You Are My Soft Spot - Bab 61 Jadi Kamu Mencoba Menggodaku Lalu Meninggalkanku? (1)

Taylor Shen melihat Tiffany Song tiba-tiba bergegas ke arahnya, merasa senang atas antusiasnya. Walaupun dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dari ekspresinya, itu hanyalah sebuah kekhawatiran. Bahkan seluruh wajah cantik itu sedikit mengerut.

Dia mengikuti pandangannya dan melihat batu bata di atas jatuh seperti kepingan salju dalam sekejap.

Ekpresi wajahnya berubah, dengan kekuatannya mendorong gadis itu keluar. Di saat melihat dinding bata yang tajam akan mengenai tubuh yang ramping itu, telapak tangannya yang besar memegang pinggangnya dengan kuat, membalikkan badannya dan mendekapnya dengan erat di dalam pelukannya. Dia mendengus kesakitan saat kepingan dinding bata tersebut jatuh di punggungnya. Dia memeluknya selama beberapa putaran dan tergelincir di tanah sebelum berhenti.

Batu bata ujung tembok jatuh satu per satu. Pekerja yang berdiri di tempat kejadian menyaksikan serangkaian perubahan yang terjadi, terkejut dan baru bereaksi sesaat kemudian berseru, "Tolong sesuatu telah terjadi, ada yang terluka."

Cristian bergegas keluar dari gubuk, melihat Taylor Shen dan Tiffany Song terbaring di tanah, terkejut dan langsung bergegas ke arah mereka.

Tiffany Song menutup matanya, dan kesemutan di lengan kanannya terasa hingga kebal. Terdengar suara jatuhan batu bara yang pecah. Dia membuka matanya dan menjadi pusing untuk disementara waktu, dia telah dilindungi seseorang dalam pelukannya dan tergelincir beberapa kali di tanah.

Saat semuanya berhenti, dia berbaring di dada yang hangat, segera membuka matanya, dan terlihat wajah pucat yang sedang mengepalkan giginya, matanya tertutup, dan dahinya dipenuhi keringat dingin. Tiffany dengan cepat berguling turun darinya, memegang telapak tangannya yang besar dengan gemetar, "Taylor,apa yang terjadi padamu?! Jangan mati. Apa yang harus aku lakukan jika kamu mati?"

Tiffany Song sama sekali tidak bermaksud untuk mengutuknya. Dia awalnya ingin mendorong Taylor, tetapi pad akhirnya dia mengalami kecelakaan demi melindunginya. Bagaimana hati nuraninya bisa tidak merasa bersalah padanya?

Cristian berlari dengan terengah-engah dan melihat Taylor Shen terbaring di tanah dengan wajah pucat, dengan cepat menghubugni ambulans, berjongkok di dekatnya dan berseru, "CEO Taylor,apakah Anda dapat mendengar suaraku? "

Para pekerja yang mendengar ada orang terluka di lokasi konstruksi,semuanya berlari kemari dan mengepung Taylor Shen. Dalam kehidupan ini, Taylor Shen tidak pernah menyelamatkan seseorang sampai terlihat begitu menyedihkan. Setelah melihat dirinya dikelilingi sekelompok pekerja ditambah dengan tangan kecil tanpa tulang yang memegang telapak tangannya dan kalimat"bagaimana denganku jika kamu mati", dia memutuskan untuk berpura-pura pingsan untuk menghindari kejadian memalukan.

Ambulans tiba segera, dan Taylor Shen dinaiki ke mobil ambulans. Kemeja putih di punggungnya berlumuran darah dan tampak mengejutkan. Dokter mengizinkan seorang anggota keluarga untuk mengikutinya.

Cristian ingin tetap tinggal di tempat untuk memblokir berita tersebut tersebar. Jika berita Taylor Shen terluka di lokasi konstruksinya sendiri tersebar, akan sangat mempengaruhi pasar saham. Dia berkata kepada Tiffany Song untuk mengikuti mobil rersebut.

Tiffany Song tertegun, dan segera memahami sesuatu, dia mengangguk dan berkata kepadanya untuk tenang dan membiarkan urusan ini padanya.

Suara ambulans yang terdengar perlahan menjauh, Cristian tampak serius, dan segera mulai menyelidiki penyebab kecelakaan itu, kemudian melarang para pekejr untuk membicarakan kecelakaan hari ini.

Di ambulans,punggung belakang Taylor Shen yang terluka dibaringkan di tandu sederhana, dan tulang-tulangnya kesakitan. Dokter mengambil gunting untuk memotong bagian punggung kemejanya, dengan lembut membukanya dan terlihat sebuah daging kabur yang terkelupas.

Darah membeku dengan cepat, dan luka tersebut tertempel di kain. Ketika dokter menariknya, Taylor Shen merasa sakit hingga dahinya terlihat urat. Dia mendengus kesakitan dan mencoba untuk menghindari sentuhan terhadap luka itu.

Tiffany Song duduk di sebelahnya, mendengar dengusannya dan melihat lukanya,merasa sedih dengan cepat berkata, "Dokter pelan sedikit, kamu telah menyakitinya."

Dokter memberengkan matanya tanpa basa-basi, "Nona, kamu belum pernah melihatnya begitu kesakitan. Jika kamu tidak melepaskan kainnya, infeksi pada lukanya akan berakibat fatal."

Tiffany Song merasa khawatir oleh wajahnya yang pucat, Taylor Shen mengulurkan tangannya dan menenangkannya, "Aku baik-baik saja, jangan menganggu dokter untuk menangani luka tersebut."

Tiffany Song dengan cepat memegang tangannya, merasa bersalah dan gelisah, "Maaf Taylor, jika bukan karena aku ..."

Sebuah jari menempel di bibirnya untuk menyumbat penyalahannya pada diri sendiri yang belum terucapkan. Taylor Shen tersenyum padanya dan berkata dengan lembut, "Tidak masalah selama kamu tidak terluka."

Tiffany Song menangis, mengapa Taylor memperlakukannya begitu lembut? Apakah dia tidak tahu bahwa sikapnya begini begitu mudah untuk membuatnya tersentuh? Tapi dia tidak bisa merasa tersentuh maupun mencintainya lagi.

Lalu Taylor Shen tersenyum yang perlahan terlihat kaku. Rasa sakit itu jauh di luar imajinasinya, dia mengertakkan gigi dan hampir pingsan.

Tiffany Song memegang tangannya dengan erat dan melihat kerutannya karena kesakitan, berkata, "Dokter pelan sedikit, dia sudah kesakitan."

Suaranya yang lembut bercampur dengan ketegangan, seperti angin musim semi lembut yang bertiup di bulan April. Taylor menatapnya, berpikir dalam hatinya bahwa jika dia bisa menjaga penampilannya yang lembut untuk sementara waktu, dia tetap akan bersedia walaupun dia dibunuh.

Setelah lima tahun mencari, sudah cukup Tiffany berada di sampingnya.

Luka tersebut akhirnya selesai ditangani. Taylor Shen tidak hanya berkeringat, tetapi bahkan dokter juga berkeringat. Dia mengemasi peralatan medis, memandang ke Tiffany Song, menunjuk ke Taylor Shen yang hampir tertidur dan berkata, "Gadis kecil, apakah dia itu pacarmu? Dilihat dari kegugupanmu, kamu pasti sangat mencintainya bukan?"

Tiffany Song melirik Taylor Shen dengan canggung. Untungnya, dia tertidur, jika tidak dia akan benar-benar merasa sangat malu, kemudian menjawab kembali dengan suara kecil "Dokter, dia bukan pacarku, dia adalah kakak iparku."

"Kakak ipar?" Tatapan dokter terlihat mendalam. "Pada zaman ini, hubungan di antara suami kakak dan adik adalah sesuatu yang sangat sensitif."

Tiffany Song melihat Taylor Shen yang masih memegang tangannya, tiba-tiba merasa seperti ditusuk jarum, merasa tidak bisa berdebat kembali berkata, "Aku dan dia tidak seperti yang kamu pikirkan."

Dokter meliriknya dan tidak mengatakan apapun lagi.

Ambulans masuk ke rumah sakit, dan Taylor Shen melakukan pemeriksaan sekali lagi, untungnya hanya luka pada bagian luar. Namun, untuk alasan asuransi, dokter masih merekomendasikan rawat inap untuk memobservasinya selama beberapa hari.

Tiffany Song membaringkan Taylor Shen dan bersiap siap untuk membayar tagihan rumah. Ini adalah rumah sakit swasta dengan privasi tertinggi di kota C. Bahkan dalam kepanikan, Cristian telah menghentikan kemungkinan komplikasi di masa depan. Berita tentang rawat inap Taylor Shen tidak boleh disebar keluar.

Saat dia baru bejalan dua langkah, pergelangan tangannya ditarik, sebuah dompet hitam terselip di tangannya. Dia terdiam sebentar dan berkata, "Aku punya uang."

Bola mata gelap Taylor Shen menatapnya sejenak, dan untuk waktu yang lama, dia berkata, "Pria yang baik tidak seharusnya membiarkan wanita sendiri merasa kecapekan."

Telinga Tiffany Song menjadi panas, dia sekarang tampaknya telah menempatkan dirinya sebagai suaminya. Dompet di tangannya seperti kentang panas yang membakar tangannya, dia melemparkan dompet itu di tempat tidur dan segera keluar.

Taylor melihat sosoknya yang pergi dengan cepat, bola matanya menatap dompet yang ditaruh di tempat tidur dan merasa kesepian.

Tiffany Song menunggu antrian untuk membayar tagihan. Ketika tiba gilirannya, dia menyerahkan slip itu dan perawat mengatakan, "Totalnya 26 juta ibu."

Tiffany Song mengira dia telah salah mendengar dan menanyakan kembali, "Berapa?"

“26juta bu, biaya rawat inap untuk bangsal vvip 4juta per hari, dokter mengaturnya untuk menginap selama lima hari, sisanya adalah biaya pemeriksaan, biaya perawatan dan biaya obat.” Perawat menjelaskan kepadanya pasien sumber biaya tersebut dengan sabar.

Tiffany Song merasa suram, setelah membayar biaya itu, dia sangat menyesali dirinya yang keras kepala ingin membayar biaya pengobatannya,sekarang 26 juta telah terbang,menyedihkan sekali!

Tiffany Song menenangkan diri di koridor sebelum memasuki ruangan. Dia melirik sekeliling bangsal,merasa kamar tersebut tidak istimewa, dibandingkan dengan beberapa bangsal umum, kamar tersebut hanya mempunyai sofa tambahan dan dapur kecil, yang bernilai 4 juta sehari. Dengan harga begitu, dia sudah bisa pergi ke hotel bintang lima.

Dia semakin merasa sedih, dia tidak bersenang senang selama tiga bulan, dan dia harus bekerja dengan baik baru bisa menabung 26 juta, dalam sekejap uang tersebut habis,hal tersebut lebih menyakitkan daripada dagingnya terpotong!

Taylor Shen diberi obat tetanus sehingga dirinya merasa pusing, saat melihat sesuatu bayangan bergetar di depannya. Dia membuka matanya dan melihat Tiffany Song berdiri di ujung tempat tidur dengan rasa sakit di wajahnya, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

Senang bisa melihatnya lagi dalam jarak dekat!

“Apa yang sedang kamu pikirkan Tiff?” Luka Taylor Shen terletak di punggung, tubuh bagian atasnya tidak memakai baju, punggungnya dililit kain kasa dan tali, memperlihatkan otot dadanya yang padat dan otot perutnya yang kuat. Dia mencoba untuk duduk, tetapi sekali bergerak, luka di punggungnya tertarik dan terasa sakit.

Tiffany Song dengan cepat mendekatinya dan melihat tubuh telanjangnya, mencoba mendudukannya dengan malu, "Jangan bergerak,jika lukanya terbuka harus diperban lagi."

Taylor Shen memandangi tatapan cemberutnya, merasa bingung. Apa yang sedang dia hindari? Dia mengabaikannya, berjuang untuk duduk.

Tiffany Song tidak punya pilihan lain selain menopang lengannya. Taylor tiba-tiba meringankan kekuatannya, dan bersandar padanya. Dia takut Taylor jatuh ke tanah, jadi memegang pinggang kurusnya, tetapi dia masih tidak bisa menghindari untuk tidak berhubungan intim dengannya.

Taylor Shen bersandar di bahu kirinya, napasnya dipenuhi dengan aroma anggrek lembut yang manis. Dia menutup matanya dan mengungkapkan senyum licik, "Berapa banyak uang yang kamu berikan?"

“Apa?”Tiffany tidak responsif.

"Biaya pengobatan," kata Taylor Shen yang tertawa sambil memikirkan ekspresinya tadi. Dia tahu bahwa setelah menikah dengan William Tang pada usia 20, dia telah bekerja paruh waktu untuk pendidikan di perguruan tinggi.Dia menikahi William Tang selama lima tahun tanpa menggunakan satu sen pun dari kartu kredit William Tang.

Dia adalah wanita keras kepala, yang suka mandiri, dia tidak mau menggunakan uangnya karena tidak ingin berutang budi padanya. Di dunia ini, masalah yang bisa diselesaikan dengan uang tidak pernah menjadi masalah.

Dia masih ingin menjaga jarak dengannya.

Taylor tahu apa yang Tiffany Song pikirkan. Dia merasa malu dan menggelengkan kepalanya dengan canggung. "Sebenarnya biayanya juga tidak begitu mahal. Aku punya kebiasaan menabung beberapa tahun ini, jadi tidak masalah."

Melihat dirinya bersikeras, Taylor Shen mengeluarkan dompet dari bawah bantal, membuka dan mengeluarkan kartu hitam, menaruhnya ke telapak tangannya, "Lain kali gunakan kartuku, kartu ini bersifat universal. "

Tiffany Song memandang kartu di telapak tangannya, menyadari bahwa ini adalah kartu emas VIP edisi terbatas. Dikatakan bahwa kartu tersebut dapat digunakan di mana pun kita berada dengan harga nominal tanpa batas. Dia memberikan kartu tersebut padanya seperti ini, apakah dia tidak takut bahwa Tiffany akan membawa kartu ini dan melarikan diri?

Tiba-tiba, Tiffany Song merasa berat di telapak tangannya. Dia ingat pada suatu hari, dia mendengar Lindsey Song mengeluh pada ibunya bahwa Taylor Shen memberinya batas kartu kredit 1 miliar sebulan, dan dia sangat tidak bahagia. Ini menunjukkan bahwa dia telah menikah dengan suami yang sangat kaya tetapi sangat pelit.

Pada saat itu, dia berpikir bahwa 1 miliar sebulan masih terlalu kecil,tetapi sudah sangat cukup, apakah dia tahu bahwa di luar masih banyak orang yang tidak dapat makan maupun minum, dan tidak punya penghasilan 20 juta setahun. Meskipun untuk orang kaya seperti Taylor Shen, 1 miliar tidak cocok dengan identitasnya.

Namun, dia memberi Lindsey kartu kredit 1 miliar sebulan, tetapi memberi Tiffany kartu hitam yang melambangkan statusnya. Niat ini membuatnya merasa berat. Dia mengembalikan kartu itu dan berkata, "Paman keempat, aku tidak bisa menerimanya..."

Bibirnya tiba-tiba ditekan oleh bibir tipisnya yang dingin dengan kekuatan yang tak tertahankan, menutupi seluruh bibirnya.

Tiffany Song tidak menanggapi sesaat, pupilnya sedikit melebar, tangannya yang besar menggenggam dagunya, tangan yang lain menggenggam pinggang belakangnya, memasukkannya ke dalam pelukannya, dia bahkan merasa bahwa dia sedang menggigit bibirnya seperti sedang menghukumnya.

Detak jantung Tiffany Song berdetak kencang, dia tidak mengerti kapan telah memprovokasinya yang membiarkan dia memperlakukan dirinya seperti ini. Telapak tangannya bertumpu pada dadanya yang kokoh, tanpa pembatas pakaian pada otot dada yang kuat dan keras. Dia mencoba mendorongnya menjauh, tetapi merasa kepanasan hingga menyurut tangannya.

"Aku..." Tiffany Song merasa sesak napas dan menghela nafas tak terkendali. Bibirnya terasa panas, bau tembakau segar menyilang di antara bibir dan gigi, dan suasana maskulin yang jernih mengelilinginya secara instan, tubuhnya sedikit bergetaran.

Suhu di ruangan itu meningkat secara bertahap, Tiffany Song kehabisan napas, dia mengangkat kepalanya sedikit, di saat ingin menghirup udara segar sebentar, bibir tipisnya yang kuat mengalahkan lagi dan melahap semuanya.

Beberapa menit kemudian, dia membiarkannya kehabisan nafas, dan dia membuka mulutnya sedikit dengan hipoksia dan terengah-engah. Mulut kecil itu merah dan bengkak, pipi yang sehat dan memerah, dahinya menempel padanya dan memandangi dadanya yang bergelombang yang sedang menghirup udara sambil tersenyum berkata”Aku sudah bilang,jika salah memanggilku, aku akan menghukummu sekali, jika ada lain kalinya,akan aku gandakan waktunya! "

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu