You Are My Soft Spot - Bab 157 Kamu Akan Menyelamatkan Siapa Dulu? (2)

Sang wanita mengulurkan jari tangannya, dengan lembut meluruskan dahi sang pria yang berkerut.

Setelah mengetahui Angelina Lian adalah adik perempuannya, hal-hal seperti itu yang pernah terjadi diantaranya dan Angelina Lian, semua ini bagaikan cambuk yang tiada hentinya mencambuk jiwanya. Hatinya saat ini pasti merasa senang juga merasa bersalah dalam waktu yang bersamaan, senang akhirnya dia berhasil menemukan adik perempuannya, dan merasa bersalah karena dia tidak mampu menjaga adiknya dengan baik, membuatnya mengalami luka yang sebesar ini, bahkan karena dipermainkan oleh nasib, dirinya telah di cintai oleh adiknya sendiri dengan mendalam.

Sang wanita menghela nafas sejenak, "Taylor, biasanya kamulah yang selalu melakukan pengorbanan untukku, kali ini, apa yang bisa kulakukan untukmu?"

Tiffany Song menunggu hingga Taylor Shen tertidur pulas, baru dia bangun dan turun dari ranjang, keluar dari kamar, berjalan ke tangga diantara lantai 2 dan 3, mengangkat kepala melihat ke arah lantai 3, setelah dia merasa ragu sejenak, akhirnya memutuskan untuk naik ke atas.

Sang wanita berjalan hingga ke depan pintu kamar Angelina Lian, mengangkat tangan mengetuk pintu kamar, terdengar suara Angelina Lian yang tidak senang dari dalam, "Siapa?"

"Angelina, ini aku, Tiffany."

"Aku tidak ingin melihatmu, jangan menggangguku." Suara Angelina Lian seketika menjadi lebih tinggi beberapa oktaf, kekesalan dan kebencian di balik suaranya, tidak akan terhadang meskipun dihalangi oleh sebuah papan pintu yang begitu tebal.

Tiffany Song tidak pergi, dia menundukkan kepala melihat foto di tangannya, lalu memberanikan diri untuk berkata: "Angelina, aku masuk ya."

Setelah mengatakannya, sang wanita menggerakkan gagang pintu, mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Ruangan di dalam sangat gelap, tirai jendela yang tebal tertutup rapat, tak terlihat adanya secercah cahaya pun. Tiffany Song berjalan memasuki kegelapan dari tempat terang, matanya untuk sekejab tidak mampu beradaptasi dengan pencahayaan seperti ini, terdapat suatu benda yang terbang ke arahnya, dan menbenturnya, tidak sakit, sangat lembut, harusnya itu adalah bantal, selanjutnya terdengar suara Angelina Lian yang berteriak histeris, "Keluar, ini adalah kamarku, siapa yang menyuruhmu untuk masuk, minggatlah!"

Tiffany Song tidak menghiraukan makiannya, dia mengangkat tangan dan berhasil menemukan saklar lampu, ruangan di dalam seketika menjadi begitu terang.

Cahaya yang begitu silau menusuk mata Angelina Lian yang sedang duduk di ranjang, seketika mengangkat tangan untuk menutupi matanya, Tiffany Song menutup pintu, berjalan mendekat dengan perlahan, ketika pertemuan pertama kalinya dia dengan Angelina Lian, mereka saling memberikan kesan yang tidak bagus satu sama lain, saat pertemuan kedua, dia malah melihat dia keluar dari kamarnya Taylor Shen dengan memakai baju tidur miliknya.

Dia tidak pernah terpikirkan, bahwa dirinya dan Angelina Lian telah saling mengenal dari kecil.

Angelina Lian perlahan-lahan sudah mulai terbiasa dengan cahaya yang begitu terang ini, melihat Tiffany Song telah masuk, dia melihatnya dengan wajah yang dingin, "Tiffany, kamu sudah tidak sabar untuk pamer di hadapanku secepat ini?"

Tiffany Song menghela nafas, duduk di pinggir ranjang, dan menyerahkan foto di tangan kepadanya, "Angelina, apakah kamu masih mengingat foto ini?"

Angelina Lian melihat foto yang ada di tangannya, pandangan matanya melintas sebuah ekspresi yang aneh, segera berkata: "Bagaimana caranya foto masa kecilku bisa berada di tanganmu?"

Tiffany Song menurunkan pandangan mata melihat foto itu, pandangan matanya berubah menjadi lembut secara perlahan, dia menunjuk ke seorang gadis yang memakai jerumbai berwarna, berkata terhadap Angelina Lian, "Angelina, apakah kamu masih ingat dengan gadis ini, aku adalah gadis ini, tidak disangka kita telah saling kenal dari kecil, jodoh sungguh menakjubkan."

Angelina Lian melihat kedua gadis yang ada di dalam foto, dia tertawa dingin: "Tiffany, apakah kamu sekarang ingin menggunakan hal di masa lalu untuk mendekatiku? Kukatakan padamu, aku adalah adiknya Taylor, dan aku tidak akan pernah setuju kakakku menikahimu, wanita janda yang sudah pernah ditiduri oleh orang lain sepertimu, sama sekali tidak pantas untuk kakakku!"

Ucapan Angelina Lian sangat tajam, raut wajah Tiffany Song langsung berubah, tapi dia tetap menahannya, berkata: "Kita sudah tidak saling ingat satu sama lain lagi, aku juga tidak ingin menggunakan hal pada masa kecil kita untuk kembali menjalin hubungan baik, hanya ingin mengatakan sebuah hal, aku berharap kita bisa saling rukun, dan jangan membuat Taylor merasa kesulitan."

"Bagaimana kalau aku bersikeras untuk membuatnya memilih salah satu diantara kita?" Angelina Lian melihat ke arah Tiffany Song, keuntungan terbesarnya dengan menjadi adiknya Taylor Shen adalah, dia mampu menyulitkan Tiffany Song sesuka hati.

Karena Taylor Shen merasa bersalah terhadapnya akan kejadian di masa lalu, sang pria tidak akan pernah menyalahkannya.

Tiffany Song mengangkat kepala melihatnya, saat melihat aura kebencian dari balik tatapan Angelina Lian, dia langsung tahu bahwa dirinya tidak akan mampu membujuknya, dia berkata dengan begitu percaya diri: "Kamu boleh mencobanya, apakah dia akan memilihmu, ataupun memiilihku."

Aura meremehkan melintas di tatapan mata Angelina Lian, dia berkata: "Kamu sepertinya sangat percaya diri? Apakah kamu tidak tahu bahwa darah lebih kental daripada air? Jika aku bersikeras untuk menentang, kakakku pasti akan menurutiku, Tiffany, kukatakan padamu, aku tidak akan pernah menyetujui kebersamaanmu dengan kakakku."

Tiffany Song naik ke atas bukanlah untuk bertengkar dengannya, melainkan khawatir Angelina Lian akan merasa tertekan karena hal ini, yang bahkan akan sampai memperburuk penyakit Mythomania dia, namun ketika melihatnya merasa senang seperti ini, yang sepertinya sangat senang terhadap identitasnya saat ini, kekhawatiran Tiffany Song pun mulai lega, dia berkata: "Mendengarmu telah memanggilnya sebagai "kakakku", kelihatannya kamu sudah tidak kenapa-napa lagi, kalau begitu aku pergi dulu."

"Tiffany!" Angelina Lian langsung menjadi kacau, kenapa dirinya tetap tidak bisa menusuk wanita itu? Apakah karena identitasnya saat ini sudah tidak akan mengancamnya lagi?

Tiffany Song berdiri, dengan wajah tersenyum, berkata dengan nada bicara yang lembut: "Istirahatlah baik-baik, aku tidak akan mengganggumu lagi." Dia bangun dan berjalan menuju pintu, setelah berjalan beberapa langkah, dia tiba-tiba berhenti, membalikkan badan dan mengangkat foto di tangan, "Angelina, tidak peduli apapun hubungan kita saat ini, aku akan terus mengingat kita adalah teman karib di masa kecil kita. Kalau kamu merasa sakit hati karena Taylor, maka jangan melakukan hal yang akan membuatnya kesulitan."

Tiffany, kamu kira kamu siapa? Punya hak apa untuk memberikan pelajaran padaku? Kukatakan padamu, yang menghancurkan hubungan suami istrimu dengan William Tang, memang adalah perbuatan dari mantan istri keponakan kakakku, kamu sebagai seorang anak yatim piatu dan seorang janda, kamu kira kamu memiliki hak untuk memasuki pintu rumah dari Keluarga Shen, kamu kira kamu pantas untuk berdiri di sisinya kakakku, kamu kira kamu tidak akan ditertawakan oleh seluruh orang meskipun kakakku telah menikahimu?" Mata Angelina Lian yang melototi Tiffany Song begitu membara bagaikan mampu memancarkan api.

"Kalau Taylor Shen mempedulikan hal ini, dia tidak akan berkeras kepala untuk tetap menginginkanku, namun karena dia tidak peduli, jadi untuk apa aku peduli terhadap bagaimana pemikiran dari orang lain?" Tiffany Song tidak menyusutkan dirinya, cinta diantara dia dan Taylor Shen telah melampaui hidup dan mati, jadi bagaimana mungkin akan mempedulikan hal-hal seperti ini?

Angelina Lian menatapnya dengan tatapan menyindir, "Kamu sungguh egois! Kelihatannya kamu akan terus menempeli kakakku, tapi tenang saja, aku tidak akan pernah membuatmu bisa menikah ke dalam Keluarga Shen dengan begitu mudah, kalau tidak percaya, mari kita lihat saja."

Setelah mengatakannya, dia membelakanginya, dan tidak lagi melihat Tiffany Song sedikit pun.

Tiffany Song menggelengkan kepala, menarik pintu dan pergi keluar. Di lorong, dia menundukkan kepala melihat foto, kedua gadis yang ada di dalam foto sedang saling bergenggaman tangan, meskipun mereka sama-sama tersenyum melihat ke arah kamera, tapi dia masih mengingat sepertinya setelah kamera selesai memotret, mereka berdua saling bertatapan diiringi dengan tawaan.

Persahabatan yang begitu polos seperti itu, mungkin tidak akan pernah kembali, sang wanita menghela nafas, dan turun ke bawah secara perlahan.

Taylor Shen masih belum bangun, dia tidak kembali ke kamar, langsung turun ke bawah, saat Bibi Lan mendengar adanya suara langkah kaki, dia keluar dari dapur, melihat hanya ada dia seorang, Bibi Lan menanyakan: "Nona Song, apakah ingin makan sekarang?"

"Bibi Lan, aku tidak lapar, Taylor Shen masih tidur, Angelina...... sepertinya juga tidak berselera makan, tunggulah sebentar lagi." Tiffany Song berkata.

Bibi Lan datang menghampiri, melihat raut wajahnya yang buruk Bibi Lan berkata dengan perhatian: "Nona Song, apakah tubuhmu merasa tidak nyaman, raut wajahmu sangat buruk, bagaimana kalau aku meminta Dokter Xu untuk datang memeriksamu?"

"Aku tidak kenapa-napa, mungkin karena perjalanan pesawat yang begitu panjang, dan masih belum pulih, aku cukup dengan tidur semalam, besok pasti akan membaik." Tiffany Song berkata sambil tersenyum.

Bibi Lan melihatnya dengan perasaan khawatir, tadi dia telah mendengar Tuan bertengkar dengan Nona Lian dari dapur, kira-kira sudah mengerti secara garis besar, bahwa Nona Lian adalah adik dari Tuan, kalau benar-benar telah menjadi adik perempuannya Tuan, berdasarkan sikap Nona Lian sebelumnya terhadap Tiffany Song, kehidupan kedepannya di keluarga ini pasti tidak akan memiliki kedamaian lagi.

Tiffany Song merasa sedikit tertekan di vila, setelah tersenyum sesaat terhadap Bibi Lan, dia pergi membuka pintu dan keluar untuk menghirup udara segar.

Sekarang sudah akhir bulan November, cuaca menjadi semakin dingin, dia keluar tanpa menambahkan jaket, makanya merasa kedinginan hingga meringkuk, tapi tetap tidak bersedia masuk ke dalam untuk mengambil jaket. Dia berjalan hingga ke kandang bebek di halaman belakang, merasa kaget saat menyadari setelah dia pergi beberapa hari ini, bebek kuning besar sudah mulai menumbuhkan bulu putih, dan berubah menjadi seekor angsa yang indah.

"Kenapa bisa seperti ini?" Tiffany Song sangat kaget, dia hanya pernah menemui kejadian bebek kecil berubah menjadi angsa di dalam buku dongeng, tidak disangka di kehidupan nyata pun bisa muncul, sebuta apa dirinya, sampai-sampai tidak bisa mengenali seekor bebek buruk rupa sebenarnya merupakan seekor angsa?

Dia berjongkok di samping kandang bebek, oh, salah, sekarang sudah merupakan kandang angsa, sang wanita mengulurkan tangan, mencoba mengelus kepalanya angsa putih, "Ternyata kamu adalah seekor angsa, maaf, aku sebelumnya masih mengira kamu adalah seekor bebek, tapi apakah mungkin gen-mu telah berubah? Kamu adalah angsa, kenapa harus bersuara "kwek kwek" seperti bebek, sampai membuatku salah mengenal."

Angsa putih melihatnya dengan pandangan arogan sejenak, memalingkan kepala, meringkuk di sudut tembok dan tidur.

Tiffany Song berjongkok di samping kandang angsa beberapa saat, menopang wajahnya dengan sepasang tangan, berkata dengan murung: "Sebenarnya hatiku sangat takut, tapi aku tidak tahu harus bercerita terhadap siapa......" Dia berhenti sejenak, pikirannya sangatlah kacau, dia melihat angsa putih yang terus bersikap arogan, menghela nafas tak berdaya: "Lupakan saja, kalau pun kuceritakan padamu, kamu juga tidak akan mengerti dengan perasaan bangsa manusia yang begitu rumit, aku tidak akan mengganggu tidurmu lagi."

Tiffany Song berdiri, berjalan ke halaman depan dengan perlahan, tiba di taman bunga, lalu berjalan ke samping ayunan, berpegangan pada tali ayunan dan duduk di atasnya, dia menggelengkan kepalanya sejenak. Tiffany Song mengangkat kepala melihat langit yang penuh bintang, pandangan di depan tiba-tiba menjadi gelap, sang wanita merasa kaget, setelah melihatnya dengan baik, menyadari itu adalah sebuah kepala dari seorang pria.

Sinar mata phoenix sang pria di bawah penyinaran lampu, lebih menyilaukan daripada bintang es di malam ini, jantungnya berdegup kencang, "Taylor, kamu sungguh mengagetkanku."

Alis sang pria terangkat, bibir tipisnya mengandung sedikit senyuman, sang pria menggenggam tali ayunan, dan duduk di sampingnya, melihatnya dengan alis yang terangkat, "Apakah telah melakukan sebuah hal yang salah, dan takut aku akan menyadarinya?"

"Mana ada?"

Taylor Shen menggenggam tangannya, baru menyadari tangannya telah membeku bagaikan es, sepasang kakinya menekan tanah, ayunan berhenti, memiringkan badan memeluknya, melihat sang wanita keluar begitu saja dengan hanya mengenakan baju berbulu yang tipis, dia merasa jengkel dan mengerutkan keningnya, "Kenapa malah keluar tanpa menambahkan jaket, bagaimana jika kamu sampai sakit?"

Tiffany Song telah dipeluk dalam pelukan sang pria, hawa panas dari sang pria menjalar, dan malah membuat hidungnya terasa gatal, baru saja ingin mengatakan tidak dingin, dia malah langsung bersin, lalu sang wanita merasakan aura sang pria mulai menjadi dingin, Tiffany Song menjulurkan lidah. Sedetik kemudian, dia merasa tubuhnya telah digendong oleh Taylor Shen dan berdiri, lalu masuk ke dalam villa dengan cepat.

Tiffany Song terkejut, segera mengulurkan tangan untuk memeluk lehernya, mengangkat kepala diam-diam melihatnya, menyadari dagunya berkerut dengan sangat parah, Tiffany Song langsung tahu bahwa sang pria kembali merasa marah, sang wanita menyandarkan kepalanya ke dadanya, berkata dengan lembut: "Taylor, aku tanyakan sebuah pertanyaan padamu, tapi kamu jangan marah."

Taylor Shen menundukkan kepala melihatnya sejenak, berkata: "Katakan!"

Tangan Tiffany Song secara tanpa sadar telah meremas bajunya hingga berkerut, hatinya merasa sedikit gundah, apakah sang pria akan langsung melemparkannya keluar jika dia menanyakannya. Melihat mereka sudah hampir memasuki villa, sang wanita segera berkata: "Itu... kalau ada suatu hari, aku dan Angelina jatuh ke sungai secara bersamaan, kamu akan pergi menyelamatkan siapa dulu?"

Baiklah, Mamanya Taylor Shen telah meninggal, sosok yang paling mengancam diantara hubungan mereka berdua saat ini hanya ada Angelina Lian, makanya dia menanyakan pertanyaan yang begitu kekanak-kanakkan seperti ini.

"Dengan adanya diriku di sisi, aku tidak akan membiarkanmu jatuh ke sungai.” Taylor Shen tidak menjawab pertanyaan kekanak-kanakkannya ini secara langsung, sang pria berpikir, bahkan seseorang yang paling berpengetahuan di dunia ini pun tidak akan mampu menjawab pertanyaan ini.

Tiffany Song tetap menanyakannya lebih lanjut, "Jadi bagaimana kalau aku benar-benar terjatuh?"

"Tidak akan, kalaupun akan jatuh, aku yang akan jatuh duluan."

Tiffany Song: "......"

Di tengah percakapan, Taylor Shen telah menggendongnya memasuki ruang tamu, sebenarnya sang pria sangat mengerti dengan jelas, terhadap apa maksud dari pertanyaan Tiffany Song ini, mungkin sang wanita memang tidak memiliki maksud apapun, tapi sang pria mampu menyadari keresahannya dibalik ucapannya.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu