You Are My Soft Spot - Bab 389 Pernikahan Yang Tidak Dimiliki Oleh Orang Lain (3)

“……” Mendengarnya menangis Jordan Bo pun langsung duduk, dia mengulurkan tangan utuk membuka lampu didalam pesawat itu, keadaan pesawat seketika menjadi terang, matanya yang cantik itu penuh dengan air mata yang terlihat sangat menyedihkan.

Stella Han melihat keseluruh ruang pesawat, ruangan dalam pesawat itu tidak terhitung besar, hanya cukup untuk memuat satu tempat tidur khusus, ketika dia membuka tirai jendela dia melihat langit biru yang berkelabu di luar sana, saat ini mereka sedang berada di atas awan, Stella Han tidak tahan untuk menangis, dia turun dari kasur berjalan kearah jendela, dia pun melihat langit-langit yang dihiasi dengan bintang-bintang yang bersinar, tidak jauh dari sana terlihat sebuah bulan sabit yang tergantung di awan sana, dia berkata “Cantik sekali!”

Jordan Bo tidak menyangka wanita ini bisa dengan cepat merubah jalan pikirannya, tadi Stella Han masih memarahi Jordan Bo karena tidak memikirkan perasaannya, namun sekarang sepertinya dia sudah lupa akan hal itu.

Stella Han menikmati pemandangan yang tidak bisa dia rasakan di daratan, teknologi jaman sekarang sudah sangat maju, polusi di kota mereka juga sangat tebal, sehingga sangat jarang dia bisa melihat pemandangan yang bersih seperti ini. Setelah selesai menikmati keindahan luar angkasa, Stella Han kembali teringat dengan hal mengapa dia bisa berada disini, lalu dia pun langsung berbalik menatap tajam Jordan Bo.

Jordan Bo yang melihat wanitanya ini dengan cepat merubah suasana hatinya hanya bisa mengendikkan bahu “Silahkan nikmati pemandangannya lagi, aku akan melanjutkan tidurku, kemarin malam aku sangat kelelahan.”

Wajah Stella Han seketika berubah menjadi merah, namun Stella Han berpikir bahwa Jordan Bo kemarin malam sengaja membuatnya sangat lelah sehingga dia bisa membawaku ke pesawat ini dengan mudah.

Stella Han pun dengan memasang wajah yang cemberut kembali naik keatas kasur, lalu dia menatap Jordan Bo dengan serius, bertanya : “Jordan Bo, apakah kamu tidak ingin menikah denganku?”

Jordan Bo melihat Stella Han mulai sembarang berpikir, langsung menjawab : “Coba kamu pikirkan lagi, jika aku tidak ingin menikah denganmu, apa aku akan membawamu ikut kabur denganku? Lalu untuk apa aku membuang tenagamu selama beberapa hari ini?”

“……” Stella Han menatapnya tajam, setiap Jordan Bo membahas tentang urusan ranjang dia tidak bisa melawan kata-katanya. Oleh karena itu Jordan Bo selalu berhasil merubah focus pikiran Stella Han dengan mudah. Namun saat ini Stella Han tidak seperti sebelumnya, dihiraukan olehnya begitu saja, kali ini dia ingin mengerti jalan pikirannya Jordan Bo.

“Kalau begitu kenapa kamu membawaku kabur? Apa kamu takut dengan pesta pernikahan?” Stella Han menggerutkan keningnya berfikir, seharusnya hal itu tidak benar, jika dia takut dengan pesta pernikahan untuk apa dia sebelumnya sangat antusias untuk mempersiapkan pesta pernikahan.

Jordan Bo mengulurkan tangan dan menyentil dahi Stella Han, Stella Han dengan tatapan tersiksa berkata “Kamu sudah kabur dari pesta pernikahan, masih ingin memukulku lagi.”

“……”Jordan Bo tahu jika dia masih tidak menjelaskan apa yang terjadi, Stella Han pasti semakin berpikiran yang tidak-tidak, jadi dia pun menarik Stella Han kedalam pelukannya, dengan suara rendah berkata : “Kamu benar-benar bodoh, aku ini ingin memberimu sebuah pesta pernikahan yang sempurna.”

“Pesta penikahan seperti apa?” Stella Han langsung bertanya.

Jordan Bo meliriknya sekilas, berkata : “Kamu akan tahu sendiri jika sudah sampai pada tempatnya.”

Stella Han sangat kesal “Kamu berbicara seperti ini malah membuat orang menjadi sangat penasaran, tapi kamu tidak memuaskanku, kejam sekali kamu.”

Jordan Bo seketika langsung menjatuhkannya dengan cepat menekannya, menyeringai berkata : “Apa yang kamu pikirkan? Aku akan memuaskanmu sekarang.”

Stella Han langsung mendorong kepala Jordan Bo, dengan tajam berkata : “Astaga, bisakah kamu tidak salah fokus dengan kata-kata yang aku katakan tadi, Jordan Bo turun sana, ahh…”

Suara desahan yang panjang, kata-kata Stella Han seketika terhenti karena pria ini.

Ketika Stella Han kembali sadar dari tidurnya, dia menyadari kalau dirinya sudah berada dalam sebuah hotel, udara hotel itu sangat hangat, Stella Han yang merasa pinggangnya terasa sangat pegal bagun dari tidurnya, dia menyadari pakaian yang dikenakannya sudah diganti menjadi pakaian tidur, dia menggaruk rambutnya yang berantakan sambil meliaht kearah luar jendela, keadaan di luar jendela dipenuhi dengan salju, terlihat juga ada beberapa bangunan yang berbentuk seperti planet luang angkasa, Stella Han menggerutkan keningnya, sebenarnya dia sedang berada dimana?

Perasaan ketika baru bangun tidur sudah berpindah ke tempat lain sangatlah tidak enak, dia menundukkan kepala membuka selimut dan turun dari kasur, di sisi kasur terdapat sepasang sandal bewarna merah, dan diatas sandal itu tertulis kata kebahagiaan.

Dia berjalan kearah jendela, melihat keadaan luar jendela yang penuh dengan salju membuatnya sama sekali tidak tahu dimana keberadaannya sekarang. Stella Han merasa sedikit cemas, di kamar hotel ini hanya terdapat dia seorang, dimana Jordan Bo?

Tiba-tiba terdengar suara “ding” dari balik tubuhnya, Stella Han langsung berbalik badan dan melihat ada empat orang wanita yang berjalan masuk kedalam, masing-masing wanita itu membawa sebuah koper, hanya saja ukuran koper yang mereka bawa itu berbeda.

Mereka tersenyum dengan bahagia, melihat Stella Han sudah bangun dari tidurnya, salah satu wanita itu berbicara kepadanya, namun Stella Han tidak mengerti apa yang dia katakan karena bahasa yang gunakan oleh wanita itu bukanlah bahasa inggris, prancis maupun rusia, mereka menggunakan bahasa yang tidak pernah di dengar olehnya.

Ketika Stella Han bangun dari tidurnya dan bertemu masalah seperti ini tidak mungkin dia tidak tegang dan ketakutan, apalagi dia tidak mengerti bahasa yang dikatakn oleh orang itu, jadi Stella Han dengan cemas berkata : “Permisi, sekarang saya sedang berada dimana, lalu dimana orang yang datang bersamaku kemari?”

Keempat wanita itu juga tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Stella Han, mereka semua hanya memasang wajah yang kebingunggan, Stella Han mencoba berbicara menggunakan bahasa inggris dan perancis, namun mereka masih tidak mengerti apa yang dikatakn oleh Stella Han, saking takutnya hal ini membuat Stella Han meneteskan air mata.

Wanita yang berdiri paling depan itu melihat Stella Han menangis, dia mulai membuka suara lagi, namun sayangnya Stella Han masih tidak mengerti apa yang dikatakannya, lalu Stella Han melihat wanita itu dengan ramahnya memberikan selembar tissue kepadanya.

Stella Han mengerti maksud wanita itu dan menerima tissue pemberian darinya, dia melihat wanita yang memberinya tissue itu berbicara dengan rekan kerjanya yang lain, ketiga orang itu langsung membuka koper yang mereka bawa dan ditaruh diatas kasur, setelah itu wanita yang memberi Stella Han tissue itu dengan lembut menarik tangan Stella Han dan berjalan kearah tempat make-up.

Tempat make-up itu membawa unsure tradisional, diatasnya juga terukir tulisan yang tidak dikenal olehnya, Stella Han melihat dirinya yang ketakutan, cemas dan tidak tenang di balik cermin, karena ketika dia bangun dari tidurnya dia tidak melihat Jordan Bo disisinya, jika di sekitar sini tidak membawa unsure modern dia bisa mengira kalau dia sekarang sedang berada di Eropa pada tahun 1970-an.

Wanita luar negeri itu membawa Stella han duduk di atas kursi make-up lalu membuka kotak make-up yang mereka bawa, Stella Han melihat ada sebuah ponsel di saku wanita yang sedang memegang alat make-up itu, lalu Stella Han sambil menunjukkan ponsel tersebut, dengan bahasa inggris berkata : “Bolehkah saya meminjam ponsel anda?”

Wanita luar negeri itu dengan sedikit tersenyum menggelengkan kepala, lalu menjawabnya dengan kata-kata yang dipaksakannya untuk mengerti, sepertinya dia sedang berkata waktu kita sudah tidak cukup. Setelah selesai bicara dia mulai merias wajah Stella Han.

Stella Han hanya duduk diam disana, seketika ada banyak pikiran yang melayang diotaknya, Apakah Jordan Bo sedang ditahan di penjara, jadi jika ingin menolongnya dirinya harus menikah dengan kepala suku sini, atau kepala suku tempat ini menyukai dirinya jadi dia menahan Jordan Bo dan memaksa dirinya agar menjadi istri kepala suku tersebut.

Semakin dipikirkan membuat Stella Han semakin tidak tenang, dia pun melihat kearah wanita yang terlihat baik hati, berkata : “Kenapa kamu ingin merias wajahku, dimana pria yang datang bersama denganku kemari, bisakah kamu membawaku bertemu dengannya?”

Wanita itu tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Stella Han jadi dia tetap merias wajahnya, Stella han dengan cemas langsung menjauhkan tangan wanita itu berkata : “Apa kamu benar-benar tidak mengerti apa yang aku katakan, bagaimana dengan bahasa inggris, bahasa perancis, bahasa jepang ataupun korea?”

Stella Han menggunakan beberapa bahasa, tapi akhrinya orang itu masih berada dalam keadaan kebingungan, Stella Han merasa tertekan, sebenarnya dia sedang berada dimana, mengapa orang-orang ini tidak mengerti apa yang dikatakannya, lalu dimana Jordan Bo?

Orang luar negeri itu berusaha berbicara dengannya, seperti menyuruhnya agar tidak terlalu cemas, waktu kita sudah tidak sempat, tapi Stella Han tidak mungkin duduk disana seperti menunggu kematian, dia harus keluar dari sini dan mencari tahu sebenarnya tempat apa ini, dia tidak bisa di rias oleh orang begitu saja.

Melihat Stella Han berlari kearah pintu, wanita luar itu mulai cemas, dia langsung berteriak kepada rekan kerjanya, sebelum Stella Han berhasil keluar dia sudah di tarik masuk kedalam lagi, dan di paksa untuk duduk diatas meja rias lagi.

Stella Han terus melawannya dan tidak ingin bekerja sama dengan mereka. Keempat wanita itu terlihat tidak berani menyakitinya, Jordan Bo yang berada di kamar sebelah bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi, Stella Han benar-benar keras kepala, orang-orang yang diutus oleh Jordan Bo tidak bisa melakukan apa-apa, awalnya Jordan Bo berencana ingin memberinya sebuah kejutan, dia malah ingin memberinya sebuah rangsangan, jadi dia pergi dari kamar itu sebelum Stella Han bangun dari tidurnya.

Jordan Bo melambaikan tangannya kepada orang yang berada di sebelahnya, lalu dengan suara rendah memerintah sesuatu kepadany, pria itu dengan hormat menganggukkan kepala keluar dari ruagnan itu, dengan cepat terdengar ketukan pintu di kamar sebelah, pria itu masuk kedalam dengan bahasa inggris berbicara kepada Stella Han : “Nyonya Bo, maaf membuat anda ketakutan, dimohon anda bisa bekerja sama dengan mereka, agar anda bisa bertemu dengan Tuan Bo lebih cepat.”

Stella Han akhirnya bertemu dengan orang yang bisa berkomunikasi dengannya, dia seperti bertemu dengan penyelamatnya, bertanya : “Dimana Jordan Bo?”

“Dia sedang menunggu anda, jadi dimohon anda bisa menyelesaikan riasan muka anda.” Setelah pria itu selesai bicara dia menganggukkan kepala kearah piñata rias itu, Stella Han yang memiliki keinginan untuk bertemu dengan Jordan Bo pun mengikuti apa yang diarahkan oleh piñata rias itu.

Orang ini tahu dengan Jordan Bo dan dia juga memanggil dirinya dengan sebutan Nyonya Bo, sepertinya mereka tidak sedang berada di jaman dahulu dan Jordan Bo juga tidak di tahan oleh kepala suku. Riasan wajah Stella Han dengan cepat sudah selesai, lalu datanglah piñata rambut untuk membentuk rambutnya.

Riasannya terlihat sedikit klasik dan indah, seperti makeup plum blossom yang cantik di zaman kuno, hiasan bunga plem di sudut matanya seperti percikan api yang seksi nan berbahaya. Rambutnya diikat dan diikat menjadi sanggul, dengan bulu berwarna-warni di atasnya, membuatnya terlihat seperti penyihir.

Setelah selesai menata rambut dua orang wanita asing itu mengeluarkan sebuah gaun pernikahan yang tidak pernah dimiliki oleh orang lain, sebelum mengenakan gaun itu, mereka memakaikan baju hangat untuknya terlebih dahulu, dan menempelkan sebuah penghangat pada tubuh Stella Han.

Dan ini adalah hal yang paling modern yang pernah mereka lihat.

Lalu dia mengenakan gaun pengantin selapis demi selapis, gaun pengantin bewarna putih itu disulam dengan bulu bewarna-warni yang selaras dengan warna bulu yang berada di rambutnya. Gaun putih berbulu itu melambangkan sebuah keberuntungan.

Wanita asing itu mengenakan mantel kecil berbentuk rompi untuknya, bagian atas mantel kecil tertutup rapat ke pinggangnya, membuat lekukan tubuh Stella Han terlihat jelas, diatas pundaknya juga terdapat sebuah benda yang halus, akhirnya, keempat orang itu membuka penutup yang memiliki panjang tiga meter, yang diapit di atas sanggulnya, meskipun hiasan kepala itu ringan, namun panjangnya tiga meter itu membuat penutup kepala itu terasa cukup berat.

Stella Han merasa kepanasan sampai mengeluarkan banyak keringat, akhirnya dia tahu tujuan Jordan Bo membawanya kemari.

Keempat wanita asing itu merapikan gaunnya lagi, lalu mengenakan sepasang sepatu putih berpola awan, sepatu putih itu terasa sangat hangat tidak seperti sepatu salju pada umumnya, bahkan sepatu ini membawa unsure sebuah kerajaan.

Setelah itu penata rias kembali merapikan riasan Stella Han, lalu dengan cepat membuka pintu dan tersenyum kearah Stella Han. Stella Han mengerti langsung berjalan ekarah luar, gaun yang dikenakannya terasa berat dan menyapu lantai.

Setiap langkah kaki Stella Han terasa sangat berat, ketika dia keluar dari kamar, terdapat karpet panjang bewarna merah di koridor kamar, dua orang wanita asing pelan pelan membantunya berjalan, dan dua orang lainnya merapikan gaun yang menyapu lantai di belakang.

Dari jarak jauh dia sudah mendengar iringan lagu pernikahan, hal ini berhasil membuatnya terharu sehingga ingin meneteskan air mata. Jordan Bo meniggalkan semua tamu undangan dan membawanya ke tempat asing ini hanya ingin memberinya sebuah pesta pernikahan kita, dan bukan hanya diperlihatkan untuk orang saja.

Pada saat ini dia masih tidak tahu kalau masih ada hal yang akan membuatnya semakin terharu lagi.

Wanita asing itu membawanya unutk turun kebawah, tempat ini seperti istana Kristal, semua tempat terlihat bling bling, bagian luar hotel penuh dengan salju, ketika keluar dari hotel angin dingin langsung menyerangnya dan seketika membuat Stella Han menggigil.

Tempat ini sangat dingin, Stella Han tidak tahu tempat apa ini, tapi untungnya dia sebelumnya sudah mengenakan pakaian hanngat dan menempelkan sebuah penghangat di tubuhnya. Dia sudah mulai beradaptasi dengan cuaca dingin ini, lalu lanjut berjalan.

Diluar hotel itu terpajang karpet bewarna merah, dan disisi karpet terdapat enam pasang penguin, penguin sebelah kiri mengenakan dasi kupu-kupu bewarna merah dan penguin sebelah kanan mengenakan dasi kupu-kupu bewarna biru, melihat hal ini Stella Han merasa sangat terkejut dan menutup mulutnya dengan tangan.

Astaga! Apakah ini penguin pengiring pengantin?

Bola matanya terasa sangat panas, ketika melihat kearah depan Stella Han langsung dikejutkan dengan pemandangan yang berada dihadapannya, diatas langit terdapat aurora yang sangat indah, terang, berkilau dan megah, sebagus apapun cahaya lampu tidak akan bisa membuat sebuah keindahan seperti ini, pemdangan di hadapannya ini benar-benar sangat romantic.

Di tempat cahaya paling terang sana terdapat seorang pria yang berdiri dengan tegap dan sedang melihat kearahnya.

Dia tiba-tiba teringat dengan diari yang pernah dia tulis tentang suasana pernikahan yang dia inginkan. Pada legenda melihat orang yang bercahaya terang adalah orang yang ditunjuk oleh Tuhan menjadi orang yang paling bahagia, jadi dia menginginkan sebuah pernikahan di tempat yang penuh dengan cahaya, sambil mengenakan gaun pengantin yang cantik nan megah, namun dia tidak ingin mengenakan gaun pengantin yang biasa dikenakan oleh orang pada umumnya, kalau begitu tidak ada hal baru sama sekali, dia ingin menjadi seorang putri raja yang diiringi oleh penguin dan di lamar oleh seorang pangeran berkuda hitam.

Dia tidak menyangka keinginannya yang kecil itu akhirnya bisa menjadi kenyataan, ketika dia melihat pangerannya itu berhasil membuat air matanya jatuh keluar, dia merasa terharu dan bahagia, ternyata dia sudah merahasiakan banyak hal kepadanya karena ingin memuaskan semua keinginannya pada masa kecil.

Jika anda memiliki suami seperti ini, apa yang dinginkan oleh seorang wanita?

Stella Han tidak tahu kalau pesta pernikahan ini tidak hanya ada mereka berdua saja, tapi di tempat pesta pernikahan yang mereka adakan di Kota Tong dan semua mall besar di Kota Tong sedang menyiarkan pesta pernikahan ini.

Yang dia tahu hanyalah jika dia akan mati saat ini dia tidak akan merasa menyesal sedikit pun.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu