You Are My Soft Spot - Bab 8 Dia Duduk di Samping Taylor

Tiffany melihat ke arah raung tamu, wajahnya cemberut kesal. Setelah mengetahui kejadian di mobil kemarin dan berita kehamilan pagi ini, baginya nama William Tang seperti gigi bungsu yang berada dalam mulutnya, kalau dicabut sakit minta ampun, tapi kalau tidak dicabut juga bisa membuatnya sakit sewaktu-waktu.

Taylor yang kedua tangannya berada dalam kantong celananya melihat Tiffany dari atas ke bawah, tak ada orang yang pulang ke rumah dengan ekspresi wajah seperti ini, ekspresi yang penuh dengan ketakutan dan rasa sakit, rasanya ingin mendekat namun juga berusaha keras untuk berpura-pura tak peduli, sepertinya Tiffany ini orang yang menarik.

Tiffany mengepalkan tangannya, ia memberanikan dirinya melangkah masuk ke dalam. Suasana dalam ruang tamu itu sangat hangat, William dan Lindsey duduk berdampingan, namun ada sedikit jarak di antara mereka, semuanya tampak normal. Kalau dirinya tidak tahu hubungan antara William dan Lindsey, ia pasti akan tertipu.

Begitu dirinya muncul di ruang tamu, suara tawa dari dalam rumah itu pun terhenti, begitu Nyonya Song melihat Tiffany, perasaan senang dalam hatinya pun menghilang seketika, wajahnya berubah masam, katanya, "Dasar anak tidak tahu diri, sayapmu sudah kuat hah, kau......"

Taylor mengikuti Tiffany dan masuk ke dalam rumah, mendengar cemooh Nyonya Song tadi, ia pun mengerutkan keningnya dan melihat ke arah Tiffany yang tampangnya terlihat sangat pasrah, ada sesuatu yang menyangga di hati Taylor, tidak enak rasanya.

Melihat kedatangan Taylor, Nyonya Song pun segera menelan perkataannya mentah-mentah, sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat, dengan senyuman yang manis ia berjalan ke arah Taylor, "Taylor, kamu kapan datangnya, kenapa tidak menelepon dulu, kalau kau menelepon kita kan bisa keluar menjemputmu, ayo jangan berdiri saja, cepat duduk."

Lindsey tidak menyangka Taylor akan datang, saat Nyonya Song berdiri, ia juga ikut berdiri, seperti tersambar petir, ia segera menghindar jauh-jauh dari William. Sesombong dan seangkuh apapun dia di hadapan Tiffany, ia tetap tidak berani berbuat macam-macam di hadapan Taylor.

Apalagi Tiffany dan Taylor masuk ke rumah bersamaan, ia tak tahu apa ini hanya kebetulan saja atau mereka memang sengaja begitu, jangan-jangan Tiffany sudah memberitahukan kehamilannya pada Taylor? Sebesar apapun nyali Lindsey, saat ini ia tetap merasa sangat ketakutan.

Nyonya Song tidak berpikir sebanyak itu, ia langsung berjalan ke arah Taylor, bahkan mau menggandengnya untuk duduk bersama di sofa. Namun belum sampai ia menyentuh tangannya, Taylor langsung menghindar.

Taylor menghindari pegangan tangan Nyonya Song, dan langsung melewatinya begitu saja, ia langsung berjalan menuju sofa dan duduk, dengan datar ia berkata, "Tadi aku baru saja selesai mengurus sesuatu, lalu lewat sekitar sini, tiba-tiba aku teringat sepertinya sudah lama aku tidak berjumpa dengan Anda dan ayah, oleh karena itu aku langsung datang untuk berkunjung, aku tidak mengganggu waktu kalian kan?"

Nyonya Song segera menyimpan tangannya dan tersenyum manis, "Bicara apa sih, kami justru malah senang kalau kau datang setiap hari, lain kali kalau kau mau datang kemari, telepon kami dulu, dengan begitu kami bisa menyuruh pembantu untuk memasakkan makanan yang kau sukai."

Tiffany yang berdiri di sana diabaikan mentah-mentah oleh Nyonya Song, ia sudah terbiasa dengan sikap ibunya itu, mendengar perkataan Taylor tadi, ia menatap Taylor dengan bingung, dia kan baru saja sampai, kenapa dia bisa tahu kalau William juga di sini?

Sorotan matanya beralih pada William, ternyata William juga sedang menatapnya, pandangan matanya terlihat seperti mengancam, Tiffany pun tidak segan-segan memutar matanya dengan perasaan tidak peduli.

Taylor yang duduk di sofa, tampak seperti seorang raja di zaman kuno yang sangat terhormat, ia melirik ke arah Tiffany, melihat Tiffany yang sedang memutar matanya itu, ia pun tersenyum, dan berkata, "Tiffany, duduk di sini."

Perkataan Taylor ini membuat semua perhatian orang-orang di ruang tamu itu tertuju pada Tiffany lagi, Tiffany pun kaget, awalnya ia berencana naik ke atas diam-diam saat semua orang tidak melihatnya. Namun sekarang semua orang memandanginya, ia tak bisa berbuat apa-apa dan hanya pergi ke arah sofa.

Ia tak ingin duduk di sebelah William, ia juga tidak ingin duduk di sebelah Nyonya Song, setelah dipikir-pikir, tempat duduk kosong di samping Taylor lah yang paling tepat untuknya. Setelah ia menentukan pilihannya, ia langsung berjalan ke sana tanpa pikir panjang, lalu duduk di sebelah Taylor.

Namun ia tidak tahu, tindakannya itu cukup untuk membuat jantung orang-orang yang 'merasa bersalah' di ruang tamu itu berdegup kencang.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu