You Are My Soft Spot - Bab 360 Tenangkan Aku Sesaat (3)

Stella Han satu harian tidak tenang, kedatangan Jordan Bo membuatnya merasakan tekanan yang sangat besar, di tambah tidak bisa menebak pikirannya, Dia lebih gelisah.

Benar telah takut padanya, pelajaran yang menyakitkan waktu itu membuatnya memiliki rasa ketakutan, Dia sangat berharap Dia segera kembali ke kota Tong atau pergi ke Amerika, tidak melihat maka hati tidak kesal.

Stella Han dengan tidak mudah melewati sampai jam pulang kerja, Dia hampir mengambil waktu untuk keluar, baru keluar dari ruangan, lalu melihat Jordan Bo datang dari depan ke arahnya, Dia sangat ketakutan, segera membalikkan tubuh berlari ke sisi yang lain, berlari ke dalam lift, Dia melihat pintu lift perlahan tertutup, Dia dengan keras berkata : “Tunggu sebentar!”

Pintu lift yang sudah akan tertutup seketika terbuka, Dia segera melangkah masuk, berterima kasih kepada rekan kerja, saat bersiap mengulurkan tangan menekan tombol tutup, lalu melihat Jordan Bo dengan langkah besar berjalan datang.

Dia ketakutan segera menekan tombol tutup, tapi malah sudah tidak sempat, ada orang terlebih dahulu menekan tombol buka darinya, lalu karyawan-karyawan itu melangkah mundur, memberikan tempat untuk Jordan Bo, semua orang dengan hormat memanggil : “CEO Bo.”

Jordan Bo berjalan masuk, berdiri di samping Stella Han, Dia dengan pelan menganggukkan kepala, menampilkan menjawab para karyawan, lalu mengulurkan tangan menekan tombol tutup.

Ada Jordan Bo, satu lift terasa sangat tertekan, semua orang tidak berani bernafas besar, sangat takut kepada bos ini. Stella Han berdiri di samping Jordan Bo, merasa seperti duduk di atas duri, lift menurun ke bawah, sampai lantai satu, para karyawan satu persatu berjalan keluar, Stella Han baru melangkahkan kaki, masih belum melangkah keluar, pergelangan tangannya tiba-tiba ditarik oleh sebuah tenaga, Dia kembali masuk ke dalam lift, begitu saja melihat pintu lift tertutup, melanjutkan turun ke bawah.

Setelah Dia berdiri stabil, mengangkat kepala memelototi Jordan Bo, Jordan Bo sedang dengan pandangan dalam memandanginya, detak jantungnya berhenti, mengalihkan mata, Dia menarik pergelangan tangannya, ingin menarik kembali, Jordan Bo malah menggenggam lebih erat, “Kamu ada penyakit membuat keributan?”

Wajah Stella Han seketika berubah menjadi merah, Dia memelototinya, masih belum sempat bicara, lift sudah sampai di lantai bawah tanah, Dia langsung ditarik keluar olehnya dari dalam lift, menuju kea rah mobil sedan hitam di samping.

“Kamu mau bawa aku kemana?” Stella Han dipaksa mengikuti langkah kakinya.

Jordan Bo berdiri di samping tempat duduk belakang, mengulurkan tangan membuka pintu tempat duduk belakang, memasukkannya ke dalam mobil lalu mengikutinya masuk, memerintah supir mengemudi mobil. Mobil mengemudi keluar dari tempat parkir bawah tanah, Stella Han membalikkan kepala memelototinya, “Jordan Bo, kamu mau bawa aku kemana?”

“Yang namanya kesopanan, semalam kamu mentraktir aku makan mie, hari ini aku traktir kamu makan.” Jordan Bo bersandar di kursi, dengan tenang memandanginya.

Stella Han menyadari, saat pandangan Jordan Bo dengan fokus melihat kamu, kamu sangat sulit menolak seluruh permintaannya, tapi Dia tidak ingin bersama dengannya, Dia berkata : “Aku tidak ingin pergi makan, aku ingin pulang ke hotel.”

“Selesai makan lalu mengantarmu pulang.” Jordan Bo dengan pelan berkata.

Stella Han menutup bibirnya, membalikkan kepala melihat tampilan jalan di luar jendela yang dengan cepat bergerak mundur, Dia malah tidak tahu, saat Dia melihat tampilan jalan di luar mobil, Jordan Bo malah terus menatap dirinya.

Setelah setengah jam, mobil berhenti di luar hotel kelas atas di kota Y, di lihat dari luar, aura hotel luar bisa terlihat cemerlang. Doorman datang dan menarik pintu, Stella Han turun, Jordan Bo datang ke sampingnya, mengulurkan tangan menggenggam tangannya, dengan langkah besar masuk ke dalam hotel.

Stella Han dipaksa mengikutinya jalan, melewati pintu berputar, mereka masuk ke aula besar, cahaya aula besar terang menyinari tubuh mereka, Dia tercengang menatap punggung Jordan Bo yang tegak, sedikit tidak konsentrasi.

Jordan Bo mengandengnya masuk ke dalam lift, lift terus naik, datang ke ruangan VIP yang sangat mewah di lantai atas. Jordan Bo mengambil kartu mengesek sesaat, lalu mengandeng tangannya masuk.

Lampu kristal yang bercahaya di gantung di atas langit-langit dinding, menerangi satu ruangan, di dalam kamar adalah gaya eropa mewah, di dinding mengantung lukisan impresionis, setiap tempat bercahaya berkilauan.

Jordan Bo melepaskan tangannya, Dia melepaskan jaket meletakkan di atas sofa, lalu berjalan ke samping meja, mengambil telepon yang retro, menekan nomor telepon, dengan datar berkata : “Sudah boleh diantarkan.”

Stella Han dibuat kembali tersadar oleh suaranya, Dia melihatnya, Dia seperti sejak lahir milik tempat seperti ini, di sini barulah rumahnya. Semalam di kamar kecilnya terlihat begitu tidak cocok, seperti hubungan diantara mereka, selalu begitu aneh dan berbeda.

Jordan Bo perlahan berjalan ke sana, sepasang tangan diletakkan di pinggangnya, dengan suara pelan menanyakan berkata : “Sedang memikirkan apa?”

Sepasang tangan Stella Han diletakkan di pergelangan tangannya, dengan pelan mendorongnya, Dia berjalan ke arah jendela, jendela yang besar memperlihatkan tampilan paling mewah kota Y, Dia melihat kejauhan, mengejek berkata : “Kamu tinggal di tempat sebaik ini, untuk apa membuat menderita diri sendiri tinggal sebentar di tempatku itu?”

Jordan Bo perlahan berjalan datang, dari belakang memeluknya, meletakkan dagu di atas pundaknya, “Sudah marah?”

Stella Han ingin mendorongnya, malah menyadari walaupun Dia hanya dengan santai merangkulnya, malah tidak membiarkannya melepaskan. Dia juga tidak ingin menghabiskan tenaga, yang paling penting adalah, tidak ingin membuatnya emosi, mencari derita tubuh.

“Aku marah apa? Hanya merasa kamu tidak seharusnya membuat diri sendiri menderita.”

Jordan Bo mengulurkan tangan menggenggam pundaknya, membalikkan tubuhnya menghadapnya, pandangannya panas memandanginya, berkata : “Stella Han, apa itu menderita?”

Stella Han mengigit bibir, ditanyai sampai sedikit tidak bisa menjawab, Jordan Bo melihat, Dia menghela pelan berkata : “Tempat yang ada dirimu, tidak peduli dimana, semua adalah rumahku, aku tidak pernah merasa menderita.”

Stella Han tercengang, samar-samar merasakan, Jordan Bo kali ini sepertinya telah bertambah sedikit kesabaran padanya, bahkan masih bertambah sedikit kata-kata manis, takut kembali membuatnya larikah?

“Benarkah?”

“En, kalau kamu, berada di sisiku menderita tidak?” Jordan Bo mengulurkan tangan dengan pelan mengangkat dagunya, memaksanya menatap tatapannya, tidak membiarkannya kembali menghindar.

Menderitakah? Hati Stella Han dengan sendirinya menderita, suasana hati pria ini tidak jelas, Dia sudah pernah merasakannya, saat Dia bahagia, bisa dengan tidak ada batasan menyayanginya, tapi saat Dia tidak bahagia, Dia juga bisa dengan kejam menghukumnya.

Dia takut Dia yang seperti ini, takut sampai ingin kabur.

Melihat Dia menutup bibir tidak berbicara, Dia tersenyum pahit, Dia pasti telah membuatnya sangat ketakutan, jarinya dengan pelan mengelus dagunya, matanya perlahan mendalam, “Stella Han, hari itu, aku yang terlalu kelewatan.”

Hidung Stella Han tiba-tiba terasa masam, rongga mata perlahan menjadi lembab, Dia tahu yang Dia katakan adalah masalah yang mana, Dia terus memiliki rasa takut kepada Dia yang hari itu, bahkan takut sampai ingin kabur jauh. Beberapa malam pertama di kota Y, Dia sering mimpi buruk, di dalam mimpi Dia menggunakan seluruh siasat menyiksanya, tidak peduli bagaimana Dia meminta ampun, Dia tetap tidak melepaskannya, Dia hampir setiap malam terkejut bangun dari dalam mimpi buruk.

Saat ini melihat tampilan pakaiannya yang rapi, Dia tetap teringat senja hari itu, kekejamannya di atas kasur, Dia pertama sekali melihat sisi brutal dari pria ini, juga pertama sekali merasakan rasa takut.

Tapi saat ini, Dia malah meminta maaf padanya.

Dia ingin menangis malah tidak bersedia menunjukkan kelemahannya di hadapannya, memelototkan sepasang mata merah, semakin terlihat sangat kasihan. Hati Jordan Bo tergerak, Dia mendekatinya perlahan, ingin menciumnya.

Stella Han termengun, bahkan lupa menghindar. Tiba-tiba datang sebuah nada dering yang menyenangkan, Stella Han meresponnya, Dia buru-buru mendorongnya, membungkukkan pinggang memungut tas yang terjatuh di atas lantai. Mengeluarkan handphone dari dalam, melihat nomor telepon di handphone, Dia ragu-ragu sesaat, masih memilih mengangkat.

“Kakak Senior Ned Guo……”

Jordan Bo mendengar Dia memanggil keluar nama ini, cahaya dalam mata muncul, Dia beberapa langkah datang ke belakangnya, mengulurkan tangan mengambil handphonenya, langsung memutuskan, lalu melemparkannya ke kasur.

Detak jantung Stella Han berhenti, Dia dengan kesal memelototinya, “Kamu kenapa memutuskan teleponku?” Sambil mengatakan Dia ingin mengambil handphone, pergelangan tangan malah digenggam oleh Jordan Bo, sedikit menggunakan tenaga Dia kembali jatuh ke dalam pelukannya, Dia mengendongnya berputar beberapa kali, menahannya di atas jendela, matanya muncul api, Dia menatap bibirnya, dengan gila menciumnya.

Stella Han segera menghindar, bibirnya menempel di wajahnya, keningnya melintas kemarahan, perasaan yang ditekan susah payah seperti seekor monster menabrak lurus di dalam tubuh. Mendengar Ned Guo meneleponnya, Dia emosi, sangat emosi, tidak tahan teringat semalam, mereka saling berpelukan di jalan, kelembutan itu bahkan Dia di belakang telah ikut sepanjang jalan, mereka tidak menyadari, begitu sepenuh hati.

Dia cemburu, cemburu sampai gila.

Saat ini, Dia kehilangan seluruh kesabaran, ingin mendapatkannya, membuatnya sepenuhnya miliknya, membuatnya mengerti, orang yang bisa memilikinya hanya ada Dia, hanya bisa dirinya!

Stella Han bertatapan dengan pandangannya yang ganas, sesaat, Dia seperti telah melihat Dia senja hari waktu itu, brutal dan tidak berperasaan. Hatinya sesaat terkejut, dengan ketakutan langsung mundur ke belakang, tapi di belakang adalah jendela, Dia sama sekali tidak bisa kabur, Dia satu wajah panik tidak tenang, hampir memohon berkata : “Jangan, Jordan Bo, tidak mau!”

Jordan Bo menatapnya, melihat rasa ketakutan yang ditunjukkan dari matanya, Dia merasa frustasi, Dia hanya ingin Dia mencintainya saja, kenapa malah bisa membuatnya begitu ketakutan?

Jarinya dengan tidak jelas mengelus bibirnya, bibir tipisnya menempel di ujung bibirnya, dengan suara serak berkata : “Stella Han, tenangkan aku sebentar, aku tidak menyentuhmu.”

Stella Han tidak berani sembarangan bergerak, bahkan tidak berani mendorongnya, Dia sangat takut padanya, tidak ingin kembali dikoyak olehnya lagi, juga tidak ingin mimpi buruk lagi, Dia gemetar, mencium bibirnya, menggunakan pengalamannya yang sedikit, menyenangkannya, berharap bisa menenangkannya, berharap Dia tidak akan muncul sifat gila.

Tapi Dia malah tidak tahu, Dia mencium seperti ini bisa membuat pria semakin memiliki hasrat mendadak.

Jordan Bo menciumnya kembali, bibir yang lembut mencium miliknya, merasakan Dia bergetar pelan dalam pelukannya, ciumannya bertambah sedikit maksud menenangkan, lalu semakin lama semakin dalam, semakin sulit dikendalikan, Dia tiba-tiba mengendongnya, sambil menciumnya sambil mengendongnya ke tengah kasur di kamar.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu