You Are My Soft Spot - Bab 238 Lihat Kamu Membuatku Marah Sampai Aku Kelaparan (1)

Vero He duduk disebelah kiri, wajahnya berbalik melihat pemandangan diluar sana, bayangan benda-benda diluar sana bergerak mundur dengan cepat, cahaya didalam mobil agak remang, dia melihat pantulan seseorang yang melihatnya dengan tenang. Degup hatinya bertambah kencang.

Taylor Shen tidak bisa duduk dengan tenang, luka ditubuhnya belum sepenuhnya pulih, duduk lama membuat pinggangnya sakit, dia mencoba untuk bergerak sedikit, kemudian wanita yang menghindarinya seolah dia adalah ular berbisa itu berbalik melihatnya, melemparkan sebuah tatapan mengancam padanya.

Bibir tipisnya merapat, hatinya berubah tidak senang, tidak mempedulikan Budi yang berada didepan, dengan tenang pria itu mengatakan: “Responsnya sampai seperti ini, apa kamu takut kalau aku memperkosamu diatas mobil?”

“……” wajah Vero He memerah, dengan berhati-hati wanita itu kemudian melihat Budi yang sedang fokus mengemudikan mobil, tidak terdengarkan? Tapi dia tidak peduli apakah terdengar olehnya, perkataan Taylor Shen ini sedikit kasar. “Apa kamu tidak bisa berbicara lebih sopan?”

“Sopan?” Taylor Shen tertawa mengejek, “Kamu melihatku terlalu rendah, tapi kamu tidak salah, aku memang berniat menidurimu.”

Vero He merasa wajahnya berubah panas, perkataan pria ini semakin kurang ajar, Budi yang berada didepan benar-benar berharap untuk menghilang, dia merasakan pandangan yang dilemparkan oleh Vero He, dia kemudian menaikkan kaca pembatas, agar tidak mendengar perkataan yang lebih menegangkan.

Mobil pun seolah menjadi dua dunia, ini membuat rahasia mereka yang dibangku belakang lebih terjaga, Vero He tidak mengatakan apapun, berbalik agar tidak perlu menggubris pria itu. Budi menaikkan pembatasnya, adalah untuk memberi Taylor Shen lebih banyak kesempatan?

Dia menyadari pemikirannya yang semakin tidak terkendali. Wanita itu segera berhenti memikirkannya, dia berharap bisa berada di kediaman keluarga He pada detik berikutnya.

Kemampuan pengedap suara pada mobil mewah tidak perlu diragukan, suara diluar sana sama sekali tidak terdengar didalam, bagian belakang juga sangat tenang, sangking tenangnya, jika ada yang bergerak maka akan terdengar suara gesekan kain.

Meskipun Vero He melihat pemandangan diluar sana, tapi dia malah meletakkan kewaspadaannya pada pria itu, seolah-olah jika dia sampai lengah, maka pria itu akan menjulurkan tangan setan padanya. Berbalik dengan ketegangan wanita itu. Taylor Shen malah sangat santai, matanya tertuju pada tubuh wanita itu, melihat wanita itu yang memperlakukannya seperti serigala, dia sama sekali tidak marah.

Mobil terus melaju, mereka berdua tidak ada lagi yang berbicara, dengan cepat mobil pun tiba didepan halaman kediaman keluarga He, mata Taylor Shen melihat bayangan tubuh yang tegap pada pinggir jalan, tiba-tiba dia bersuara: “Nona He!”

Vero He tidak mencurigainya, baru berbalik, belakang kepalanya ditahan pria itu, belum sempat meresponsnya, bibir lembut pria itu telah mendarat dibibirnya. Aroma rokok pria itu, masuk kerongga hidung wanita itu.

“Uh!”

Kedua tangan Vero He kemudian diletakkan pada pundak pria itu, mencoba untuk mendorongnya, tapi tubuh pria itu terasa panas, dan tidak bergeming seperti sebuah gunung, Vero He tidak berhasil mendorong pria itu, ciuman mereka semakin panas.

Dia marah besar. Membuka mulut berniat menggigit pria itu, dengan licik pria itu kemudian mengeluarkan lidahnya dari mulut wanita itu, wanita itu gagal menggigit pria itu, yang ada dia malah menggigit lidahnya sendiri, rasa sakitnya membuat air matanya sampai keluar, kekakuan ditubuhnya kemudian menghilang, didalam mata pria itu terpancar kelicikan, melihat bibir bengkak wanita itu, dan matanya yang basah, dengan puas pria itu menahan dagunya, “Turunlah, selamat malam!”

Vero He turun mobil dengan tidak senang dipinggir jalan, Rolls-Royce sudah melaju pergi, tangan yang disamping tubuhnya dikepalkan dengan kuat, marah mengapa dia tidak menampar pria itu.

Dia mengangkat kepalanya, dia melihat seseorang sedang berdiri disamping pohon besar kediaman keluarga He, akhirnya wanita itu paham mengapa pria yang tidak melakukan apapun sedari tadi, tiba-tiba menciumnya, rupanya dia ingin mengusir pria lain yang berusaha mendekatinya.

Langkah kaki wanita itu terhenti, segera dia kembali melangkah, dengan perlahan ke arah Fabio Jin. Fabio Jin juga sudah melihat pemandangan di mobil barusan, pria itu sengaja menurunkan jendela mobil, mana mungkin dia tidak melihatnya?

Hatinya entah merasa seperti apa, jika ini adalah wanita lain, mungkin saja dia sudah berbalik dan meninggalkan tempat itu. Tapi yang ada malah wanita ini, wanita satu-satunya yang bisa menggerakkan hatinya setelah bertahun-tahun.

"Sudah kembali?"

"Ya." Vero He sedikit tidak bebas, kedua tangannya berada di dalam kantong bajunya, salah satu kakinya bergerak menendang-nendang, "Mau masuk tidak? Ayah dan Kakakku berada dirumah."

"Aku datang mencarimu." Fabio Jin menatapnya, pandangannya begitu hangat, seolah-olah pria itu tidak melihat pemandangan di mobil barusan, dia juga tidak melihat bibir wanita itu yang agak merah dan bengkak.

Vero He mengangkat wajahnya, "Ada masalah?"

"Aku belum makan malam, bisakah kamu menemaniku makan?" Fabio Jin bertanya padanya.

Vero He melihat jam tangannya, sudah jam 9 malam, dia mengangguk, "Baiklah, aku tahu di dekat sini ada sebuah restoran, masakan cina mereka rasanya lumayan, jalan kaki hanya butuh waktu 10 menit lebih."

"Baiklah."Fabio Jin tidak menolak.

Vero He berbalik, mengantar pria itu menuju kerestoran dekat rumahnya, sepanjang perjalanan keduanya tidak banyak bicara, hanya bertanya tentang hal-hal penting, rasa tidak nyaman menyelimuti keduanya.

Tidak lama mereka pun tiba direstoran itu, dekorasinya terasa agak burjuis, dijam seperti ini masih ramai, para pelayan juga sangat ramah, melihat mereka masuk, segera bertanya mereka ingin minum apa, air teh disini sangat lengkap, ada teh bunga yang cocok diminum kaum wanita, juga ada teh hijau untuk kaum pria, Dragon Well tea, harganya agak mahal, sikap pelayan disana membuat semua orang mengacungkan jempol pada mereka.

Vero He memesan hidangan khas mereka, dia berbalik dan melihat Fabio Jin yang sedang menatapnya, hatinya sempat tersentak, pipinya memerah, “Mengapa melihatku seperti ini?”

Fabio Jin mengalihkan pandangannya, melihat pemandangan diluar jendela, kediaman keluarga He dibangun sudah agak lama, terletak diwilayah ramai, berdiri diam di keramaian ini, pemandangan malam hatinya juga tidak seramai tempat lainnya, dengan serak pria itu bertanya: “Kamu berpikir untuk kembali dengannya?”

Hari itu diluar luar taman pomegranete, perkataan wanita itu masih terngiang di telinganya, malam ini melihat interaksi keduanya, dia paham, jika dia masih saja meneruskannya, dia tidak akan lebih dari seekor lalat, yang menyebalkan.

Vero He menggigit bibirnya, ragu bagaimana harus menjawab pertanyaannya ini, jika dia ingin membuat pria ini berhenti mengejarnya, dia cukup mengangguk, meskipun kenyataannya bukan demikian, pada akhirnya, dia memilih untuk tetap diam, disaat seperti ini diam mengalahkan semuanya.

Fabio Jin merasa sedih dihatinya, wanita itu telah mengakui semuanya dengan berdiam diri, dia sudah tidak memiliki kesempatan lagi, “Aku sudah tahu, hari ini aku datang untuk mengucapkan berpamitan denganmu.”

“Berpamitaan?” wanita itu melihatnya dengan terkejut.

Fabio Jin mengangguk, “Anak cabang perusahaan He’s Corp yang diluar negeri mengalami sedikit masalah, kakakmu untuk sementara tidak bisa keluar negeri, dia juga tidak bisa menemukan orang yang bisa dipercayainya untuk menyelesaikan masalah ini, dia memintaku kesanan, paling sedikit tiga bulan, paling lama setengah tahun.”

Vero He benar-benar sangat sedih, jika dia tidak memiliki kenangan buruk itu, mungkin saja dia bisa mencoba untuk pergi dengan pria itu, “Fabio Jin, apa kita masih berteman?”

“Tentu saja, kecuali kamu tidak ingin menjadi temanku lagi.” Fabio Jin tersenyum ringan.

Selesai makan, Fabio Jin mengantarkan wanita itu kembali kekediaman keluarga He, wanita itu mengundangnya masuk, pria itu menggeleng, “Sudah larut, aku tidak akan masuk untuk mengganggu lagi, kamu masuklah dulu, aku akan pergi setelah melihatmu masuk.”

Vero He menganguk, berpamitan dengannya, kemudian berbalik masuk kekediaman keluarga He, berjalan beberapa langkah, Fabio Jin memanggilnya, dia berbalik, dan pria itu kemudian memeluknya, tenaga pria itu sangat besar, seolah ingin menyatu dengan tubuh wanita itu, sesaat Vero He menjadi sedih.

Fabio Jin memeluknya dengan erat, dia berpikir, asalkan wanita itu membalasnya, dia tentu tidak akan pergi, meskipun jika tinggal disini dia harus berhadapan dengan Taylor Shen, dia juga tidak akan mundur.

Kemudian, kedua tangan disampingnya tetap tidak bergerak, tidak membalasnya, hati pria itu perlahan berubah dingin, waktu berlalu, dia baru melepaskan wanita itu, mundur dua langkah, didalam matanya jelas sekali ada emosi yang ditahannya, dia diam menatap wanita itu, mengatakan: “Vero He, jaga dirimu baik-baik!”

Rasa sedih tiba-tiba menyelimutinya, mata Vero He terasa pedih, dia sekuat tenaga mengangguk, “Fabio Jin, kamu juga jaga dirimu baik-baik!”

Fabio Jin melihat wanita itu berputar dan masuk ke kediaman keluarga He, sampai wanita itu tidak terlihat lagi, dia baru mengeluarkan sebungkus rokok dari balik mantelnya, mengambil satu batang dan memasukkannya kemulut, api biru menyinari wajahnya yang terlihat sangat kesepian, dia menghisap rokok tersebut, dia tersedak, cukup lama, air mata muncul dimatanya karena dia tersedak.

……

Hari-hari Vero He tiba-tiba berubah tenang, setelah Fabio Jin pergi, Taylor Shen juga pergi keluar kota. Dijumat pagi, Jacob Shen menghubungi wanita itu, apa wanita itu melupakan janjinya padanya, wanita itu baru teringat, dia berjanji akan menemani Jacob Shen di akhir pekan.

“Aku ingat, kapan kamu pulang sekolah, aku akan menjemputmu.”

Jacob Shen duduk dibelakang mobil, “Peanut, sore ini akan ada pertemuan orang tua murid disekolah, ayah pergi dinas, bisakah kamu kesekolah mengikuti pertemuan orang tua murid?”

Gerakan Vero He yang sedang menekan pasta gigi terhenti, dia menghadiri pertemuan orang tua murid Jacob Shen, dengan status apa? “Jacob Shen, sore ini aku harus menghadiri sebuah rapat yang sangat penting, mungkin aku tidak akan sempat.”

“Tapi aku sudah mengatakan pada teman-teman lainnya, kalau kamu akan datang.” Suara Jacob Shen menjadi rendah.

Vero He teringat kemarin diluar sekolah, dia mendengar anak lainnya memarahinya dengan kata anak haram, hatinya sangat sakit, bahkan kepalanya juga ikut sakit, “Baiklah, nanti aku akan kesana.”

“Ye, Peanut, aku paling suka kamu.” Dari ujung sana terdengar suara anak itu.

Hati Vero He menjadi lembut, dia kemudian berbincang-bincang dengan anak itu, sebelum mematikan teleponnya. Dia mengangkat wajahnya, melihat pantulan bayangannya dicermin yang terlihat senang, ditelinganya masih terngiang suara Jacob Shen, dia menghela nafas, kemudian meneruskan menggosok gigi.

Ketika Vero He tiba dikantor, dia sengaja berpesan pada Erin untuk membatalkan rapat sore ini, dan mengosongkan waktu tersebut, Erin segera mengikutinya, “Nona He, sore ini kita harus pergi ke rapat He’s Corp., rapat penutupan akhir tahun, kamu tidak bisa absen.”

“Kamu gantikan aku pergi.” Vero He berjalan masuk kekantor, dan melemparkan tasnya keatas sofa, tangan lainnya melepaskan kancing mantelnya, melepaskan mantel kemudian meletakkannya pada sandaran kursi.

Erin membelalakkan matanya, jemari lentiknya menunjuk dirinya sendiri, wajahnya terlihat tidak percaya, “Aku yang pergi?”

Melihat wanita itu mengangguk, dia gugup sampai hampir melompat, “Kamu jangan bercanda, aku adalah sekertarismu, kamu ingin aku berdiri diatas panggung dan melapor pada para pemilik saham, mereka akan memakanku.”

Vero He duduk diatas kursinya, dia mengangkat wajahnya, “Tenang saja, ada kakak disana, dia tidak akan membiarkan mereka menelanmu.”

Sesaat hati Erin menjadi ragu, yang dia takutkan bukan orang-orang itu, “Yang penting aku tidak akan pergi.”

Vero He memandangnya dengan wajah muram, mengatakan: “Erin, bibi Yun masih menungguku memberinya kabar baik, jika aku memberitahu bekas ciuman di lehermu pada bibi Yun, mungkin dia akan mengejar-ngejarmu agar membawakan calon menantunya untuk dilihatnya?”

Erin menggertakkan giginya, membelalak melihat Vero He seperti seorang pengeksploitasi, “Kamu kejam!”

Vero He tertawa melihat Erin berbalik keluar, melihatnya seperti ini, dunia kecil wanita itu seperti terbakar, dia mengalihkan pandangannya, menunduk membuka dokumen, dengan senang memulai harinya.

Pertemuan orang tua murid Jacob Shen akan dimulai jam 3 lewat 30 menit sore nanti, Vero He jam 2 lewat 50 menit meninggalkan Parkway Plaza, 40 menit untuk keluar sudah lebih dari cukup. Mobil melaju keluar dari Parkway Plaza, setelah melaju dijalan, dia melihat keluar jendela, disebelahnya ada sebuah mobil sport silver, kaca mobilnya setengah terbuka, memperlihatkan sebuah wajah tampan, otak wanita itu terkejut, jarak sedekat ini, dia yakin kalau matanya tidak rabun.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu