You Are My Soft Spot - Bab 16 Panggil Aku Kakak Keempat

Mobil baru melaju sebentar ketika tiba-tiba di dalam mobil terdengar nada dering sebuah ponsel.

“…… Aku tidak pernah membencimu, aku suka segalanya tentang dirimu. Setiap hariku terasa menyenangkan bila ada kamu. Saat ada kamu, matahari bersinar lebih terang, dan malam pun tidak segelap malam-malam yang biasanya. Kamu adalah awan putih, dan aku adalah langit biru……”

Taylor Shen refleks melihat tas yang ada di kursi penumpang depan. Dari tas itulah deringan ponsel berasal. Ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan, membuka resleting tas, dan nada dering ponsel pun terdengar semakin nyaring, “Kamu adalah apel di mataku, mengapa menyayangimu terasa tidak pernah cukup……”

Taylor Shen tersenyum. Lagu aneh ini sangat cocok dengan Tiffany Song. Ia mengangkat telepon, lalu sebelum ia keburu berbicara, Tiffany Song di seberang sana sudah langsung berbicara panjang-lebar. Wanita itu mengucapkan semua kata-katanya dalam satu tarikan nafas. Ia terlihat sangat khawatir.

“Nona Song boleh lah buka harga dulu. Kalau aku puas dengan tawarannya, tas itu akan aku kembalikan,” ujar Taylor Shen santai.

Tiffany Song tidak pernah menelepon Taylor Shen sebelumnya, bahkan berapa kali mereka pernah berbicara satu sama lain saja bisa dihitung cukup dengan satu jari. Tetapi, begitu Taylor Shen buka suara, wanita itu langsung mengenali suaranya, “Paman Keempat?”

“Panggil aku Kakak Keempat,” ujar Taylor Shen mengoreksi.

“……”

Nada bicara Taylor Shen sangat berat dan itu sangat mengintimidasi siapa pun yang mendengarnya. Telinga Tiffany Song pun jadi gatal lagi. Ia memindahkan gagang telepon umum ke telinganya yang satunya lagi, lalu menggaruk-garuk telinga yang barusan sambil bertanya: “Itu, tasku di mana?”

“Mau mendapatkan tasmu kembali?” Taylor Shen mengelus-elus rumbai tas Tiffany Song dengan lembut. Ia dalam hati senang sekali bisa mengerjai wanita ini.

Dasar pria banyak basa-basi! Tiffany Song tidak tahan mengatai-ngatainya dalam hati, tetapi wajahnya tetap berusaha tersenyum dan nada bicaranya pun tetap tenang, “Paman Keempat, kamu sekarang di kantor ya? Aku segera ke sana untuk ambil tasku.”

“Sayang sekali, aku sedang tidak di sana.” Nada bicara Taylor Shen anehnya tidak menunjukkan keibaan sama sekali. Ia melanjutkan kalimatnya: “Tetapi……”

Tiffany Song buru-buru bertanya: “Tetapi apa?”

“Nanti malam aku ada pesta makan malam di Elite Private Club, kamu cari aku saja di sana. Kalau tidak datang ya aku tidak kembalikan.” Taylor Shen langsung mematikan telepon tanpa memberi kesempatan bagi Tiffany Song untuk menolak.

“Eh, halo? Halo?” Tiffany Song kebingungan teleponnya tiba-tiba dimatikan. Ia menatap gagang telepon dengan geram.

Ketika Taylor Shen memasukkan kembali ponsel Tiffany Song ke tas, jarinya tidak sengaja menyentuh sesuatu yang keras. Ia agak ragu untuk mengeceknya, tetapi ia akhirnya membuka bagian itu dan menemukan sebuah kotak berbludru warna biru langit. Di dalam kotak itu tersimpan setangkai mawar yang sudah dikeringkan. Mawar itu tidak rusak sedikit pun, itu berarti pemiliknya benar-benar merawatnya dengan sangat hati-hati. Di bawah mawar itu ada sebuah label putih, dan di atas label putih itu terlihat tulisan tangan yang sangat indah.

Melihat tulisan itu, raut wajah Taylor Shen seketika berubah muram.

Elite Private Club adalah klub privat paling top di Kota Tong. Hanya orang-orang terhormat dan super kaya yang bisa datang ke sini. Tiffany Song tahu tempat ini dari William Tang, tetapi ia tidak pernah ke sini sebelumnya karena ini tempat kaum laki-laki.

Ia naik taksi ke sana, dan sesampainya ia di sana, kehidupan malam Elite Private Club baru dimulai. Ia awalnya mondar-mandir di depan karena ragu masuk, tetapi akhirnya ia memberanikan diri. Ia awalnya mengira bakal langsung diusir karena pakaiannya yang tidak begitu elit, tetapi begitu ia menyebutkan nama Taylor Shen, pegawai tamu yang melayaninya tiba-tiba langsung memberi isyarat untuk mengikutinya.

Interior Elite Private Club mirip seperti interior Isana Versailles, di segala penjurunya ada emas-emas berkilauan. Tiffany Song mengikuti pegawai ini dengan hati yang tidak tenang. Ia agak menyesali sudah bertindak sembrono masuk ke sini. Sayang, begitu ia ingin berbalik badan dan pergi, pegawai itu sudah berhenti di depan sebuah kamar.

Pegawai itu memberinya isyarat pada Tiffany Song untuk menunggu sebentar. Ia masuk sendirian, meninggalkan Tiffany Song di luar. Beberapa detik kemudian, pegawai itu keluar lagi dan berkata penuh hormat pada Tiffany Song: “Nyonya Shen, CEO Shen menyuruh Anda masuk.”

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu