You Are My Soft Spot - Bab 74 Datang Ke Sisiku Atau Datang Ke Hatiku (1)

Dibawah kegelapan malam, Taylor Shen dengan tenang memandanginya, sepasang tangannya dierat dengan penuh tenaga, kelihatan gugup tidak tenang. Taylor Shen mengeluarkan tangan dari dalam kantongnya sedikit memajukan badan. Mengulurkan tangan menggenggam tangannya, lalu menariknya masuk ke dalam, “Masuk baru bicara.”

Tiffany Song ditarik olehnya, dibawah lampu jalan, punggung pria yang tinggi dan tegak, langkah kakinya dilangkahkan tidak terlalu cepat, cukup membuatnya dapat mengikuti. Melihat villa yang di depan mata, Tiffany Song tiba-tiba berhenti lalu melepaskan tangannya dari telapak tangan Taylor Shen, “Taylor Shen, aku tidak masuk lagi, aku datang hanya ingin bertanya padamu beberapa kata, selesai menanyakan aku langsung pergi.”

Taylor Shen berhenti, membalikkan badan pandangannya yang dalam jatuh di tubuh Tiffany Song dengan suara kecil berkata: “Tiffany, kamu datang mencariku aku sangat bahagia, kamu ingin menanyakan apa, aku mengetahuinya, tapi kamu sudah berpikir dengan jelaskah, setelah mendengar jawabanku, kamu tidak akan mungkin bisa pergi dari sisiku lagi.”

Tiffany Song mengangkat kepala memandanginya, di dalam mata pria tersembunyi perasaan yang perlahan-lahan keluar, lalu semakin lama semakin kuat, dengan tidak menutupi membukanya di hadapan Tiffany Song. Dia panik dan kacau dilihat oleh Taylor Shen, dalam hati menyesali dirinya yang bertindak sembrono.

Dia berbalik baru saja ingin pergi, dari belakang datang suara Taylor Shen, “Benar, aku dan Lindsey bercerai karena dirimu.”

Tiffany Song seketika menghentikan langkah kakinya, di telinganya berdengung sesaat. Tidak berani memercayai dia benar telah mengakuinya. Dia membalikkan badan, perasaan dalam mata pria semakin lama semakin dalam, dia maju selangkah, mengulang berkata: “Aku dan Lindsey bercerai karena dirimu!”

Tiffany Song kacau, perasaan yang panas dalam mata Taylor Shen membuatnya tidak memiliki tenaga untuk menahannya, dia mundur selangkah dengan tidak stabil, “Sejak awal kamu sudah mengetahui Lindsey Song dan keponakanmu……Kenapa kamu memilih tidak memedulikannya?”

Taylor Shen sesaat melihatnya, tiba-tiba menghela: “Tiffany, dalam hatimu sejak awal sudah memiliki jawabannya, bukankah begitu?”

Tiffany Song mengelengkan kepala tidak berani memercayai. Dia licik sampai ke tahap seperti ini, hanya takut William Tang sampai saat ini masih mengira, semua yang dirinya dan Lindsey Song lakukan disembunyikan sampai tidak ada kecacatan.

“Aku kembali menanyakan pertanyaan terakhir padamu, kamu sengaja mendekatiku, hanya untuk membalas merekakah?”

Taylor Shen dengan tidak berdaya menghela, sulkus cerebral anak ini hanya sesederhana buku sakukah? “Tiffany Song, perkataan ini aku hanya mengatakannya sekali, kamu dengar baik-baik. Aku menyukaimu, sangat menyukaimu, segala sesuatu hal yang aku lakukan hanya memiliki satu tujuan, itu adalah berusaha semaksimal mungkin membuatmu mencintai diriku.”

Tiffany Song dengan sulit memercayai memandanginya, dia pernah mengatakan kata-kata cinta yang bermacam-macam, tapi hanya perkataan ini membuat hati dan jiwanya gemetar. Dia mengatakan dia menyukai dirinya, sangat menyukainya. Pria ini, kenapa bahkan menyatakan cinta hal seperti ini juga dilakukan dengan begitu berkuasa.

“Tidak, aku tidak percaya, sebelum malam di brigade kantor polisi lalu lintas, kita sama sekali tidak memiliki interaksi, bagaimana mungkin kamu menyukaiku?” Otak Tiffany Song menjadi kacau balau, dia sedikit menebak Taylor Shen memiliki maksud padanya, tapi tidak menduga dia bisa langsung menyatakan cinta kepadanya. Pernyataan cinta pria dewasa sangat memiliki kharisma, membuat orang tidak tahan untuk tersentuh. Tapi dia bukan lagi gadis kecil, sebelum tersentuh yang masih harus dipertimbangkan adalah kenyataan.

Taylor Shen melihatnya dengan serius berkata: “Aku memerhatikan dirimu lebih awal dari malam itu.”

Dia terus menunggu kesempatan masuk ke dalam kehidupannya, malam di brigade kantor polisi lalu lintas itu, melihat dia jongkok di tepi jalan melamun, tampilan itu seperti telah dicampakkan oleh seluruh dunia, dia mengerti dia tidak dapat menunggu lagi.

Tiffany Song terkejut, “Lalu sejak kapan?”

Taylor Shen meliriknya, tersenyum sinis berkata: “Kamu berencana terus berdiri di luar pintu berdebat dengankukah? Saat ini aku sangat lelah, kita masuk duduk berbincang boleh tidak?”

Tiffany Song melihatnya sesaat, rasa penasaran dalam hatinya membuatnya ikut di belakang Taylor Shen masuk ke dalam villa. Di pintu, ada sandal wanita yang waktu itu dia pakai, dia membungkukkan badan melepas sepatu, melihat Taylor Shen berjalan masuk ke ruang tamu dia menjadi ragu sesaat. Saat ini sudah sangat malam, dia tinggal di rumah pria lajang bagiamanapun juga tidak cocok.

Taylor Shen tidak memedulikannya, dia masuk ke dalam dapur, menuangkan segelas jus keluar melihatnya berdiri di pintu, dia mengangkat alis, “Tiffany, kemari duduk.”

Tiffany Song menunggu sebentar dengan pelan-pelan berjalan kesana, dia menerima jus buah, jarinya dengan tidak sengaja menyentuh ujung jari Taylor Shen yang hangat, dia terkejut dengan terburu-buru menarik kembali tangan. Gelas kaca di udara lalu terjatuh ke atas lantai dan pecah.

“Ma, maaf, aku segera membereskannya!” Tiffany Song langsung jongkok menggunakan tangan memungut pecahan kaca, Taylor Shen ingin menghalanginya sudah terlambat, hanya mendengar dia dengan pelan menjerit sesaat, dia menundukkan mata melihat, lalu melihat jarinya sudah bercucuran darah segar.

Dia menjongkok ke bawah, memegang tangannya membawanya pergi dari tempat yang berbahaya, lalu menariknya duduk di atas sofa, dia dengan teliti memeriksa lukanya ada tidak tertinggal serpihan pecahan kaca, memastikan tidak ada dia baru merasa lega, menundukkan kepala memasukkan jarinya ke dalam mulutnya.

“Taylor Shen, jorok……” Tiffany Song tidak sempat menghentikannya, jarinya tiba-tiba datang rasa yang lembut dan panas, seluruh tubuhnya bergetar hebat. Dia melihat pria di hadapannya, dalam hatinya tersembunyi seekor kancil yang lincah, meloncat dengan hebat. Tenaganya menghisap jarinya tidak besar, tidak akan membuatnya merasa kesakitan, tapi malah seperti membawa sebuah aliran listrik, dengan cepat menyelusuri seluruh tubuh Tiffany Song.

Tubuhnya tidak dapat dikendalikan menjadi sedikit bergetar, jelas-jelas mengerti dia berbuat seperti ini adalah demi menghentikan darah untuknya, tapi masih saja membuatnya tidak dapat menahan berpikiran yang tidak-tidak.

Terutama saat ini malam sudah larut, mereka pria dan wanita tinggal bersama masih melakukan tindakan yang begitu tidak jelas…...

Tiffany Song dengan terburu-buru menarik kembali tangan, telapak tangan Taylor Shen menjadi kosong, dia mengangkat matanya melihat tampilan Tiffany Song yang panik tidak tahu berbuat apa, matanya perlahan menjadi dalam, perlahan mendekat ke arahnya.

Tiffany Song melihat wajah tampan yang semakin lama semakin mendekat dengan dirinya, dalam mata Taylor Shen menyimpan keinginan yang panas, dia selugu apapun juga mengerti dia ingin berbuat apa. Jantungnya berdetak semakin cepat, ingin berdiri tapi seluruh tubuhnya lemas tidak memiliki sedikitpun tenaga.

Taylor Shen semakin lama semakin mendekat, Tiffany Song terkejut dengan segera menutup sepasang matanya, rasa panas dalam bayangannya tidak jatuh di atas bibirnya, kelopak matanya sedikit gatal, dia membuka mata melihat bulu mata Taylor Shen di atas tangan yang digoyangkan, sedang tersenyum padanya dengan aneh, dia dengan mempermainkan berkata: “Kamu tadi sedang memikirkan apa? Kenapa menutup mata? Ingin aku menciummukah?”

Pikirannya diketahui, Tiffany Song sangat menyedihkan, barusan sesaat itu dia berpikir, kalau Taylor Shen menciumnya, dia membiarkannya atau tidak membiarkannya?

Taylor Shen sangat menyayangkan, “Sungguh disayangkan! Mengetahui lebih awal kamu begitu menantinya, aku tidak seharusnya melepaskan kesempatan yang begitu baik tadi, bagaimana kalau saat ini diteruskan?” selesai mengatakan dia bertindak memajukan badannya mencium Tiffany Song.

Reaksi Tiffany Song sangat cepat dengan segera mengulurkan tangan menutup bibirnya yang dimuncungkan, dengan terkejut berkata: “Taylor Shen, kamu jangan sembarangan!”

Taylor Shen mencium sesaat di telapak tangannya, Tiffany Song dengan cepat menarik kembali tangannya, telapak tangannya sedikit gatal, wajahnya yang cantik menjadi merah, tidak berani melihatnya, menundukkan mata lalu bisa dilihat jarinya sudah dihisap putih olehnya, tapi darahnya sudah berhenti. Jantungnya berdetak dengan kacau, tidak berani terus berada disana, dia berdiri berkata: “Aku pulang dulu.”

Pergelangan tangannya tiba-tiba digenggam oleh sebuah tangan yang besar, detak jantungnya langsung berhenti, berbalik memandang. Taylor Shen mengangkat kepala memandanginya berkata: “Sudah sangat larut, aku tidak tenang kamu pulang seorang diri, malam ini tinggal temani aku, baik tidak?”

Permintaan pria dewasa tidak bercampur maksud yang lain, malah membuatnya merasa sangat mengejutkan.

“Taylor Shen, aku……”

“Malam ini, aku tidak ingin seorang diri, tinggal temani aku, baik tidak? Aku jamin tidak melakukan hal apapun, hanya tidur biasa, baik tidak?” Suara Taylor Shen kecil mengandung ketertarikan, terus menguji akal sehatnya.

Jelas jelas mengetahui tidak bisa begini, tapi saat dia melihat pengharapan di dalam mata Taylor Shen, dia malah tidak tega menolaknya, membuatnya kecewa. Dia tidak berdaya menganggukkan kepala, “Aku tidur di kamar tamu.”

“Tidak mau, tidur denganku.”nada bicara Taylor Shen mengandung rasa keras kepala yang jarang, dia disini, tepat berada di hadapannya, dia menahan diri tidak menyentuhnya sudah pengundurannya yang paling besar, ingin dia tinggal, sangat ingin.

Tiffany Song mengerutkan kening, “Kalau begitu aku lebih baik pulang.”

Diantara mereka tiba-tiba menjadi seperti ini, dia masih belum memikirkannya dengan baik, harus bagaimana menghadapinya, atau mengatakan setelah hari ini mereka harus bagaimana? Dia sudah menyatakan cinta dengannya, dengan cara seorang pria kepada seorang wanita, dia tidak bisa terus tidak memedulikannya, tapi mau tidur bersama seperti ini, dia selalu merasa perkembangannya terlalu cepat, sekalipun dia berjanji padanya dia tidak melakukan apapun.

Taylor Shen mengalah, kembali memohon, “Kita tidak kembali ke kamar tidur, disini saja, di atas sofa, biarkan aku tidur di atas kakimu, baik tidak?”

Permintaan ini tidak termasuk kelewatan, Tiffany Song sedang ragu, ini adalah ruang tamu tidak sebahaya kamar tidur, dilihat lagi satu wajahnya yang tidak berbahaya, Tiffany Song menganggukkan kepala.

Dalam mata Taylor Shen bercahaya, tangannya sedikit menggunakan tenaga, Tiffany Song terduduk di atas sofa, dia baru saja ingin berdiri, di atas kaki datang sebuah kepala. Seluruh tubuhnya menjadi kaku tidak berani bergerak sembarangan, di atas kakinya berat tapi tidak ada gerakan lagi.

Dia menundukkan kepala melihat ke bawah lalu melihat sepasang mata Taylor Shen ditutup, di bawah sinar lampu, wajahnya yang tajam terlihat jelas, alis matanya yang jelas, bibir tipisnya seksi adalah seorang pria yang sangat tampan. Dia dengan tercengang menatapnya, belum pernah terpikirkan dirinya bisa dicintai sebegitu dalam olehnya. Semua pria bibir tipis dari lahir berhati dingin, kenapa dia tidak?

Taylor Shen tidak membuka mata tapi merasakan tatapannya, dia mengulurkan tangan meraba menggenggam tangan kecilnya yang lembut, jarinya masuk ke dalam celah jari Tiffany Song, menutup di atas punggung tangan Tiffany Song, dia dengan pelan berkata: “Menatapku seperti ini, benar tidak sangat menyukainya?”

Wajah Tiffany Song menjadi panas, dia dengan menyedihkan mengalihkan pandangannya, melawan berkata: “Aku baru tidak melihatmu.”

“Berbohong bisa membuat hidung panjang loh.” Taylor Shen membuka mata memandanginya, sejak awal belum pernah menggunakan sudut seperti ini melihatnya, dagunya indah dan kecil, hidungnya sangat mancung, bibirnya sedikit dimancungkan, di bawah cahaya memancarkan cahaya yang berkilauan, jakunnya dengan cepat bergerak sesaat, dalam hatinya muncul pengharapan yang kuat.

Tangannya menggunakan tenaga menarik, dia sedikit memajukan badan, satu tangannya melewati leher belakangnya, menariknya kebawah lalu dia mengangkat tubuh atasnya, bibir yang tipis mencium bibir merahnya, melakukan hal yang sudah sejak awal ingin dia lakukan.

Tiffany Song mengerang sesaat tidak menduga dia tiba-tiba menciumnya, pose seperti ini seketika membuat cairan darahnya mengalir berbalik, di telinganya juga berdengung. Taylor Shen menjarah dengan keterlaluan di atas bibirnya, lalu baru dengan terengah-engah melepaskannya, matanya berkilauan menatapnya, suaranya serak berkata “ Ciuman kasih sayang!”

Tiffany Song memegang pelan bibirnya yang sedikit merah, pandangannya kabur, dia masih belum mempersiapkan diri menerimanya, dia sudah membuat ciuman tadi sebagai ciuman kasih sayang, alur ini benar tidak sedikit terlalu cepat?

“Taylor Shen, kita……”

“Tiffany, kamu berani mengatakan sedikit kata yang membuat aku tidak senang, percaya tidak aku akan membereskanmu disini langsung?” dalam mata Taylor Shen terdapat ancaman, dia tidak suka saat dia sedang bahagia, membiarkan dia menyiramkan seember air dingin, rasa dingin di hati sangat tidak nyaman.

“…….” Tiffany Song.

--------------------------

Stella Han selesai mandi lalu keluar, Jordan Bo masih belum kembali ke kamar, dia mengusap kering rambutnya, duduk di samping kasur memainkan hp membuka weibo. Sesekali melirik sekilas waktu, hatinya sangat gugup, kerongkongannya seperti dibakar segumpal api membuatnya kehausan.

Waktu setiap menit setiap detik lewat, dia semakin lama semakin tidak tenang, sembilan tiga puluh, Jordan Bo tepat waktu masuk ke dalam kamar. Dia membuka pintu kamar sesaat itu, melihat Stella Han yang duduk di ujung kasur terkejut, dia sedikit mengerutkan kening, “Aku harimaukah? Membuatmu ketakutan seperti ini?”

Stella Han melihat handphone yang jatuh di atas lantai, dalam hati memiliki rasa canggung yang tidak bisa dikatakan, mengatakan tidak takut adalah palsu, siapa yang bisa begitu tenang menerima melakukan itu dengan pria yang tidak begitu dikenal?

“Kamu mau mandikah? Aku pergi menampung air untukmu.” Stella Han dengan gugup menjilat bibirnya malah tidak tahu reaksinya yang tidak sadar ini, jatuh di pandangan seorang pria yang pantang ada betapa mengoda orang.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu