kami tidak bisa mempresentasikannya pada kalian, aku harap CEO Shen dan komite juri bisa memberi kami satu kesempatan lagi.”

Para juri saling bertatapan bingung. Salah satu di antara mereka mengkritik: “Bila sebuah perusahaan desain disimbolkan dengan manusia, maka draf rancangan adalah nyawa dari manusia itu. Melihat sikap Winner Group yang ceroboh ini, nampaknya CEO Shen perlu mempertimbangkan ulang keikutsertaan mereka. Kalau pun Winner Group berhasil mendapat proyek ini, aku khawatir mereka akan membangunnya dengan sikap yang ceroboh seperti sekarang. Shine Group, sebaliknya, bersikap sangat serius sepanjang kompetisi. Mereka merek kelas atas yang punya desain rancangan yang modern dan produk-produk yang berkualitas tinggi. Hari ini aku bisa lihat level Winner Group jauh di atas dan tidak layak dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan desain kecil.”

Juri-juri lain dan para hadirin satu per satu mengiyakan.

Ketika CEO Shen mau berbicara, Christian membuka pintu dan berjalan dengan panik ke arahnya. Pria itu kemudian berbisik pelan: “CEO Shen, Nona Song sudah ditemukan. Ia pingsan di kamar mandi.”

CEO Shen kaget setengah mati. Ia berdiri dan memecah keributan di antara para juri dan hadirin: “Winner Group adalah perusahaan asli Kota Tong, kita wajib mendukungnya. Kompetisi terbuka dihentikan sementara, penjadwalan ulangnya nanti kita diskusikan lagi.” Ia kemudian buru-buru keluar.

Christian memimpin jalan di depan. Taylor Shen teringat Tiffany Song tadi sempat mengiriminya pesan yang menanyakan apakah ia sakit perut. Apa mungkin ketika mengirim pesan itu Tiffany Song sudah tidak enak badan?

Begitu masuk ruang istirahat di lantai 1, Taylor Shen langsung melihat Tiffany Song yang terbujur lemas di atas sofa. Ia buru-buru mendekatinya. Wajah Tiffany Song pucat, begitu pula bibirnya. Ia sepertinya dehidrasi.

Taylor Shen membopong Tiffany Song dan membawanya keluar ruang istirahat. Christian sudah menunggu dengan mobil di depan pintu kantor. Taylor Shen menemani Tiffany Song duduk di belakang, lalu mereka pun langsung bergegas.

Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung memeriksanya. Karena pingsan akibat dehidrasi, Tiffany Song harus diinapkan di rumah sakit beberapa hari. Taylor Shen menatap Tiffany Song yang terbujur lemas di atas ranjang. Wajahnya putih seperti kertas, dan kalau tidak ada dadanya yang masih naik turun karena bernafas, Taylor Shen pasti akan mengira ia sudah meninggal.

Ketika mereka berpisah tadi pagi, Tiffany Song kan baik-baik saja, kok satu jam tidak bertemu ia sudah langsung jadi seperti ini?

“Dokter, apa yang menyebabkan ia diare?”

“Berdasarkan hasil tes kami, di tubuhnya ditemukan residu puring. Dosisnya kemungkinan besar sangat banyak sampai-sampai menyebabkan ia diare hingga dehidrasi. Untuk saat ini tidak ada risiko kematian, tapi ia masih harus terus dimonitor. Dua hari ini jangan kasih ia makan makanan berminyak agar diarenya tidak berlanjut,” ujar dokter.

Taylor Shen mengernyitkan dahi, “Puring?”

“Betul. Sekarang ada banyak sekali obat diet yang mengandung puring dalam dosis yang sangat tinggi. Tujuan menaruh puring sebanyak itu adalah mempercepat turunnya berat badan tubuh. Ia saat ini tengah mengonsumsi obat diet tidak?” tanya dokter.

Taylor Shen menjawab tidak senang: “Dia sudah sekurus ini masa masih pakai obat diet?”

Melihat wajah garang Taylor Shen, dokter langsung sedikit takut. Ia menjawab pelan: “Aku hanya bertanya saja….. Kalau ia tidak pakai obat diet, berarti ada dua kemungkinan. Satu, ia salah makan makanan yang mengandung puring. Dua, ada orang sengaja menaruh obat pencahar ke makanannya.”

Taylor Shen menoleh menatap Tiffany Song yang terbaring. Peluangnya salah makan makanan yang mengandung puring tidak besar. Kalau begitu, jadi ada orang yang sengaja menaruh obat diet ke makanannya? Kalau benar begitu, apa tujuan orang itu? Masa iya untuk menghalanginya ikut rapat?

Taylor Shen duduk di samping ranjang dan memegang tangan Tiffany Song erat-erat. Ia pada dasarnya sudah sangat kurus, dan karena dehidrasi, urat-urat di tangannya kini bahkan bisa tersentuh. Sebenarnya siapa yang ingin menyakitinya? Taylor Shen jadi kesal sendiri memikirkan ini. Ia kemudian berkata pelan, “Tiffany Song, cepatlah sembuh.”

Setelah mengurus semua urusan rumah sakit, Christian datang ke kamar pasien Tiffany Song. Melihat bosnya tengah memegang tangan wanita itu, ia masuk pelan-pelan. Ia mengabarkan: “CEO Shen, semua urusan rawat inap telah kuurus.”

“Baik. Christian, suruh orang pergi cek apa saja yang Tiffany Song makan di kantor hari ini. Aku curiga ada orang yang meracuni makanannya dengan obat diet,” jawab Taylor Shen dingin.

“Baik CEO Shen, akan segera kulaksanakan.” Christian langsung bergegas.

……

Kepergian Taylor Shen secara tiba-tiba membuat para hadirin saling bertatapan bingung. Karena diundang olehnya, para juri tidak berani melanggar keputusannya untuk membatalkan rapat. Satu per satu dari mereka pun bergegas pergi.

Dua orang juri menghampiri Callista Dong dan menyalaminya. Wanita itu dengan riang mengantarkan mereka sampai ke pintu. Ketika kembali, ia melihat CEO Li tengah memandangi draf rancangan yang ditampilkan layar proyektor. Ia menghampirinya dengan anggun dan menyapa: “CEO Li, kamu sepertinya sangat tertarik dengan draf rancangan kami ya.”

CEO Li menoleh dan merespon: “Perusahaan CEO Dong baru merekrut desainer baru ya? Gaya draf rancangan kali ini sangat beda dengan gaya kalian yang sebelumnya.”

Dengan kedua tangan terlipat di dada, Callista Dong mengalihkan tatapannya dari CEO Li ke layar proyektor. Ia menjawab: “Kami memang ada merekrut desainer baru, tapi ia belum keluar dari perusahaan lamanya. Sepertinya dalam waktu dekat aku sudah bisa mengenalkannya padamu.”

Hati CEO Li seketika berdesir. Kata-kata Callista Dong ini mengonfirmasi kecurigaanya dari tadi. Ia sungguh tidak percaya seseorang seperti Tiffany Song bisa berkhianat pada Winner Group. Ia mencoba menelisik lebih lanjut, “Apa CEO Dong bisa bocorkan sedikit desainer ini berasal dari perusahaan mana? Dia belum keluar dari perusahaan lama, namun sudah setuju untuk pindah ke perusahaanmu...... Kelihatannya kepribadiannya kurang bagus, kamu berani rekrut orang seperti ini?”

“Aku orang yang fokus pada kemampuan. Yang aku sukai adalah kemampuannya. Tentang kepribadiannya baik atau tidak, aku tidak peduli, sebab aku percaya nominal tawaran awalku sudah cukup tinggi untuk membuatnya loyal setengah mati padaku.” Ponsel CEO Dong tiba-tiba berdering. Ia memohon pamit: “CEO Li, maaf aku harus pergi, aku harus mengangkat telepon.”

Sembari menatap bayangan tubuh Callista Dong yang menjauh, CEO Li mengepalkan kedua tangannya dengan geram. Tiffany Song, aku sudah salah menilaimu. Aku sangat percaya padamu, namun kamu malah membawa Winner Group ke jalan buntu.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu